You are on page 1of 30

Wong Solo

Pasopati-JieL.Product.com (Alumni SMA N 1 Karanganyar, Solo)

« PENDIDIKAN KARAKTER: ISU DAN PRIORITAS YANG TERABAIKAN


Ulasan Kritis terhadap Model-model Kecerdasan Berbasis Neuroscience : IQ, EQ, dan SQ »
TEORI MOTIVASI AL-GHAZALI DAN MASLOW
Oleh supraptojielwongsolo
TEORI MOTIVASI AL-GHAZALI DAN MASLOW
BAB I
PENDAHULUAN
A. Dasar Pemikiran
Salah satu cara memahami hakekat manusia adalah dengan pendekatan yang lebih mengarah
kepada teori tentang kepribadian manusia. Dewasa ini telah banyak hasil yang dicapai oleh
para ahli psikologi dalam usaha untuk menyusun teori kepribadian . Pembahasan tentang
kepribadian ini berkaitan erat dengan perilaku manusia yang salah satu determinannya adalah
motivasi.
Berdasarkan penggolongan determinan perilaku manusia itulah para ahli psikologi
mengemukakan teori-teorinya tentang motivasi. Di antara teori motivasi yang dikemukakan
adalah teori aktualisasi diri yang pertama kali dikemukakan oleh Carl Rogers dan kemudian
dikembangkan oleh Abraham H. Maslow. Abraham H. Maslow ini dianggap sebagai tokoh
madzhab ketiga dari aliran psikologi yang melakukan penelitan dengan cara meneliti orang-
orang yang sehat sebagai obyeknya.
Di sisi lain, Al-Ghazâli melalui pendekatan tasawufnya banyak mengungkap hakikat dan
perilaku manusia. Dari pemikiran-pemikiran Al-Ghazâli yang fenomenal ini banyak terlahir
pemikir-pemikir baru di bidang psikologi Islam. Diantara pemikiran Al-Ghazâli adalah
konsepnya tentang fitrah yang dikenal dengan sebutan al-Nafs al-Rabbâniyyah. Konsep fitrah
Al-Ghazâli berkaitan erat dengan pembahasan tentang motivasi. Untuk menjelaskan motivasi
perilaku manusia, Al-Ghazâli menyuguhkan konsep syahwat sebagai motivasi mendekat (al-
sabab al-dâkhili) dan ghadlab sebagai motivasi menjauh (al-sabab al-khâriji).
Pemahaman terhadap hakekat manusia menurut Al-Ghazâli melalui pendekatan tasawuf dan
Maslow melalui pendekatan ilmiah tampaknya memiliki pandangan yang sama, yaitu
memandang manusia sebagai makhluk yang memiliki potensi-potensi baik dan mampu
diaktualisasikan sehingga mencapai manusia sempurna (al-insân al-kamîl). Namun tentu saja
perbedaan-perbedaan antara mereka berdua tentang teori motivasi pasti ada. Atas dasar itu
penelitian mendalam terhadap pemikiran-pemikiran Al-Ghazâli dan Maslow tampaknya perlu
dilakukan. Maka mengungkap pemikiran keduanya melalui sebuah studi komparatif laik
untuk dilakukan.
B. Permasalahan
1. Identifikasi Masalah
Pembahasan tentang motivasi berkaitan erat dengan kepribadian manusia yang unik dan
multikompleks. Teori motivasi berupaya menjelaskan sebuah perilaku serta stimulus kepada
individu untuk mencapai suatu tujuan tertentu. Tujuan-tujuan tersebut dapat digolongkan
kepada subyek-subyek tertentu, misalnya dibidang psikoterapi, manajemen, sosial
kemasyarakatan, dan pendidikan.
2. Pembatasan Masalah
Masalah penelitian dibatasi pada komparasi pemikiran Al-Ghazâli dan Maslow tentang
motivasi ditinjau dari sudut pandang implikasinya terhadap pendidikan.
3. Perumusan Masalah
Masalah penelitian ini dirumuskan dalam bentuk pertanyaan, apakah teori motivasi menurut
Al-Ghazâli dan Maslow cenderung menghasilkan pendidikan yang beraliran nativisme dan
empirisme?
C. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah teori motivasi menurut Al-Ghazâli dan
Maslow cenderung menghasilkan pendidikan yang beraliran nativisme dan empirisme?
D. Ruang Lingkup Pembahasan
Ruang lingkup pembahasan meliputi
1. Hakekat manusia
2. Psikoterapi
3. Aktualisasi diri
4. Pendidikan
E. Manfaat Penelitian
Penelitian ini memiliki manfaat untuk mengungkapkan pemikiran kedua tokoh tersebut
tentang motivasi dan memberikan inspirasi baru dalam menemukan teori-teori pendidikan
humanistik menurut Islam.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Kerangka Teori
1. Hakikat Manusia
Pembahasan tentang hakekat manusia dapat dilihat dari tiga perspektif sebagai berikut:
a. Pandangan filsafat tentang manusia
Dalam filsafat terdapat empat aliran dalam memandang manusia, yaitu materialisem monism
yang memandang bahwa hakekat manusia adalah sebuah materi. Kedua, aliran filsafat
spiritualisme yang memandang bahwa hakekat manusia adalah ruh dan jiwa. Ketiga, aliran
filsafat idealisme yang memandang bahwa manusia adalah perpaduan badan yang material
dan jiwa yang tidak material . dan keempat aliaran filsafat dualisme yang beranggapan bahwa
hakekat manusia adalah jasmani dan ruh yang keduanya merupakan sesuatu yang saling
berbeda.
b. Pandangan psikologi tentang manusia
Ada empat aliran psikologi yang dijadikan rujukan dalam merumuskan teori tentang manusia,
yaitu psikoanalisa, behavioristik, humanistik, dan transpersonal.
Aliran psikoanalisa yang dipelopori oleh Sigmund Freud (1856-1939) menyatakan bahwa
kepribadian manusia terdiri atas tiga system dan tiga strata kesadaran. Tiga sistem adalah id
(das es), ego (das ich), dan super ego (uber ich). Sedangkan tiga strata kesadaran adalah alam
sadar (the preconscious), alam sadar (the conscious), dan alam tak sadar (the unconscious).
Aliran Behavioristik yang dipelopori John Broadus Watson (1878-1958) memandang
manusia dengan konsep stimulus respon (S-R). Perilaku manusia terbentuk melalui
pembiasaan klasik (classical conditioning), hokum akibat (law of effect), pembiasaan operant
(operant conditioning), dan peneladanan (modeling).
Sementara aliran Humanistik yang dipelopori Abraham H. Maslow memandang manusia
memiliki potensi yang baik dan makhluk bermartabat, bertanggung jawab, dan mampu
merealisasikan potensi-potensinya sesuai dengan jati dirinya sehingga mencapai aktualisasi
diri.
Adapun dalam pandangan aliran Transpersonal manusia memiliki kebutuhan paling tinggi
yaitu kebutuhan spiritual yang membuat mampu mencapai posisi transendensi diri melewati
batas kesadaran biasa yang pada suatu saat mampu mencapai tingkat penghayatan mistis,
penyatuan diri dengan Tuhan yang Maha Besar.
c. Pandangan Islam tentang Manusia
Ada tiga kata kunci dalam memahami konsep Islam tentang manusia, yaitu basyar, insân,
fitrah, dan nafs, dan ruh. Konsep basyar menunjukkan posisi manusia sebagai makhluk
biologis yang memerlukan kebutuhan dasar (physiological needs). Sedangkan konsep insân
menunjukkan bahwa manusia adalah totalitas yang memiliki fisik dan psikis, badaniah dan
ruhaniah, individualistik, khas, unik, berbeda antara manusia satu dengan yang laiinya.
Sementara nafs dan ruh merupakan tentara hati manusia (junûd al-qalb). Hati manusia ini
telah memiliki potensi yang disebut fitrah. Demikian penjelasan Al-Ghazâli.
2. Teori Motivasi
Berdasarkan pengelompokkan motivasi ke dalam 4 kategori, yaitu motivasi biologis, motivasi
sosial, motivasi personal, dan tingkat tinggi, muncullah 6 teori motivasi. Pertama, teori
instink yang beranggapan bahwa sebagian besar perilaku manusia ditentukan oleh instink.
Kedua, teori kognitif yang menjelaskan bahwa manusia memiliki kebebasan untuk memilih
berdasarkan rasio. Ketiga, teori hedonistik yang menyebutkan bahwa perilaku manusia pada
dasarnya memiki tujuan untuk mencari hal-hal yang menyenangkan dan menghindari hal
yang sebaliknya. Keempat, teori Homeostatis yang menyatakan bahwa timbulnya sebuah
motivasi merupakan akibat dari kondisi manusia yang tidak seimbang (disequilibrium) yang
mendorongnya untuk kembali kepada keseimbangan (equilibrium). Kelima, teori Harapan
yang dipelopori Victor E. Vroom. Menurutnya motivasi merupakan kombinasi antara
besarnya keinginan, kemungkinan, dan keyakinan. Dan yang keenam adalah teori Aktualisasi
Diri yang berpendapat bahwa dorongan tertinggi manusia adalah pencapaian aktualisasi diri.
3. Aliran-Aliran Pendidikan
Terdapat empat aliran pendidikan yang sudah popular, yaitu nativisme, empirisme,
naturalism dan konvergensi. Nativisme yang dipelopori Schopenhauer berpendapat bahwa
bayi terlahir sudah dengan pembawaan sifat baik dan buruk. Empirisme melalui John Locke
(1704-1832) menyatakan bahwa pembentukan kepribadian manusia sangat ditentukan oleh
rangsangan dari lingkungan luar. Naturalisme yang dimunculkan oleh J.J. Rousseau (1712-
1778) menyatakan bahwa semua anak yang baru dilahirkan mempunyai pembawaan buruk.
Dan Konvergensi yang dipelopori William Stern menyebutkan bahwa keberhasilan
pendidikan sangat tergantung dari pembawaan dan lingkungan.
B. Penelitan yang Sudah Ada
Dari 10 penelitian terdahulu tentang pemikiran Al-Ghazali dan Maslow yang dijadikan
referensi terlihat bahwa pemikiran Al-Ghazali yang diteliti baru sekitar konsep manusia dan
psikoterapi. Sedangkan Maslow pemikirannya baru dikaji dari perspektif Barat saja. Adapun
terhadap pemikiran mereka tentang motivasi belum ada penelitian khusus dan mendalam.
Dengan demikian penelitian ini yang mengkomparasikan pemikiran kedua tokoh di atas
merupakan pengembangan dari penelitian-penelitian yang sudah ada.
BAB III
METODELOGI PENELITIAN
A. Obyek dan Sumber Penelitian
Yang menjadi obyek penelitian ini adalah pemikiran Al-Ghazali dan Maslow tentang
motivasi. Adapun yang menjadi sumber penelitiannya adalah karya-karya kedua tokoh
tersebut, karya-karya ilmiah tentang motivasi dari psikologi modern, dan sumber lain yang
relevan, baik berupa buku, majalah, surat kabar, maupun informasi di internet.
B. Jenis dan Metode Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan teknik studi komparatif yang
pengumpulan datanya dilakukan dengan penelitian kepustakaan (library research).
C. Keterbatasan Penelitian
Penelitian ini memiliki tiga keterbatasan. Pertama, keterbatasan dari segi ruang lingkup
pembahasan sebagaimana disebutkan dalam Bab I. Kedua, keterbatasan sumber data dan
