Professional Documents
Culture Documents
BAB I
PENDAHULUAN
bila kepala mengambil posisi atau sikap tertentu. Serangan vertigo dapat
vertigo yang berasal dari kelainan perifer terbanyak, paling sering dijumpai di
masyarakat, yaitu sekitar 30%. Wanita agak lebih sering daripada pria.1, 2
dilakukan oleh dokter. Maneuver ini dapat dilakukan olh pasien bersama dokter
maupun di rumah. Tetapi memang untuk pertama kalinya akan lebih aman pada
tetapi apabila gejalanya sering timbul dapat menimbulkan kecemasan pada pasien.
Manuver Epley adalah serangkaian posisi yang dapat diterapkan pada pasien
BPPV. Pada referat kali ini akan dibahas mengenai maneuver Epley tersebut pada
BPPV.
1
BAB II
ISI
digambarkan sebagai rasa berputar, rasa oleng, tak stabil (giddiness, unsteadiness)
atau rasa pusing (dizziness). Vertigo berasal dari bahasa latin vertere yang artinya
keseimbangan.3
vaskuler atau autoimun. Sistem keseimbangan tubuh kita dibagi menjadi dua yaitu
sistem vestibuler (pusat dan perifer) dan non vestibuler (visual : retina, otot bola
mata, dan somatokinetik : kulit, sendi, dan otot). Sistem vestibuler sentral terletak
pada batang otak, serebelum dan serebrum. Sebaliknya sistem vestibuler perifer
yang sering dijumpai. Gejala yang dikeluhkan adalah vertigo yang datang tiba-tiba
pada perubahan posisi kepala. Beberapa pasien dapat mengatakan dengan tepat
sangat berat, berlangsung singkat hanya beberapa detik saja. Keluhan dapat
2
disertai mual bahkan sampai muntah, sehingga penderita merasa khawatir akan
timbul serangan lagi. Hal ini yang menyebabkan penderita sangat berhati-hati
dalam posisi tidurnya. Vertigo jenis ini sering berulang kadang-kadang dapat
sembuh dengan sendirinya. Vertigo pada BPPV termasuk vertigo perifer karena
kelainannya terdapat pada telinga dalam, yaitu pada sistem vestibularis. Dari
vertigo yang berasal dari kelainan perifer maka BPPV ini yang paling sering
dijumpai sekitar 30%. BPPV pertama kali dikemukakan oleh Barany pada tahun
B. Epidemiologi
kira 107 kasus per 100.000 penduduk, dan lebih banyak pada perempuan serta
usia tua (51-57 tahun). Jarang ditemukan pada orang berusia dibawah 35 tahun
yang tidak memiliki riwayat cedera kepala. BPPV sangat jarang ditemukan pada
anak.1,5
terlindung oleh tulang yang paling keras yang dimiliki oleh tubuh. Labirin terdiri
atas labirin tulang dan labirin membran. Labirin membran terletak dalam labirin
tulang dan bentuknya hampir menurut bentuk labirin tulang. Antara labirin
dalam labirin membran. Berat jenis cairan endolimfa lebih tinggi dari pada cairan
3
perilimfa. Ujung saraf vestibuler berada dalam labirin membran yang terapung
dalam perilimfa, yang berada dalam labirin tulang. Setiap labirin terdiri dari 3
cairan endolimfa di labirin dan selanjutnya silia sel rambut akan menekuk.
terjadi hiperpolarisasi.3,4
mengenai perubahan posisi tubuh akibat percepatan linier atau percepatan sudut.
Dengan demikian dapat memberi informasi mengenai semua gerak tubuh yang
sedang berlangsung.5,7
yang timbul dapat berupa vertigo, rasa mual dan muntah. Pada jantung berupa
4
D. Etiologi
kasus BPPV diketahui setelah mengalami jejas atau trauma kepala leher, infeksi
telinga tengah atau operasi stapedektomi. Banyak BPPV yang timbul spontan,
Penyebab utama BPPV pada orang di bawah umur 50 tahun adalah cedera kepala.
