You are on page 1of 2

Munafik dan pembagiannya

Menurut bahasa, munafik berasal dari kata munafaqah dan nifaqa yang berarti berpura-pura pada
urusan agama. Munafik adalah orang yang menyembunyikan kekafiran yang berada didalam hatinya
dan menyatakan (memperlihatkan) keimanan dengan lisannya. Para ulama seperti syaikh
Muhammad bin Abdul Wahhab-semoga Allah merahmatinya-menyebutkan bahwa munafik terbagi
kepada;

a. Munafiqun I’tiqadi (Munafik I’tikad)

munafik tersebut menjadi bagian akidah dari seseorang, jika munafik telah menjadi keyakinan maka
akidah orang tersebut telah rusak dan akan berhadapan dengan ancaman Allah SWT, yakni akan
ditempatkan pada neraka yang paling bawah. Munafik ini meliputi:

1. Mendustakan Rasul atau mendustakan sebagian ajaran yang dibawa Rasulullah

Timbulnya sikap sebagian orang-orang (munafik) yang mendustakan Muhammad sebagai Rasulullah
atau mendustakan sebagian dari ajaran yang dibawanya telah diakui oleh Allah SWT, yang ternyata
juga dialami oleh para Nabi dan Rasul sebelum kedatangan Muhammad SAW. Firman Allah;

“Jika mereka mendustakan kamu (wahai Muhammad), sesungguhnya rasul-rasul sebelum kamu pun
telah didustakan (pula), mereka telah datang dengan mukjizat-mukjizat yang nyata, Zabur 1, dan
kitab yang memberi penjelasan yang sempurna.” (Ali Imran : 184)

Karena begitu seringnya Nabi Muhammad SAW mengalami keadaan yang seperti ini, Allah
menganggap perlu memberikan semacam “hiburan” yang dapat membesarkan hati Rasulullah dalam
menjalankan tugas kerasulan kepada umatnya melalui firman-Nya;

“Sesungguhnya, Kami mengetahui bahwa apa yang mereka katakan itu menyedihkan hatimu,
(janganlah kamu bersedih hati), karena mereka sebenarnya bukan mendustakan kamu, akan tetapi
orang-orang yang zhalim itu mengingkari ayat-ayat Allah. Dan sesungguhnya telah didustakan
(pula) rasul-rasul sebelum kamu, akan tetapi mereka bersabar terhadap pendustaan dan
penganiayaan (yang dilakukan) terhadap mereka. Tidak ada seorang pun yang dapat merubah
kalimat-kalimat (janji) Allah. Dan sesungguhnya telah datang kepadamu sebagian dari berita rasul-
rasul itu. Dan jika perpalingan mereka (darimu) terasa amat berat bagimu, maka jika kamu sanggup
membuat lubang di bumi atau tangga ke langit lalu kamu dapat mendatangkan mukjizat kepada
mereka, (maka buatlah). Kalau Allah menghendaki tentu saja Allah menjadikan mereka semua
dalam petunjuk, sebab itu janganlah kamu sekali-kali termasuk orang-orang yang bodoh.” (Al-An’am
: 33-35)

2. Membenci Rasul atau membenci sebagian ajaran yang dibawa Rasullullah SAW

Sikap inilah yang telah diperlihatkan oleh orang-orang munafik di Madinah ketika mereka mengambil
sikap yang mendua menghadapi Rasulullah SAW beserta para sahabatnya. Firman Allah;

“Orang-orang yang ditinggalkan (tidak ikut berperang) itu, merasa gembira dengan tinggalnya
mereka di belakang Rasulullah, dan mereka tidak suka (benci) berjihad dengan harta dan jiwa
1
Zabur ialah lembaran-lembaran yang berisi wahyu yang diberikan kepada nabi-nabi sebelum nabi
Muhammad SAW yang isinya mengandung hikmah-hikmah.
mereka pada jalan Allah dan mereka berkata, ‘Janganlah kamu berangkat (pergi berperang) dalam
keadaan panas terik ini.’ Katakanlah, ‘Api neraka Jahanam itu lebih sangat panas (nya), jikalau
mereka mengetahui.’ Maka hendaklah mereka tertawa sedikit dan banyak menangis, sebagai
pembalasan dari apa yang selalu mereka kerjakan.” (At-Taubah : 81-82)

Yazid bin Abi Habib meriwayatkan dari Ibnu Syimamah Al-Mahri, mengatakan bahwa pada suatu
ketika, disaat Amar bin Al-Ash dalam keadaan sekarat, ketika ditanya oleh anaknya, Amr
mengatakan, “Sesungguhnya yang paling utama adalah persaksian bahwa tidak ada Tuhan yang
berhak disembah selain Allah dan bersaksi bahwa Muhammad adalah utusan Allah. Ketika itu aku
melihat bahwa tidak ada seorang pun yang lebih membenci Rasul selain aku, bahkan (jika punya
kesempatan) aku ingin membunuhnya. Sekiranya aku mati pada waktu itu tentulah aku menjadi
penghuni neraka. Namun setelah Allah memasukkan Islam kedalam lubuk hatiku, aku mendatangi
Rasulullah untuk melakukan baiat (janji setia menyatakan Islam) dan memohonkan ampunan
untukku kepada Allah.”

Ketika itu Nabi SAW bersabda kepadanya, “Adapun terhadap apa yang telah kamu lakukan,
sesungguhnya Islam menggugurkan apa (dosa) yang sebelumnya, sesungguhnya hijrah
menggugurkan apa (dosa) yang sebelumnya, sesungguhnya haji menggugurkan apa (dosa) yang
sebelumnya.”

Amar bin Ash kembali berkata, “Semenjak itu, tidak ada seorang pun yang paling aku cintai dari pada
Rasulullah SAW.” Beliau-semoga Allah merahmatinya-mengatakan,”Sekiranya aku mati dalam
keadaan yang seperti itu, aku berharap kiranya aku menjadi bagian dari penghuni surga.” (H.R.
Muslim)2

3. Bahagia dengan kemunduran ajaran Islam atau tidak senang dengan kemenangan Islam

Lain yang diatas lain pula yang disini, pada poin ini orang-orang munafik mempunyai sifat yang
sangat luar biasa jeleknya. Jangankan untuk menunjukkan loyalitasnya yang tinggi kepada Islam,
yang ada justru merasa dengan penderitaan dan kekalahan yang dialami oleh Rasulullah dan para
sahabatnya. Kegembiraan mereka ini direkam Allah dalam beberapa ayat-Nya, firman Allah;

“Jika kamu

2
Shahih Muslim bi Syarhi An-Nawawi, Kitab Al-Iman, Bab Kauni Al-Islam Yahdimu Ma Kana Qablahu (no. 192)

You might also like