Professional Documents
Culture Documents
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang
telah memberikan berkat-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini.
Makalah ini berjudul “Toksisitas Antioksidan dan Mekanisme Penentuan
Aktivitas Antioksidan dengan Metode Penangkapan Radikal Bebas DPPH•” untuk
memenuhi tugas mata kuliah Kimia Pangan.
Makalah ini membahas mengenai antioksidan meliputi senyawa-senyawa
dan toksisitas antioksidan serta mekanisme uji aktivitas antioksidan dengan
metode DPPH•. Ucapan terima kasih penulis sampaikan kepada semua pihak yang
telah membantu baik secara langsung maupun tidak langsung sehingga makalah
ini dapat terselesaikan. Ucapan terima kasih secara khusus penulis sampaikan
kepada Luthfan Irfana, S.Si selaku dosen sekaligus pembimbing penulis dalam
penyusunan makalah ini serta Budi Arifin, M.Si selaku dosen sekaligus
koordinator Mata Kuliah Kimia Pangan, atas bimbingan, saran dan pembelajaran
baik mengenai topik yang penulis bahas maupun tata cara penulisan makalah,
sehingga makalah ini dapat terselesaikan.
Saran dan kritik dari semua pihak yang bersifat membangun selalu
diharapkan demi kesempurnaan makalah ini. Semoga makalah ini dapat
bermanfaat bagi pembaca dan dapat menjadi sarana pembelajaran bagi pembaca
di masa yang akan datang.
Tim Penulis
ii
DAFTAR ISI
DAFTAR GAMBAR
BAB I
PENDAHULUAN
BAB II
RADIKAL BEBAS, ANTIOKSIDAN DAN TOKSISITASNYA
transisi dalam tubuh, fagosit, peroksisom, maupun pada kondisi iskemia. Sumber
dari luar tubuh terbentuk dari asap rokok, polusi lingkungan, radiasi, obat-obatan,
pestisida, anestetik, limbah industi, ozon, serta sinar ultraviolet (Langseth, 1995).
Beberapa contoh radikal bebas antara lain : anion superoksida (2OO• -), radikal
hidroksil (OH•), nitril oksida (NO•), hidrogen peroksida (H 2O2) dan sebagainya
(Pratimasari 2009).
2.2 Antioksidan
Bertambahnya radikal bebas dari luar yang masuk ke dalam tubuh akan
mempersulit tubuh untuk mengatasi serangan radikal bebas. Antioksidan yang
terbentuk dari luar sel tubuh salah satunya dari makanan. Antioksidan ini
berfungsi untuk membantu ketidakmampuan sistem antioksidan tubuh .
Antioksidan ialah zat yang dapat menunda atau memperlambat laju autoksidasi
bahan. Ratusan senyawa, alami maupun sintetik, telah dilaporkan memiliki sifat
antioksidan. Namun penggunaan antioksidan dalam bahan pangan dibatasi oleh
persyaratan tertentu salah satunya yang penting ialah telah terbukti cukup aman
untuk digunakan. Antioksidan larut lipid utama yang sekarang ini digunakan
dalam bahan pangan ialah fenol monohidrat atau polihidrat dengan aneka
substitusi cincin. Pencegahan atau perlambatan oksidasi dari makanan dilakukan
dengan penambahan antioksidan. Antioksidan telah secara luas digunakan sebagai
pengawet pada lemak dan minyak dan pada pemrosesan makanan. Berdasarkan
asalnya, antioksidan dibedakan atas dua jenis yaitu antioksidan sintetik dan
antioksidan alami.
Antioksidan sintetik, beberapa dari antioksidan yang popular digunakan
adalah komponen fenol seperti hidroksianisol terbutilasi (BHA), hidroksitoluene
terbutilasi (BHT), tert-butil-hidrokuinon (TBHQ), dan ester dari asam galat,
contohnya propil galat (PG). Antioksidan sintetik telah sepenuhnya diuji reaksi
toksisitasnya, tapi beberapa di antaranya menjadi toksik setelah penggunaan
dalam waktu lama. Produk alami lebih sehat dan aman daripada antioksidan
sintetik. Antioksidan alami ditemukan pada sebagian besar tanaman,
mikroorganisme, jamur dan jaringan binatang. Sebagian besar antioksidan alami
5
adalah komponen fenolik dan kelompok yang paling penting dari antioksidan
alami adalah tokoferol, flavonoid, dan asam fenol (Pratimasari 2009).
