You are on page 1of 5

Kamis, 18 September 2008

LAPORAN PENDAHULUAN ASUHAN KEPERAWATAN


LAPORAN PENDAHULUAN
(PASIEN DI RUANG PENYAKIT DALAM)

LAPORAN PENDAHULUAN
ASITES
A. PENGERTIAN
Asites adalah penimbunan cairan secara abnormal dirungga perut sering dikatakan penimbunan asites merupakan tanda
prognosis yang kurang baik dan pengelolaan penyakitnya menjadi semakin sulit,asites juga dapat menjadi sumber lnfeksi
seperti setiap penimbunan cairan secara abnormal dirungga tubuh yang lain infeksi akan lebih memperberat perjalanan
penyakit dasarnya.
II. ETIOLOGI
Secara morfologis, sirosis dibagi atas jenis mikronodular (poral), mikrodonolar (pascanekrotik) dan jenis campuran,
sedang dalam klinik dikenal 3 jenis, yaitu portal, pascanokretik, dan biller. Penyakit penyakit yang diduga dapat menjadi
penyebab sirosis hepatis antara lain mal nutrisi, alkoholesme, virus hepatis, kegagalan jantung yang menyebabkan bendungan
vena hepatika, penyakit wilson, hemokromatosis, zat toksik, dan lain-lain.
III. PATOFISIOLOGI
Penimbunan asites ditentukan oleh 2 faktur yang penting yakni faktor lokal dan sistemik.
1. Faktor lokal
Bertanggung jawab terhadap penimbunan cairan dirongga perut, faktor lokal yang penting adalah cairan sinusoid hati
dan sistem kapiler pembuluh darah usus.
2. Faktor sistemik
Bertanggung jawab terhadap perubahan-perubahan yang terjadi pada sistem cardiovaskuler dan ginjal yang menimbun retensi air
dan garam. Faktor utama sebagai pencetus timbulnya retensi air dan garam oleh ginjal adalah vasodilatasi arteri perifer mula-mula
akan terjadi peningkatan tahananan sistem porta dan diikuti terbentuknya pitas porta sistemik baik intra maupun ektra hati apabila
struktur perubahan parenkim semakin berlanjut, pembentukan pintas juga semakin berlanjut, vasodilatasi juga akan menjadi berat,
sehingga tidak hanya sirkulasi splankrik,tetapi ditempat lain misalnya : kulit otot dan paru. Vasodilatasi arteri feriver akan
menyebabkan ketahanan tahanan ferifer menurun tubuh akan menafsirkan seolah-olah menjadi penurun volome efektif darah arteri
reaksi yang dilakukan untuk melawan keadaan itu adalah meningkatkan tonos saraf simpatik adrenergik. Hasil akhirnya adalah
aktivitas terhadap 3 sistem vasokonstriktor yakni sistem renin-angiostensin, aldesteron, arginin vasopresin dan saraf simpatik aktivasi
sistem arginin vasopresin akan menyebabkan retensi air, sistem aldesteron akan menyebabkan penurunan kecepatan filtrasi
glomerulus dan meningkatkan reapsorpsi garam pada tubulus progsimal, disamping itu sistem vaskuler juga akan terpengaruh oleh
aktivitasi ketiga vaso kontriktor tersebut.
Apabila terjadi sirosis hatisemakin berlambat, vasodilatasi arteri ferifer akan menjadi semakin berat sehingga aktivitasi
sistem neoru homoral akan mampu menimbulkan asites. Disdamping itu, aktivasi sistem neurohumoral yang terumenerus
tetapi akan menimbulkan perubahan fungsi ginjal yang semakin nyata sehingga terjadi sindrom heparorenal.
IV. MANIFESTASI KLINIK
Asites lanjut sangat mudah dikenali pada inspeksi, akan tampak perut membuncit pada umumnya gizi kurang, otot atrofi
