You are on page 1of 7

Conflict intervention musa

Untuk target program Pengelola Pasar Rencana intervesi conflict


Tujuan Umum : pengola pasar mampu menjalin komunikasi yang sehat dan
terbuka dengan PKL dan PMT
Tujuan Khusus :

1. pengolola pasar memiliki pengetahuan mengenai conflicts

Bentuk aksi pada target program pengolola pasar : Kelompok Self Help

Apa dan Siapa Kelompok Self Help?

Kegiatan community development untuk pengolola pasar berbentuk kelompok self help. Kelompok self help merupakan suatu
kelompok yang terdiri dari minimal 2 orang yang berkumpul untuk membicarakan suatu persoalan yang menjadi perhatian bersama.
Perkumpulan pengolola pasar ini akan dilakukan pada pasar yang sama, dan akan lebih baik jika pengolola pasar yang tergabung
dalam perkumpulan ini adalah pengolola pasar yang PKL dan PMT mengikuti kegiatan Group. Hal ini dimaksudkan agar tujuan
intervensi secara keseluruhan, yaitu: (To make a situation where there is no lantent conflicts between PKL and PMT).

Kegiatan pemberdayaan untuk pengolola pasar dibuat dalam suatu kegiatan kelompok. Hal ini dikarenakan melalui kelompok, mereka
akan lebih mampu menemukan pola berkomunikasi yang baik dengan PKL dan PMT. Sebenarnya pengolola pasar ecara perorangan
juga mampu mengatasi masalah PKL dan PMT conflicts , namun dengan kekuatan kelompok, wawasan mereka akan bertambah dan
pada akhirnya informasi yang mereka dapatkan dari mengikuti kegiatan ini tidak saja bermanfaat bagi diri mereka sendiri tetapi juga
bagi anggota lainnya.
Conflict intervention musa

Kelompok pengolola pasar ini, meskipun kegiatannya lebih banyak mengobrol, namun tetap memiliki tujuan dan arah yang jelas. Yang
ingin dicapai oleh perkumpulan ini adalah, melalui pengalaman diri sendiri dan orang lain mereka belajar untuk mengembangkan pola
berkomunikasi dengan PKL dan PMT tentang masalah conflicts , yang sehat dan terbuka. Dari kegiatan ini, diharapkan pengolola
pasar
menyadari bahwa PKL dan PMT sebenarnya membutuhkan informasi yang benar dari mereka. Pengolola pasar sebagai figur yang
sangat dipercaya oleh PKL dan PMT akan memberikan nilai dan batasan agar PKL dan PMT tidak terlibat dalam conflicts, tentunya
dengan penjelasan yang dapat diterima oleh PKL dan PMT.
Perkumpulan ini tidak saja ditujukan pada pengolola pasar tetapi juga melibatkan. Pengolola pasar selain berperan sebagai partisipan
kelompok self help, juga tetap menjalankan tugasnya sebagai pengolola pasar yang menangani masalah conflict di pasar Simpanga
Dago. Dengan mengikuti kegiatan ini, diharapkan pengolola pasar menjadi memiliki tambahan pengalaman dan informasi yang
beragam tentang bagaimana memberikan konseling pada PKL dan PMT menyangkut masalah conflict di pasar. Pengolola pasar
berperan sebagai pengawas dan pendamping PKL dan PMT dalam menyelenggarakan kegiatan nya

B. Bagaimana Memulai Kegiatan Self Help?

Tahap Awal : Rekrutmen Anggota

Kegiatan untuk pengolola pasar pada tahap awal adalah mengundang perhatian mereka terhadap masalah conflict PKL dan PMT.
Tahap ini sekaligus sebagai sarana untuk merekrut pengolola pasar yang akan menjadi partisipan dalam kegiatan self help. Tahap ini
dilakukan dengan melakukan pendekatan secara interpersonal pada pengolola pasar dan beberapa perwakilan.
Conflict intervention musa

Tahapan Kegiatan Self Help


1. Tahap I Exchange of Information : Kegiatan workshop

Kegiatan workshop dapat diibaratkan sebagai pintu yang membuka komunikasi antara pengolola pasar dan PKL and PMT
membutuhkan conflict resolution yang benar dari sumber yang dapat dipercaya yaitu pengolola pasar. PKL dan PMT tidak dapat
informasi dari sumber yang diragukan kebenarannya, maka perlu dibangun komunikasi yang sehat antara pengolola pasar dengan
PKL . Melalui kegiatan workshop ini, pengolola pasar dan guru disadarkan bahwa mereka membutuhkan informasi tentang conflict
resolution bagaimana mereka dapat menjalin komunikasi yang terbuka dan sehat dengan pengolola pasar masalah ini. Setelah
mengikuti workshop, pengolola pasar diharapkan berminat untuk mengikuti kegiatan lanjutan yaitu pelatihan dan kegiatan aksi self
help. Pertanyaan yang diberikan pada kegiatan workshop ini adalah :