informasi yang dimiliki peneliti. Dan Ketiga, keterbatasan karena subyektifitas peneliti.
D. Teknik Penyajian Hasil
Hasil Penelitian disajikan dalam 6 Bab sebagai berikut. Bab Pertama sebagai Pendahuluan
mencakup Dasar Pemikiran, Identifikasi Masalah, Pembatasan Masalah, Perumusan Masalah,
Tujuan Penelitian, Ruang Lingkup Pembahasan dan Manfaat Penelitian. Bab Kedua sebagai
Tinjauan Pustaka berisi Kerangka Teori dan Penelitian yang Sudah Ada. Bab Ketiga
menjelaskan Metodologi Penelitian yang mencakup Obyek dan Sumber Penelitian, Jenis dan
Metode Penelitian, Keterbatasan Penelitian, dan Teknik Penyajian Hasil. Bab Keempat
menyajian Biografi singkat Al-Ghazali dan Maslow. Bab Kelima berisi pemaparan hasil
penelitian yang mencakup teori motivasi kedua tokoh dan perbandingan antara keduanya.
Dan Bab Keenam sebagai Penutup menyajikan kesimpulan (konklusi) dan implikasi
penelitian
BAB IV
BIOGRAFI SINGKAT
A. Riwayat Hidup Al-Ghazali
Nama lengkap Al-Ghazali adalah Abu Hamid Muhamad bin Muhamad at-Thusi Al-Ghazali.
Ia lahir di kota Thus Khurasan pada tahun 450 H atau 1058 M. Pendidikan Al-Ghazali
dimulai dari Sang Ayah yang mengajarinya Al-Qur’an. Kemudian ia berguru kepada Ahmad
bin Muhamad ar-Razikani dan Imam al-Haramain al-Juwaini di madrasah Nizamiyah. Al-
Ghazali wafat pada tahun 505 H/1111 M dalam usia ke-55 dan dimakamkan di kota
kelahirannya.
B. Riwayat Hidup Abraham H. Maslow
Nama lengkapnya adalah Abraham Harold Maslow. Ia lahir pada tanggal 1April 1908 di
Brooklyn New York Amerika Serikat dari tujuh bersaudara. Ia belajar di City College of New
York, Cornel University, dan Universitas Wisconsin. Gelar Ph.D di bidang psikologi ia raih
pada tahun 1934. Ia bekerja di Brooklyn College selama 14 tahun, kemudian di Laughlin
Foundation di Menlo Park sampai akhir hayatnya. Maslow meninggal pada tanggal 8 Juni
1970.
BAB V
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Teori Motivasi Al-Ghazali
1. Struktur Jiwa
Menurut Al-Ghazali manusia terbagi ke dalam tiga dimensi, yaitu dimensi materi, dimensi
nabati, dimensi hewani, dan dimensi kemanusiaan. Dalam tiga dimensi itu struktur jiwa
manusia terdiri atas al-qalb, al-ruh, al-nafs, dan al-aql. Unsur yang empat ini mengerucut
pada satu makna yakni latifah atau al-ruh al-rabbaniyyah yang merupakan esensi manusia
yang memiliki daya cerap, mengetahui dan mengenal, dan sekaligus menjadi obyek
pertanggungjawaban atas perbuatan yang dilakukannya.
2. Junud al-Qalb sebagai Unsur Motivasi
Menurut Al-Ghazali sebuah perilaku terjadi karena peran dari Junud al-Qalb atau tentara hati.
Dalam diri manusia terdapat dua kelompok Junud al-Qalb, yaitu yang bersifat fisik berupa
anggota tubuh yang berperan sebagia alat dan yang bersifat psikis. Yang bersifat psikis
mewujud dalam dua hal yaitu syhawat dan ghadlab yang berfungsi sebagai pendorong
(iradah). Syahwat mendorong untuk melakukan sesuatu (motif mendekat) dan ghadlab
mendorong untuk menghindar dari sesuatu (motif menjauh). Adapun tujuan dari perilaku
tersebut adalah untuk sampai kepada Allah. Tetapi dalam praktiknya perilaku ini terbagi ke
dalam hirariki motivasi Ammarah (hedonistik), motivasi Lawwamah (skeptik), dan motivasi
Muthmainnah (spiritualistic).
B. Teori Motivasi Maslow
1. Hakikat Manusia
Tentang hakekat manusia Maslow berpendapat bahwa manusia memiliki satu kesatuan jiwa
dan raga yang bernilai baik, dan memiliki potensi-potensi. Yang dimaksud baik itu adalah
yang mengakibatkan perkembangan kea rah aktualisasi diri.
2. Kebutuhan Pokok Manusia
Manusia memiliki kebutuhan dasar yang akan selalu menjadi motivasi perilakunya, yaitu
kebutuhan fisiologis, kebutuhan akan keselamatan, kebutuhan akan memiliki dan rasa cinta,
kebutuhan akan harga diri, dan kebutuhan akan aktualisasi diri. Untuk dapat sampai pada
tingkat aktualisasi diri semua kebutuhan-kebutuhan pokok manusia pada tingkat sebelumnya
harus terpenuhi. Selain kebutuhan pokok tersebut yang disebut basic needs manusia juga
memiliki metaneeds sebagai kebutuhan pertumbuhan seperti keadilan, keindahan,
keteraturan, dan kesatuan.
3. Kebutuhan Pokok sebagai Unsur Motivasi
Teori Motivasi Maslow dibentuk atas dasar teori hirarki kebutuhan pokok. Dengan kata lain
pemenuhan kebutuhan-kebutuhan pokok inilah yang memotivasi manusia berbuat sesuatu.
Teori ini tidak sekedar bersifat homeostatis tetapi juga homeostatis psikologis. Bahkan pada
tingkat puncak kebutuhan yang disusun Maslow mengarah kepada mistisisme.
C. Hasil Perbandingan
1. Fitrah Manusia
Secara umum Al-Ghazali dan Maslow memandang fitrah sebagai potensi dasar dari manusia
adalah positif dan baik. Perbedaannya terletak pada kriteria baik. Menurut Al-Ghazali nilai-
nilai yang baik adalah yang didasarkan atas unsure-unsur ilahiyah yang ditiupkan Allah pada
proses penciptaan manusia. Sedangkan menurut Maslow nilai-nilai yang baik adalah yang
dapat mengantarkan manusia memenuhi kebutuhan pokoknya dan mencapai aktualisasi diri.
2. Kebutuhan Manusia
Bila Maslow mengelompakan kebutuhan manusia ke dalam lima macam secara hirarkis,
maka membaginya ke menjadi dua yaitu kebutuhan mutlak yang bersifat vertikal, dan
kebutuhan terikat yang bersifat horizontal. Kebutuhan horizontal merupakan media dan
sarana untuk memenuhi kebutuhan vertikal yakni mencapai kedekatan dengan Allah SWT.
Klasifikasi kebutuhan dalam teori Al-Ghazali ini didasarkan kepada etika dan moral.
Sedangkan Maslow mendasarkannya pada kepuasan yang relatif. Sekalipun dengan istilah
yang berbeda, tujuan dari kebutuhan-kebutuhan tersebut baik menurut keduanya adalah untuk
mencapai pengalaman puncak (peak experience).
3. Psikoterapi
a. Emosi
Menurut Al-Ghazali emosi pada dasarnya adalah gejolak dalam hati yang cenderung
mengarah kepada dendam. Emosi ini harus senantiasa berada dalam posisi seimbang.
Training untuk menyeimbangkan emosi adalah melalui riyadhah al-nafs.
Adapun Maslow berpandangan bahwa emosi cenderung bersifat positif. Emosi ini harus
dikembangkan sehingga manusia mampu mengaktualisasikan segenap potensinya. Bukan
bukan untuk dijauhi dan dikecam.
b. Konflik dan Macam-macamnya
Dalam pengertian Al-Ghazali konflik adalah suatu kondisi di saat hati berlawanan dengan
kebaikan. Konflik ini terjadi ketika muncul dorongan ke arah kehidupan duniawi di satu sisi
dan dorongan kehidupan akhirat di sisi lain. Sedangkan Maslow membagi konflik ke dalam
kelompok, yaitu konflik yang bersifat ancaman dan yang bukan ancaman. Hanya konflik
yang menimbulkan ancamanlah yang dianggap sebagai penyakit hati (psipatologis).
c. Upaya Memecahkan Konflik
Al-Ghazali mengajukan 10 langkah untuk memecahkan konflik, yaitu (1) Konsistensi dan
ketulusan niat, (2) Ikhlas, (3) Penyesuain diri dengan kehendak Allah, (4) Tidak melakukan
bid’ah, (5) Cita-cita yang tinggi, (6) Merasa lemah di hadapan Tuhan, (7) Memiliki sifat takut
dan berharap, (8) Melakukan wirid, (9) Muraqabah dan (10) Berdo’a. Sementara bagi
Maslow ada tujuh cara memecahkan konflik, yaitu (1) melalui pengungkapan, (2) Pemuasan
kebutuhan pokok, (3) meniadakan ancaman, (4) peningkatan pemahaman, (5) saran dan
wewenang, dan (7) perwujudan diri.
4. Aktualisasi Diri
a. Ciri-ciri Aktualisasi Diri
Al-Ghazali berpendapat bahwa orang yang telah mencapai aktualisasi diri adalah orang-orang
yang senantiasa mentaati kaedah-kaedah agama dan memenuhi kewajiban baik dalam
hubungan dengan Allah maupun dengan sesama makhluk Allah. Sedangkan menurut Maslow
cirri orang yang beraktualisasi diri adalah bersifat universal yakni menjunjung tinggi nilai-
nilai kebaikan universal dalam berhubungan dengan sesama. Tetapi tidak bermuatan agama.
b. Upaya Pencapaian Aktualisasi Diri
Menurut Al-Ghazali aktualisasi diri dapat dicapai melaui riyadlah al-nafs (pengendalian
nafsu), tathahhur (penyucian jiwa), tahaqquq (kristalisasi), takhalluq (peneladanan terhadap
sifat Allah), dan ‘uzlah (pengasingan diri). Berbeda dengan itu, Maslow menyebutkan cara-
cara yang dilakukan untuk mencapai aktualisasi diri adalah pemuasan kebutuhan-kebutuhan
pokok, meditasi, dan pengasingan diri.
5. Pendidikan dan Nilai-nilainya
Pandangan Al-Ghazali tentang pendidikan tercermin dalam pendapatnya tentang hakikat,
klasifikasi, tujuan dan cara mencapat ilmu. Ilmu adalah suatu proses untuk mendekatkan diri
dan menghubungkan hamba dengan Tuhannya. Ilmu ada yang bersifat hudluri (perolehan)
dan ladunni (pemberian). Ilmu juga ada bersifat fardlu ‘ain dan ada yang fardlu kifayah. Dari
segi kegunaan ilmu ada yang terpuji, tercela, dan netral. Semua ilmu itu tujuannya adalah
mengenal Allah. Untuk mendapatkannya harus dibangun pendidikan yang sarat dengan nilai-
nilai akhlak mulia.
Sementara itu Maslow menyodorkan konsep pendidikan humanistik yang bertujuan
mengembangkan potensi-potensi manusia sehingga dapat mencapai aktualisasi diri.
Pendidikan yang ideal adalah yang memberi kebebasan belajar sesuai keinginan, dapat
dicapai oleh siapapun selama ia dapat memperbaiki dan belajar, dan memberikan kesempatan
kepada siswa menemukan apa yang disukai dan diinginkannya. Tujuan pendidikan adalah
menemukan identitias diri sebagai dasar mencapai tujuan hidup. Maslow mendukung
pendidikan yang bermoral dan mencela yang sebaliknya (value free education).
Entry Filed under: KECERDASAN SPIRITUAL, PENDIDIKAN, TESISKU. .
(kajiislam.wordpress.com)
Kaitkata: AL-GHAZALI, MASLOW, motivasi, TEORI, TEORI MOTIVASI
Tulisan ini dikirim pada pada Mei 24, 2008 10:03 pm dan di isikan dibawah Uncategorized. Anda dapat
meneruskan melihat respon dari tulisan ini melalui RSS 2.0 feed. r Anda dapat merespon, or trackback dari
website anda.
Suka
Be the first to like this post.
Tinggalkan Balasan Cancel reply
Anda harus masuk log untuk mengirim sebuah komentar.