dan pada bagian besar kasus dapat dijumpai stigmata hati kronik. Pada saat pasien tidur terlentang, pembesaran perut akan
nampak mencolok kesamping kanan dan kiri seperti perut kodok letak umbilikus tergeser kekaudal mendekati sismfisis pubis,
sering dijumpai hernia umbilikalis kiri tekanan intara abdomen yang meninggi sedangkan otot-otot atrofi sehingga kekuatannya
berkurang, tanda-tanda visis lain menunjukkan adanya akumilasi cairan dalam rongga perut. Perut antar lain : pekak samping
(Flank dullness) pekak alih (shiffing dulinees)
V. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Adanya anemia, gangguan faal hati (penurunan kadar albumen serum,peninggian kadar globulin serum,penurunan kadar
bilirubin direk dan inderik),penurunan enzim kolenisterase, serta peninggian SGOT dan SGPT.
Pemeriksaan khusus untuk menilai adanya asites yang masih sedikit, misalnya dengan paddle singn pemerisaan
penunjang yang dapat diberikan informasi dalam keadaan ini adalah USG
Fungsi dioagnostik sebaiknya dilakukan pada setiap pasien baru. Dari pemeriksaan cairan asites dapat diketahui adanya
keganasan . infeksi premer atau sekunder, eksudat, kilus atau transudasi.
VI. PENATALAKSANAAN MEDIS
Penatalaksanaan asites :
1. Istirat dan diet rendah garam. Dengan istirahan dan diet rendah garam (200-500mg perhari), kadang-kadang asites dan edema
telah dapat diatasi. Adakalanya harus dibantu dengan membatasi jumlah pemasukan cairan selama 24 jam , hanya sampai 1
liter atau kurang.
2. Bila dengan istirat dan diet tidak dapat diatasi, diberikan pengobatan diuretik berupa spironolakton 50-100 mg/hari (awal) dan
dapat ditingkatkan sampai 300 mg/hari bila setelah 3-4 hari tidak dapat perubahan.
3. Bila terjadi asites reflakter (asites yang tidak dapat dokendalikan dengan terafi medikamentosa yang intensif). Dilakukan terapi
para sintesis. Walau pun merupakan cara pengobatan asites yang tergolong kono dan setempat ditinggalkan karena berbagai
komplikasinya, parasintesis banyak kembali dicoba untuk digunakan. Pada umumnya parasentisis aman apabila disertai
dengan infus albumin sebanyak 6-8 g untuk setiap liter cairan asites. Selain albumin dapat pula digunakan dekstran 70%.
Walau pun demikian untuk mencegah pembentukan asites setelah parasintase, pengaturan diet rendah garam dan diuritek
biasanya tetap diterlukan.
4. Pengendalian cairan asites. Diharapkan terjadi penurunan berat badan 1 kg/2 hari/keseimbangan cairan negatif 600-800
ml/hari. Hati-hati bila cairan terlalu banyak dikeluarkan dalam suatu saat,dapat mencetuskan ensefalopati hepatik.
VII. PROGNOSIS
Pada umumnya dikatakan terbentuknya asites merupakan pertanda prognosis yang tidak baik. Kemungkinan hidup
sampai satu tahun hanya kira-kira 50% dan sampai 5 tahun kira-kira 20%. Faktor-faktor yang mempengaruhi prognosis adalah
perubahan hemodinamika sistem porta, sistem vaskular sistemik dan fungsi ginjal, ketiga faktor itu lebih penting dari pada tes
fungsi hati konvensial yang bisa digunakan.
http://nunuborneo.blogspot.com/2008/09/blog-post.html

