You are on page 1of 2

LAPORAN

Minggu XII: Kedaruratan Alergi Pak Idrus, 35 tahun telah menderita gejal asma bronkiale sejak umur 10 tahun dan sering kambuh sampai dewasa lekitos umur 19 tahun, setalah itu sampai sekarang jarang kambuh dan pak Idrus terlihat gemuk dan sehat. Dua hari yang lalu, sepulang dari kantor, pada waktuu malam asmanya kambuh dan dalam dua hari ini berambah lama dan bertambah berat dan oleh keluarganyadibawa ke UGD RSI Siti Rahmah. Dari anamnesa didapatkan tahun-tahun terakhir ini Pak Idrus telalu sibuk, makan tak teratur, sering pulang malam dan sering merasa letih. Dari pemeriksaan tekanan darah 170/95 mmHg, tachycardi, tachipnoe, dan sinosis. Dokter UGD memberi bantuan oksigen, invus dan obat-obatan. Bagaimana penatalaksanaan kasus asma bronkiale?

Asma Bronkiale A. Definisi Adalah suatu penyakit jalan nafas yang menifestasinya berupa penyempitan ditus dari cabang-cabangtretebronkial. Ini mengakibatkan serangan efisodik dari dipsnea, betuk dan mengi, diselingi periode asimtomatis. B. Stiulus Stimulus dibawah ini memprovokasi timbulnya serangan asma: 1. Alergi yang dibawa oleh dara 2. Polutan udara 3. Obat-obatan (aspirin dan obat antiinflamasi) 4. Stress emosional 5. Latihan 6. Infeksi saluran nafas, baik karena virus maupun bakteri. C. Gambaran Klinis 1. Derajat gangguan nafas bervariasi. 2. Tanda dan gejala betupa batuk, mengi, dispnea, takipnea, pemanjangan espirasi, hiperinflasi, toraks, hiperresonansi, dan adanya pemakain otot-otot asesori pernapasan pada kasus-kasus hebat. Sianosis merupakan tanda ang sudah sangat lanjut. 3. Tanda dan gejala yang disebutkan diatas mungkin tidak dijumpai ppada anak dibawah 2 tahun, yang tidak memperlihatkan baik preferensi posisional maupun kecemasan pada anak yang lebih dewasa atau orang dewasa dengan asma. Bayi asmatik yang berat pada kelompok umur ini dapat berbaring datar dengan nyaman pada punggungnya, dan bahkan pada keadaan sianosispun, ia akan tersenyum dengan gembira apabila

perhatiannya tertuju pada sebuah bonek. Takipnea bisa menonjol pada kelompok umur ini, dan tidak jarang didapati frekuensi pernapasan antara 60-80 kali permenit. Gerakan pernapasan secara keseluruhan adalah abdominal, dan dadanya, pada auskultasi sering kali sunyi. 4. Mengi disebaban aliran udara yang turbulen melalui jalan napas yang menyempit. Oleh karena itu, dispneayang hebat dan dada yang sunyi menandakan prognosis yang buruk. Mengi tergantung dari gerakan udara melalui bronkiale yang menyampit; apabial ventilasi menjadi inadekuat, mengi kan berhenti meskipun keadaan pasien bertambah buruk. 5. Sesudah pengobatan, fungsi paru agaknya tetab abnormal, meskipun pasien secara keseluruhan asimtomatis, dan pemeriksaan fisik hasilnya normal. D. Studi laboratorium 1. Gas darah arteri.------Pemeriksaan ini dilakuakn pada pasien-pasien yang mendapat serangan hebat secara klinis atau pada pasien-pasien yangg derajat kegangguan pernapasannya tidak menentu secra klinis. Pengukuran gas darah yang khaspada pasien asmatik dapat dillihat pada Tabel 25-1. Perhatikan, pada serangan yang ringan sekalipun Pco2 rendah, dan bukan normal. Hipokardia dan alkolasis respiratorik adalah biasa pada serangan ringan. Nilai Pco2 yang normal pada pasien asma dengan gangguan pernapasan merupakan petunjuk dari serangan yangberat dan dapat merupakan tanda dari ancaman kegagalan pernapasan. 2. Hitung jumlah eosinofil total.-----Pada asma ekstrinsik yang diterapi secara adekuat, jumlah eosinofil total adalah kurang dari 50/mm3 . Dengan makin aktifnya penyakit, jumlah total eosinofil meningkat, dan peningkatan, dan peningkatan jumlah dapat merupakan indikasi perlunya terapi dengan kortikosteroid.

You might also like