Professional Documents
Culture Documents
Keindahan berasal dari kata indah, kata indah memiliki sinonim antara lain :
bagus, cantik, molek, elok, permai. Benda-benda yang mempunyai sifat indah bisa berupa
alam ciptaan Tuhan maupun hasil karya manusia.
Keindahan merupakan bagian kehidupan manusia yang penting. Keindahan tak
bisa dipisahkan dari kehidupan manusia. Keindahan merupakan bagian kebutuhan hidup
manusia, buktinya orang kadang-kadang mau berkorban materi cukup banyak karena
tujuan memperoleh keindahan.
Perkembangan dunia ditandai oleh kemajuan sains dan tekhnologi, namun
demikian keindahan juga tidak bisa diabaikan, bahkan keindahan berjalan seiring sejalan,
saling melengkapi kemajuan sains dan tekhnologi. Tidak bisa disangkal, bahwa untuk
meningkatkan nilai tambah suatu produk tertentu dapat dilakukan melalui sentuhan sains
dan tekhnologi, demikian juga dapat dilakukan melalui sentuhan estetis (keindahan).
Kawasan keindahan sangat luas, seluas dunia lingkungan manusia dengan segala
perkembangan peradabannya.
D. Nilai Estetik
Dalam teori umum tentang keindahan The Liang Gie mengemukakan bahwa
keindahan dianggap sebagai salah satu yang memiliki nilai seperti halnya nilai moral,
nilai ekonomi dan sebagainya.
Nilai yang berhubungan dengan keindahan disebut nilai estetik. Istilah itu sendiri
sering dipakai sebagai kata benda abstrak yang berarti keberhargaan (worth) atau
kebaikan (goodness) (Widagdo, 1991 : 63).
Hal ini berarti bahwa nilai adalah semata-mata realita psikologis yang terdapat
dalam jiwa manusia. Nilai itu dianggap ada pada benda yang dinilainya dengan didukung
oleh bukti-bukti sebagai suatu kebenaran.
Tentang nilai estetik ini ada yang membedakan menjadi nilai obyektif dan
subyektif (lihat beberapa tinjauan tentang keindahan). Ada juga yang membedakan nilai
perorangan dan nilai kemsyarakatan. Nilai perorangan adalah sifat baik menurut persepsi
seniman pencipta karya seni itu sendiri, seorang seniman di dalam berkarya semata-mata
sebagai suatu kegiatan untuk menyalurkan hasrat seninya, tanpa memperhatikan apakah
karyanya nanti diterima masyarakat atau tidak. Sedangkan nilai kemasyarakatan adalah
sifat baik sesuai dengan persepsi masyarakat. Karya seni dianggap sebagai suatu produk
yang laku dijual dan memiliki penggemar. Karya seni dianggap baik kalau memiliki
banyak penggemar.
Penggolongan nilai estetik yang lain adalah nilai intrinsik dan nilai ekstrensik.
Nilai intrinsik adalah sifat baik yang ada pada unsur-unsur yang secara sengaja disusun
untuk membentuk bangun karya seni. Dalam sebuah novel yang dimaksud dengan unsur
intrinsik misalnya adalah :Tema, Plot atau alur, Tokoh atau perwatakan, Amanah atau
misi, dan Latar atau setting. Nilai ekstrinsik adalah sifat baik yang ada pada unsur-unsur
yang tidak disengaja untuk membangun karya seni namun turut serta terlahir dalam karya
seni. Yang dimaksud unsur ekstrinsik misalnya latar belakang kehidupan pengarang, latar
belakang sosial budaya adat istiadat dimana suatu karya novel dibuat.
E. Renungan
Merenung artinya memikirkan sesuatu secara dalam-dalam. Merenung dengan
menggunakan segenap pengetahuan yang telah dimiliki disebut dengan berfilsafat.
Untuk menciptakan dan menikmati karya seni seseorang perlu merenung.
Merenung dalam proses penciptaan karya seni tidak lain menggunakan kemampuan
kontemplasi.
Ada beberapa teori tentang proses penciptaan karya seni :
a. Meniru
Plato berpendapat bahwa karya seni yang dibuat manusia hanyalah merupakan imitasi
(tiruan) dari realita duniawi. Pada awalnya manusia meniru keindahan ciptaan Tuhan,
misalnya menggambar seorang wanita cantik, lalu ada kemungkinan gambar itu ditiru
lagi demikian seterusnya, sehingga kemungkinan terjadi suatu lukisan yang jauh dari
realita sebenarnya.
b. Pengungkapan kesan-kesan
Benneditto Crose berpendapat bahwa karya seni adalah hasil pengungkapan kesan-
kesan. Apabila seseorang mengamati suatu obyek keindahan, tentu ada bagian-bagian
yang lebih menarik dan kurang menarik, hal yang lebih menarik ini akan memberikan
banyak kesan yang dituangkan kembali kedalam sebuah karya seni, sedangkan yang
tidak menarik terlupakan atau tidak diungkapkan kembali dalam karya seni.