Pada orang yang lebih tua, penyebab utamanya adalah degenerasi sistem
usia. Selain itu disebutkan juga bahwa BPPV dapat merupakan suatu komplikasi
E. Patofisiologi
1. Teori Cupulolithiasis
Pada tahun 1962 Horald Schuknecht mengemukakan teori ini untuk menerangkan
dari fragmen otokonia (otolith) yang terlepas dari macula utriculus yang sudah
yang melekat pada kupula. Hal ini analog dengan keadaan benda berat diletakkan
5
di puncak tiang, bobot ekstra ini menyebabkan tiang sulit untuk tetap stabil, malah
cenderung miring. Pada saat miring partikel tadi mencegah tiang ke posisi netral.
Ini digambarkan oleh nistagmus dan rasa pusing ketika kepala penderita
(vertigo). Perpindahan partikel otolith tersebut membutuhkan waktu, hal ini yang
2. Teori Canalolithiasis
bebas di dalam kanalis semisirkularis. Ketika kepala dalam posisi tegak, endapan
partikel ini berada pada posisi yang sesuai dengan gaya gravitasi yang paling
bawah. Ketika kepala direbahkan ke belakang partikel ini berotasi ke atas sarnpai
(deflected), hal ini menimbulkan nistagmus dan pusing. Pembalikan rotasi waktu
pusing dan nistagmus yang bergerak ke arah berlawanan. Model gerakan partikel
begini seolah-olah seperti kerikil yang berada dalam ban, ketika ban bergulir,
kerikil terangkat sebentar lalu jatuh kembali karena gaya gravitasi. Jatuhnya
kerikil tersebut memicu organ saraf dan menimbulkan pusing. Dibanding dengan
(latency) nistagmus transient, karena partikel butuh waktu untuk mulai bergerak.
6
Ketika mengulangi manuver kepala, otolith menjadi tersebar dan semakin kurang
efektif dalam menimbulkan vertigo serta nistagmus. Hal inilah yag dapat
F. Diagnosis
1. Anamnesis
Pasien biasanya mengeluh vertigo dengan onset akut kurang dari 10-20 detik
akibat perubahan posisi kepala. Posisi yang memicu adalah berbalik di tempat
tidur pada posisi lateral, bangun dari tempat tidur, melihat ke atas dan belakang,
2. Pemeriksaan fisik
7
Pasien memiliki pendengaran yang normal, tidak ada nistagmus spontan, dan pada
evaluasi neurologis normal. Pemeriksaan fisis standar untuk BPPV adalah : Dix-
a. Dix-Hallpike. Tes ini tidak boleh dilakukan pada pasien yang memiliki masalah
vertigo dan untuk melihat adanya nistagmus. Cara melakukannya sebagai berikut :
- Penderita didudukkan dekat bagian ujung tempat periksa, sehingga ketika posisi
yang terlibat). Ini akan menghasilkan kemungkinan bagi otolith untuk bergerak,
- Dengan tangan pemeriksa pada kedua sisi kepala penderita, penderita direbahkan
- Komponen cepat nistagmus harusnya “up-bet” (ke arah dahi) dan ipsilateral.
- Kembalikan ke posisi duduk, nistagmus bisa terlihat dalam arah yang berlawanan
- Berikutnya manuver tersebut diulang dengan kepala menoleh ke sisi kiri 45o dan
seterusnya.
8
Berikut adalah gambaran Dix-Hallpike cdk
Pada orang normal nistagmus dapat timbul pada saat gerakan provokasi ke
belakang, namun saat gerakan selesai dilakukan tidak tampak lagi nistagmus.
lambat, ± 40 detik, kemudian nistagmus menghilang kurang dari satu menit bila
sebabnya kanalitiasis, pada kupulolitiasis nistagmus dapat terjadi lebih dari satu
menit, biasanya serangan vertigo berat dan timbul bersamaan dengan nistagmus.3
b. Tes kalori
Tes kalori ini dianjurkan oleh Dick dan Hallpike. Pada cara ini dipakai 2
macam air, dingin dan panas. Suhu air dingin adalah 30oC, sedangkan suhu air
panas adalah 44oC. volume air yang dialirkan kedalam liang telinga masing-
masing 250 ml, dalam waktu 40 detik. Setelah air dialirkan, dicatat lama
9
nistagmus yang timbul. Setelah telinga kiri diperiksa dengan air dingin, diperiksa
telinga kanan dengan air dingin juga. Kemudian telinga kiri dialirkan air panas,
lalu telinga dalam. Pada tiap-tiap selesai pemeriksaan (telinga kiri atau kanan atau
air dingin atau air panas) pasien diistirahatkan selama 5 menit ( untuk
menghilangkan pusingnya).3
G. Diagnosis Banding
1. Vestibular Neuritis
dengan mual, muntah yang hebat, serta tidak mampu berdiri atau berjalan. Gejala-
gejala ini menghilang dalam tiga hingga empat hari. Sebagian pasien perlu
beberapa bulan, serangan episodik dapat berulang. Pada fenomena ini biasanya
2. Labirintitis
telinga dalam. Terdapat beberapa klasifikasi klinis dan patologik yang berbeda.