Ascites

Definisi Ascites
Ascites adalah akumulasi dari cairan (biasanya cairan serous yang adalah cairan kuning pucat dan bening) dalam rongga perut
(peritoneal). Rongga perut berlokasi dibawah rongga dada, dipisahkan darinya oleh diaphragm. Cairan ascitic dapat mempunyai
banyak sumber-sumber seperti penyakit hati, kanker-kanker, gagal jantung congestif, atau gagal ginjal.
Penyebab Ascites
Penyabab yang paling umum dari ascites adalah penyakit hati yang telah lanjut atau cirrhosis. Kira-kira 80% dari kasus-kasus ascites
diperkirakan disebabkan oleh cirrhosis. Meskipun mekanisme yang tepat dari perkembangan tidak dimengerti sepenuhnya,
kebanyakan teori-teori menyarankan portal hypertension (tekanan yang meningkat adalam aliran darah hati) sebagai penyumbang
utama. Asas dasarnya adalah serupa pada pembentukan dari edema ditempat lain di tubuh yang disebabkan oleh ketidakseimbangan
tekanan antara sirkulasi dalam (sistim tekanan tinggi) dan luar, dalam kasus ini, rongga perut (ruang tekanan rendah). Kenaikan dalam
tekanan darah portal dan pengurangan dalam albumin (protein yang diangkut dalam darah) mungkin bertangung jawab dalam
pembentukan gradien tekanan dan berakibat pada ascites perut.
Faktr-faktor lain yang mugkin berkontribusi pada ascites adalah penahanan garam dan air. Volume darah yang bersirkulasi mungkin
dirasakan rendah oleh sensor-sensor dalam ginjal-ginjal karena pembentukan dari ascites mungkin menghabiskan beberapa volume
dari darah. Ini memberi sinyal pada ginjal-ginjal untuk menyerap kembali lebih banyak garam dan air untuk mengkompensasi volume
yang hilang.
Beberapa penyebab-penyebab lain dari ascites berhubungan dengan gradien tekanan yang meningkat adalah gagal jantung kongestif
dan gagal ginjal yang telah lanjut yang disebabkan oleh penahanan cairan keseluruhan dalam tubuh.
Pada kasus-kasus yang jarang, tekanan yang meningkat dalam sistim portal dapat disebabkan oleh rintangan internal atau eksternal
dari pembuluh portal, berakibat pada portal hypertension tanpa cirrhosis. Contoh-contoh dari ini dapat adalah massa (atau tumor) yang
menekan pada pembuluh-pembuluh portal dari rongga perut bagian dalam atau pembentukan bekuan (gumpalan) darah dalam
pembuluh portal yang menghalangi aliran normal dan menongkatkan tekanan dalam pembuluh (contoh, Budd-Chiari syndrome).
Ada juga pembentukan ascites sebagai akibat dari kanker-kanker, yang disebut malignant ascites. Tipe-tipe ascites ini secara khas
adalah manifestasi-manifestasi dari kanker-kanker yang telah lanjut dari organ-organ dalam rongga perut, seperti, kanker usus besar,
kanker pankreas, kanker lambung, kanker payudara, lymphoma, kanker paru-paru, atau kanker indung telur.
Pancreatic ascites dapat terlihat pada orang-orang dengan pancreatitis atau peradangan pankreas kronis. Penyebab yang paling umum
dari pankreatitis kronis adalah penyalahgunaan alkohol yang berkepanjangan. Pancreatic ascites dapat juga disebabkan oleh
pankreatitis akut serta trauma pada pankreas.
http://www.totalkesehatananda.com/ascites1.html

Tipe-Tipe Dari Ascites


Secara tradisi, ascites dibagi kedalam dua tipe-tipe; transudative atau exudative. Klasifikasi ini didasarkan pada jumlah dari protein
yang ditemukan dalam cairan.
Sistim yang lebih berguna telah dikembangkan berdasarkan pada jumlah dari albumin dalam cairan ascitic dibanding pada serum
albumin (albumin diukur dalam darah). Ini disebut Serum Ascites Albumin Gradient atau SAAG.
 Ascites yang berhubungan dengan hipertensi portal (cirrhosis, gagal jantung congestif, Budd-Chiari) umumnya adalah
lebih besar dari 1.1.
 Ascites yang disebabkan oleh sebab-sebab lain (malignant, pancreatitis) adalah lebih rendah dari 1.1.
Faktor-Faktor Risiko Untuk Ascites
Penyebab yang paling umum dari ascites adalah sirosis hati. Banyak dari faktor-faltor risiko untuk mengembangkan ascites dan
cirrhosis adalah serupa. Faktor-faktor risiko yang paling umum termasuk hepatitis B, hepatitis C, dan penyalahgunaan alkohol yang
berkepanjangan. Faktor-faktor risiko yang berpotensial lainnya berhubungan dengan kondisi-kondisi lain yang mendasarinya, seperti
gagal jantung congestif, malignancy, dan penyakit ginjal.
Gejala-Gejala Dari Ascites
Mungkin tidak ada gejala-gejala yang berhubungan dengan ascites terutama jika ia adalah ringan (biasanya kurang dari kira-kira 100
– 400 ml pada kaum dewasa). Ketika lebih banyak cairan berakumulasi, ukuran lilitan perut dan ukuran yang meningkat umumnya
terlihat. Nyeri perut, ketidaknyamanan, dan kembung juga sering terlihat ketika ascites menjadi lebih besar. Sesak napas dapat juga
terjadi dengan ascites yang besar yang disebabkan oleh tekanan pada diaphragm dan migrasi dari cairan keseluruh diaphragm yang
menyebabkan pleural effusions (cairan sekitar paru-paru). Secara kosmetik perut yang besar yang menjelekan, yang disebabkan oleh
ascites, juga adalah keprihatinan umum dari beberapa pasien-pasien.
http://www.totalkesehatananda.com/ascites2.html

