PT. Astra International melakukan analisis SWOT untuk menentukan strategi perusahaan dalam menghadapi persaingan. Analisis SWOT menilai kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman perusahaan. Hasil analisis digunakan untuk merumuskan strategi agar dapat memaksimalkan peluang dan kekuatan serta meminimalkan ancaman dan kelemahan.
PT. Astra International melakukan analisis SWOT untuk menentukan strategi perusahaan dalam menghadapi persaingan. Analisis SWOT menilai kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman perusahaan. Hasil analisis digunakan untuk merumuskan strategi agar dapat memaksimalkan peluang dan kekuatan serta meminimalkan ancaman dan kelemahan.
PT. Astra International melakukan analisis SWOT untuk menentukan strategi perusahaan dalam menghadapi persaingan. Analisis SWOT menilai kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman perusahaan. Hasil analisis digunakan untuk merumuskan strategi agar dapat memaksimalkan peluang dan kekuatan serta meminimalkan ancaman dan kelemahan.
ANALISIS SWOT
PT.ASTRA INTERNATIONAL, TBK
Oleh:
Wayan Arya Paramarta
(Dosen STIE Bima)
Abstract : SWOT Analysis is identifying various factors systematically 10 formu-
late company strategy. This analyze base on logic which able to maximize
strengths and opportunities but concurrently minimize weakness and threats.
According to result of SWOT analysis diagaram, grand strategy or direction
development of PT. Astra International, Tbk on quadrant position “aggressive
strategy”.
Key Words: Strength, Opportunities, Weaknesses and Threats.
LATAR BELAKANG MASALAH
Pimpinan suatu organisasi setiap bari
berusaha mencari kesestiajan antara kekuatan-
kekuatan intemal perusahaan dan kekuatan-
kekuatan eksternal ( peluang dan ancaman )
suatu pasar. Kegiatannya meliputi pengamatan
secara hati-hati persaingan, peraturan, tingkat
inflasi, siklus bisnis, keinginan dan harapan
konsumen serta faktor-faktor lain yang dapat
mengidentifikasi peluang dan ancaman.
Suatu perusahaan dapat
mengembangkan strategi untuk mengatasi
ancaman eksternal dan merebut peluang yang
ada. Proses analisis, perumusan dan evaluasi
strategi-strategi itu disebut perencanaan
strategis. Tujuan utama perencanaan strategis
adalah agar perusahaan dapat melihat secara
obyektif kondisi-kondisi internal dan eksternal,
sehingga perusahaan dapat mengantisipasi
perubahan lingkungan ekstemnal. Dalam hal ini
dapat dibedakan secara jelas: fungsi
‘manajemen, konsumen, distributor dan pesaing.
Jadi perencanaan strategis penting untuk
memperoleh keunggulan bersaing dan memiliki
produk yang sesuai dengan keinginan
konsumen dengan dukungan yang optimal dari
sumber daya yang ada. Untuk memahami
konsep perencanaan strategis, kita perlu
memahami pengertian konsep mengenai
strategi.
Definisi strategi pertama yang
dikemukakan oleh Chandler (1962) dalam
Rangkuti (2004:4) menyatakan bahwa “Strategi
adalah tujuan jangka panjang dari suatu
perusahaan serta pendayagunaan dan alokasi
semua sumber daya yang penting untuk
mencapai tujuan tersebut”. Pemahaman yang
baik mengenai konsep strategi dan konsep-
konsep lain yang berkaitan, sangat menentukan
suksesnya strategi yang disusun. Konsep-
konsep tersebut adalah sebagai berikut:
a. Distinctive Competence, adalah tindakan
yang dilakukan oleh perusahaan agar dapat
melakukan kegiatan lebih baik dibandingkan
dengan pésaingnya.
b. Competitive Advantage, merupakan
kegiatan spesifik yang dikembangkan oleh
perusahaan agar lebih nggul dibandingkan
dengan pesaingnya. Pada prinsipnya strategi
dapat dikelompokkan berdasarkan 3 (tiga)
tipe strategi Rangkuti:2004,6),yaitu:
1. Strategi Manajemen
Strategi manajemen meliputi strategi
yang dapat dilakukan oleh manajemen dengan
orientasi pengembangan strategi secara makro,
misalnya: strategi pengembangan produk,
strategi penerapan harga, strategi akuisisi,
strategi pengembangan pasar, strategi
mengenai keuangan dan lain sebagainya.