Tema: Kubrick. Blog pada WordPress.com.


Masukan (RSS) dan Komentar (RSS).

• Mutiara Kata Cinta


• Kata Kata Motivasi
• Kata Bijak Lucu
• Kata Bijak Inggris
• Mutiara Kata Bijak
Top of Form

Bottom of Form

• home
• About

Follow Us On Twitter
@Kata2Cantik
www.Twitter.com/kata2cantik
Posted on: October 19th, 2010 by Kata Bijak MotivasiNo comments

Sesuatu Yang Lebih


Jika Anda menginginkan sesuatu yang belum pernah anda miliki, Anda harus bersedia
melakukan sesuatu yang belum pernah Anda lakukan.
If you want something you’ve never had, you must be willing to do something you’ve never
done.
~ Thomas Jefferson
TINGGALKAN KOMENTAR
Posted on: October 19th, 2010 by Kata Bijak MotivasiNo comments
Hal Kecil dengan Cinta
Dalam kehidupan ini kita tidak dapat selalu melakukan hal yang besar. Tetapi kita dapat
melakukan banyak hal kecil dengan cinta yang besar.
In this life we cannot always do great things. But we can do small things with great love
~Mother Teresa
TINGGALKAN KOMENTAR
Posted on: October 12th, 2010 by Kata Bijak Motivasi1 Comment

Tentang Visi
Visi tanpa eksekusi adalah lamunan. Eksekusi tanpa visi adalah mimpi buruk.
Vision without execution is a daydream. Execution without vision is a nightmare.
~ Japanese Proverb
TINGGALKAN KOMENTAR
Posted on: October 12th, 2010 by Kata Bijak Motivasi1 Comment

Hidup Ini Singkat


Hidup ini singkat. Tidak ada waktu untuk meninggalkan kata-kata penting tak terkatakan.
Life is short. There is no time to leave important words unsaid.
~ Paulo Coelho
TINGGALKAN KOMENTAR
Posted on: September 14th, 2010 by Kata Bijak Motivasi20 Comments

Cara Memulai
Cara memulai adalah dengan berhenti berbicara dan mulai melakukan.
The way to get started is to quit talking and begin doing.
~ Walt Disney
TINGGALKAN KOMENTAR
Posted on: September 14th, 2010 by Kata Bijak Motivasi15 Comments

Pikiran Ibarat Parasut


Pikiran kita ibarat parasut, hanya berfungsi ketika terbuka.
Minds are like parachutes – they only function when open.
~ Thomas Dewar
TINGGALKAN KOMENTAR
Posted on: July 29th, 2010 by Kata Bijak Motivasi38 Comments

Sukses Adalah Perjalanan


Sukses adalah sebuah perjalanan, bukan tujuan akhir
Success is a journey, not a destination.
~ Ben Sweetland
TINGGALKAN KOMENTAR
Posted on: July 16th, 2010 by Kata Bijak Motivasi29 Comments
Memberi dan Menerima
Mereka yang dapat memberi tanpa mengingat, dan menerima tanpa melupakan akan
diberkati.
Blessed are those that can give without remembering and receive without forgetting.
~ Author Unknown
TINGGALKAN KOMENTAR

« Older Entries
Subscribe !

Dapatkan kata-kata bijak dan motivasi


di email anda!
Top of Form

Katakatabijakmoti en_US Subscribe

Bottom of Form

Kategori
• Bisnis
• Cinta
• Edukasi
• Emosi
• Film
• Imajinasi
• Islam
• Kebenaran
• Kebiasaan
• Kebijaksanaan
• Kedamaian
• Kehidupan
• Kekayaan
• Keluarga
• Kematian
• Kepemimpinan
• Kepercayaan
• Kerja Sama
• Kesuksesan
• Lucu
• Mimpi
• Pengalaman
• Pengembangan Diri
• Perang
• Perkawinan
• Persahabatan
• Perubahan
• Politik
• Religius
• Tujuan
• Uang
• Usia
• Waktu

Penulis
Abraham Lincoln A Bug's Life Albert Einstein Anne Frank Arthur Rubinstein Booker T. Washington bree van de kamp Carol Nelson

Claude Pepper desperate housewives Dini Shanti Dr Phil Dudley Field Malone Eartha Kitt Edna Buchanan Forrest
Gump Frank Clark Franklin P. Jones George Soros H. Jackson Brown Jr. Henry David Thoreau Imam An Nawaw Irish Proverb Jack
Canfield James Dean Johann Wolfgang Von Goethe John Dewey John F. Kennedy kata bijak natal kata
mutiara kata mutiara natal Mahatma Gandhi Mario Teguh Michel de Montaigne Mother
Teresa Nelson Boswell O.A. Battista Oprah Winfrey Richard Lamm Satchel Paige thomas jefferson
ucapan selamat natal Virgil Walt Disney William A. Ward

Kata-Kata Bijak Baru


• Sesuatu Yang Lebih
• Hal Kecil dengan Cinta
• Tentang Visi
• Hidup Ini Singkat
• Cara Memulai
Komentar Terakhir
• tia on Kata Mutiara Cinta Untuk Wanita
• Ririn on Permintaan Tuhan
• Arien dlato on Kunci Sukses
• Rabi afriandi on Sukses Adalah Perjalanan
• Rabi afriandi on Pikiran Ibarat Parasut
Blogroll
• Gosip Artis Indonesia
• Kata Mutiara
© 2010 KataKataBijakMotivasi.com | Entries (RSS) | Comments (RSS)
Wordpress Themes by DT Website Templates
Kata Kata Cinta - Kata Indah - Kata Motivasi - Motivasi Islam - Cerita Motivasi - Kata Bijak Cinta

motivasi diri
Motivasi Diri
BENIHSuatu ketika, ada sebuah pohon yang rindang. Dibawahnya, tampak dua orang yang
sedang beristirahat. Rupanya, ada seorang pedagang bersama anaknya yang berteduh disana.
Tampaknya mereka kelelahan sehabis berdagang di kota. Dengan menggelar sehelai tikar,
duduklah mereka dibawah pohon yang besar itu. Angin semilir membuat sang pedagang
mengantuk. Namun, tidak demikian dengan anaknya yang masih belia. "Ayah, aku ingin
bertanya..." terdengar suara yang mengusik ambang sadar si pedagang. "Kapan aku besar,
Ayah? Kapan aku bisa kuat seperti Ayah, dan bisa membawa dagangan kita ke kota?"
"Sepertinya", lanjut sang bocah, "Aku tak akan bisa besar. Tubuhku ramping seperti Ibu,
berbeda dengan Ayah yang tegap dan berbadan besar. Kupikir, aku tak akan sanggup
memikul dagangan kita jika aku tetap seperti ini." Jari tangannya tampak mengores-gores
sesuatu di atas tanah. Lalu, ia kembali melanjutkan, "Bilakah aku bisa punya tubuh besar
sepertimu, Ayah? Sang Ayah yang awalnya mengantuk, kini tampak siaga. Diambilnya
sebuah benih, di atas tanah yang sebelumnya di kais-kais oleh anaknya. Diangkatnya benih
itu dengan ujung jari telunjuk. Benda itu terlihat seperti kacang yang kecil, dengan ukuran
yang tak sebanding dengan tangan pedagang yang besar-besar. Kemudian, ia pun mulai
berbicara. "Nak, jangan pernah malu dengan tubuhmu yang kecil. Pandanglah pohon besar
tempat kita berteduh ini. Tahukah kamu, batangnya yang kokoh ini, dulu berasal dari benih
yang sekecil ini. Dahan, ranting dan daunnya, juga berasal dari benih yang Ayah pegang ini.
Akar-akarnya yang tampak menonjol, juga dari benih ini. Dan kalau kamu menggali tanah
ini, ketahuilah, sulur-sulur akarnya yang menerobos tanah, juga berasal dari tempat yang
sama. Diperhatikannya wajah sang anak yang tampak tertegun. "Ketahuilah Nak, benih ini
menyimpan segalanya. Benih ini menyimpan batang yang kokoh, dahan yang rindang, daun
yang lebar, juga akar-akar yang kuat. Dan untuk menjadi sebesar pohon ini, ia hanya
membutuhkan angin, air, dan cahaya matahari yang cukup. Namun jangan lupakan waktu
yang membuatnya terus bertumbuh. Pada mereka semualah benih ini berterima kasih, karena
telah melatihnya menjadi mahluk yang sabar." "Suatu saat nanti, kamu akan besar Nak.
Jangan pernah takut untuk berharap menjadi besar, karena bisa jadi, itu hanya butuh
ketekunan dan kesabaran." Terlihat senyuman di wajah mereka. Lalu keduanya merebahkan
diri, meluruskan pandangan ke langit lepas, membayangkan berjuta harapan dan impian
dalam benak. Tak lama berselang, keduanya pun terlelap dalam tidur, melepaskan lelah
mereka setelah seharian bekerja.

