You are on page 1of 2

Rahasia Silaturrahim

oleh: Abdullah Gymnastiar

Tahukah kalian tentang sesuatu yang paling cepat mendatangkan kebaikan ataupun
keburukan? "Sesuatu yang paling cepat mendatangkan kebaikan adalah pahala orang yang
berbuat kebaikan dan menghubungkan tali silaturrahim, sedangkan yang paling cepat
mendatangkan keburukan ialah siksaan bagi orang yang berbuat jahat dan yang
memutuskan tali persaudaraan" (HR Ibnu Majah)

Silaturrahim tidak sekedar bersentuhan tangan atau memohon maaf belaka. Ada
sesuatu yang lebih hakiki dari itu semua, yaitu aspek mental dan keluasan hati. Hal ini sesuai
dengan asal kata dari silaturrahim itu sendiri, yaitu shilat atau washl, yang berarti
menyambungkan atau menghimpun, dan ar-rahim yang berarti kasih sayang. Makna
menyambungkan menunjukkan sebuah proses aktif dari sesuatu yang asalnya tidak
tersambung. Menghimpun biasanya mengandung makna sesuatu yang tercerai-berai dan
berantakan, menjadi sesuatu yang bersatu dan utuh kembali. Tentang hal ini Rasulullah saw
bersabda, "Yang disebut bersilaturrahim itu bukanlah seseorang yang membalas kunjungan
atau pemberian, melainkan bersilaturrahim itu ialah menyambungkan apa yang telah putus"
(HR Bukhari).

Kalau orang lain mengunjungi kita dan kita balas mengunjunginya, ini tidak
memerlukan kekuatan mental yang tinggi. Boleh jadi kita melakukannya karena merasa malu
atau berhutang budi kepada orang tersebut. Namun, bila ada orang yang tidak pernah
bersilaturrahim kepada kita, lalu dengan sengaja kita mengunjunginya walau harus
menempuh jarak yang jauh dan melelahkan, maka inilah yang disebut silaturrahim. Apalagi
kalau kita bersilaturrahim kepada orang yang membenci kita, seseorang yang sangat
menghindari pertemuan dengan kita, lalu kita mengupayakan diri untuk bertemu dengannya.
Inilah silaturrahim yang sebenarnya.

Rasulullah saw pernah memberikan nasihat kepada para sahabat, "Hendaklah kalian
mengharapkan kemuliaan dari Allah". Para sahabat pun bertanya, "Apakah yang dimaksud
itu, ya Rasulullah?" Beliau kemudian bersabda lagi, "Hendaklah kalian suka
menghubungkan tali silaturrahim kepada orang yang telah memutuskannya, memberi
sesuatu (hadiah) kepada orang yang tidak pernah memberi sesuatu kepada kalian, dan
hendaklah kalian bersabar (jangan lekas marah) kepada orang yang menganggap kalian
bodoh." (HR Hakim).

Dalam hadis lain dikisahkan pula, "Maukah kalian aku tunjukkan amal yang lebih
besar pahalanya daripada shalat dan shaum?" tanya Rasulullah saw kepada para sahabat.
"Tentu saja," jawab mereka. Beliau kemudian menjelaskan, "Engkau damaikan yang
bertengkar, menyambungkan persaudaraan yang terputus, mempertemukan kembali
saudara-saudara yang terpisah, menjembatani berbagai kelompok dalam Islam, dan
mengukuhkan tali persaudaraan di antara mereka adalah amal shalih yang besar pahalanya.
Barangsiapa yang ingin dipanjangkan umurnya dan diluaskan rezekinya, hendaklah ia
menyambungkan tali silaturrahim" (HR Bukhari Muslim).

***

Sahabat, bagaimana mungkin hidup kita akan tenang kalau di dalam hati masih
tersimpan kebenciaan dan rasa permusuhan kepada sesama muslim. Perhatikan keluarga kita,
kaum yang paling kecil di masyarakat. Bila di dalamnya ada beberapa orang saja yang sudah
tidak saling tegur sapa, saling menjauhi, apalagi kalau di belakang sudah saling menohok,
menggunjing, dan memfitnah, maka rahmat Allah akan dijauhkan dari rumah tersebut. Dalam
skala yang lebih luas, dalam lingkup sebuah negara, bila di dalamnya sudah ada kelompok
yang saling jegal, saling fitnah, atau saling menjatuhkan, maka dikhawatirkan bahwa bangsa
dan negara tersebut akan terputus dari rahmat dan pertolongan Allah swt.

Silaturrahim adalah kunci terbukanya rahmat dan pertolongan Allah swt. Dengan
terhubungnya silaturahim, maka ukhuwah Islamiyah akan terjalin dengan baik. Bagaimana
pun besarnya umat Islam secara kuantitatif, sama sekali tidak ada artinya bila di dalamnya
tidak ada persatuan dan kerja sama untuk taat kepada Allah. Sebagai umat yang besar, kaum
muslim memang diwajibkan ada yang terjun di bidang politik, ekonomi, hukum, dsb, karena
tanpa itu kita akan dipermainkan dan kepentingan kita tidak ternaungi secara legal di dalam
kehidupan bermasyarakat. Namun demikian, berbagai kelompok yang ada harus dijadikan
sarana berkompetisi untuk mencapai satu tujuan mulia, tidak saling menghancurkan dan
berperang, bahkan lebih senang berkoalisi dengan pihak lain. Sebagai umat yang taat, kita
berkewajiban untuk mendukung segala kegiatan yang menyatukan langkah berbagai
kelompok kaum muslimin dan mempererat tali persaudaraan di antara kita semua. Wallahu
'alam.

You might also like