You are on page 1of 5

Komposisi

Komposisi dapat berupa susunan warna dengan warna, benda dengan benda, bidang dengan
bidang. Itu semua tetap dibatasi oleh suatu format. Tampa format, tidak ada komposisi.
Format
Format merupakan wadah dan batasan komposisi yang langsung memberi arti dan nilai
kepadanya.
LAMPU KILAT
Fungsi :
- Indoor : Bila cahaya kurang sekali
- Outdoor : mengurangi kontras penyinaran pada obyek (berfungsi sebagai fill-in) dan
menetralkan warna-warna yang menyimpang.
Sifat yang ditimbulkan dari lampu kilat adalah :

 Cahaya terlalu kontras


Akan memberikan bayangan hitam dibelakang obyek
Background yang tidak terkenai cahaya akan gelap, karena under exposure, dan fore
ground akan over exposure.

 Menghasilkan pencahayaan yang datar /flat

Menggunakan Satu lampu Kilat.

 BOUNCING FLASH (lampu kilat terpantul)


Yaitu menyinari obyek dengan arah sinar yang dipantulkan. Bouncing ini biasanya
dipakai dengan memantulkan arah cahayanya ke langit-langit ruangan
Menggunakan 2 lampu kilat.
Kalau menggunakan 2 lampu kilat, Lampu kilat 1 adalah sebagai lampu kilat utama,
dan lampu kilat 2 untuk tambahan, yaitu menambahkan pencahayaan pada bagian bayangan
dengan demikian akan mengurangi kepekatan bayangan. Untuk menghubungkan koneksi
antara lampu kilat 1 dan 2, diperlukan kabel sinkro yang panjang atau dengan slave unit.
Untuk melaksanakan pemotretan diStudio, diperlukan perlengkapan “lighting” guna
mendapatkan penyinaran yang ideal.
1. Modelling Lamp
Fungsi : Memudahkan kita untuk mengendalikan bayangan yang jatuh mengenai
obyek.
2. Standar Reflektor.
Fungsi : Mengarahkan sinar ke obyek.
Karakteristik :
 Kontras Tajam
 Kuat sinar maksimal
 sudut pancar sinar terbatas.
3. Payung Pemantul
Fungsi : Melunakkan sinar dan menyebarkan sinar lebih merata. (sinar yang datang
ke obyek pada umumnya masih terlalu kuat, sehingga bayangan masih terlalu pekat).
Karakteristik :

 Kontras masih cukup tinggi,


 kuat sinar berkurang 1-2 stop,
 sudut pancar meluas.
4. Payung Transparan.
Fungsi : sama dengan paying pemantul. Sinar lebih lunak dan lebih merata.
Karakteristik :

 Sinar yang dihasilkan lembut, merata


 Kuat sinar berkurang 2-3 stop
 Sudt pancar luas.

5. Soft Box.
Fungsi : Melunakkan sinar, lebih lunak dari pada payung. Bayangan lunak sekali,
hampir tidak ada.
Karakteristik :

 Sinar yang dihasilkan sangat lembut merata


 Kuat sinar berkurang 3-4 stop
 Sudut pancar luas terbatas.
6. Honey Comb (Sarang Tawon)
Fungsi : Memberikan penyinaran secara memusat, dengan mempersempit sudut
sinar. Lebih memberikan tekanan penyinaran pada bagian tertentu.
Sinar yang dihasilkan tetap kontras dan tajam.
Sudut Pancar sinar tergantung dari besar kecilnya lubang (grid). Makin kecil
lubang, makin sempit sudut pancarnya.
7. Snoot
Fungsi : Mempersempit sudut penyinaran. Sehingga dapat terarah pada sebagian kecil
obyek. Sinar tetap kontras dan tajam. Kuat sinar menurun bias sampai 5-6 stop.
8. Barn Door (Kisi-kisi)
Fungsi : Mengarahkan sudut pencahayaan. Mencegah terjadinya kebocoran cahaya.
Mencegah terjadinya flare/fog apabila posisi lampu berhadapan dengan kamera.
9. Filter Warna.
Fungsi : Memberikan warna pada cahaya yang ada. Memberikan kesan dari setiap
pencahayaan.

