You are on page 1of 3

KECIL

JADILAH ORANG

DENGAN TARBIYAH

Oleh: Fatih Beeman*

Jika manusia diberikan pilihan, apakah ingin menjadi orang sukses atau gagal, maka
dapat dipastikan seluruh manusia—yang mampu berpikir—akan memilih sukses. Ya, sukses
memang pilihan terbaik ketimbang sebuah kegagalan. Pertanyaannya adalah, how to be a
succes?
Ada banyak buku pengembangan diri yang berisikan kiat-kiat untuk menjadi orang
sukses. Harga yang harus dibayarkan untuk mendapatkan buku itupun, sama dengan harga
yang harus dibayarkan untuk sebuah kesuksesan; mahal—untuk ukuran pelajar dan
mahasiswa.
Selain buku how to, banyak berjamur pula—dewasa ini—lembaga training yang
menawarkan jasa pelatihan pengembangan diri (maupun organisasi). Dan—sekali lagi—cost
yang harus dibayarkan tidaklah sedikit.
Memang, selepas membaca buku atau mengikuti training pengembangan diri, kita akan
menemukan dan merasakan sensasi serta semangat yang menggelegak untuk menuju
kesuksesan. Akan tetapi, hal tersebut hanyalah berlangsung sementara waktu saja. Setelah itu,
sirna laksana ditelan bumi.
Untuk itu, sangat diperlukan self motivation. Motivasi yang datang dari dalam diri itulah—
sebenarnya—yang paling efektif. Satria Hadi Lubis mengatakan bahwa manusia yang paling
pandai memotivasi diri sendiri adalah Muhammad Saw.
Rasululah Saw, mampu berdakwah dan menaklukan jazirah
Arab dan sekitarnya, karena beliau mampu memotivasi
dirinya sendiri, bahwa — dengan pertolongan Allah—beliau
mampu melakukannya.
Selain Rasulullah Muhammad Saw, kita juga mengenal
seorang petinju dunia yang bernama Mohamad Ali.
Sebelum bertanding, biasanya Ali sesumbar, dengan
mengatakan kalau dia jagoan, dia mampu, dan lain
sebagainya. Hal tersebut tak lain untuk memotivasi dirinya
agar mampu memenangkan pertarungan. Karena
lawan paling berat— sejatinya—adalah diri sendiri.

Untuk menjadi sukses, ternyata cukup mudah.


Sukses itu GRATIS! Meminjam istilah Supardi Lee (Pendiri Institut Kemandirian), bahwa
untuk menjadi orang sukses, kita TIDAK PERLU MENJADI ORANG BESAR! Tetapi
jadilah ORANG KECIL saja!
Maksud menjadi orang kecil adalah, dalam hidup ini—untuk sukses—kita harus
memakai “kacamata kecil.” Dengan “kacamata kecil” kita akan melihat tantangan, halangan,
dan rintangan itu menjadi kecil. Sehingga dengan mudah kita bisa melaluinya. Melihat segala
hal itu kecil, bukanlah memandang remeh segala hal tersebut. Melainkan, melihat dan
menganggap POTENSI KITA LEBIH BESAR ketimbang tantangan yang merintangi. Seraya
memuji ALLAH YANG MAHA BESAR, yang telah mewariskan potensi kepada kita.
Sekali lagi, SUKSES ITU BISA DILALUI DENGAN KECIL! Maka kerja yang kita
lakukan juga merupakan KERJA KECIL. KERJA KECIL untuk KESUKSESAN BESAR!
Kerja kecil itu sendiri merupakan akronim dari kerja KEras, kerja Cerdas, dan kerja
IkhLas. Kerja keras adalah, kerja yang mengandalkan kemampuan kita sendiri. Asumsinya,
ketika kita memiliki kemampuan 50, maka hasilnya juga akan 50. Kerja cerdas adalah—
selain dengan tenaga sendiri—kita menggunakan dan memanfaatkan orang lain untuk
mencapai apa yang kita inginkan. Istilah kerennya adalah managerial. Maka hasil yang akan
kita raihpun menjadi lebih besar. Kerja ikhlas adalah, kita menghadirkan kekuatan Allah
dalam setiap kerja yang kita lakukan. Kita meminta kepada Allah agar Dia membantu kita
dalam mencapai cita-cita. Kalau Allah sudah “berkenan” menolong, maka takkan ada
halangan atau gangguan yang terasa berarti.
Kerja kecil, kalau dalam bahasa manajemen Qolbu disebut dengan semangat pikir,
dzikir, dan ikhtiar! Sudahkah ketiga hal itu melekat dalam diri kita? Mari sama-sama
mengaplikasikannya!