Lebih lanjut tentang: Motivasi Diri


GURU DAN MOTIVASI
A. Pengertian Guru
Yang dimaksud guru di sini adalah “orang yang pekerjaannya (mata
pencahariannya, profesinya) mengajar.[1]
“Profesi pada hakekatnya adalah suatu pernyataan atau janji terbuka, bahwa
seseorang akan mengabdikan dirinya kepada suatu jabatan atau pekerjaan dalam arti
biasa, karena orang tersebut merasa untuk menjabat kepekerjaan itu.”[2]
Pengertian profesi berkembang sesuai dengan perkembangan masyarakat modern
menurut bermacam-macam ragam spesialisasi, yang diperlukan masyarakat yang semakin
kompleks. Demikian pula profesi kependidikan hingga saat ini masih dibicarakan bnayak
orang. Meskipun berbagai pandangan telah berkembang tentang masalah tersebut, namun
satu hal sudah pasti bahwa sekarang ini mulai dirasakan perlunya lembaga pendidikan
yang secara khusus mempersiapkan tenaga tersebut membawa implikasi bahwa perlu
dikembangkannya program pendidikan guru dan tenaga kependidikan yang berkualitas
tinggi serta dapat dilaksanakan secara efisien dalam kondisi cultural masyarakat tertentu.
Profesi ini pada hakekatnya adalah suatu pernyataan atau janji terbuka, bahwa
seseorang akan mengabdikan dirinya kepada suatu jabatan atau pekerjaan itu.[3]
Jika ditelaah, pengertian tersebut mengandung beberapa hal, yakni bahwa profesi
itu merupakan pernyataan atau janji terbuka, profesi itu mengandung unsur pengabdian,
dan profesi adalah suatu jabatan atau pekerjaan.
Pernyataan atau janji itu bukan hanya sekedar keluar dari mulutnya, akan tetapi
meliputi seluruh kepribadiannya dan dalam tingkah laku sehari-hari. Janji yang bersifat
etis itu mau tidak au atau setidak-tidaknya berhadapan dengan sanksi-sanksi tertentu. Jika
ia melanggar janjinya, maka akan berhadapan dengan sanksinya tersebut. Misalnya,
hukuman, protes masyarakat, ataupun kutukan oleh Tuhan. Oleh karena itu, jika
seseorang telah menganut profesi tertentu, maka ia akan berbuat sesuai dengan janjinya.
Janji-janji itu biasanya telah digariskan dalam kode etik yang telah dianut oleh yang
bersangkutan.
Profesi mengandung unsur pengabdian. Suatu profesi bukanlah dimaksud untuk
mencari keuntungan bagi dirina sendiri, baik dari segi ekonomis, maupun dalam arti
psikis, melainkan untuk pengabdian kepada masyarakat. Hal ini akan membawa
implikasi, bahwa profesi tidak boleh sampai merugikan, merusak atau bahkan
menimbulkan malapetaka masyarakat. Sebaliknya profesi itu membawa kebaikan,
keberuntungan, kesempurnaan dan kesejahteraan bagi masyarakat. Memang pengabdian
diri berarti lebih mengutamakan kepentingan orang banyak daripada kepentingan dirinya
sendiri. Kalau perlu kepentingan dirinya harus dikesampingkan demi kepentingan orang
lain atau masyarakat.
P:endapat di atas, tampak sejalan dengan definisi yang dikemukakan oleh
Blackington (1968) yang kemudian dikutip oleh Oemar Hamalik (1985) yakni sebagai
berikut :
A professional may definet mast a sumply as a nation which is organizet,
invompletelky, no doub, but gemunly, for the performance of function.”
Profesi menurut pandangan sosiologis merupakan suatu problem tersebut, yakni
sebagai berikut :
“The problem of definition derives from our attempt to give precision to asocial
or accupational role that varies as a function of the setting within whish ia performed,
that ia it selfevolving, and that is perceived differently by different segment of society.”
(Schein and Kommers, 1972:8).
Seorang pun harus memahami anak didiknya sebagai objek pendidikan. Ada
beberapa hal yang perlu diperhatikan guru dalam memahami anak didik. W.S. Winkel
mengemukakan sebagai berikut :
1. Setiap siswa memiliki individualitas biologis sendiri.
2. Kondisi mental. Kondisi ini merupakan akibat dari keadaan psikis siswa, seperti
ketenangan batin, atau kegelisahan batin, dan stabilitas mental.
3. Vitalitas psikis vitalitas psikis mencakup beberapa aspek, antara lain:
a. Daya penggerak vital.
b. Kemampuan memulihkan kembali kekuatan.
c. Irama hidup sehari-hari.
d. Kepekaan alat-alat indera.
1. Lingkungan hidup siswa.
2. Perkembangan kepribadian siswa yang berkembang secara normal akan
menampakkan ciri-ciri yang khas bagi berbagai taraf perkembangan.[4]
Suatu profesi secara umum berkembang dari pekerjaan yang kemudian
berkembang semakin matang. Dalam bidang apa pun, profesionalisme ditunjang tiga hal:
1. Keahlian
2. Komitmen
3. Keterampilan yang relevan
Dalam buku Filsafat Pendidikan Islam, guru adalah “orang dewasa yang bertanggung
jawab memberi bimbingan dan bantuan anak didik (siswa) dalam perkembangan jasmani
dan rohaninya agar mencapai kedewasaannya, mampu melaksanakan tuigasnya sebagai
makhluk Allah, kholifah di permukaan bumi, sebagai makhluk sosial dan makhluk
individu yang sanggup berdiri sendiri.”[5]
Guru dianggap sebagai tolok ukur berhasil tidaknya suatu pendidikan. Program
pendidikan sering dianggap tergantung pada kualitas guru pengajarnya. Oleh sebab itu,
kualitas guru dapat dipakai sebagai indicator input dalam analisis efisiensi pendidikan.
Guru merupakan faktor yang dianggap penting juga dalam mengarahkan anak
pada tingkat kedewasaan. Guru memiliki peran, fungsi dan tugas tersendiri dalam proses
belajar dan mengajar di sekolah. Guru yang tidak professional kadang-kadang kurang
cakap dalam membawakan atau melaksanakan tugasnya. Di samping kecakapan kognitif,
guru juga harus memiliki kecakapan yang afektif dan psikomotor. Guru dituntut untuk
lebih bisa membimbing dan mengarahkan anak sesuai dengan kemampuan mereka.
Karena guru merupakan orang tua kedua di rumah, maka setiap perilaku dan tindakan-
tindakannya sebagai teladan bagi anak-anak didik mereka.
Jadi, dapat disimpulkan bahwa guru yang berkualitas sangat dibutuhkan oleh
suatu lembaga pendidikan khususnya siswa. Berhasil tidaknya suatu lembaga pendidikan
ditentukan oleh guru yang professional dan berkualitas.
B. Kemampuan dan Peranan Guru
1. Fungsi Guru
Fungsi guru adalah mendidik dan mengajar.[6] Kedua fungsi ini tidak
dijelaskan dari peranan yang dijalankan oleh guru. Diketahui konteks yang lebih luas,
peranan guru sebagai pendidik dan pengajar harus diletakkan dalam rangka
kepentingan serta harapan bangsa yang merupakan tujuan yang perlu dicapai melalui
sekolah. Sekolah mempunyai organisasi dan melaksanakan kegiatan administrasi
untuk mencapai tujuan sekolah. Semua upaya yang dilakukan oleh guru sebagai
pendidik dan pengajar harus diorganisasikan dan diadministrasikan dengan baik agar
tercapai suatu hasil kerja yang efektif dan efisien.
Sebagai pendidik dan pengajar, guru melakukan kegiatan membimbing dan
mendorong siswa dalam kegiatan belajar siswa. Ia disebut juga pembimbing dan
motivator yang berperan serta khusus bagi siswa untuk mendorong kegiatan belajar
siswa dalam situasi belajar yang dirancang oleh guru. Aspek yang perlu dilihat oleh
guru dari siswa adalah perkembangan pribadi seutuhnya yang memiliki nilai-nilai dan
norma-norma dan bagaimana siswa memiliki nilai-nilai tersebut dalam belajar. Guru
memerlukan pengetahuan dan keterampilan edukatif untuk melakukan kegiatan ini.
Sebagai pengajar, guru mengelola kegiatan mengajar dan belajar yang
direncanakan dengan baik sesuai dengan tuntutan kurikulum dan pokok bahasan yang
diajarkan. Kegiatan yang dilakukan oleh guru memerlukan pengetahuan yang untuk
mengelola dan mengawasi apa yang ia lakukan.
Secara makro, tugas guru berhubungan dengan sumber daya manusia yang
pada akhirnya akan paling menentukan kelestarian dan kejayaan kehidupan bangsa.[7]
Dengan kata lain, bahwa guru mempunyai tugas membangun fundamental di
kemudian hari.
Pada dasarnya dala proses, guru mempunyai tugas mendidik dan mengajar
peserta didik, agar peserta didik dapat menjadi manusia yang dapat melaksanakan
kehidupan selaras dengan hakikat kodratnya sebagai manusia dalam pertemuan dan
pergaulan dengan sesame dan dunia dan dalam hubungannya dengan Tuhan. Kedua
tugas itu merupakan kesatuan yang terpadu, tak terpisahkan sehingga pengembangan
“manusia seutuhnya” dapat terlaksana dengan baik.
Dalam proses pendidikan, tugas mendidik bagi guru lebih terpusat pada
transportasi nilai-nilai yang terpuji, yang dijunjung tinggi oleh masyarakat, bangsa
dan Negara. Pada hakekatnya nilai-nilai itumengandung 3 jenis, yaitu :
a. Nilai kenyataan/kebenaran;
b. Nilai keindahan; dan
c. Nilai kebaikan
Tiga jenis nilai ini oleh Notonegoro disebut dengan nilai-nilai hidup yang
dapat diwujudkan atau dicapai dengan daya-daya jiwa manusia (akal, rasa kehendak).
Dengan akalnya manusia dapat mencapai kenyataan atau kebenaran, dan dengan rasa
manusia dapat merasakan atau mewujudkan keindahan, dan dengan kehendak
manusia menuju kebaikan. Atau dengan perkataan lain, perwujudan mutlak dari akal,
rasa dan kehendak manusia, masing-masing tertuju kepada kenyataan atau kebenaran.
Keindahan dan kebaikan.
Mengajar adalah suatu “aktivitas internasional” suatu aktivitas yang
menimbulkan belajar. Guru mendeskripsikan, menerangkan, memberikan pertanyaan
(soal-soal) dan mengevaluasi. Ia mendorong, menyampaikan sanksi dan membujuk,
pendek kata ia melakukan banyak hal agar peserta didik mempelajari apa saja yang ia
piker. Peserta didik harus mempelajari dan dalam cara yang ia sepakati. Orang tua dan
orang lain melakukan ini juga, tetapi ada perbedaannya. Guru-guru adalah lebih
“professional” dalam arti bahwa mereka mengetahui banyak tentang:
a. Apa saja yang mereka ajarkan.
b. Bagaimana cara mengajarkannya; dan
c. Siapa yang mereka beri pelajaran.
Suatu tugas pokok dari guru adalah: menjadikan peserta didik mengetahui atau
melakukan hal-hal dalam suatu cara yang formal. Ini berarti bahwa ia
menstrukturisasi pengetahuan atau keterampilan-keterampilan dalam suatu cara yang
sedemikian rupa sehingga menyebabkan siswa tidak hanya mempelajarinya,
melainkan juga mengingatnya dan melakukan sesuatu dengannya. Guru juga
mengevaluasi siswa. Oleh karena itu, siswa ditantang untuk belajar dan mengingat
karena ia mengetahui bahwa dalam suatu cara atau cara yang lain ia akan diuji.
2. Peranan Guru
Yang dimaksud peranan guru adalah “sebagai director of learning (direktur
belajar). Maksudnya, setiap guru diarahkan untuk pandai mengarahkan kegiatan
belajar siswa agar mencapai keberhasilan belajar (kinerja akademik) yang telah
ditetapkan dalam proses sasaran belajar mengajar.[8]
Pengertian proses belajar mengajar mempunyai makna yang lebih luas dan
lebih berarti daripada pengertian mengajar. Dalam proses belajar mengajar tersirat
adanya suatu kesatuan aktivitas yang tidak terpisahkan antara siswa sebagai pelajar
dengan guru sebagai pengajar. Dalam aktivitas terebut, terdapat interaksi antara siswa
yang belajar dengan guru yang mengajar.
Seperti telah dimaklumi bersama, bahwa proses belajar merupakan suatu
proses terjadinya perubahan tingkah laku, yang berarti bahwa seseorang yang telah
melalui proses belajar akan mengalami perubahan tingkah laku.
Selanjutnya dalam peranannya sebagai direktur belajar, guru hendaknya
senantiasa berusaha untuk menimbulkan, memelihara dan meningkatkan motivasi
aman untuk belajar. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa motif berprestasi
mempunyai korelasi positif dan cukup berarti terhadap pencapaian proses belajar. Hal
ini berarti bahwa tinggi rendahnya prestasi belajar hanya ditentukan oleh tinggi
rehdanya motif berpretasi. Dalam hubungan ini, guru berfungsi sebagai motivator
dalam keseluruhan dalam kegiatan belajar mengajar.
Sebagai direktur belajar, pendekatan yang digunakan dalam proses belajar
mengajar tidak hanya melalui pendekatan instruksional akan tetapi disertai dengan
pendekatan pribadi (personal approach). Melalui pendekatan pribadi ini diharapkan
guru dapat mengenal dan memahami siswa secara lebih mendalam sehingga dapat
membantu dalam keseluruhan proses belajarnya. Dengan perkataan lain, sebagai
direktur belajar guru sekaligus berperan sebagai pembimbing dalam proses belajar
mengajar.[9]
Sebagai pendidik, tugas dan tanggung jawab guru yang paling utama adalah
mendidik, yaitu membantu peserta didik untuk mencapai kedewasaan. Untuk dapat
melaksanakan tugasnya dengan baik, maka seorang guru hendaknya memahami
segala aspek pribadi anak didik, baik jasmani maupun segi psikis. Guru hendaknya
mengenal dan memahami tingkat perkembangan peserta didik, sistem motivasi atau
kebutuhan, pribadi, kecakapan, kesehatan mental dan sebagainya. Tindakan yang
bijaksana akan timbul juga apabila guru benar-benar memahami seluruh pribadi
peserta didik.
Di samping memahami subjek didik, salah satu tugas guru yang tidak boleh
diabaikan adalah mengenal dan memahami dirinya. Memahami dan mengenal siswa
tidak mungkin dapat dilakukan dengan baik tanpa mengenal dan memahami dirinya
sendiri. Guru harus mempunyai informasi yang cukup untuk dirinya sehubungan
dengan peranannya, pekerjaan, kebutuhan dan motivasinya, kesehatan mentalnya, dan
tingkatan kecakapan yang dimilikinya.
Jenis-jenis informasi tentang dirinya sangatlah membantu para guru itu sendiri
dalam mengatasi berbagai masalah yang timbul dalam tugasnya, seperti konflik,
ilustrasi, maladjustment (latihan kemampuan penguasaan diri) dan sebagainya. Agar
guru dapat memahami dan membantu siswa dengan sebaik-baiknya maka guru itu
sendiri harus menghindari masalah-masalah tersebut di atas.
Sesuai dengan bidang tugasnya, maka seorang guru tidka hanya berperan
dalam interaksi dengan siswa tetapi interaksi dengan yang mencakup ruang lingkup
lingkungan sosial yang lebih luas baik keluarga, sekolah maupun variasi peranan
guru.
Dalam hubungan dengan kegiatan pengajaran dan administrative, seorang
guru dapat berperan sebagai :
a. Pengambil inisiatif, pengarah dan penilai kegiatan-kegiatan pendidikan. Ini berarti
bahwa guru turut serta memikirkan kegiatan-kegiatan pendidikan yang