Proses dapat akut atau kronik, serta toksik atau supuratif. Labirintitis toksik akut
disebabkan suatu infeksi pada struktur didekatnya, dapat pada telinga tengah atau
gangguan pendengaran dan fungsi vestibular. Hal ini diduga disebabkan oleh
produk-produk toksik dari suatu infeksi dan bukan disebabkan oleh organisme
10
hidup. Labirintitis supuratif akut terjadi pada infeksi bakteri akut yang meluas ke
fungsi vestibular cukup tinggi. Yang terakhir, labirintitis kronik dapat timbul dari
3. Penyakit Meniere
diketahui, dan mempunyai trias gejala yang khas, yaitu gangguan pendengaran,
H. Penatalaksanaan
untuk BPPV di tahun 1992. Saat ini CRP atau maneuver Epley telah digunakan
sebagai terapi BPPV karena dapat mengurangi gejala BPPV pada 88% kasus.
pergerakan canalit dari daerah di mana dapat menyebabkan gejala (yaitu, saluran
setengah lingkaran dalam ruang cairan telinga dalam) ke daerah telinga bagian
dalam dimana canalit tidak menyebabkan gejala (yaitu, ruang depan). Canalit
11
biasanya berada pada organ telinga bagian dalam yang disebut organ otolith,
partikel kristal ini dapat bebas dari organ otolith dan kemudian menjadi
menyebabkan defleksi dari saraf berakhir dalam kanal (cupula itu). Ketika saraf
efektivitas yang sangat tinggi. CRP telah diuji dalam berbagai percobaan
terkontrol, dalam studi ini, 61-80% dari pasien yang diobati dengan CRP memiliki
resolusi BPPV dibandingkan dengan hanya 10-20% dari pasien dalam kelompok
dan aman yang ditetapkan yang harus ditawarkan untuk pasien dari segala usia
dengan BPPV kanal posterior (Level rekomendasi A)". Selain itu, American
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Yoon Kyung Kim dan teman-
pelaksanaan maneuver Epley 1,97 kali. Hal ini membuktikan bahwa maneuver
12
Terdapat sebuah penelitian yang dilakukan oleh Ronald dengan
paling efektif. Dua puluh pasien tambahan dengan BPPV tidak diobati dan
menjadi kelompok kontrol. Intensitas dan durasi gejala dimonitor selama periode
dengan perlakuan yang lebih sedikit, tetapi hasil jangka panjangnya bagus, efektif
dalam mengurangi BPPV. Sejumlah besar pasien dalam kelompok kontrol (75%)
2. Positif menemukan gejala dan nistagmus dengan pengujian posisi (misalnya, uji
Dix-Hallpike).
1. Penggunaan CRP pada pasien tidak memiliki BBPV (diagnosis yang salah).
13
Gambar 1. Manuver Epley
- Kemudian langsung tidur sampai kepala menggantung di pinggir tempat tidur (2),
tunggu jika terasa berputar / vertigo sampai hilang, kemudian putar kepala ke
14
arah kanan (sebaliknya) perlahan sampai muka menghadap ke lantai (3), tunggu
- Kemudian duduk dengan kepala tetap pada posisi menoleh ke kanan dan
60 detik.
- Dapat dilakukan juga untuk sisi yang lain berulang kali sampai terasa vertigo
hilang.