FORUM MANAJEMEN, Volume 7, Nomor 1, Tahun 2009 392. Strategi Investasi
Strategi ini merupakan kegiatan yang
berorientasi pada investasi, misalnya: apakah
perusahaan ingin melakukan strategi
pertumbuhan yang agresif atau berusaha
‘mengadakan penetrasi pasar, strategi bertahan,
strategi pembangunan kembali suatu divisi baru
atau strategi divestasi dan lain sebagainya.
3. Strategi Bisnis
Suategi bisnis ini sering juga disebut
strategi bisnis secara fungsional karena strategi
ini berorientasi pada fungsi-fungsi kegiatan
manajemen, misalnya strategi pemasaran,
strategi produk atau operasional, strategi
distribusi, strategi organisasi dan strategi-
strategi yang berhubungan dengan keuangan.
Formulasi strategis atau yang biasanya
disebut dengan Perencanaan Strategis
merupakan proses penyusunan perencanaan
jangka panjang. Karena itu, prosesnya lebih
banyak menggunakan proses analitis. Jadi di
dalam perencanaan strategis ini analisis-
analisis baik pada tingkat korporat maupun pada
tingkat bisnis sangat dibutuhkan. Tujuannya
adalah untuk menyusun strategi sehingga
sesuai dengan misi, sasaran serta kebijakan
perusahaan. .
Sebelum menentukan alternatif strategis
yang layak, perncanaan strategis harus
mengevaluasi dan meninjau kembali misi dan
tujuan perusahaan, Setelah itu baru tahap
selanjutnya dapat dilaksanakan, yaitu: genera-
tion, evaluasi dan pemilihan alternatif strategi
yang terbaik. Analisis situasi membutuhkan
keterlibatan manajemen puncak secara penuh
untuk menentukan strategi yang sesuai dengan
peluang eksternal dan kekuatan internal agar
dapat menghasilkan corporation's distinctive
competence (perusahaan yang memiliki
kekuatan yang mudah ditiru oleh perusahaan
pesaing).
Analisis SWOT adalah identifikasi
berbagai faktor secara sistematis untuk
merumuskan strategi perusahaan. Analisis ini
didasarkan pada logika yang dapat
memaksimalkan kekuatan (Strengths) dan
peluang (Opportunities), namun secara
bersamaan dapat meminimalkan kelemahan
(Weaknesses) dan ancaman (Threats). Proses
pengambilan keputusan strategis selalu
berkaitan dengan pengembangan misi, tujuan,
strategi dan kebijakan perusahaan.Dengan
demikian perencana strategis (strategic plan-
ner) harus menganalisis faktor-faktor strategis
perusahaan (kekuatan, kelemahan, peluang dan
ancaman) dalam kondist yang ada di saat ini.
Hal ini disebut dengan Analisis Situasi. Mode!
‘yang paling populer untuk analisis situasi adalah
‘Analisis SWOT.
Dalam analisis swoT
mempertimbangkan faktor internal dan
eksternal untuk menentukan kinerja
perusahaan. Analisis SWOT membandingkan
antara faktor eksternal Peluang (Opportuni-
ties) dan Ancaman (Threats) dengan faktor
internal Kekuatan (Strengths) dan Kelemahan
(Weaknesses). Analisis SWOT dapat
digambarkan sebagai berikut:
Gambar 1.1.
Diagram Analisis SWOT
Peluang
Strategi turnaround Strategi agresif
‘Kelemahan \Kekuatan |
Strategi defensif Strategi diversifikasi
Ancaman
Sumber: Rangkuti (2004: 19)
Begitu pula dengan PT. Astra
International, Tbk atau lebih dikenal dengan
Astra Group yang merupakan salah satu
kelompok bisnis terbesar di Indonesia yang
memiliki divisi usaha: Otomotif, Pelayanan
Finansial, Alat-alat Berat, Agro Industri,
“Teknologi Informasi dan Infrasruktur sangatlah
perlu untuk mempertimbangkan faktor inter-
nal dan eksternal untuk menentukan kinerja
40. FORUM MANAJEMEN, Volume 7, Nomor 1, Tahun 2009perusahaannya dengan menggunakan analisis
SWOT.
