You are on page 1of 5

ANALISA SISTIM POLITIK

Dalam artikelnya yang terkenal ini Profesor Easton mengusulkan suatu


metode yang menganalisa berbagai jenis sisitim politik, yaitu dengan menelaah
sistim-sistim politik berdasar cirri-ciri dasar seperti : 1) unit-unit yang membentuk
sistim itu dan luasnya batas-batas pengaruh sistim itu, 2) “input” dan “output” dari
sistim yang tercermin dalam keputusan-keputusan yang dibuat dan proses
pembuatan keputusan (input) di dalam system tersebut, 3) jenis dan tingkat
diferensiasi dalam sisitim tersebut,dan 4) tingkat integrasi sistim politik yang
mencerminkan tingkat efisiensinya

1.BEBERAPA CIRI SISTIM POLITIK

Studi politik berusaha memahami bagaimana keputusan-keputusan yang


otoritatif atau sah dibuat dan dilaksanakan dalam suatu masyarakat. Sebagai suatu
sistem , tentu saja sistim politik memiliki ciri-ciri tertentu.Untuk memberikan
gambaran yang menyeluruh tentang pendekatan ini saya akan menunjukan lebih
dahulu cirri-ciri utamanya dengan keterangan sekadarnya.

1. Ciri-ciri identifikasi

Untuk membedakan suatu sistim politik dari sistim-sistim social lainya ,kita
harus mengidentifikasinya dengan menggambarkan unit-unit dasarnya dan
membuat garis batas yang memisahkan unit-unit itu dari unit-unit yang ada di luar
sistim politik itu.

(a) Unit-unit sistim politik. Unit-unit adalah unsure-unsur yang membentuk


suatu sistim.Dalam sistim politik,unit-unit ini berwujud tindakan-tindakan politik

(b) Perbatasan .Beberapa dari pernyataan paling penting berkenaan dengan


berfungsinya sistim politik hanya dapat dijawab bila kita memahami fakta bahwa
suatu sistim selalu berada dalam atau dikelilingi oleh lingkungan berupa sistim-
sistim lain.

Yang termasuk dalam suatu sistim politik adalah semua tindakan yang lebih
kurang langsung berkaitan dengan pembuatan keputusan-keputusan yang
mengikat masyarakat dan setiap tindakan social yang tidak mengandung ciri
tersebut tidak termasuk dalam sistim politik, sehingga secara otomatis akan
dipandang sebagai variable eksternal di dalam lingkungan sistim tersebut.
2.Input dan output

Dalam hubungan ini yang prlu diteliti lebih lanjut adalah bagaiman
mengidentifikasikan input-input dan kekuatan-kekuatan yang membentuk dan
merubah input-input itu, menelusuri proses-proses yang mentransformasikan input-
input itu menjadi output-output , menggambarkan kondisi-kondisi umum yang
dapat memelihara proses-proses itu, dan menarik hubungan antara output-output
dengan input-input berikutnya dalam sistim tersebut.

3.Diferensiasi dalam suatu sistim

Lingkungan itu memberikan energy untuk mengaktifkan suatu sistim serta


informasi tentang arah penggunaan enerji.dengan cara ini suatu sistim dapat
melakukan pekerjaanya .dan sistim itu menghasilkan suatu jenis output yang
berbeda dengan input yang diperoleh dari lingkunganya ,sehingga kita bisa
memakainya sebagai hipotesa bila suatu sistim politik harus menjalankan
pekerjaaan nermacam-macam tetapi dalam waktu yang terbatas,maka struktur
harus mengenal diferensiasi minimal, anggota-anggota dari suatu sistim paling
tidak mengenal pembagian kerja minimal yang memberikan suatu struktur tempat
berlangsungnya kegiatan-kegiatan tersebut.

4.Integrasi dalam suatu sistim.

fakta tentang difensiasi ini membukakan suatu wilayah yang luas bagi
penelitian sistim-sistim politik.diferensiasi strukturil ini mengatur kekeuatan yang
selalu berubah yang secara potensil bisa merusakkan integrasi sistim itu.

II. INPUT : TUNTUNAN

Ada dua jenis pokok input-input suatu sistim politik yaitu tuntunan dan
dukungan.Input-nput inilah yang memberikan bahan mentah atau informasi yang
harus diproses oleh sistim itu,dan juga energy yang dibutuhkan untuk kelangsungan
hidup sistim itu.