Antioksidan menstabilkan radikal bebas dengan melengkapi kekurangan
elektron yang dimiliki radikal bebas, dan menghambat terjadinya reaksi berantai
dari pembentukan radikal bebas yang dapat menimbulkan stres oksidatif.
Antioksidan akan memerangkar radikal pada struktuknya yang terstabilkan oleh
resonansi ikatan konjugasi. Vitamin C atau L-asam askorbat merupakan
antioksidan non-enzimatis yang larut dalam air dan bagian dari sistem pertahanan
tubuh terhadap senyawa oksigen reaktif dalam plasma dan sel. Antioksidan non-
enzimatis yang berupa mikro nutrien dibedakan atas antioksidan larut lemak dan
antioksidan larut air. Antioksidan larut lemak contohnya seperti tokoferol,
karetenoid, flavonoid, kuinon, dan bilirium. Antioksidan larut air contohnya
seperti asam askorbat, protein pengikat logam, dan protein pengikat heme.
Berdasarkan fungsinya, antioksidan dapat dibagi menjadi tipe pemutus
rantai reaksi pembentuk radikal bebas, dengan menyumbangkan atom H, misalnya
vitamin E. Tipe pereduksi, dengan mentransfer atom H atau O, misalnya vitamin
C. Tipe pengikat logam, mampu mengikat zat peroksidan, seperti Fe 2+ dan Cu2+,
misalnya flavonoid. Antioksidan sekunder, mampu mendekomposisi
hidroperoksida menjadi bentuk stabil.
2.3.3 -Karoten
ß-karoten adalah prekursor vitamin A (retinol) dan terdapat dalam hati,
kuning telur, susu, mentega, bayam, wortel, labu, brokoli, ubi jalar, tomat, melon,
persik, dan biji-bijian. ß-karoten merupakan lipofilik karotenoid yang sangat
dibutuhkan oleh tubuh. ß-karoten dalam tubuh dapat dikonversi menjadi retinol
(vitamin A) dengan bantuan enzim dihidrogenase. ß-karoten banyak terdapat
dalam buah-buahan dan sayuran yang berfungsi sebagai antioksidan dalam tubuh
terutama untuk pencegahan kanker paru-paru (Bast 2002).
BAB III
MEKANISME KERJA DAN AKTIVITAS ANTIOKSIDAN
DENGAN METODE PENANGKAPAN RADIKAL DPPH•
dengan absorbansi bebas kontrol yang tidak diberi dengan senyawa uji yang
diduga mempunyai aktivitas antiradikal (Rohman dan Riyanto 2004).
BAB IV
PENUTUP
DAFTAR PUSTAKA
Astuti NY. 2009. Uji Aktivitas Penangkap Radikal DPPH oleh Analog Kurkumin
Monoketon dan N-Heteroalifatik Monoketon [skripsi] Surakarta : Fakultas
Farmasi Universitas Muhammadiyah Surakarta.
Bast A, Haenen GR. 2002. The toxicity of antioxidants and their metabolites.
Environmental Toxicology and Pharmacology 11:251–258.
Helliwel B, Gutteridge JMC 1999. Free radical in Biology and Medicine 3rd ed.
Oxford: University press. Hal. 23-31, 105-115.
Reynertson KA, Wallace AM, Adachi S, Gil RR, Yang H, Basile MJ, D'Armiento
J, Weinstein IB, Kennelly E 2006. Bioactive depsides and anthocyanins
from jaboticaba (Myrciaria cauliflora). Journal of Natural Products
69:1228-1230.
Yokozawa T, Chen CP, Dong E, Tanaka T, Nonaka GI, Nishioka I 1998. Study on
the inhibitory effect of tannins and flavonoids against the 1,1 diphenyl-2-
picrylhydrazyl radical. Biochem Pharmacol. 56: 213-222