Prinsip dasar penggunaan Lampu Studio.


Semakin Sedernana, semakin mudah pengendaliannya. Pada prinsipnya pemanfaatan
beberapa sumber cahaya pada pemotretan distudio selain menggunakan satu sumber cahaya
sebagai main light adalah untuk mengimbangi dan mengurangi kontras antara bagian high
light (bagian yang paling terang pada obyek) dan shadow (daerah paling gelap pada obyek).
Pemanfaatan sumber cahaya lain adalah sebagai sebagai fill in light (cahaya
pengisi/tambahan).
1. Main Light :
Sumber cahaya utama yang datang mengenai obyek sehingga obyek akan tercahayai
sesuai besar kecilnya sumber cahaya tersebut.
2. Fill In :
Sumber cahaya tambahan, yang berfungsi untuk melunakkan bayangan yang
ditimbulkan oleh main light.
3. Hair Light :
Memberikan kecerahan pada bagian atas rambut (model manusia), dan
memisahkannya secara tegas antara latar belakang yang mungkin cenderung gelap.
Kekuatan sinar lebih kuat dari main light.
4. Background Light :
Berfungsi memberikan kecerahan pada latar belakang (background). Penyinaran bisa
lebih berfariasi dengan menggunakan warna. Sehingga dimensi keruangan obyek akan
lebih terlihat.
5. Accent Light :
Berfungsi memberikan penekanan pada satu bagian tertentu dari obyek. Posisi bisa
dimana saja, tergantung kebutuhan. Biasanya menggunakan snoot atau honey comb.
Posisi Lampu dengan hasil khusus.
1. Butterfly atau Hollywood style
Posisi lampu yang sederhana, hanya menggunakan 1 buah lampu yang terposisi pada :
0H – 30V sehingga menghasilkan bayangan tipis dibawah dagu dan dibawah hidung,
seperti kupu-kupu disekitar lubang hidung.

2. LOOP (posisi lampu agak keatas (sekitar 60V – 45H)


Bayangan yang terajdi menukik tajam. Pengutaraan bentuk maksimal, hanya harus
hati-hati agar bayangan suatu bagian tidak menutupi bagian obyek yang lain.
3. Rembrant
Dibagian wajah dari obyek yang ditampilkan ada kecerahan dalam bentuk segitiga
dibawah salah satu mata.
4. SPLIT
Side light murni, dengan posisi lampu 90H
5. Low Key
Foto yang tampil dengan nada-nada gelap, menampilkan atmosfir dengan kekuatan
kedalaman yang kuat. Biasanya dipakai untuk pemotretan yang menampilkan kesan
macho, dengan memberikan sentuhan cahaya dengan nada yang kontras.
6. High Key
Foto yang tampil dengan nada-nada terang, dengan menggunakan subyek yang
cenderung putih, ataupun nada-nada pucat. Menggunakan pencahayaan flat dan
meminimalkan bayangan. High key biasanya dipakai untuk pemotretan dengan
nuansa halus, lembut, maupun feminin. Pada high key nada-nada gelap amat sedikit.
7. High contrast lighting
High Contras Lighting digunakan untuk menekankan kekuatan teksture dan
permukaan yang tidak rata.
8. Normal lighting contrast

Macam-macam filter kamera:


 Filter Clear atau filter jernih, Filter Clear atau filter jernih adalah filter yang
sepenuhnya transparan, dan tidak melakukan penyaringan masuk di semua gelombang
cahaya. Guna filter ini adalah untuk melindungi bagian depan lensa.
 Filter Ultraviolet atau filter Ultraungu, guna filter ini untuk mengurangi
kekaburan gambar akibat gelombang ultraviolet (ultraungu) transparan yang berlebih
seperti di daerah pegunungan dan di sekitar daerah pantai.
 Infrared Filter atau Filter Inframerah, digunakan untuk menyaring cahaya yang
mempunyai panjang gelombang inframerah yang berada di seberang sisi terang dari
spektrum UV akan diteruskan ke sensor kamera atau film.
 Filter Polarizer, Filter polarizer dalam fotografi hitam/putih maupun fotografi
berwarna digunakan untuk menggelapkan warna langit.
 Filter Neutral Density atau Filter Kerapatan Netral (ND) digunakan untuk
mengurangi jumlah cahaya yang mencapai sensor, yang memungkinkan fotografer untuk
menggunakan aperture yang lebih besar untuk waktu yang lebih lama daripada apertur
dalam keadaan normal tanpa filter.
 Color correction filter atau filter koreksi warna, gunanya untuk mengurangi
efek pencahayaan yang tidak seimbang untuk nilai warna (white balance), semisalnya,
filter biru 80A digunakan dengan siang hari untuk memperbaiki warna jingga hingga
kemerahan pada lampu pencahayaan tungsten rumah tangga, sedangkan 85B digunakan
untuk pencahayaan tungsten kebiru-biruan pada siang hari.
 Color subtraction filter atau filter pengurang warna, digunakan untuk
menyerap warna tertentu dari cahaya dan membiarkan warna sisanya. Filter ini dapat
digunakan untuk mendominasi warna utama yang membentuk sebuah citra.
 Color Diffusion filter atau Filter Difusi atau softens sering digunakan untuk
potret, mempunyai efek mengurangi kontras, dan filter yang dirancang menggunakan
beberapa bentuk grid atau jaring pada filter.
 Cross screen Filter atau Filter Bintang, disebut filter bintang karena filter ini
dapat membuat pola bintang berupa baris yang menyebar keluar dari objek yang terang.
 Diopters Filter dan Split diopters filter, Diopters filter yang sering disebut filter
makro atau filter close-up terdiri dari satu atau dua elemen lensa yang digunakan untuk
membantu fotografi dengan obyek atau fokus yang relatif dekat seperti dalam fot close-
up dan fotografi makro.

Bentuknya Flash juga beraneka ragam.


a. Camera Flash 
b. Monoflash atau dikenal juga dengan Monoblok / Monolight 
c. Flashhead dengan Powerpack / Generator 
d. Light Brush 
e. Ringflash 
f. Linear Flashtube

macam aksesorinya hanya ada tiga


1. Flash Meter yaitu alat untuk mengukur diafragma yang dibutuhkan atau EV (Eksposure
Value) dari Flash. 
2. Polaroid Film
Merupakan alat pengukur yang paling akurat dibandingkan Flash Meter tetapi masih
menggunakan metode lama yaitu trial and error

Jenis Pencahayaan dalam Fotografi dan Pelengkapnya


1. Over Exposure
Yang dimaksude over exposure adalah pencahayaan yang berlebih.
2. Under Exposure
Kebalikan dari over exposure, adalah kekurangan pencahayaan.
3. Cahaya dari Depan Objek
Memotretlah dengan keadaan objek menghadap sinar, bukan pemotret yang menghadap
sinar.
4. Cahaya dari Belakang Objek
Saat memotret objek di luar ruangan (outdoor) sebaiknya menghindari pengambilan
gambar yang menantang matahari.
5. Cahay Pagi Hari
Memotret objek dengan memanfaatkan pencahayaan di pagi hari sangat disarankan.
Pasalnya, cahaya pagi hari akan menghasilkan tonal warna yang lembut.
6. Cahaya Siang Hari
Memotret objek pada siang hari sangat tidak disarankan karena sifat pencahayaan yang
terlalu kuat sehingga foto yang dihasilkan cenderung over exposure, meskipun
pengaturan aperture dan shutter speed sudah sesuai.
7. Cahaya Sore Hari
Pemanfaatan cahaya sore hari sangat dianjurkan dalam pemotretan. Sifat pencahayaan
pada sore hari sama dengan pagi hari.
8. Cahaya Malam Hari
Pemanfaatan cahaya pada malam hari sebenarnya memanfaatkan cahaya yang
dihasilkan oleh lampu sebagai cahaya luar.

You might also like