Ketika Harus Memanggil Dokter Tentang Ascites


People with ascites should be routinely followed by their primary physician and any specialists that may be involved in their care.
Gastroenterologists (specialists in gastrointestinal diseases) and hepatologist (liver specialists) commonly see patients with ascites due
to liver disease. Other specialists can also care for patients with ascites based on the possible cause and the underlying condition. The
specialists usually ask the patient to first contact their primary physician if ascites increase. If ascites is causing symptoms of
shortness of breath, abdominal discomfort ,or inability to do normal daily tasks such as walking, the patient's primary doctor should
be notified.
Mendiagnosa Ascites
The diagnosis of ascites is based on physical examination in conjunction with a detailed medical history to ascertain the possible
underlying causes since ascites is often considered a nonspecific symptom for other diseases. If ascites fluid is greater than 500ml, it
can be demonstrated on physical examination by bulging flanks and fluid waves performed by the doctor examining the abdomen.
Smaller amounts of fluid may be detected by an ultrasound of the abdomen. Occasionally, ascites is found incidentally by an
ultrasound or a CT scan done for evaluating other conditions.
Diagnosis of underlying condition(s) causing ascites is the most important part of understanding the reason(s) for a person to develop
ascites. The medical history may provide clues to the underlying cause(s) and typically includes questions about previous diagnosis of
liver disease, viral hepatitis infection and its risk factors, alcohol abuse, family history of liver disease, heart failure, cancer history,
and medication history.
Blood work can play an essential role in evaluating the cause of ascites. A complete metabolic panel can detect patterns of liver
injury, functional status of the liver and kidney, and electrolyte levels. A complete blood count is also useful by providing clues to
underlying conditions. Coagulation (clotting) panel abnormalities (prothrombin time) may be abnormal because of liver dysfunction
and inadequate production of clotting proteins.
Sometimes the possible underlying causes of ascites may not be determined based on the history, examination, and review of
laboratory data and imaging studies. Analysis of the fluid may be necessary in order to obtain further diagnostic data. This procedure
is called paracentesis, and it is performed by trained physicians. It involves sterilizing an area on the abdomen and, with the guidance
of ultrasound, inserting a needle into the abdominal cavity and withdrawing fluid for further analysis.
For diagnostic purposes, a small amount (20cc, for example) may be enough for adequate testing. Larger amounts can be withdrawn if
needed to reveal symptoms associated with increased abdominal ascites, up to a few liters (large volume paracentesis).
The analysis is done by sending the collected fluid to the laboratory promptly after drainage. Typically, the number and components
of white blood cells and red blood cells (cell count), albumin level, gram stain and culture for any possible organisms, amylase level,
glucose, total protein, and cytology (malignant or cancerous cells) are analyzed in the laboratory. The results are then analyzed by the
treating doctor for further evaluation and determination of the possible cause of ascites.