Tarbiyah sebagai Batu Loncatan Jadi Orang Kecil

Lalu, bagaimanakah caranya agar kita bisa memiliki semangat “Orang Kecil”? Salah
satunya adalah dengan tarbiyah. Pertanyaan selanjutnya adalah, kenapa harus tarbiyah?
Tarbiyah, berasal dari bahasa Arab. Kalau kita bahasa Indonesiakan, kurang lebih
memiliki arti pendidikan. Namun, bukan itu yang akan dikupas dalam tulisan itu. Tentu anda
pernah mendengar istilah mentoring atau tutorial. Nah, mentoring/tutorial itulah yang saya
maksud dengan tarbiyah dalam bahasan kali ini.
Tarbiyah, sedikitnya memiliki tiga makna, di antaranya:

1. Robba yarbu (tumbuh)


Seorang yang menjalani proses tarbiyah dalam kehidupannya, maka secara mental
dia akan mengalami pertumbuhan (improvement). Pertumbuhan yang dimaksud di
sini adalah kedewasaan.
Seseorang yang menjalani proses tarbiyah, ia akan cepat sekali mengalami
pendewasaan. Dewasa secara fisik maupun mental. Kata-kata, bisa mencerminkan
kedewasaan seseorang. Maka anda tidak akan menemukan, insan tarbiyah berkata
jorok atau perkataan yang sia-sia.

2. Robbia yarbu (berkembang/development)


Orang yang menjalani proses tarbiyah, selain ia “bertumbuh”, ia juga mampu
berkembang. Berkembang berarti, bisa melahirkan “bunga-bunga” yang baru.
Dengan kata lain, selain ia menjadi orang cerdas, ia juga bisa membuat orang di
sekitarnya cerdas. Di sana ada proses duplikasi.

3. Robba yarobbu (pemberdayaan/empowerment)


Reza M. Syarief mengatakan bahwa semua orang itu cerdas. Kata kunci yang beliau
berikan pada kata “cerdas” ini adalah, karena manusia itu unik. Berarti, manusia itu
cerdas dengan keunikannya masing-masing. Nah, dalam tarbiyah/mentoring, anda
akan ditunjukkan bagaimana caranya agar anda mampu menemukan keunikan anda.

Yup, selamat menjadi orang sukses! Selamat menjadi orang kecil! Selamat, karena anda
telah menemukan bahwa POTENSI ANDA BESAR, dan rintangan yang anda hadapi itu
kecil adanya Tentu saja itu semua karunia dari ALLAH YANG MAHA BESAR.
Salam Always!

*Fatih Beeman, adalah mahasiswa Fikom Unpad. Penulis buku “Beginilah


Seharusnya HIdup” dan “Merangkai Karya Menjadi Kaya”. Selain itu, ia juga merupakan
freelancer untuk skenario FTV remaja di beberapa station TV Swasta. Aktif di Biro
Kerohanian Islam Fikom Unpad, dan FLP Jatinangor. Sering menjadi pembicara di even-
even kepenulisan, atau menjadi trainer untuk pelatihan motivasi remaja.

You might also like