You are on page 1of 5

Laporan Pendahuluan

PENGAMBILAN SPESIMEN PADA KLIEN ANAK


Oleh Riyantina Herlita, 0806457275

Salah satu kontribusi perawat dalam pengkajian status kesehatan adalah


mengambil spesimen dan cairan tubuh untuk pemeriksaan. Pemeriksaan spesimen
biasanya dilakukan minimal satu kali pada tiap klien rawat. Tujuan pemeriksaan
spesimen adalah menetapkan diagnosa masalah dan menilai respon klien terhadap
terapi yang telah dijalani.
Sama seperti pada klien dewasa, tanggung jawab perawat dalam pemeriksaan
spesimen pada klien anak adalah:
1. memberikan kenyamanan, mempertahankan privasi dan keamanan saat
pengambilan spesimen
2. menjelaskan tujuan pemeriksaan
3. melakukan prosedur pengambilan, penyimpanan dan pengiriman spesimen
dengan benar
4. mencatat informasi yang terkait dengan pemeriksaan pada lembaran dengan
benar
5. melaporkan jika ditemukan hasil yang tidak normal

PENGAMBILAN SPESIMEN: URIN


Pengambilan spesimen urin ialah suatu tindakan mengambil sampel urine
yang dipakai untuk bahan pemeriksaan laboratorium. Indikasi dari kegiatan ini ialah
pemeriksaan kultur urine dan pemeriksaan urine rutin. Tujuan dari tindakan ini yaitu
untuk mengetahui ada tidaknya mikroorganisme, jenis mikroorganisme dan jenis
antibiotic yang didapat untuk pegobatan, serta mengetahui PH, warna, aedimen,
leukosit dan eritrosit.
Pengkajian 1. Untuk pasien wanita    
a) Periksa labia mayora dan labia minora terhadap ukuran, warna
  a) integritas kulit dan massa
b) Periksa uretra dan lubang vagina terhadap edema, kemerahan dan
  b) rabas.
  2. Untuk pasien laki - laki  
  a) Periksa labia mayora dan labia minora terhadap ukuran, warna
integritas kulit dan massa
b) Periksa meatus urinarius terhadap edema, kemerahan, ulserasi
  dan rabas.
       
Persiapan alat 1. Botol Yang telah disterilkan ( tempat penampung spesimen )
  2. Label Spesimen  
  3. Sarung tangan sekali pakai  
  4. Larutan antiseptik  
  5. Kapas sublimat  
  6. Form Laboratorium  
  7. Urinal / pispot jika klien tidak dpt berjalan  
  8. Baskom air hangat  
  9. Waslap  
  10. Sabun  
  11. Handuk    
Persiapan Pasien 1. Memberitahu klien tujuan dan prosedur pelaksanaan  
  2. Untuk klien yang dapat berjalan  
  a. Antar klien yang dapat berjalan  
b. Anjurkan klien untuk membasuh dan mengelap daerah genital dan
  perineal dengan sabun dan air
  Untuk klien wanita  
Bersihkan daerah perineal dari depan ke belakang dengan
  menggunakan kapas desinfektan steril hanya sekali pakai
  Untuk klien Laki - laki  
  a. Tarik perlahan kulit penis sehingga saluran penis tertarik
b. Dengan menggunakan gerakan memutar bersihkan saluran
  kencing
c. Gunakan kapas steril hanya sekali pakai kemudian buang,
  bersihkan beberapa inci dari penis