Penelitian yang sistimatis tentang tuntunan –tuntunan ini mengharuskan kita


untuk memperhatikan pertanyaan pokok

1)Bagaimana tuntunan-tuntunan itu timbul dan mendapatkan cirri khusus


dalam suatu masyarakat ? Dalam menjawab pertanyaan ini kita dapat menunjukan
bahwa tuntunan-tuntunan itu timbul dari bidang pengalaman yaitu dari lingkungan
di sekitar sistim itu,atau di dalam sistim itu sendiri.Pertama kali marilah kita lihat
tuntunan eksternal .masing-masing ini merupakan suatu kumpulan besar variable
dalam ingkungan yang membantu atau mempengaruhi pembentukan jenis
tuntunan yang masuk ke dalam sistim politik.setiap kebudayaan mendapatkan sifat
uniknya sebagian dari fakta bahwa kebudayaan itu menekankan ssatu atau
beberapa segi-segi prilaku khusus,dan penekanan strategis inilah yang
membedakanya dari kebudayaan-kebudayaan lain dalam hal tuntunan-tuntunan
yang di ajukanya.

2)Bagaimana tuntunan-tuntunan itu dirubah menjadi issue-issue politik? Issue


adalahb tuntunan yang oleh anggota-anggota masyarakat ditanggapi dan dianggap
sebagai hal yang penting untuk dibahas melaui saluran-saluran yang diakui dalam
sistim itu.perbedaan antara tuntunan dan issue menimbulkan sejumlah
masalah.Bila kita ingin memahami proses perubahan tuntunan menjadi issue ,kita
memerlukan data lebih lanjut ,sebagai contoh ,kita perlu mengetahui hubungan
antara suatu tuntunan dengan lokasi dari pencetusnya atau pendukungnya dalam
struktur kekuasaan dalam masyarakat tersebut

III.INPUT:DUKUNGAN

Input tuntutan itu hanyalah bahan dasar yang dipakai untuk membuat produk
akhir, yang disebut keputusan. untuk tetap menjaga keberlangsungan fungsinya,
sistim itu juga memerlukan enerji dalam bentuk tindakan-tindakan atau pandangan-
pandangan yang memajukan dan merintangi suatu sistim politik, tuntutan-tuntutan
yang timbul di dalamnya, dan keputusan-keputusan yang dihasilkannya, input ini
disebut dukungan (support). tanpa dukungan, tuntutan tidak akan bisa dipenuhi
atau konflik mengenai tujuan tidak akan terselesaikan.

Suasana pemikiran yang bersifat mendukung merupakan merupakan input


vital bagi bekerjanya dan pemeliharaan suatu sistim politik.

Untuk lebih memahaminya kita perlu mengidentifkasikan mekanisme-


mekanisme khusus yang menanamkan dan secara ajeg memperkuat sikap-sikap
mensdukung di dalam suatu sistim politik.Tetapi sebelumnya marilah kita perinci
dan kita teliiti sasaran-sasaran politik dalam kaitan dengan usaha memperluas
dukungan dalam suatu sistim politik.

1) Wilayah dukungan

Dukungan dimasukkan ke dalam sisitim politik dan mengarah pada tiga


sasaran:komunitas ,rejim,dan pemerintah.Diantara ketiganya ini harus
terdapat konvergensi atau kesatuan sikap ,pendapat maupun kehendak

A) Komunitas politis.

B) Rejim

C) Pemerintah

2) Kwantitas dan Ruang lingkup Dukungan

Berapa banyak dukungan yang diperlukan oleh suatu sistim dan berapa
banyak anggota sistim yang dibutuhkan untuk memberikan dukungan bila
suatu sistim ingin memiliki kemampuan untuk melekukan pekrajaan nerubah
tuntunan-tuntunan menjadi keputusan-keputusan?tidak ada jawaaban
sederhana yang dapat diberikan .Situasi aktuil dalam setiap kasus akan
menentukan jumlah dan ruang lingkup (scope) yang diberikan itu.tetapi kita
bisa menggambarkan sejumlah situasi yang bisa membantu mengarahkan
pehatian kita ke generalisasi-generalisasi yang mungkin dibuat.

IV.MEKANISME DUKUNGAN

1.output-output sebagai mekanisme dukungan.