Sesi FGD pengolola pasar


Keadilan PKL dan PMT di Apa yang dirasakan pengolola pasar dengan keadilan PKL dan PMT di pasar Simpanga Dago?
Simpanga dago Apakah keadilan tersebut menjadi masalah bagi Pengolola pasar? Jika iya, masalah apakah itu?
Menurut pandangan pengolola pasar, apa akibat dari PKL dan PMT berconflict?
Apakah ada kemungkinan munculnya masalah akibat PKL dan PMT interaction?
Bagaimana sikap pengolola pasar jika mengetahui PKL dan PMT berconflict?
Apa yang dilakukan pengolola pasar ketika mengetahui PKL dan PMT berconflict?
Pengalaman apa yang pernah dialami pengolola pasar terkait dengan conflict PKL dan PMT?

Apa kendala yang dihadapi pengolola pasar dalam membicarakan masalah conflict?

Apa kira-kira yang dibutuhkan oleh pengolola pasar agar PKL dan PMT mengerti dan mengikuti
harapan pengolola pasar?
Conflict intervention musa

1. Tahap II Triggering Action : Pelatihan


Pada dasarnya bekal informasi yang didapat oleh pengololar pasar sama dengan apa yang didapatkan PKL dan PMT. Pengolola pasar
juga dibekali informasi seputar conflict resolution.

awal para partisipan perlu membahas dan menyepakati beberapa hal menyangkut rencana teknis pelaksanaan kegiatan, yaitu :

1. Pelaksanaan pertemuan, pada setiap hari apa, berapa lama dan dimana pertemuan itu akan diadakan. Tempat dan waktu pertemuan
sebaiknya memperhatikankemudahan akses dan kenyamanan bagi semua anggota kelompok. Agar diskusipada setiap pertemuan
terarah, maka anggota kelompok sebaiknya juga memilikiagenda bahasan di setiap pertemuan. Setelah beberapa kali pertemuan, perlu
dilakukan evaluasi secara berkala untuk mereview apakah tema diskusi dan hasil pertemuan dapat menjawab tujuan dan kebutuhan
anggota kelompok. Hal lainnya yang juga perlu diperhatikan, sebaiknya anggota kelompok membuat pembagian tugas dan peran
mengenai ketua kelompok dan tugas kelompok lainnya.

2. Ukuran besarnya kelompok (berapa jumlah anggota maksimal yang dapat bergabung dalam kelompok). Hal ini dimaksudkan agar
setiap anggota mendapat kesempatan yang sama untuk mengemukakan pendapat dan suaranya. Semakin besar ukuran kelompok
(semakin banyak partisipan yang bergabung) maka kesempatan untuk bersuara juga akan semakin kecil. Jika kegiatan pengolola pasar
ini telah berkembang dan memiliki banyak peminat, maka kelompok ini dapat membentuk semacam koloni kelompok baru.
Conflict intervention musa

3. Aturan kelompok. Aturan kelompok ini misalnya, memberikan kesempatan yang sama bagi setiap anggota untuk menyampaikan
suaranya. Hal ini berangkat dari asumsi bahwa seseorang akan berkontribusi jika ia diberikan kesempatan untuk melakukannya.
Dalam setiap pertemuannya tidak ada orang yang mendominasi pembicaraan atau pasif, hanya mendengar orang lain berbicara. Semua
anggota berhak dan wajib mengemukakan pendapatnya. Semua anggota juga wajib mendengarkan anggota lain bersuara. Aturan lain
menyangkut kerahasiaan isi pertemuan (pengalaman atau cerita pengolola pasar). Jika pada saat berbagi pengalaman dan perasaan
terdapat pengalaman anggota yang berpotensi menimbulkan kerugian pada anggota tersebut (misalnya berpengaruh pada nama baik
keluarga) maka anggota kelompok diwajibkan untuk merahasiakan identitas dan pengalaman anggota tersebut pada orang di luar
kelompok, atau kalaupun ingin berbagi pengalaman dengan orang di luar kelompok, maka sebaiknya nama dan kejadian disamarkan.
Penting untuk menjaga kepercayaan dari setiap anggota karena permasalahan yang dibahas dalam kelompok ini bersifat sensitif.

