Professional Documents
Culture Documents
Gambaran Virus
Virus DNA, serat ganda parsial (tartially double Strande), panjang genom
1. Sferikal pleomorfik, diameter 17-25 nm, terdiri dari komponen selubung saja.
3. Partikel virion lengkap/partikel Dane, terdiri dari genom HBV dan selubung,
diameter 42 nm
Protein yang dibuat oleh virus ini yang bersifat antigenik serta memberi
yang semata-mata disandi oleh gen S disebut sebagai mayor protein, yang
oleh daerah pre-S2 dinamakan middle protein dan yang oleh Pre-S1 disebut
large protein.
Secara imunologik terdapat 4 subtipe utama HBV, yaitu atas dasar tipe
dari HBsAg. Subtype tersebut adalah adw, adr, ayw, dan ayr yang semunya
Antibodi terhadap HBsAg, HBcAg dan HBeAg dibentuk pada saat yang
keberadaan antigen dan antibodinya dalam darah penderita hepatitis akut yang
tipikal.
dan kanker hati. Masa inkubasi lama, antara 50-180 hari. Virus masuk tubuh
terutama melalui darah. Dari seorang penderita, HBV dapat ditemukan di dalam
darah, saliva, urin, cairan semen, monosit, lekosit, sumsum tulang dan pancreas;
jumlah terbanyak adalah dalam darah. Transmisi bisa secara horizontal dan
adalah tenaga medis dan dokter gigi, pasien dengan hemodialisis, pemakai obat
mereka yang mentalnya terbelakang dan bayi yang lahir dari ibu dengan infeksi
HBV.
Deteksi infeksi HBV pada pasien ditegakkan dengan
reaction)
Untuk pencegahan infetsi HBY telah beredar berbagai macam vaksin, baik
yang berasal dari plasma yang mengandung HBsAg atau yang dibuat dengan
tekhnik DNA rekombinan. Ada yang hanya berisi HBsAg dan adapula yang
Belakangan ini ditemukan galur (strain) HBV mutan yang tidak membuat
HBeAg. Secara klinik pasien yang terinfeksi oleh galur ini akan memperlihatkan
gejala hepatitis yang berat. Galur ini juga ditemukan pada kasus hepatitis
fulminan.
HEPATITIS C
Gambaran Virus
30-60 nm. Panjang genom berkisar 10 kilobasa. Daerah lima prime (5’) genom
mengkode sintesis protein struktutal (C, core; M, membrane dan E, envelope) dan
daerah tiga primer nya (3’) mengkode protein non structural (NS1-NS5). Ujung 5’
dari genom virus dimulai dengan seangkaian nukleotida yang tidak menjalani
translasi (5’ non-coding region). Bagian ini merupakan bagian yang paling
conserved dan memiliki tingkat homologi yang tinggi diantara galur HCV yang
berhasil diisolasi sampai saat ini. Salain 5’ non coding region, urutan asam
nukleat virus dari berbagai isolat HCV menunjukkan adanya variabilitas genom
yang tinggi.
1. Pemanasan
Pemanasan kering pada suhu 800C selama 72 jam dan pasteurisasi (60 0C
selama 10 jam).
panjang.
Berdasarkan sifat fisik (diameter virus dan adanya selubung lipid) dan
morfilogi virus ini dan baru pada talun 1989, Cho dkk berhasil mengisolasi cDNA
non B. Sampai saat ini simpanse merupakan satu-satunya hewan percobaan yang
dapat dipakai sebagai model untuk melihat perjalanan penyakit yang ditimbulkan
Gambaran klinis
a. Infeksi akut
besar kasus tidak mengalami ikterik. Gambaran khas hepatitis NANB adalah
Infeksi yang persisten merupakan ciri khas infeksi HCV; diduga 50% dari
seluruh kasus infeksi HCV pasca tansfusi menjadi hepatitis kronik. Kriteria
sel hati. Namun berbeda dengan HBV, replikasi HCV dalam sel hati tidak melalui
fase DNA dan belum diketahui dengan pasti tapi di duga berkaitan dengan infeksi
HCV persisten yang menyebabkan kerusakan sel hati kronis dan nekrosis yang
diikuti dengan regenerasi sel-sel hati secara terus menerus. Meningkatnya jumlah
sel hati yang bermitosis memperbesar kemungkinan terjadinya mutasi yang dapat
Pola Penularan
terpapar alat suntik yang terkontaminasi HCV. Penularan virus secara seksual
mungkin terjadi, tetapi dianggap tidak efektif. Hal ini karena rendahnya titer virus
dalam sebagian darah penderita dan virus sangat jarang ditemukan dalam sekret
Penularan vertikal dari ibu ke bayi juga dianggap tidak urnum terjadi,
kecuali jika ibu mengandung kadar viremia yang tinggi atau terdapat koinfeki
dengan HIV. Bayi yang dilahirkan dari ibu yang terinfeksi HCV akan
mengandung antibody maternal anti HCV yang akan menghilang setelah 3-12
bulan.
artropoda, diperkirakan cara yang penularan ini mungkin terjadi pada HCV.
Namun sampai saat ini adanya vector tersebut belum dapat dibuktikan. Meskipun
demikian, kemungkinan ini perlu diteliti lebih jauh mengingat banyak kasus
Diagnosis Laboratorium
1. Serologi
Deteksi infeksi HCV saat ini secara rutin dilakukan dengan menemukan
anti HCV dalam serum penderita dengan tekhnik ELISA. Dalam tekhnik ini,
rekombinan C-100-3 yang berasal dari daerah non structural (NS4) virus. Anti
HCV baru dapar dideteksi 4-6 bulan setelah terjadinya paparan atau 2-4 bulan
pada sebagian kasus yang menunjukkan perbaikan klinis dan biokimiawi dari
fungsi hati.
terbentunya antibody.
3. Respon imun penderita tidak adekuat terhadap antigen C-100-3, terutama pada
kasus-kasus akut.
merupakan gabungan beberapa protein HCV (C33x, C-100-3 dan C22c yang
berasal dari daerah non-struktural dan structural genom). Antigen ini lebih
sensitive daripada first generation assay dan dapat mendeteksi infeksi HCV lebih
dini karena anti C-22c merupakan natibodi yang mula-mula timbul dan tersering
ditemukan.
2. RNA Virus
Asam nukleat (RNA) virus dapat dideteksi dalam serum dan jaringan hati
chain reaction (RT-PCR). Untuk mendapatkan hasil yang optimal, maka primer
region) yang lebih diketahui memiliki tingkat homologi yang tinggi diantara
berbagai isolate HCV. Dengan tekhnik ini, viremia dapat dideteksi beberapa hari
setelah paparan terhadap virus yaitu beberapa minggu sebelum kadar SGPT
meningkat dan anti HCV ditemukan dalam darah. PCR juga dapat digunakan
untuk memonitor efek terapi interferon pada penderita yaitu dengan melihat