Ketika Harus Ascites Dokter Tentang Memanggil


Orang dengan ascites harus secara rutin diikuti oleh dokter utama mereka dan setiap spesialis yang mungkin terlibat dalam perawatan
mereka. Pencernaan (spesialis dalam penyakit gastrointestinal) dan hepatologist (spesialis hati) sering melihat pasien dengan asites
akibat penyakit hati. spesialis lain juga bisa merawat pasien dengan asites berdasarkan penyebab yang mungkin dan kondisi yang
mendasarinya. Para ahli biasanya meminta pasien untuk pertama menghubungi dokter utama mereka jika peningkatan ascites. Jika
ascites menyebabkan gejala sesak nafas, perut tidak nyaman, atau ketidakmampuan untuk melakukan tugas-tugas sehari-hari normal
seperti berjalan, dokter utama pasien harus diberitahu.
Mendiagnosa Ascites
Ascites Diagnosis berdasarkan pemeriksaan fisik dalam hubungannya dengan sejarah medis rinci untuk memastikan penyebab ascites
mungkin karena sering dianggap sebagai gejala tidak spesifik untuk penyakit lainnya. Jika cairan asites lebih besar dari 500 ml, dapat
dibuktikan pada pemeriksaan fisik oleh panggul melotot dan gelombang fluida dilakukan oleh dokter memeriksa perut. jumlah kecil
cairan dapat dideteksi oleh USG perut. Kadang-kadang, ascites ditemukan secara kebetulan oleh USG atau CT scan dilakukan untuk
mengevaluasi kondisi lain.
Diagnosis kondisi yang mendasari (s) menyebabkan ascites adalah bagian paling penting dari memahami alasan (s) bagi seseorang
untuk mengembangkan ascites. Sejarah medis dapat memberikan petunjuk dengan penyebab yang mendasari (s) dan biasanya
termasuk pertanyaan tentang diagnosis penyakit hati sebelumnya, infeksi hepatitis virus dan faktor risiko tersebut, penyalahgunaan
alkohol, riwayat keluarga penyakit hati, gagal jantung, sejarah kanker, dan sejarah pengobatan .
bekerja Darah dapat memainkan peran penting dalam mengevaluasi penyebab ascites. Sebuah panel metabolik lengkap dapat
mendeteksi pola luka hati, status fungsional dari hati dan ginjal, dan kadar elektrolit. Hitung darah lengkap ini juga berguna dengan
menyediakan petunjuk untuk kondisi yang mendasarinya. Koagulasi kelainan panel (penggumpalan) (waktu protrombin) mungkin
abnormal karena disfungsi hati dan produksi yang tidak memadai protein pembekuan.
Kadang-kadang penyebab asites kemungkinan tidak dapat ditentukan berdasarkan sejarah, pemeriksaan, dan penelaahan data
laboratorium dan studi pencitraan. Analisis cairan mungkin diperlukan untuk memperoleh data lebih lanjut diagnostik. Prosedur ini
disebut paracentesis, dan itu dilakukan oleh dokter terlatih. Ini melibatkan mensterilkan suatu daerah di perut dan, dengan bimbingan
USG, memasukkan jarum ke dalam rongga perut dan menarik cairan untuk analisa lebih lanjut.
Untuk tujuan diagnostik, sejumlah kecil (20cc, misalnya) mungkin cukup untuk pengujian yang memadai. jumlah yang lebih besar
dapat ditarik jika diperlukan untuk mengungkapkan gejala yang berhubungan dengan asites perut meningkat, sampai beberapa liter
(paracentesis volume besar).
Analisis dilakukan dengan mengirimkan cairan dikumpulkan ke laboratorium segera setelah drainase. Biasanya, jumlah dan
komponen sel darah putih dan sel darah merah (jumlah sel), kadar albumin, gram noda dan budaya untuk setiap organisme yang
mungkin, tingkat amilase, glukosa, protein total, dan sitologi (sel ganas atau kanker) dianalisis di laboratorium. Hasilnya kemudian
dianalisis oleh dokter yang menangani untuk evaluasi lebih lanjut dan penentuan kemungkinan penyebab ascites.
http://www.totalkesehatananda.com/ascites3.html