Prosedur ini lebih efektif dari prosedur di ruangan, karena diulang setiap
malam selama seminggu. Metode ini (untuk sisi kiri), seseorang menetap pada
posisi supine selama 30 detik dan pada posisi duduk tegak selama 1 menit.
siklus hanya mengutamakan untuk beranjak tidur, sangat baik dilakukan pada
malam hari daripada pagi atau siang hari, karena jika seseorang merasa pusing
Ada beberapa masalah yang timbul dengan metode lakukan sendiri, antara
lain4,5,7 :
a. Jika diagnosis BPPV belum dikonfirmasi, metode ini tidak berhasil dan dapat
b. Komplikasi seperti perubahan ke kanal lain dapat terjadi selama maneuver Epley,
c. Selama maneuver Epley sering terjadi gejala neurologis dipicu oleh kompresi
15
Operasi dilakukan pada sedikit kasus pada pasien dengan BPPV berat.
Pasien ini gagal berespon dengan manuver yang diberikan dan tidak terdapat
ampullaris, nervus vestibuler superior, atau cabang utama nervus vestibuler. Oleh
karena itu, terapi bedah tradisional dilakukan dengan transeksi langsung nervus
vestibuler dari fossa posterior atau fossa medialis dengan menjaga fungsi
pendengaran.5,7
biasanya bagus. Remisi dapat terjadi spontan dalam 6 minggu, meskipun beberapa
kasus tidak terjadi. Dengan sekali pengobatan tingkat rekurensi sekitar 10-25%.
waktu lama.5,7,14
Dari beberapa latihan, umumnya yang dilakukan pertama adalah CRT atau
Semont Liberatory, jika masih terasa ada sisa baru dilakukan Brand-Darroff
tubuh maupun kepala. Epley maneuver sangat sederhana, mudah dilakukan, hasil
yang diharapkan untuk mengurangi gejala cepat muncul, efektif, tidak ada
komplikasi, dan dapat diulang beberapa kali setelah mencoba pertama kali
16
Gambar 2. Manuver Semont Liberatory
Keterangan Gambar :
- Pertama posisi duduk (1), untuk gangguan vertigo telinga kanan, kepala menoleh
ke kiri.
- Kemudian langsung bergerak ke kanan sampai menyentuh tempat tidur (2) dengan
- Kemudian tanpa merubah posisi kepala berbalik arah ke sisi kiri (3), tunggu 30-60
detik, baru kembali ke posisi semula. Hal ini dapat dilakukan dari arah
Latihan ini dikontraindikasikan pada pasien ortopedi dengan kasus fraktur tulang
biasanya digunakan jika penanganan di praktek dokter gagal. Latihan ini 95%
lebih berhasil dari pada penatalaksanaan di tempat praktek. Latihan ini dilakukan
dalam 3 set perhari selama 2 minggu. Pada tiap-tiap set, sekali melakukan
17
manuver dibuat dalam 5 kali. Satu pengulangan yaitu manuver dilakukan pada
Cara latihan Brand-Darroff :
pertama posisi duduk, arahkan kepala ke kiri, jatuhkan badan ke posisi kanan,
kemudian balik posisi duduk, arahkan kepala ke kanan lalu jatuhkan badan ke sisi
kali, pertama cukup 1-2 kali kiri kanan, besoknya makin bertambah.3
Manuver ini merupakan salah satu cara yang efektif untuk BPPV. Untuk
mula posisi tiduran kepala menghadap ke atas, jika vertigo kiri, mulai berguling
18
ke kiri ( kepala dan badan ) secara perlahan-lahan, jika timbul vertigo, berhenti
dulu tapi jangan balik lagi, sampai hilang, setelah hilang berguling diteruskan,
BAB III
19
PENUTUP
yang sering dijumpai. Gejala yang dikeluhkan adalah vertigo yang datang tiba-tiba
pada perubahan posisi kepala. Vertigo merupakan keluhan yang sering dijumpai,
yang sering digambarkan sebagai rasa berputar, rasa oleng, tak stabil (giddiness,
Salah satu manuver yang dapat dilakukan adalah Canalith Reposisi Prosedur
(CRT)/Epley manuver. Saat ini CRP atau maneuver Epley telah digunakan
sebagai terapi BPPV karena dapat mengurangi gejala BPPV pada 88% kasus.
perlakuan yang lebih sedikit, tetapi hasil jangka panjangnya bagus, efektif dalam
mengurangi BPPV.3,5,7,10,13
20