Output dari suatu sistim politik adalah berwujud suatu keputusan atau
kebijaksanaan politik.Karena output-output khas dari suatu sistim adalah
keputusan-keputusan mengenai kebijasanaan,,maka pada pemerintahan terletak
tanggung jawab tertinggi untuk menyesesuaikan atau menyeimbangkan output
berupa keputusan dengan input berupa tuntutan.

Kita dapat mengatakan bahwa paling tidak tuntutan dari aggot-aggota yang
paling berpengaruh yang harus dipenuhi.Penting nya keputusan-keputusan
pemerintah bagi dukungan terhadap dua segi lain dari suatu sistim yaitu komunitas
politik dan rejim sudah Nampak jelas dari pembahasan di atas. Tidak semua
penarikan atau pencabutan dukungan terhadap pemerintah bisa mengakibatkan
keberhasilan atau kegagalan sutu rejim atau komunita politik. Tetapi ketidak
mampuan suatu pemerintah untuk menghasilkan output-output yang memuaskan
bagi anggota-anggota suatu sistim akan dapat merangsang timbul nya tuntutan-
tuntutan untuk merubah rejim yang berlaku atau menghancurkan komunitas
politik itu. Karena alas an ini, perimbangan input-output merupakan suatu
mekanisme vital bagi kehidupan sistim politik.

2.Politisasi sebagai mekanisme dukungan

Seorang individu tumbuh dalam suatu masyarakat,anggota –anggota lain


dalam masyarakat itu,melalui suatu jaringan ganjaran dan hukuman (network of
rewards and punishment) berkomunikasi dengan nya dan menanamkan berbagai
jenis tujuan dan norma terkembaga dari masyarakat itu.Cara-cara dengan mana
anggota masyarakat m empelajari pola-pola politik inilah yang saya sebut sebagai
proses politisasi.

Begitu anggota suatu masyarakat meningkat dewasa mereka harus


menyerap berbagai orientasi dan sikap terhadap masalah-masalah politik yang
diharapkan dipunyai oleh setiap orang dalam masyarakat itu.Bila harapan-harapan
anggota-anggota masyarakat mengenai cara bagaimana seharus nya setiap orang
bertingkah laku dalam situasi-situasi politik tertentu berbeda jauh,tidak mungkin
dilakukan tindakan bersama dalam membut keputusan-keputusan yang mengikat .

walaupun kita tidak dapat memberikan gambaran terperinci kita dapat


menyebutkan beberapa dimensi yang relevan. Yang pertama proses belajar atau
proses politisasi bagi seorang individu tidak skan pernah berhenti ,prose situ mulai
pada masa kanak-kanak dan berdasar pengetahuan kita tentang pendidikan
memiliki pengaruh yang terdalam pada masa umur belasan’.

Yang kedua, proses politisasi pada tingkat nya yang paling umum melibatkan
suatu jaringan ganjaran dan hukuman yang cukup rumit.untuk menganut sikap-
sikap politik dan menjalankan tindakan politik yang di anngap benar,untuk
menyelaras kan diri dengan penafsira tujuan-tujuan politik yang diterima secara
umum,dan untuk menjalankan kewajiban-kewajiban terlembaga bagi seseorang
anggota suatu sistimpolitik,kita memperoleh ganjaran hukuman , keuntungan
maupun kerugian.

Yang ketiga,disemua masyarakat sarana-sarana yang dipergunakan lebih


banyak bersifat merugikan untuk mengkomunikasikan tujuan-tujuan dan norma-
norma kepada pihak lain cenderung bersifat berulang-ulang.Berbagai mitos, doktrin
dan filsafat politik menanamkan suatu penafsiran tertentu mengenai tujuan-tujuan
dan noram-norma kepada setiap generasi.Bila keterkaitan politik itu menjadi
berakar sangat kuat atau terlembaga,kita katakana bahwa sistim politik nya
memiliki legimitasi yang tinggi.

Bila suatu sistim politik ingin dapat tetap bertahan dalam menghadapi
gelombang goncangan-goncangan yang akan terjadi bila output-output yang
dihasilkan nya lebih banyak bersifat merugikan bagi anggota nya,maka sistim itu
harus mampu menciptakan dukungan yang didasarkan pada pengakuan akan
legitimasi dari pemerintah dan rejim nya karena dukungan semacam inilah yang
mampu menciptakan cadangan-cadangan yang memadai.

You might also like