c. Dorongan batin bermain-main
Friederick Schiller dan Herbert Spenser menyatakan bahwa karya seni asal mulanya
adalah dorongan batin untuk bermain-main.
d. Keinginan bawah sadar
Bahwa proses penciptaan karya seni adalah pemenuhan keinginan bawah sadar dari
seorang seniman. Bahwa seorang seniman dengan berbagai pengalaman dan
penghayatan dari dunia realita dapat menggambar secara samar-samar dalam dunia
imajinasinya sesuatu yang kemungkinan sangat jauh bedanya dengan dunia realita.
Kemudian gambar yang ada pada imajinasinya tersebut dikeluarkan melalui sebuah
karya seni, sehingga akan terlahir karya seni yang juga jauh berbeda dengan dunia
realita.
e. Kemampuan negatif
Kemampuan negative adalah suatu proses keraguan, ketidakpuasan dan misteri dari
suatu proses. Menurut J. Keats, kelahiran sebuah karya seni sangat tergantung dengan
proses kejiwaan seorang seniman. Proses pada kemampuan negative inilah yang
membuat seseorang menjadi kreatif (Suyadi, 1985 : 73).
F. Keserasian
Keserasian berasal dari kata serasi artinya sesuai benar. Dalam keserasian terdapat
pengertian ukuran, perpaduan, pertentangan, dan keseimbangan-keseimbangan. Ukuran
misalnya orang membuat bangunan rumah, tentu ada keserasian antara panjang dan
lebarnya. Perpaduan misalnya orang berpakaian tentu memilih warna-warna yang serasi
dengan kulitnya. Pertentangan misalnya dalam kombinasi warna terdapat warna yang
berbeda-beda. Keseimbangan, misalnya ukuran, perpaduan dan pertentangan tersebut
supaya melahirkan keindahan harus tersusun dalam susunan yang serasi dan seimbang.
Keserasian lebih tampak jelas pada sesuatu yang berhubungan dengan tata bentuk,
tata warna atau tata suara, yakni sesuatu yang dapat ditangkap oleh indera manusia.
Namun keserasian juga bisa mempunyai pengertian yang lebih luas seperti pada
ungkapan pasangan yang serasi, keserasian pada pasangan yang serasi tentu memiliki
pengertian yang tidak terbatas pada kenyataan lahiriah misalnya cantik dan tampan, tetapi
juga adanya keserasian moral dari pasangan tersebut atau tingkat pendidikan dan lain
sebagainya.
Keserasian identik dengan keindahan, sesuatu yang serasi memiliki daya tarik dan
enak untuk dipandang. Keserasian tidak ada hubungan dengan kemewahan. Kemewahan
memang sering dihubungkan dengan kebaikan dan keindahan, namun bukan merupakan
inti dari keindahan. Di dalam kemewahan justru terdapat unsur berlebihan yang
bertentangan dengan keserasian.
G. Kehalusan
Kehalusan berasal dari kata halus lawan dari kata kasar. Kehalusan bisa memiliki
pengertian yang berhubungan dengan sesuatu yang konkrit yang bisa ditangkap oleh
indera manusia, misalnya seni ukir yang halus, artinya dikerjakan dengan penuh
ketelitian dan kerapian.
Kehalusan juga bisa memiliki pengertian yang berhubungan dengan tingkah laku
manusia. Tingkah laku yang halus adalah tingkah laku yang baik, sopan dan beradab.
Kehalusan tingkah laku manusia dapat diekspresikan melalui beberapa alat anggota tubuh
maupun beberapa cara.
a. Anggota badan; Kaki, tangan, roman muka merupakan alat yang berperan dalam
bertingkah laku.
b. Perkataan; Kata-kata, kalimat, tekanan keras dan lembut dalam berbicara dapat
menunjukkan kehalusan tingkah laku manusia.
c. Kemauan; Kemauan adalah salah satu unsur yang terdapat dalam rohani manusia.
Perbuatan pasti timbul dari kemauan manusia. Intensitas tekanan kemauan keras
atau lunak sering melahirkan gambaran kehalusan atau ketidakhalusan seseorang.
d. Pikiran; dari pelahiran pikiran manusia dapat diketahui kehalusan atau
ketidakhalusan seseorang, sikap ingin tahu, tak mau tahu, sikap rasional, tak
rasional merupakan contoh sikap halus dan tidak halus manusia.
Kehalusan identik dengan keindahan. Karya seni yang memiliki unsur-unsur
kehalusan akan mempengaruhi jiwa manusia menjadi lebih halus.