PROSEDUR
1. Untuk klien yang memerlukan bantuan siapkan klien dan peralatannya.
a. Bersihkan daerah perineal dengan sabun dan air kemudian keringkan
b. Posisikan klien setegak mungkin bagi yang diperbolehkan
c. Buka peralatan, hati - hati jangan sampai mengkontaminasi tempat
sampel
d. Pakai sarung tangan
e. Bersihkan saluran kencing seperti yang telah dijelaskan diatas.
2. Ambil sampel dari klien yang tidak dapat berjalan atau ajarkan klien yang
dapat berjalan bagaimanamengambil sambil
a. Perintahkan klien untuk BAK
b. Tempatkan wadah di tempat aliran urine dan ambil sampel, jangan
sampai wadah tersentuh penis
c. Ambil kira - kira 30 - 60 ml urine didalam wadah
d. Tutup wadah, sentuh hanya bagian luar dari wadah
e. Jika perlu bersihkan wadah dengan desinfektan, ini untuk mencegah
berpindahnya mikroorganisme
f. Untuk pengambilan urine midstream anjurkan klien kencing dulu
kemudian menahan dan kencing dimasukkan dalam botol sekitar 30 -
60 cc kemudian klien dianjurkan mengeluarkan / mengosongkan
kencing secara keseluruhan
3. Labeli dan bawa kelaboratorium
a. Pastikan pada label tertera informasi yang sesuai dan benar, letakkan
pada wadah
b. Usahakan agar spesimen dapat dibawa ke laboratorium secepatnya.
4. Catat data yang bersangkutan
Catat data yang bersangkutan seperti warna, bau, konsistensi dan kesulitan
yang dialami klien selama mengambil sampel
5. Spesimen urine periodik ( urine tampung )
a. dapatkan wadah spesimen dengan zat pengawetdari laboratorium,
labeli wadah
b. dengan identitas klien, kapan pengumpulan dimulai dan selesai
c. Gunakan tempat yang bersih untuk mengambil sampel
d. Simpan semua sampel dari tiap pengambilansampel dalam wadah
tempatkan pada lemari pendingin. Jagalah sampel agar tidak
terkontaminasi dengan kertas toilet / feces
e. Pada akhir periode pengambilan sampel perintahkan klien
mengosongkan kandung kemih dan simpan urine sebagai bagian dari
spesimen , bawa semua sampel pada laboratorium
f. f. Catat dalam dokumen dari sampel , waktu pengambil dan waktu
selesai dan pengamatan lain terhadap urine
6. Pengambilan spesimen urine di kateter
a. Gunakan sarung tangan sekali pakai
b. Jika tidak ada urine dalam kateter, jepit tabung penampung untuk
sekitar 30 menit hal ini akan menyebabkan urine segera terkumpul
didalam kateter
c. Bersihkan daerah dimana jarum akan disuntikkan dengan
menggunakan desinfektan. Letakkan daerah ini sebaiknya agak jauh
dari gelembung tersebut.
d. Masukkan jarum dg sudut 30 - 45 derajat. 
e. Lepaskan penjepit kateter
f. Ambil sampel urine secukupnya ( 3 cc untuk kultur urine dan 30 cc
untuk analisa urine rutin )
g. Pindahkan urine ke dalam wadah, pastikan jarum tidak menyentuh
bagian luar wadah
h. Buang jarum dan suntikkan ke dalam tempat penampungan
i. Tutup wadahnya
j. Lepaskan sarung tangan taruh pada tempat yang disediakan
k. Labeli wadah dan kirim ke laboratorium secepatnya untuk analisa atau
taruh di lemari pendingin
l. Catat dan dokumentasikan hasil spesimen dan pengamatan specimen
7. Hal yang diperhatikan
a. Cuci tangan dengan baik dengan air hangat, sabun sebelum dan
sesudah mengambil sampel urine
b. Gunakan sarung tangan jika memegang urine orang lain
c. Gunakan plastik bening dan bersih untuk membawa sampel ke
laboratorium

PENGAMBILAN SPESIMEN : FESES


Pemeriksaan feses dilakukan untuk:
melihat ada tidaknya darah. Pemeriksaan ini mudah dilakukan baik oleh perawat atau
klien sendiri. Pemeriksaan ini menggunakan kertas tes Guaiac.
1. analisa produk diet dan sekresi saluran cerna. Bila feses mengandung banyak
lemak (disebut: steatorrhea), kemungkinan ada masalah dalam penyerapan
lemak di usus halus. Bila ditemukan kadar empedu rendah, kemungkinan
terjadi obstruksi pada hati dan kandung empedu.
2. mendeteksi telur cacing dan parasit. Untuk pemeriksaan ini dilakukan tiga hari
berturut-turut.
3. mendeteksi virus dan bakteri. Untuk pemeriksaan ini diperlukan jumlah feses
sedikit untuk dikultur. Pengambilan perlu hati-hati agar tidak terkontaminasi.
Pada lembar pengantar perlu dituliskan antibiotik yang telah dikonsumsi.
Sebelum pengambilan spesimen, perawat perlu mengingatkan klien akan hal-
hal berikut:
1. defekasi pada bedpan yang bersih
2. bila memungkinkan, spesimen tidak terkontaminasi dengan urin atau darah
menstruasi
3. jangan meletakan tisue pembersih pada bedpan setelah defekasi karena dapat
mempengaruhi hasil pemeriksaan
Dalam pengambilan spesimen gunakan sarung tangan bersih, jumlah feses
tergantung pemeriksaan, umumnya 2,5cm untuk feses padat atau 15-30mL untuk cair.
Untuk kultur, gunakan swab yang steril, lalu dimasukkan dalam kantung steril. Segera
kirim spesimen ke lab untuk segera diperiksa.

DAFTAR PUSTAKA
Engel,J. 1998. Buku Saku Pengkajian Pediatri. Alih bahasa Teresia, EGC: Jakarta
Made S, Pambudi. “Penatalaksanaan Sepesimen”.
http://www.unsoed.ac.id/cmsfak/UserFiles/File/PSKp/linklokal/Penatalaksana
an%20Spesimen.doc (diunduh tanggal 11 April 2010)

You might also like