direncanakan serta nilainya.
b. Wakil masyarakat ang berarti dalam lingkungan sekolah guru menjadi suatu
masyarakat. Guru harus mencerminkan suasana kemauan masyarakat dalam arti
yang lebih baik.
c. Orang yang ahli dalam mata pelajaran. Bahwa guru bertanggung jawab untuk
mewariskan kebudayaan pada generasi muda yang berupa pengetahuan,
hendaknya agar diajarkan baik isi maupun metode.
d. Penegak disiplin, yaitu guru harus menjaga agar mencapai disiplin.
e. Pelaksana Administrasi Pendidikan. Di samping menjadi pengajar, guru pun
bertanggung jawab akan kelancaran jalannya pendidikan. Dan ia harus mampu
melaksanakan kegiatan-kegiatan administrative.
f. Pemimpin Generasi Muda. Masa depan generasi muda terletak di tangan guru. Guru
berperan sebagai pemimpin mereka dalam mempersiapkan diri untuk menjadi
anggota masyarakat yang dewasa.
g. Penerjemah kepada masyarakat, artinya guru berperan untuk menyampaikan segala
perkembangan kemajuan-kemajuan dunia sekitar kepada masyarakat, khususnya
untuk masalah-masalah pendidikan.[10]
Dilihat dari segi dirinya (self oriented), seorang guru harus berperan sebagai:
a. Petugas sosial, yaitu seorang yang harus membantu untuk kepentingan masyarakat.
Dalam kegiatan-kegiatan masyarakat guru senantiasa merupakan petugas-petugas
yang dapat dipercaya untuk berpartisipasi di dalamnya.
b. Pelajar dan ilmuwan, yaitu sebagai yang senantiasa menuntut ilmu pengetahuan.
Dengan berbagai cara setiap saat, guru senantiasa belajar untuk mengetahui
perkembangan ilmu pengetahuan.
Di samping itu guru menjadi spesialis, misalnya seorang guru matematika akan
menjadi wakil dari dunia matematika.
c. Orang tua: yaitu mewakili orang tua murid di sekolah dalam pendidikan anaknya.
Sekolah merupakan lembaga pendidikan setelah lingkungan keluarga, sehingga
dalam arti luas sekolah dapat merupakan lingkungan keluarga di mana guru
bertugas sebagai orang tua dari siswa-siswanya.
d. Pencari teladan: yaitu yang senantiasa mencarikan teladan yang baik untuk siswa,
dan bahkan bagi seluruh masyarakat. Guru menjadi ukuran bagi normal tingkah
laku.
e. Pencari keamanan: yaitu yang senantiasa mencarikan rasa aman bagi orang lain
(siswa). Guru menjadi tempat berlindung bagi siswa-siswa untuk memperoleh rasa
aman dan puas di dalamnya.
Peranan guru dilihat secara psikologis, guru dipandang, sebagai:
a. Ahli psikologi pendidikan yaitu petugas psikologi dalam pendidikan, yang
melaksanakan tugasnya atas dasar prinsip-prinsip psikologi.
b. Seniman dalam hubungan antar manusia (artist human relation), yaitu orang yang
mampu membuat hubungan antar manusia untuk tujuan tertentu, dengan
menggunakan teknik tertentu, khususnya dalam kegiatan pendidikan.
c. Pembentuk kelompok sebagai jalan atau alat dalam pendidikn.
d. Catalyst agent, yaitu orang yang mempunyai pengaruh dalam menimbulkan
pembaharuan. Sering pula peranan ini disebut sebagai innovator (pembaharu).
e. Petugas kesehatan mental (mental hygiene worker) yang bertanggung jawab
terhadap pembinaan kesehatan mental khususnya kesehatan mental siswa.
C. Pengertian Motivasi
Untuk dapat memberikan gambaran yang jelas tentang apa yang disebut motivasi
belajar, maka berikut ini penulis kemukakan beberapa definisi/bantuan dari beberapa ahli.
Samidjo Mardiani memberikan definisi motivasi belajar sebagai berikut:
“Motivasi belajar yaitu berbagai usaha yang dilakukan oleh seseorang dalam proses
perkembangannya yang meliputi maksud tekat, hasrat, kemauan, kehendak, cita-cita dan
sebagainya untuk mencapai tujuan.”[11]
Menurut Afifudin, bahwa motivasi belajar adalah keseluruhan daya penggerak di
dalam diri anak yang mampu menimbulkan kesemangatan / kegairahan belajar.[12]
Sedangkan menurut Drs. Amir Dien Indra Kusuma dalam bukunya Pengantar Ilmu
pendidikan, dikatakan sebagai berikut :
“Motivasi belajar ialah kekuatan-kekuatan atau tenaga-tenaga yang dapat
memberikan dorongan kepada kegiatan belajar murid”[13]
Berdasarkan definisi-definisi tersebut maka motivasi belajar adalah dorongan atau
hasrat kemauan untuk melaksanakan kegiatan belajar dalam rangka mencapai tujuan.
Dengan adanya dorongan di atas, maka motivasi belajar erat kaitannya dengan
tujuan yang akan dicapai, maka keadaan yang menyebabkan timbulnya belajar mereka,
sehingga adanya tujuan-tujuan baru yang akan dicapai lagi. Timbulnya kegiatan belajar
biasanya didorong oleh suatu atau beberapa keinginan, hasrat, kemauan atau kebutuhan.
Dengan demikian tampaklah betapa pentingnya motivasi belajar di dalam diri setiap
murid.
Dalam melakukan aktivitas, seseorang didorong oleh adanya faktor-faktor
kebutuhan biologis, instink, unsur-unsur kejiwaan yang lain serta adanya pengaruh
perkembangan budaya manusia. Sebenarnya semua faktor-faktor itu tidak dapat
dipisahkan dari soal kebutuhan, kebutuhan dalam arti luas, baik kebutuhan yang bersifat
biologis maupun psikolois. Menurut Morgan yang ditulis kembali oleh S. Nasution,
dikatakan bahwa manusia itu memiliki berbagai kebutuhan.[14]
Kebutuhan-kebutuhan itu dapat diuraikan sebagai berikut :
1. Kebutuhan untuk Berbuat Sesuatu Aktivitas.
Hal ini bagi anak sangat penting, karena perbuatan sendiri itu mengandung suatu
kegembiraan baginya. Sesuai dengan konsep ini, maka bagi orang tua yang memaksa
anak untuk diam di rumah saja, adalah bertentangan dengan hakekat anak. Aktivies in
if celf is a puasuse. Hal ini dapat dihubungkan dengan suatu kegiatan belajar bahwa
pekerjaan atau belajar itu akan berhasil kalau disertai dengan rasa gembira.
2. Kebutuhan untuk menyenangkan orang lain.
Banyak orang yang dalam kehidupannya memiliki motivasi untuk banyak berbuat
sesuatu demi kesenangan orang lain.
3. Kebutuhan untuk mencapai hasil
Suatu pekerjaan atau kegiatan belajar ini akan berhasil baik, kalau disertai dengan
“pujian” Aspek “pujian” ini merupakan dorongan bagi seseorang untuk bekerja dan
belajar dengan giat.
4. Kebutuhan untuk mengatasi kesulitan
Suatu kesulitan atau hambatan, mungkin cacat, mungkin akan menimbulkan rasa
rendah diri, tetapi hal ini menjadi dorongan untuk mencari konpensasi dengan usaha
yang tekun dan luar biasa sehingga tercapai kelebihan atau keunggulan dalam bidang
tertentu. Sikap anak terhadap kesulitan atau hambatan ini banyak bergantung pada
keadaan dan sikap lingkungan. Sehubngan dengan ini maka peranan motivasi sangat
penting dalam upaya menciptakan kondisi-kondisi tertentu yang lebih kondusif bagi
mereka untuk berusaha mencapai keunggulan.
Kebutuhan manusia telah dijelaskan di atas senantiasa akan selalu berubah.
Begitu juga motif, metode yang selalu berkait dengan kebutuhan tertentu akan
berubah atau bersifat dinamis sesuai dengan keinginan dan perhatian manusia.
Relevan dengan soal kebutuhan itu, maka timbullah teori tentang motivasi.
Tentang teori motivasi ini lahir dan awal perkembangannya ada di kalangan
psikolog. Menurut ahli ilmu jiwa, dijelaskan bahwa dalam motivasi itu ada suatu
hirarki, maksudnya motivasi itu ada tingkatan-tingkatannya, yakni dari bawah ke atas.
Dalam hal ini ada beberapa teori tentang motivasi yang selalu bergayut dengan soal
kebutuhan, antara lain.[15]
1. Kebutuhan fisiologis
Seperti lapar, yakni rasa aman. Kebutuhan untuk istirahat, dan sebagainya.
2. Kebutuhan akan keamanan, yakni rasa aman, kecemasan bebas dari rasa takut.
3. Kebutuhan akan cinta dan kasih, rasa diterima dalam suatu masyarakat atau
golongan (keluarga, sekolah, kelompok)
4. Kebutuhan untuk mewujudkan diri sendiri, yakni mengembangkan bakat dengan
usaha mencapai hasil dalam bidang pengetahuan, sosial, pembentukan pribadi.
Disamping itu ada teori-teori yang perlu diketahui:[16]
1. Teori Insting
Menurut teori ini tindakan sikap diri manusia diasumsikan seperti tingkah jenis
animal / binatang. Tindakan manusia itu dikatakan selalu berkait dengan instink
atau pembawaan. Dalam memberikan respon terhadap adanya kebutuhan seolah-
olah tanpa dipelajari. Tokoh dari teori ini adalah Mc. Daugall.
2. Teori Fisiologis
Teori ini disebut “behaviour teories.” Menurut teori ini semua tindakan manusia
itu berakar pada usaha pemenuhan kebutuhan dan untuk kepentingan fisik. Atau
disebut sebagai kebutuhan primer.
3. Teori Psikoanalitik
Teori ini mirip dengan teori instink, tetapi telah ditekankan pada unsur-unsur
kejiwaan yang ada pada diri manusia karena adanya unsur pribadi manusia, yakni
id dan ego. Tokoh teori ini adalah Frued.
D. Ciri-ciri Motivasi
Untuk melengkapi uraian mengenai makna dan teori tentang motivasi, perlu
dikemukakan adanya beberapa cirri motivasi. Motivasi yang ada pada diri setiap orang itu
memiliki cirri-ciri sebagai berikut :
1. Tekun menghadapi tugas (dapat bekerja terus-menerus dalam waktu yang lama, tidak
pernah berhenti sebelum selesai).
2. Ulet menghadapi kesulitan (tidak lekas putus asa) tidak memerlukan dorongan dari luar
untuk berprestasi sebaik mungkin (tidak cepat puas dengan prestasi yang telah
dicapainya).
3. Menunjukkan minat terhadap bermacam-macam masalah untuk orang dewasa.
4. Lebih senang bekerja mandiri.
5. Cepat bosan pada tugas-tugas yang rutin (hal-hal yang bersifat mekanis, berulang-
ulang begitu saja sehingga kurang aktif).
6. Dapat mempertahankan pendapatnya. (kalau sudah yakni akan sesuatu)
7. Tidak mudah melepaskan hal yang diyakini itu.
8. Senang mencari dan memecahkan maasalah soal-soal.
Apabila seseorang memiliki cirri-ciri seperti di atas, berarti seseorang itu memiliki
motivasi yang cukup kuat. Ciri-ciri motivasi seperti itu akan sangat penting dalam
kegiatan belajar mengajar. Dalam kegiatan belajar mengajar akan berhasil baik, kalau
siswa tekun mengerjakan tugas, ulet dalam memecahkan berbagai masalah dan hambatan
secara mandiri. Siswa yang belajar dengan baik tidak terjebak pada sesuatu yang rutinitas
dan mekanis. Siswa yang harus mempertahankan pendapatnya, kalau ia sudah yakin dan
dipandangnya cukup rasional. Bahkan lebih lanjut siswa harus juga peka dan responsive
terhadap berbagai masalah umum, dan bagaimana memikirkan pemecahannya. Hal-hal itu
semua harus dipahami benar oleh guru, agar dalam berinteraksi dengan siswanya dapat
memberikan motivasi yang tepat dan optimal.
E. Fungsi Motivasi dalam Belajar
Agar siswa dapat mencapai hasil belajar yang optimal, maka diperlukan adanya
motivasi. Perlu ditekankan bahwa motivasi bertalian dengan suatu tujuan.
Sehubungan dengan hal tersebut, ada tiga fungsi motivasi:[17]
1. Mendorong manusia untuk berbuat. Jadi, sebagai penggerak atau motor yang
melepaskan energi. Motivasi dalam hal ini merupakan motor penggerak dari setiap
kegiatan yang akan dikerjakan.
2. Menentukan arah perbuatan, yakni kea rah tujuan yang hendak dicapai. Dengan
demikian motivasi dapat memberikan arah dan kegiatan yang harus dikerjakan sesuai
dengan rumusan tujuannya.
3. Menyeleksi perbuatan, yakni menentukan perbuatan. Apa yang harus dikerjakan yang
serasi guna mencapai tujuan, dengan menyisihkan perbuatan-perbuatan yang tidak
bermanfaat bagi tujuan tersebut. Seorang siswa yang akan menghadapi ujian dengan
harapan dapat lulus, tentu akan melakukan kegiatan belajar dan tidak akan
menghabiskan waktunya untuk bermain kartu atau membaca komik, sebab tidak
serasi dengan tujuan.
Disamping itu, ada juga fungsi-fungsi motivasi lain. Motivasi dapat juga sebagai
pendorong usaha dan pencapaian prestasi. Seseorang melakukan suatu usaha karena
adanya motivasi. Adanya motivasi yang baik dalam belajar akan menunjukkan hasil yang
baik. Dengan kata lain, bahwa dengan adanya usaha yang tekun dan terutama didasari
adanya motivasi, maka seseorang yang belajar itu akan dapat menelurkan prestasi yang
baik. Intensitas motivasi seorang siswa akan sangat menentukan tingkat pencapaian
prestasi belajarnya.
F. Bentuk-bentuk Motivasi
Berbicara tentang macam atau jenis motivasi ini dapat dilihat dari berbagai sudut
pandang. Dengan demikian motivasi atau motif-motif yang aktif itu sangat bervariasi.
Dengan demikian bentuk-bentuk motivasi adalah sebagai berikut :
1. Motivasi dilihat dari dasar pembentukannya.
a. Motif-motif bawaan, yaiktu motif yang dibawa sejak lahir, jadi motivasi ini tanpa
dipelajari.
b. Motif-motif yang dipelajari, maksudnya motif-motif yang timbul karena dipelajari.
2. Motivasi jasmaniah dan rohaniah
Yang termasuk motivasi jasmaniah seperti refelks, instink, otomatis, nafsu.
Sedangkan yang termasuk motif rohaniah, yaitu kemauan
3. Motivasi intrinsic dan ekstrinik
a. Motivasi intrinsic, yaitu motif-motif yang menjadi aktif atau berfungsinya tidak
perlu dirangsang dari luar. Karena diri setiap individu sudah ada dorongan untuk
melakukan sesuatu. Perlu diketahui bahwa siswa yang memiliki tujuan orang yang
terididik, yang berpengetahuan, yang ahli dalam bidang studi tertentu. Satu-
satunya jalan untuk menuju yang ingin dicapai adalah belajar. Tanpa belajar tidak
mungkin mendapat pengetahuan. Dorongan yang menggerakkan itu bersumber
pada suatu kebutuhan. Kebutuhan yang berisikan keharusan untuk menjadi orang
yang terdidik dan berpengathuan. Jadi, memang motivasi itu muncul dari
kesadaran diri sendiri dengan tujuan secara esensial, bukan sekedar symbol dan
seremonial.
b. Motivasi ekstrinsik, yaitu motif-motif yang aktif berfungsinya karena adanya
perangsang dari luar. Motivasi ekstrinsik dapat juga dikatakan sebagai bentuk
motivasi yang di dalamnya aktivitas belajar dimulai dan diteruskan berdasarkan
dorongan dari luar yang tidak secara mutlak berkaitan dengan aktivitas belajar.
Perlu ditegaskan, bukan berarti bahwa motivasi ekstrinsik ini tidak baik dan tidak
penting. Sebab, kemungkinan besar keadaan siswa itu dinamis, berubah-ubah, dan
juga mungkin komponen-komponen lain dalam proses belajar mengajar ada yang
kurang menarik bagi siswa, sehingga diperlukan motivasi ekstrinsik.[18]
Mencapai potensi hidup yang maksimal