Rumusan Masalah
Dari latar belakang masalah di atas,
maka yang menjadi rumusan masalah dalam
penelitian ini adalabs “Bagaimanakah PT. Astra
International, Tbk membuat perencanaan
strategis untuk menghadapi persaingan saat ini
dengan mempergunakan Analisis SWOT?”.
Tujnan Penelitian
Dari latar belakang masalah dan
rummusan masalah di atas,maka yang menjadi
tujuan penulisan dalam penelitian ini adalah:
“Untuk mengetahui strategi PT. Astra Inter-
national, Tbk dalam menghadapi persaingan
saat ini dengan mempergunakan Analisis.
swoT”.
PEMBAHASAN
PT. Astra Intemational, Tbk atau lebih
dikenal dengan Astra Group adalah salah satu
kelompok bisnis terbesar di Indonesia yang
didirikan sejak tanggal 20 Februari 1957.
Perusahaan ini telah tercatat di Bursa Efek
Jakarta sejak tanggal 4 April 1990 dengan kode
SIL. Saat ini mayoritas kepemilikan sahamnya
dimiliki oleh Jacdine Cycle & Carriage
Singapura dengan proporsi keperifikan saham
sebesar 40%. Pt. Asira International, Tbk
mempunyai visi sebagai berikut :
1. Untuk menjadi salah satu perusahaan
dengan pengelolaan terbaik di kawasan
Asia Pasifik yang menekankan pada
pembangunan kompetensi melalui
pengembangan SDM, struktur financial
yang kuat, kepuasan pelanggan dan
efisiensi. (To be one of the best managed
corporations in Asia Pacific with emphasis
on building competence through people de-
velopment, solid financial structure, cus-
tomer satisfaction and efficiency).
2. Untuk menjadi perusahaan yang
mempunyai tanggung jawab sosial dan
ramah lingkungan (To be a socially respon-
sible and environmentally friendly corpo-
ration). Pada akhir tahun 2006, Astra Group
memiliki tenaga kerja lebih dari 120.000
orang. PT. Astra International, Tbk
mempunyai filosofi yang disebut dengan
Catur Dharma, yaitu :
1. To Be an Asset to the Nation (Menjadi
aset bangsa).
To Provide the Best Service to Our Cos-
tumers (memberikan pelayanan yang
terbaik kepada pelanggan).
x
2
. To Respect Individuals and Promote
Teamwork (Sangat menghormati
kebebasan individu dan kerjasama
kelompok).
4. To Continually Strive for Excellence
(secara terus-menerus untuk megejar
keunggulan).
Divisi Usaha dan Anak Perusahaan PT.
Astra International, TBK adalah sebagai
berikut:
1. Otomotif
a. PT Toyota Astra Motor sebagai Agen
‘Tunggal Pemegang Merk Toyota di In-
donesia.
Auto 2000 sebagai salah satu Dealer
Utama Toyota di Indonesia.
. PT Astra Daihatsu Motor sebagai Agen
‘Tunggal Pemegang Merk Daihatsu di
Indonesia.
PT Pantja Motor sebagai Agen Tunggal
Pemegang Merk Isuzu di Indonesia.
PT Astra Nissan Diesel Indonesia
sebagai Agen Tunggal Pemegang Merk
Truk Nissan Diesel di Indonesia.
PT Tjabja Sakti Motor sebagai Agen
Tunggal Pemegang Merk BMW dan
Peugeot di Indonesia.
g. PT Serasi Autoraya atau biasa dikenal
dengan TRAC.
PT Astra Honda Motor sebagai agen
Tunggal Pemegang Merk motor
bermerk Honda.
i, PT Astra Otoparts Tbk.
. Agro Industei
a. PT. Astra Agro Lestari Tbk.
=
o
°
m
=
v
FORUM MANAJEMEN, Volume 7; Nomor 1, Tahun 2009 41