Professional Documents
Culture Documents
PENDAHULUAN
Teknologi modern pada zaman sekarang telah mampu mengatasi masalah kemandulan (bagi
manusia) dan menghasilkan bibit-bibit unggul (bagi hewan yang dapat menguntungkan manusia),
khususnya dalam bidang bioteknologi. Hal tersebut dapat dilakukan diantaranya dengan melalui
inseminasi buatan.
Dari hasil kemajuan bioteknologi tersbut, sekarang telah tersedia inseminasi buatan, fertilisasi
atau pembuatan in vitro dan rahim kontrak. Kemajuan bioteknologi tersebut apabila diterapkan pada
dunia hewan, maka akan mendatangkan manfaat dan keuntungan bagi manusia. Namun, jika kemajuan
bioteknologi diaplikasikan pada manusia, maka akan menghasilkan dampak yang positif dan dampak
yang negatif. Dampak posotof dapat diambil dari orang-orang yang telah menikah, tetapi tidak bisa
mempunyai anak, maka agar keinginan untuk mempunyai anak dapat terwujud, maka dapat dilakukan
dengan melalui bayi tabung atau rahim kontrak. Sedangkan dampak negatifnya yaitu dapat
menimbulkan kekacauan dalam sistem keturunan manusia.
Maka sejak tahun 1956 dewan gereja di Roma telah mengutuk kegiatan tersebut dengan alasan
bahwa inseminasi buatan dapat memisahkan tindakan prokreasi (kasih sayang terhadap anak, dan anak
adalah karunia Tuhan yang harus dijunjung tinggi) dan persatuan cinta. Alasan lainnya yaitu kegiatan
inseminasi melibatkan tindakan masturbasi yang dibutuhkan untuk mengeluarkan sperma.
Sampai sekarang mayoritas para teolog moral masih berpegang pada sikap mengutuk terhadap kegiatan
inseminasi buatan yang diterapkan pada manusia. Bagaimanapun juga pewaris sifat genetis yang terjadi
pada anak melibatkan pihak ketiga bagi pasangan dalam perkawinan. Hal tersebut akan menimbulkan
“celaan biologis” serta menyangkut psikologis anak itu sendiri dalam lingkungan sosialnya.
Kenyataannya sekarang, banyak para ahli psikologi yang masih berusaha keras untuk
mewujudkan atau mengaplikasikan inseminasi buatan pada manusia. Namun, bagi pasangan suami istri
yang akan melaksanakan inseminasi buatan dapat dilakukan atas dasar keputusan bersama guna
mewujudkan pernikahan yang harmonis dan bahagia.
1. Mempersiapkan sapi pejantan yang akan diinseminasi yang umurnya 15 – 18 bulan, tingginya 123
cm dan beratnya minimal 350 kg.
2. Persiapan vagina buatan yang suhunya mencapai 420C, vagina buatan ini harus licin, karena itu
gunakan vaseline agar licin seperti vagina yang asli
3. Penampungan semen sapi pejantan, sapi pejantan dan spai betina disatukan kemudian sapi-sapi itu
akan melakukan fisin (pemanasan sebelum kawin), bila penis jantan telah kelihatan merah, tegang dan
kencang, maka penis langsung dimasukan ke vagina buatan.
4. Kemudian sperma dalam vagina buatan dibawa ke laboratorium untuk diperiksa.
Bila sperma berwarna hijau, ada kotoran yang terdorong
Bila sperma berwarna merah, segar, venis teriritasi
Bila sperma berwarna cokelat, venis ada yang luka
Bila sperma berwarna krem susu bening, maka itulah sperma yang bagus
5. Penentuan konsentrasi semen segar
6. Proses pengenceran sperma
7. Proses filing dan sealing, memasukan sperma ke dalam ministrow isi I strow 0,25 CC
8. Proses pembekuan
9. After throwing dan water intubator test
Tidak hanya sapi yang diproduksi di Balai Inseminasi Buatan, tetapi juga memproduksi :
Kerbau burah (bule item) bonga
Kambing dan domba
Kuda (sekarang tidak dikembangkan lagi)
Makanan sapi yang ada di BIB diantaranya rumput gajah, rumput Afrika, dan konsentrat
(dedak, jagung, tepung, ikan, darah mineral dan tulang). Sapi di BIB tidak boleh terlalu gemuk apabila
akan diinseminasi karena genetik sapi harus murni. Selain itu, untuk makanan sapi harus ditambahkan
protein sebanyak 24%.
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
4.1 Kesimpulan
Karya tulis dalam tugas sekolah lintas mata pelajaran ini sangat menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi penulis, khususnya di bidang Inseminasi Buatan pada sapi. Dengan adanya kegiatan
penelitian pada Inseminasi Buatan pada sapi ini dapat memahami cara reproduksi sapi. Menambah
wawasan ilmu pengetahuan , dan juga memenuhi tugas lintas mata pelajaran di sekolah.
Untuk itu dalam hal ini penulis menyusun karya tulis ini sebagai tolak ukur negara kita dalam
hal Inseminasi Buatan pada sapi yang dilakukan di Lembang, Bandung. In isangat berpengaruh untuk
pemasukan kas negara atau keuangan negara. Selain itu juga untuk memenuhi bibit ternak sapi unggul
yang selalu mengimpor dari negara lain. Selain hal tersebut juga dapat memajukan Indonesia,
mensejahterakan warga Indonesia khususnya di bidang peternakan, Inseminasi pada sapi.
4.2 Saran
Sebelumnya penulis minta maaf kepada khalayak yang bersangkutan yakni Balai Inseminasi
Buatan (BIB). Penulis sangat yakin jikalau BIB ini maju maka apa yang dibutuhkan negara kita dalam
hal pembibitan ternak sapi unggul, pembuatan semen beku ini dapat berbuah hasil yang diinginkan
yaitu memperoleh keuntungan.
Kelancaran yang dilakukan selama beberapa tahun yaitu dari tahun 1976 sampai sekarang ini
adalah karena berkat kerja keras, usaha atau upaya, saling kerja sama yang dilakukan oleh para
karyawan kompak, disiplin dan pantang menyerah dalam menghadapi hambatan dan rintangan,
sehingga membuahkan hasil yang memuaskan.
Selain itu dengan apa yang dikaji, digali dan dipelajari apa yang didapat di BIB ini, penulis
sangat berharap jikalau penulis berhasil dalam pendidikannya maka akan dengan berat hati, BIB
bersedia menerima sebagai karyawan di BIB tersebut.
DAFTAR PUSTAKA
Supriyadi, Edi, dkk. Sigap Biologi 2B. Bandung : CV. Karya Iptek
Akhyar, Moh Salman, 2003. Biologi Untuk SMA Kelas 1. Bandung : Grafindo Media Pratama.
Disusun Oleh :
FAKULTAS PETERNAKAN
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2010