Perawatan Untuk Ascites


Perawatan dari ascites sebagian besar tergantung pada penyebab yang mendasarinya. Contohnya, peritoneal carcinomatosis atau
malignant ascites mungkin dirawat dengan pemotongan keluar kanker secara operasi dan kemoterapi, sementara penatalaksanaan dari
ascites yang berhubungan dengan gagal jantung diarahkan menuju perawatan gagal jantung dengan penatalaksanaan medis dan
pembatasan-pembatasan makanan.
Karena sirosis hati adalah penyebab utama dari ascites, ia akan menjadi fokus utama dari bagian ini.
Diet
Menatalaksanakan ascites pada pasien-pasien dengan cirrhosis secara khas melibatkan pembatasan pemasukan sodium makanan dan
penggunaan diuretics (pil-pil air). Membatasi pemasukan sodium (garam) makanan kurang dari 2 gram per hari adalah sangat praktis,
dengan sukses, dan secara luas direkomendasikan untuk pasien-pasien dengan ascites. Pada kebanyakan dari kasus-kasus, pendekatan
ini perlu dikombinasikan dengan penggunaan diuretics karena pembatasan garam sendirian umumnya bukan cara yang efektif untuk
merawat ascites. Konsultasi dengan ahli nutrisi dalam rangka pembatasan garam harian dapat sangat bermanfaat untuk pasen-pasien
dengan ascites.
Pengobatan
Diuretics meningkatkan ekskresi (pengeluaran) air dan garam dari ginjal-ginjal. Regimen (aturan) diuretic yang direkomendasikan
dalam setting dari ascites yang berhubungan dengan hati adalah kombinasi dari spironolactone (Aldactone) dan furosemide (Lasix).
Dosis tunggal harian dari 100 miligram spironolactone dan 40 miligram furosemide adalah dosis awal yang biasanya
direkomendasikan. Ini dapat ditingkatkan secara berangsur-angsur untk memperoleh respon yang tepat pada dosis maksimum 400
miligram spironolactone dan 160 miligram furosemide, sepanjang pasien dapat mentolerir peningkatan dosis tanpa segala efek-efek
sampingan. Meminum obat-obat ini bersama pada pagi hari secara khas dianjurkan untuk mencegah buang air kecil yang seringkali
sewaktu malam hari.
Therapeutic paracentesis
Untuk pasien-pasien yang tidak merespon dengan baik pada atau tidak dapat mentolerir regimen diatas, therapeutic paracentesis
(jarum yang secara hati-hati ditempatkan kedalam area perut, dibawah kondisi-kondisi yang steril) yang sering dapat dilakukan untuk
mengeluarkan jumlah-jumlah cairan-cairan yang besar. Beberapa liter (sampai 4 sampai 5 liter) dari cairan dapat dikeluarkan secara
aman dengan prosedur ini setiap waktu. Untuk pasien-pasien dengan malignant ascites, prosedur ini mungkin juga adalah lebih efektif
daripada penggunaan diuretic.
Operasi
Untuk kasus-kaus yang lebih gigih (refractory), prosedur-prosedur operasi mungkin adalah perlu untuk mengontrol ascites.
Transjugular intrahepatic portosystemic shunts (TIPS) adalah prosedur yang dilakukan melalui internal jugular vein (vena
utama pada leher) dibawah pembiusan lokal oleh interventional radiologist. Shunt (langsiran) ditempatkan diantara portal venous
system dan systemic venous system (vena-vena yang mengalirkan balik darah ke jantung), dengan demikian mengurangi tekanan
portal. Prosedur ini dicadangkan untuk pasien-pasien yang mempunyai respon yang minimal pada perawatan medis yang agresif. Ia
telah ditunjukan mengurangi ascites dan membatasi atau mengeliminasi penggunaan dari diuretics pada mayoritas dari kasus-kasus
yang dilaksanakan. Bagaimanapun, ia berhubungan dengan komplikasi-komplikasi yang signifikan seperti hepatic encephalopathy
(kebingungan) dan bahkan kematian.
Penempatan-penempatan langsiran yang lebih tradisional (peritoneovenous shunt dan systemic portosystemic shunt) telah pada
dasarnya ditinggalkan yang disebabkan oleh angka komplikasi-komplikasi mereka yang tinggi.
Transplantasi hati
Akhirnya, transplantasi hati untuk cirrhosis yang telah lanjut mungkin dipertimbangkan sebagai perawatan untuk ascites yang
disebabkan oleh gagal hati. Transplantasi hati melibatkan proses yang sangat sulit dan berkepanjangan dan ia memerlukan
pengamatan dan manajemen yang sangat ketat oleh spesialis-spesialis transplantasi.
http://www.totalkesehatananda.com/ascites4.html