Setiap orang mendambakan masa depan yang lebih baik ; kesuksesan dalam karir,
rumah tangga dan hubungan sosial, namun seringkali kita terbentur oleh berbagai
kendala. Dan kendala terbesar justru ada pada diri kita sendiri.
Melalui karyanya, Joel Osteen menantang kita untuk keluar dari pola pikir yang
sempit dan mulai berpikir dengan paradigma yang baru.

Ada 7 langkah agar kita mencapai potensi hidup yang maksimal :

* Langkah pertama adalah perluas wawasan. Anda harus memandang kehidupan ini
dengan mata iman, pandanglah dirimu sedang melesat ke level yang lebih tinggi.
Anda harus memiliki gambaran mental yang jelas tentang apa yang akan Anda raih.
Gambaran ini harus menjadi bagian dari dirimu, didalam benakmu, dalam percakapanmu,
meresap ke pikiran alam bawah sadarmu, dalam perbuatanmu dan dalam setiap
aspek kehidupanmu.

* Langkah ke dua adalah mengembangkan gambar diri yang sehat. Itu artinya Anda harus
melandasi gambar dirimu diatas apa yang Tuhan katakan tentang Anda.
Keberhasilanmu meraih tujuan sangat tergantung pada bagaimana Anda memandang
dirimu sendiri dan apa yang Anda rasakan tentang dirimu. Sebab hal itu akan menentukan
tingkat kepercayaan diri Anda dalam bertindak. Fakta menyatakan bahwa Anda tidak akan
pernah melesat lebih tinggi dari apa yang Anda bayangkan mengenai dirimu sendiri

* Langkah ke tiga adalah temukan kekuatan dibalik pikiran dan perkataanmu.


Target utama serangan musuh adalah pikiranmu. Ia tahu sekiranya ia
berhasil mengendalikan dan memanipulasi apa yang Anda pikirkan, maka ia
akan berhasil mengendalikan dan memanipulasi seluruh kehidupanmu.
Pikiran menentukan prilaku, sikap dan gambar diri. Pikiran menentukan tujuan.
Alkitab memperingatkan kita untuk senantiasa menjaga pikiran.

* Langkah ke empat adalah lepaskan masa lalu, biarkanlah ia pergi...


Anda mungkin saja telah kehilangan segala yang tidak seorangpun patut mengalaminya
dalam hidup ini. Jika Anda ingin hidup berkemenangan , Anda tidak boleh memakai
trauma masa lalu sebagai dalih untuk membuat pilihan-pilihan yang buruk saat ini.
Anda harus berani tidak menjadikan masa lalu sebagai alasan atas sikap burukmu
selama ini, atau membenarkan tindakanmu untuk tidak mengampuni seseorang.

* Langkah ke lima adalah temukan kekuatan di dalam keadaan yang paling buruk sekalipun
Kita harus bersikap :" Saya boleh saja terjatuh beberapa kali dalam hidup ini, tetapi
tetapi saya tidak akan terus tinggal dibawah sana." Kita semua menghadapi
tantangan dalam hidup ini . KIta semua pasti mengalami hal-hal yang datang
menyerang kita. Kita boleh saja dijatuhkan dari luar, tetapi kunci untuk hidup
berkemenangan adalah belajar bagaimana untuk bangkit lagi dari dalam.

* Langkah ke enam adalah memberi dengan sukacita. Salah satu tantangan terbesar
yang kita hadapi adalah godaan untuk hidup mementingkan diri sendiri.
Sebab kita tahu bahwa Tuhan memang menginginkan yang terbaik buat kita,
Ia ingin kita makmur, menikmati kemurahanNya dan banyak lagi yang Ia sediakan buat kita,
namun kadang kita lupa dan terjebak dalam prilaku mementingkan diri sendiri.
Sesungguhnya kita akan mengalami lebih banyak sukacita dari yang pernah dibayangkan
apabila kita mau berbagi hidup dengan orang lain.

* Langkah ke tujuh adalah memilih untuk berbahagia hari ini. Anda tidak harus menunggu
sampai semua persoalanmu terselesaikan. Anda tidak harus menunda kebahagiaan
sampai Anda mencapai semua sasaranmu. Tuhan ingin Anda berbahagia apapun kondisimu,
sekarang juga !

( Dikutip dari : Mencapai potensi hidup yang maksimal by Joel Osteen)

Posted by Felice Sadira at 6:24 AM 16 comments


17 Hal yang harus diingat
1. Jika sudah terjadi masalah, tdk harus dihindari (bingung), tapi HARUS DIHADAPI dengan tenang
(dipikirkan jalan keluarnya) dan pasti selesai/ ada jalan keluarnya.

2. Menghadapi semua hal, tdk boleh berpikir negatif, seperti: "saya pasti tdk mampu", "saya tdk bisa",
dan seterusnya. Tapi selalu berpikir positif, seperti: "saya bisa, pasti ada jalan keluarnya" dan lain
lain.
3. Sudah dan senang semuanya tergantung pikiran saja!! ( Pikiran adalah pelopor!!). Jadi jaga pikiran
kita baik - baik. Jangan pikir yang jelek/negatif. Selalu berpikir yang positif (baik).

4. Segala kesulitan/kesusahan akan berakhir. sebesar apapun masalahnya akan selesai juga dengan
berjalannya waktu. Seperti pepatah mengatakan : TIDAK ADA PESTA YANG TIDAK BERAKHIR.

5. Orang yg sukses 85% ditentukan dari sikap/prilaku, 15% baru ditentukan ketrampilan. Jadi sikap
kita dalam hidup ini sangat penting.

6. Segala sesuatu berubah (anicca). Kita tdk perlu susah. Misalnya : sekarang susahnya, selanjutnya
pasti berubah menjadi senang. sekarang ada orang yang tdk senang pada kita, suatu saat nanti akan
baik juga.

7. Hukum karma, berarti berbuat baik akan mendapat hasil baik dan sebaliknya, seperti tanam padi,
pasti panen padi. Ingat!! Usahakan setiap saat selalu berbuat (tanam) kebaikan agar mendapatkan
(panen) kebaikan. Jgn melakukan kejahatan. Dan jgn berharap mendapat balasan dari perbuatan baik
kita!!!
8. Kesehatan asalah paling nomor satu (berhaga). Jaga kesehatan kita dengan olahraga, istirahat yang
cukup dan jangan makan sembarangan.

9. Hidup ini penuh dengan masalah/persoalan/penderitaan. Jadi kita sdh tahu TIDAK MUNGKIN
SELALU LANCAR/TENANG. Siapkan mental, tabah, sabar dan tenaga untuk menghadapinya. itulah
kenyataan hidup yang harus dihadapi oleh setiap manusia.

10. Masa depan seseorang sangat tergantung pada sikap dan buku buku yang dibaca. Jadi membaca
sangat penting dan menentukan masa depan seseorang.

11. Jangan membicarakan kejelekan orang lain, karena kita akan dinilai jelek
oleh orang yg mendengarkannya.

12. Pergaulan sangat penting dan merupakan salah satu kunci sukses. Boleh bergaul dengan orang
jahat maupun baik asal kita HARUS TAHU DIRI/JANGAN TERPENGARUH LINGKUNGAN. Lebih
baik lagi apabila kita bisa menuntun yang jahat ke jalan yang benar.