4. Pengembangan kelompok. Agar lebih banyak lagi pengolola pasar yang mendapatkan manfaat dan belajar tentang komunikasi
dengan PKL dan PMT, diperlukan beberapa kegiatan promosi untuk menjaring partisipan baru. Anggota kelompok sebaiknya
menyepakati sebuah nama sebagai identitas kelompok. Hal ini penting agar kelompok ini dikenal dan memudahkan dalam promosi
kegiatan. Kegiatan promosi dapat dilakukan misalnya dengan menerbitkan hasil pertemuan yang dituangkan dalam tulisan untuk
disebarkan melalui media cetak, menghubungi stasiun televisi lokal untuk mengisi acara yang menyangkut tema conflicts resolution,
menjalin kerjasama dengan LSM yang bergerak dalam bidang bisines.

5. Pendanaan kegiatan kelompok. Anggota kelompok sebaiknya menentukan darimana sumber dana yang akan digunakan untuk
membiayai kegiatan kelompok, apakah akan ada iuran rutin yang besarnya sama untuk setiap anggota atau bersifat sumbangan
sukarela. Berikut adalah jadwal kegiatan pengolola pasar:
Conflict intervention musa

Jadwal kegiatan pemberdayaan komunitas pada Pengelola Pasar


Sasaran Kegiatan Persiapan Waktu Evaluasi
Pengelola 1. Identifikasi Pengelola Pasar yang akan Daftar nama dan 1 minggu
Pasar setujui alamat
2. Menyiapkan dan menyebarkan undangan Idem atas 1.
workshop conflict resolution
Menganalisis respon undangan Rencana teknis pelaksanaan 1.
workshop (waktu dan tempat)
1. Melaksanakan workshop/FGD conflict Materi workshop/FGD 1 hari Berapa banyak partisipan yang ingin mengikuti
resolution program lanjutan
1. Merencanakan dan melaksanakan Perlengkapan dan 3x
Pengelola pelatihan yang bertema conflict Materi Pelatihan pertemuan
Pasar resolution (3 minggu)

Lembar Kerja Action Plan 3 minggu a. Rencana kegiatan apa yang akan dilakukan
2. Merancang Action Plan b. Bagaimana pelaksanaan kegiatan tersebut
c. Apa yang dibutuhkan oleh Pengelola Pasar
untuk melakukan kegiatan tersebut
Mengimplementasikan kegiatan 6 bulan a. Berapa kali kegiatan dilakukan
komunitas yang telah direncanakan b. Berapa banyak partisipan yang terlibat
c. Informasi apa yang diperoleh partisipan
setelahmengikuti kegiatan tersebut
d. Bagaimana dampak informasi tersebut pada
komunikasi partisipan dengan PKL dan PMT
Memberikan layanan konsultasi 6 bulan a. Berapa banyak PKL dan PMT yang
dan konseling conflict resolution, berkonsultasi masalah conflicts
mengawasi jalannya kegiatan PKL dan PMT b. Masalah conflict apa yang mereka tanyakan
c. Bagaimana cara Pengelola Pasar
memberikan konsultasi pada PKL dan PMT

Jadwal kegiatan pemberdayaan komunitas pada PKL dan PMT


Conflict intervention musa

Sasaran Kegiatan Persiapan Waktu Evaluasi


PKL dan PMT 1.Identifikasi PKL dan PMT yang akan Daftar nama dan 1.minggu
dituju alamat
2.menyiapkan dan menyebarkan 1. minggu
undangan workshop conflic resolution
3.Menganalisis respon undangan Rencana teknis 1 minggu
Pelaksanaan workshop
(waktu dan tempat)

4. Melaksanakan workshop/FGD Materi workshop/FGD 1 hari Berapa banyak partisipan yang ingin mengikuti program
conflict resolution lanjutan
PKL dan PMT 2. merencanakan danmelaksanakan Perlengkapan dan 3x
pelatihan yang bertema conflict Materi Pelatihan pertemuan
resolution di masyarakat (3 minggu)

3. Merancang Action Plan Lembar Kerja Action 2. minggu -Rencana kegiatan apa yang akan dilakukan
Plan -Bagaimana pelaksanaan kegiatan tersebut
-Apa yang dibutuhkan oleh PKL dan PMT untuk
melakukan kegiatan tersebut
4. Mengimplementasikan kegiatan 3 bulan - Berapa kali kegiatan dilakukan
komunitas yang telah direncanakan - Berapa banyak partisipan yang terlibat
-Informasi apa yang diperoleh partisipan setelah
mengikuti kegiatan tersebut
- Bagaimana dampak informasi tersebut pada
diskus PKL partisipan dengan PMT
PKL danPMT 3 bulan a. Berapa banyak PKL dan PMT yang berkonsultasi
Memberikan layanan konsultasi masalah conflict di tempat kerja
dan konseling conflict resolution b. Masalah seperet apa yang mereka tanyakan
c. Bagaimana cara cousellor memberikan konsultasi
pada PKL daan PMT didik

You might also like