Komplikasi-Komplikasi Untuk Ascites


Beberapa komplikasi-komplikasi dari ascites dapat dihubungkan pada ukurannya. Akumulasi dari cairan mungkin menyebabkan
kesulitan-kesulitan bernapas oleh penekanan diaphragm dan pembentukan dari pleural effusion.
Infeksi-infeksi adalah komplikasi-komplikasi lain yang serius dari ascites. Pada pasien-pasien dengan ascites yang berhubungan
dengan portal hypertension, bakteri-bakteri dari usus mungkin secara spontan menyerang cairan peritoneal (ascites) dan menyebabkan
infeksi. Ini disebut spontaneous bacterial peritonitis atau SBP. Antibodi-antibodi adalah jarang pada ascites dan, oleh karenanya,
respon imun pada cairan ascitic adalah sangat terbatas. Diagnosis dari SBP dibuat dengan melakukan paracentesis dan menganalisa
cairan untuk jumlah sel-sel darah putih atau bukti dari pertumbuhan bakteri.
Hepatorenal syndrome adalah komplikasi yang jarang, namun serius dan berpotensi mematikan (angka-angka kelangsungan hidup
rata-rata mencakup dari 2 minggu sampai kira-kira 3 bulan) dari yang berhubungan dengan cirrhosis hati yang menjurus pada gagal
ginjal yang progresif. Mekanisme yang tepat dari sindrom ini tidak diketahui dengan baik, namun ia mungkin berakibat dari
perubahan-perubahan dalam cairan-cairan, aliran darah ke ginjal-ginjal yang terganggu, penggunaan yang berlebihan dari diuretics,
dan pemasukan-pemasukan dari zat-zat kontras atau obat-obat yang mungkin berbahaya pada ginjal-ginjal.
Mencegah Ascites
Pencegahan dari ascites sebagian besar melibatkan pecegahan faktor-faktor risiko dari kondisi-kondisi yang mendasarinya yang
menjurus pada ascites.
Pada pasien-pasien dengan penyakit hati dan sirosis telah lanjut yang diketahui dari segala sebab, penghindaran dari pemasukan
alkohol dapat dengan jelas mengurangi risiko pembentukan ascites. Obat-obat antiperadangan nonsteroid [ibuprofen (Advil, Motrin,
dll.)] juga harus dibatasi pada pasien-pasien dengan cirrhosis karena mereka mungkin mengurangi aliran darah ke ginjal-ginjal, jadi,
membatasi ekskresi (pengeluaran) garam dan air. Mematuhi pembatasan-pembatasan garam makanan juga adalah tindakan
pencegahan mudah lainnya untuk mengurangi ascites.
Prognosis Untuk Ascites
Harapan (prognosis) pada ascites terutama tergantung pada penyebab dan keparahan yang mendasarinya.
Pada umumnya, prognosis dari malignant ascites adalah buruk. Kebanyakan kasus-kasus mempunyai waktu kelangsungan hidup yang
berarti antara 20 sampai 58 minggu, tergantung pada tipe dari malignancy seperti yang ditunjukan oleh kelompok dari penyelidik-
penyelidik.
Ascites yang disebabkan oleh cirrhosis biasanya adalah tanda dari penyakit hati yang telah lanjut dan ia biasanya mempunyai
prognosis yang sedang (3 tahun kelangsungan hidup kira-kira 50%).
Ascites yang disebabkan oleh gagal jantung mempunyai prognosis yang sedang karena pasien mungkin hidup bertahun-tahun dengan
perawatan-perawatan yang tepat (kelangsungan hidup rata-rata kira-kira 1.7 tahun untuk laki-laki dan kira-kira 3.8 untuk wanita-
wanita pada satu studi yang besar).
http://www.totalkesehatananda.com/ascites5.html

You might also like