13. Budi orang tua, tidak dapat dibayar dengan apapun juga. begitu juga dengan
budi orang2 yang telah membantu kita.

14. Setiap manusia memiliki kelebihan dan kekurangan. Jadi jangan minder dengan kekurangan kita.
dan jangan iri dengan kelebihan orang. HARGAILAH DIRIMU APA ADANYA!!!\

15. JANGAN MEMPERTENTANGKAN (MEMPERDEBATKAN) hal hal kecil yang tdk berguna
dengan siapapun juga.

16. Kunci sukses dlm hidup ini, selalu bersemangat, berusaha, disiplin, sabar, bekerja keras, rajin
berdoa/sembahyang, banyak berbuat baik serta tdk blh berputus asa.

17. Jangan Menilai orang dari Harta(kekayaan), penampilan ataupun kondisi


fisik. Semua orang itu SAMA!!!

Posted by Felice Sadira at 6:19 AM 6 comments


Confidence, Trust and Hope
CONFIDENCE
Once, all village people decided to pray for rain. On the day of prayer,
all the people gathered but only one boy came with an umbrella; that's
Confidence.

TRUST
Trust should be like the feeling of a one-year-old baby. When you throw him
in the air, he laughs... because he knows you will catch him; that's Trust.

HOPE
Every night we go to bed, we have no assurance to get up alive in the next
morning but still we make plans for the coming day; that's Hope.

ALWAYS MAINTAIN YOUR CONFIDENCE


HAVE SOME TRUST IN OTHERS
and NEVER LOSE HOPE!

Never regret a day in your life.


Good days give you happiness;
Bad days give you experiences;
Both are essential to life
Posted by Felice Sadira at 6:17 AM 5 comments
Beda antar Cinta, Suka, dan Sayang
Dihadapan orang yang kau cintai,
Musim dingin berubah menjadi musim semi yang indah
Dihadapan orang yang kau sukai,
Musim dingin tetap saja musim dingin,hanya suasananya lebih undah sedikit

Dihadapan orang yang kau cintai


Jantungmu tiba-tiba berdebar lebih cepat
Dihadapan orang yang kau sukai,
Kau hanya merasa senang dan gembira saja.

Apabila engkau melihat kepada mata orang yang kau cintai,


Matamu berkaca-kaca
Apabila engkau melihat kepada mata orang yang kau sukai,
Engkau hanya tersenyum saja

Dihadapan orang yang kau cintai,


Kata-kata yang keluar berasal dari perasaan yang terdalam
Dihadapan orang yang kau sukai
Kata-kata hanya keluar dari pikiran saja.

Jika orang yang kau cintai menangis,engkaupun akan ikut menangis disisinya
Jika orang yang kau sukai menangis,engkau hanya menghibur saja.

Perasaan cinta itu dimulai dari mata sedangkan rasa suka dimulai dari telinga.
Jadi jika kau mau berhenti menyukai seseorang,cukup dengan menutup telingga,
Tapi apabila kau mencoba menutup matamu dari orang yang kau cintai,cinta itu
berubah menjadi tetesan air mata dan terus tinggal dihatimu dalam jarak waktu
yang cukup lama.
"Tetapi selain rasa suka dan rasa cinta… ada perasaan yang lebih mendalam,yaitu
rasa saying…rasa yang tidak hilang secepat rasa cinta.Rasa yang tidak mudah
berubah.
Perasaan yang dapat membuatmu berkorban untuk orang yang kamu sayangi.Mau
menderita demi kebahagiaan orang yang kamu sayangi.Cinta ingin memiliki,tetapi
sayang hanya ingin melihat orang yang disayanginya bahagia….walaupun harus
kehilangan.

Untuk seseorang yang sedang jatuh cinta….......

Posted by Felice Sadira at 6:11 AM 9 comments


Thursday, April 5, 2007
Segelas susu
Suatu hari, seorang anak lelaki miskin yang hidup darimenjual asongan dari pintu ke pintu,
menemukan bahwa dikantongnya hanya tersisa beberapasen uangnya, dan dia sangat lapar.
Anak lelaki tersebut memutuskan untuk meminta makanandari rumah berikutnya.
Akan tetapi anak itu kehilangan keberanian saatseorang wanita muda membuka pintu rumah.
Anak itu tidak jadi meminta makanan, ia hanya beranimeminta segelas air.
Wanita muda tersebut melihat, dan berpikir bahwa anaklelaki tersebut pastilah lapar,
oleh karena itu ia membawakan segelas besar susu.
Anak lelaki itu meminumnya dengan lambat, dan kemudianbertanya,
"berapa saya harus membayar untuk segelas besar susuini ?"
Wanita itu menjawab:
"Kamu tidak perlu membayar apapun".
"Ibu kami mengajarkan untuk tidak menerima bayaranuntuk kebaikan" kata wanita itu
menambahkan.
Anak lelaki itu kemudian menghabiskan susunya danberkata :" Dari dalam hatiku aku berterima
kasih padaanda."
Sekian tahun kemudian, wanita muda tersebut mengalamisakit yang sangat kritis. Para dokter dikota
itu sudahtidak sanggup menganganinya.
Mereka akhirnya mengirimnya ke kota besar, dimanaterdapat dokter spesialis yang mampu
menanganipenyakit langka tersebut.
Dr. Howard Kelly dipanggil untuk melakukanpemeriksaan. Pada saat ia mendengar nama kota asal
siwanita tersebut,
terbersit seberkas pancaran aneh pada mata dokterKelly.
Segera ia bangkit dan bergegas turun melalui hallrumahsakit, menuju kamar si wanita tersebut.
Dengan berpakaian jubah kedokteran ia menemui siwanita itu.
Ia langsung mengenali wanita itu pada sekalipandang.Ia kemudian kembali ke ruang konsultasi dan
memutuskanuntuk melakukan upaya terbaik
untuk menyelamatkan nyawa wanita itu. Mulai hari itu,Ia selalu memberikan perhatian khusus pada
kasuswanita itu.
Setelah melalui perjuangan yang panjang, akhirnyadiperoleh kemenangan.. . Wanita itu sembuh !!.
Dr. Kelly meminta bagian keuangan rumah sakit untukmengirimkan seluruh tagihan biaya
pengobatan kepadanyauntuk persetujuan.
Dr. Kelly melihatnya, dan menuliskan sesuatu padapojok atas lembar tagihan, dan kemudian
mengirimkannyake kamar pasien.
Wanita itu takut untuk membuka tagihan tersebut, iasangat yakin bahwa ia tak akan mampu
membayar tagihantersebut walaupun harus dicicil
seumur hidupnya.
Akhirnya Ia memberanikan diri untuk membaca tagihantersebut, dan ada sesuatu yang menarik
perhatiannyapada pojok atas lembar tagihan tersebut.
Ia membaca tulisan yang berbunyi..
"Telah dibayar lunas dengan segelas besar susu.."
tertanda, DR Howard Kelly.
Air mata kebahagiaan membanjiri matanya. Ia berdoa :"Tuhan, terima kasih, bahwa cintamu telah
memenuhiseluruh bumi melalui hati dan tangan manusia"

Posted by Felice Sadira at 10:54 PM 3 comments


Busuknya kebencian
Seorang Ibu Guru taman kanak-kanak (TK) mengadakan"permainan".
Ibu Gurumenyuruh tiap² muridnya membawa kantong plastiktransparan 1 buah dankentang.
Masing² kentang tersebut diberi namaberdasarkan nama orang yangdibenci, sehingga jumlah
kentangnya tidak ditentukanberapa ... tergantungjumlah orang² yang dibenci.

Pada hari yang disepakati masing² murid membawakentang dalam kantongplastik. Ada yang
berjumlah 2, ada yang 3 bahkan adayang 5. Sepertiperintah guru mereka tiap² kentang diberi nama
sesuainama orang yangdibenci. Murid² harus membawa kantong plastik berisikentang
tersebutkemana saja mereka pergi, bahkan ke toilet sekalipun,selama 1 minggu.

Hari berganti hari, kentang² pun mulai membusuk,murid² mulai mengeluh,apalagi yang membawa 5
buah kentang, selain beratbaunya juga tidak sedap.Setelah 1 minggu murid² TK tersebut merasa lega
karenapenderitaan merekaakan segera berakhir.

Ibu Guru : "Bagaimana rasanya membawa kentang selama 1minggu ?"

Keluarlah keluhan dari murid² TK tersebut, padaumumnya mereka tidak merasanyaman harus
membawa kentang² busuk tersebut kemanapun mereka pergi. Gurupun menjelaskan apa arti dari
"permainan" yang mereka lakukan.

Ibu Guru : "Seperti itulah kebencian yang selalu kitabawa² apabila kitatidak bisa memaafkan orang
lain. Sungguh sangat tidakmenyenangkan membawakentang busuk kemana pun kita pergi. Itu hanya
1minggu. Bagaimana jikakita membawa kebencian itu seumur hidup ? Alangkahtidak nyamannya ..."
Posted by Felice Sadira at 10:50 PM 14 comments
Aku menangis untuk adikku 6 kali
Aku dilahirkan di sebuah dusun pegunungan yang sangat terpencil. Hari demihari, orang tuaku membajak tanah
kering kuning, dan punggung merekamenghadap ke langit.Aku mempunyai seorang adik, tiga tahun lebih muda
dariku.
Suatu ketika, untuk membeli sebuah sapu tangan yang mana semua gadis disekelilingku kelihatannya
membawanya, Aku mencuri lima puluh sen dari laciayahku. Ayah segera menyadarinya. Beliau membuat
adikku dan aku berlutut didepan tembok, dengan sebuah tongkat bambu di tangannya.:
"Siapa yang mencuri uang itu?" Beliau bertanya.
Aku terpaku, terlalu takut untuk berbicara. Ayah tidak mendengar siapa punmengaku, jadi Beliau mengatakan :
"Baiklah, kalau begitu, kalian berdua layak dipukul!".
Dia mengangkat tongkat bambu itu tingi-tinggi. Tiba-tiba, adikkumencengkeram tangannya dan berkata :
"Ayah, aku yang melakukannya! ".
Tongkat panjang itu menghantam punggung adikku bertubi-tubi. Ayah begitumarahnya sehingga ia terus
menerus mencambukinya sampai Beliau kehabisannafas. Sesudahnya, Beliau duduk di atas ranjang batu bata
kami danmemarahi,:
"Kamu sudah belajar mencuri dari rumah sekarang, hal memalukan apa lagi yangakan kamu lakukan di masa
mendatang? ... Kamu layak dipukul sampai mati!Kamu pencuri tidak tahu malu!".
Malam itu, ibu dan aku memeluk adikku dalam pelukan kami. Tubuhnya penuhdengan luka, tetapi ia tidak
menitikkan air mata setetes pun. Di pertengahanmalam itu, saya tiba-tiba mulai menangis meraung-raung.
Adikku menutupmulutku dengan tangan kecilnya dan berkata :
"Kak, jangan menangis lagi sekarang. Semuanya sudah terjadi."
Aku masih selalu membenci diriku karena tidak memiliki cukup keberanianuntuk maju mengaku. Bertahun-
tahun telah lewat, tapi insiden tersebut masihkelihatan seperti baru kemarin. Aku tidak pernah akan lupa
tampang adikkuketika ia melindungiku. Waktu itu, adikku berusia 8 tahun. Aku berusia 11.Ketika adikku berada
pada tahun terakhirnya di SMP, ia lulus untuk masuk keSMA di pusat kabupaten. Pada saat yang sama, saya
diterima untuk masuk kesebuah universitas propinsi. Malam itu, ayah berjongkok di halaman,menghisap rokok
tembakaunya, bungkus demi bungkus. Saya mendengarnyamemberengut :"Kedua anak kita memberikan hasil
yang begitu baik...hasil yang begitubaik..."
Ibu mengusap air matanya yang mengalir dan menghela nafas. Sambil berkata :
"Apa gunanya? Bagaimana mungkin kita bisa membiayai keduanya sekaligus?".
Saat itu juga, adikku berjalan keluar ke hadapan ayah dan berkata :
"Ayah, saya tidak mau melanjutkan sekolah lagi, telah cukup membaca banyakbuku."
Ayah mengayunkan tangannya dan memukul adikku pada wajahnya sambil berkata :
"Mengapa kau mempunyai jiwa yang begitu keparat lemahnya?. Bahkan jikaberarti saya mesti mengemis di
jalanan saya akan menyekolahkan kamu berduasampai selesai!".
Dan begitu kemudian ia mengetuk setiap rumah di dusun itu untuk meminjamuang. Aku menjulurkan tanganku
selembut yang aku bisa ke muka adikku yangmembengkak, dan berkata :
"Seorang anak laki-laki harus meneruskan sekolahnya; kalau tidak ia tidakakan pernah meninggalkan jurang
kemiskinan ini.".
Aku, sebaliknya, telah memutuskan untuk tidak lagi meneruskan keuniversitas. Siapa sangka keesokan harinya,
sebelum subuh datang, adikkumeninggalkan rumah dengan beberapa helai pakaian lusuh dan sedikit
kacangyang sudah mengering. Dia menyelinap ke samping ranjangku dan meninggalkansecarik kertas di atas
bantalku:
"Kak, masuk ke universitas tidaklah mudah. Saya akan pergi mencari kerja danmengirimu uang.".
Aku memegang kertas tersebut di atas tempat tidurku, dan menangis dengan airmata bercucuran sampai suaraku
hilang. Tahun itu, adikku berusia 17 tahun.Aku 20. Dengan uang yang ayahku pinjam dari seluruh dusun, dan
uang yangadikku hasilkan dari mengangkut semen pada punggungnya di lokasi konstruksi,aku akhirnya sampai
ke tahun ketiga (di universitas) . Suatu hari, akusedang belajar di kamarku, ketika teman sekamarku masuk dan
memberitahukan :
" Ada seorang penduduk dusun menunggumu di luar sana !".
Mengapa ada seorang penduduk dusun mencariku? Aku berjalan keluar, danmelihat adikku dari jauh, seluruh
badannya kotor tertutup debu semen danpasir. Aku menanyakannya, :
"Mengapa kamu tidak bilang pada teman sekamarku kamu adalah adikku?"
Dia menjawab, tersenyum, "Lihat bagaimana penampilanku. Apa yang akan merekapikir jika mereka tahu saya
adalah adikmu? Apa mereka tidak akanmenertawakanmu? "
Aku merasa terenyuh, dan air mata memenuhi mataku. Aku menyapu debu-debudari adikku semuanya, dan
tersekat-sekat dalam kata-kataku :
"Aku tidak perduli omongan siapa pun! Kamu adalah adikku apa pun juga! Kamuadalah adikku bagaimana pun
penampilanmu. ..".
Dari sakunya, ia mengeluarkan sebuah jepit rambut berbentuk kupu-kupu. Iamemakaikannya kepadaku, dan
terus menjelaskan :
"Saya melihat semua gadis kota memakainya. Jadi saya pikir kamu juga harusmemiliki satu."
Aku tidak dapat menahan diri lebih lama lagi. Aku menarik adikku ke dalampelukanku dan menangis dan
menangis. Tahun itu, ia berusia 20. Aku 23.
Kali pertama aku membawa pacarku ke rumah, kaca jendela yang pecah telahdiganti, dan kelihatan bersih di
mana-mana. Setelah pacarku pulang, akumenari seperti gadis kecil di depan ibuku. "Bu, ibu tidak perlu
menghabiskanbegitu banyak waktu untuk membersihkan rumah kita!" Tetapi katanya, sambiltersenyum :
"Itu adalah adikmu yang pulang awal untuk membersihkan rumah ini. Tidakkahkamu melihat luka pada
tangannya? Ia terluka ketika memasang kaca jendelabaru itu..".
Aku masuk ke dalam ruangan kecil adikku. Melihat mukanya yang kurus, seratusjarum terasa menusukku. Aku
mengoleskan sedikit saleb pada lukanya danmebalut lukanya.aku bertanya :
"Apakah itu sakit?".
"Tidak, tidak sakit. Kamu tahu, ketika saya bekerja di lokasi konstruksi,batu-batu berjatuhan pada kakiku setiap
waktu. Bahkan itu tidakmenghentikanku bekerja dan..." Ditengah kalimat itu ia berhenti.
Aku membalikkan tubuhku memunggunginya, dan air mata mengalir deras turun kewajahku. Tahun itu, adikku
23. Aku berusia 26.
Ketika aku menikah, aku tinggal di kota . Banyak kali suamiku dan akumengundang orang tuaku untuk datang
dan tinggal bersama kami, tetapi merekatidak pernah mau. Mereka mengatakan, sekali meninggalkan dusun,
mereka tidakakan tahu harus mengerjakan apa. Adikku tidak setuju juga, mengatakan :
"Kak, jagalah mertuamu aja. Saya akan menjaga ibu dan ayah di sini."
Suamiku menjadi direktur pabriknya. Kami menginginkan adikku mendapatkanpekerjaan sebagai manajer pada
departemen pemeliharaan. Tetapi adikkumenolak tawaran tersebut. Ia bersikeras memulai bekerja sebagai
pekerjareparasi.
Suatu hari, adikku diatas sebuah tangga untuk memperbaiki sebuah kabel,ketika ia mendapat sengatan listrik,
dan masuk rumah sakit. Suamiku dan akupergi menjenguknya. Melihat gips putih pada kakinya, saya
menggerutu :
"Mengapa kamu menolak menjadi manajer? Manajer tidak akan pernah harusmelakukan sesuatu yang
berbahaya seperti ini. Lihat kamu sekarang, luka yangbegitu serius. Mengapa kamu tidak mau mendengar kami
sebelumnya?"
Dengan tampang yang serius pada wajahnya, ia membela keputusannya. :
"Pikirkan kakak ipar...ia baru saja jadi direktur, dan saya hampir tidakberpendidikan. Jika saya menjadi manajer
seperti itu, berita seperti apayang akan dikirimkan?"
Mata suamiku dipenuhi air mata, dan kemudian keluar kata-kataku yangsepatah-sepatah:
"Tapi kamu kurang pendidikan juga karena aku!"
"Mengapa membicarakan masa lalu?" Adikku menggenggam tanganku. Tahun itu,ia berusia 26 dan aku 29.
Adikku kemudian berusia 30 ketika ia menikahi seorang gadis petani daridusun itu. Dalam acara pernikahannya,
pembawa acara perayaan itu bertanyakepadanya :
"Siapa yang paling kamu hormati dan kasihi?".
Tanpa bahkan berpikir ia menjawab :
"Kakakku."
Ia melanjutkan dengan menceritakan kembali sebuah kisah yang bahkan tidakdapat kuingat :
"Ketika saya pergi sekolah SD, ia berada pada dusun yang berbeda. Setiaphari kakakku dan saya berjalan
selama dua jam untuk pergi ke sekolah danpulang ke rumah. Suatu hari, Saya kehilangan satu dari sarung
tanganku.Kakakku memberikan satu dari kepunyaannya. Ia hanya memakai satu saja danberjalan sejauh itu.
Ketika kami tiba di rumah, tangannya begitu gemetarankarena cuaca yang begitu dingin sampai ia tidak dapat
memegang sumpitnya.Sejak hari itu, saya bersumpah, selama saya masih hidup, saya akan menjagakakakku dan
baik kepadanya."
Tepuk tangan membanjiri ruangan itu. Semua tamu memalingkan perhatiannyakepadaku.
Kata-kata begitu susah kuucapkan keluar bibirku akhirnya keluar juga :
"Dalam hidupku, orang yang paling aku berterima kasih adalah adikku."
Dan dalam kesempatan yang paling berbahagia ini, di depan kerumunan perayaanini, air mata bercucuran turun
dari wajahku seperti sungai.

MENU TOPIK
Motivasi
• Artikel Motivasi
• Mengenal Teori Motivasi
• Mengenal Arti Kepemimpinan
• Menumbuhkan Motivasi Kinerja Karyawan
• Cerita Motivasi
• Membentuk Sikap Positif
• Pentingnya Motivasi Organisasi
• Psikologi Motivasi

Tips Motivasi Diri


Oleh: AnneAhira.com Content Team
1
2
3
4
5
3

( 69 ) | Jumlah komentar: 47

SHARE : Facebook Twitter

Artikel Terkait
• Tips Agar Tampil Percaya Diri
• Motivasi Guru
• Menumbuhkan Motivasi Pelajar
• Pengertian Motivasi
Terkadang kita merasakan kejenuhan, tidak bersemangat dalam menjalani hidup. Anda
merasa butuh adanya motivasi dari orang lain.
Mungkin cara ini bisa berhasil. Namun, untuk kemudian bisa berubah dan bersemangat,
kuncinya ada pada diri Anda sendiri. Tidak ada seorang pun yang bisa memberikan motivasi
lebih baik, selain diri kita sendiri. Ada beberapa tips untuk memotivasi diri sendiri, yaitu :
1. Menuliskan tujuan pada selembar kertas.
Untuk bisa memotivasi diri, Anda harus memahami tujuan yang hendak Anda capai. Lakukan
refleksi, apa yang sebenarnya Anda inginkan. Kemudian, Anda harus mengembangkan
perencanaan jangka pendek maupun jangka panjang.
Pilihan yang Anda tentukan, haruslah realistis, sesuai logika. Anda tidak bisa memilih jalan
yang Anda rasa tidak sanggup untuk menjalankannya. Akhirnya, Anda akan menemukan
kegagalan dan keputusasaan, sebelum mencapai tujuan tersebut.
Tempelkan lembaran kertas yang berisi tujuan pada ruang yang sering Anda lihat. Anda bisa
memilih di cermin kamar, lemari, dinding, atau tempat mana saja yang Anda sering melihat
dan membacanya. Setiap hari, sekurangnya baca tulisan itu 5 kali, agar selalu teringat dengan
tujuan yang ingin Anda capai dan memiliki motivasi diri untuk mencapainya.
Setiap hari pula, catatlah apa saja hal yang telah Anda lakukan untuk semakin mendekatkan
Anda dengan untuk mencapai tujuan tersebut. Dengan cara ini, Anda akan menyadari apakah
tujuan itu masih jauh, semakin dekat atau hampir tercapai.
2. Berhenti menunda
Menunda adalah kebiasaan yang bisa membunuh impian dan motivasi diri Anda. Tetapkan
batas waktu untuk mencapai satu tujuan, dan berpeganglah dengan batas waktu yang Anda
tentukan sendiri. Dengan memiliki perasaan dikejar batas waktu, Anda akan lebih fokus dan
berusaha untuk memenuhi tujuan tersebut.
Namun berhati-hatilah, jangan sampai menentukan batas waktu yang membuat Anda stres
dan frustasi, dan hanya akan merusak mental dan pikiran Anda. Pikirkanlah batas waktu yang
tepat dan tetap membuat Anda nyaman dalam menjalaninya.
3. Reward untuk diri sendiri
Cobalah untuk memberikan hadiah atau menghargai diri Anda sendiri ketika berhasil
menyelesaikan satu bagian dalam perencanaan untuk mencapai tujuan Anda. Ini akan
menjadikan Anda memiliki harapan, menyuntikkan motivasi diri Anda, agar bisa
menyelesaikan bagian-bagian berikutnya untuk memperoleh hadiah yang lebih baik.
Ingat, jika Anda telah menyelesaikan satu rencana, segeralah membuat rencana baru dan
pastikan batas waktunya. Orang yang sukses akan selalu mencari cara untuk mengembangkan
diri mereka dan kehidupan mereka.
4. Bersenang-senanglah
Dalam melakukan pekerjaan, Anda sering dihadapkan dengan masalah ataupun beban pikiran
yang berat. Rasa humor yang cukup, bisa menjadi salah satu kunci untuk sukses. Cobalah
untuk tidak terlalu berat memikirkan masalah dan pekerjaan.
Belajarlah untuk menikmati apa yang Anda lakukan setiap hari, sehingga bisa tetap memiliki
motivasi diri dan merasa antusias. Dengan tetap memiliki perasaan tersebut, Anda bisa
membantu diri sendiri mengontrol tingkat stres yang Anda miliki.
Motivasi diri sendiri memiliki keuntungan tersendiri dan juga memacu diri untuk bisa lebih
berkembang, lebih baik, dan mengarah pada kesuksesan. Dengan memotivasi diri sendiri,
berarti Anda juga bisa menciptakan jalan-jalan baru untuk melangkah mencapai tujuan Anda.

You might also like