Professional Documents
Culture Documents
MAKALAH
TAHUN 2009
Disusun oleh:
SWETY RETNA
S4310019
FAKULTAS EKONOMI
SURAKARTA
2010
Swety Retna/S4310019
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
rangka membantu mengevalusi posisi keuangan dan hasil operasi perusahaan pada masa
sekarang dan masa lalu, dengan tujuan untuk menentukan estimasi dan prediksi yang
paling mungkin mengenai kondisi dan kinerja perusahaan pada masa mendatang.
perusahaan pada suatu periode akuntansi yang dapat digunakan untuk menggambarkan
kinerja perusahaan tersebut. Laporan keuangan adalah bagian dari proses pelaporan
1. Neraca
4. Laporan perubahan posisi keuangan yang dapat disajikan berupa laporan arus kas atau
5. Catatan dan laporan lain serta materi penjelasan yang merupakan bagian integral dari
laporan keuangan
Unsur yang berkaitan secara langsung dengan pengukuran posisi keuangan adalah
kinerja dalam laporan laba rugi adalah penghasilan dan beban. Laporan posisi keuangan
biasanya mencerminkan berbagai unsur laporan laba rugi dan perubahan dalam berbagai
unsur neraca.
Swety Retna/S4310019
analisis common size, analisis trend, analisis profitabilitas, dan peramalan dengan
PT. Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk merupakan perusahaan multinasional yang
pada tahun 1959. Perusahaan ini menghasilkan berbagai macam-macam bahan makanan.
Perusahaan dengan karyawan lebih dari 3000 karyawan. Sudah punya sertifikat
HACCP, ISO, dll dan merupakan perusahaan makanan terbesar ke-3 Se-Asia Tenggara di
tahun 2010.
Berdasar data annual report yang diposting oleh Indonesia Stock Exchange (IDX),
Dari data yang tersedia, diketahui bahwa current ratio PT Tiga Pilar Sejahtera Food cukup
tinggi pada tahun 2009 dan secara umum dari tahun 2008 sampai 2009 mengalami
kenaikan. Artinya, bahwa asset lancar yang dimiliki perusahaan mampu menjamin utang
lancarnya. Namun, jika dilihat secara keseluruhan, PT Tiga Pilar Sejahtera Food memiliki
rasio keuangan yang cenderung berfluktuasi dari tahun ke tahun, sehingga akan sulit untuk
menilai prospek perusahaan tersebut apakah akan memiliki rasio lancar yang tetap tinggi
atau akan jatuh pada akhir tahun berikutnya. Sebagai seorang investor yang hendak
tersebut.
secara keseluruhan. Rasio ini membandingkan imbalan untuk pemegang saham dan
kreditor dengan jumlah aset. Return On Asset PT Tiga Pilar Sejahtera Food mengalami
Swety Retna/S4310019
penurunan dari tahun 2008 ke 2009 dan secara umum selalu berfluktuasi dari tahun ke
tahun meskipun tidak terlalu signifikan, sehingga jika dirata-rata dapat dikatakan cukup
stabil.
Earning Per Share (EPS) adalah laba bersih per lembar saham biasa yag beredar selama
satu periode, rasio ini mengukur profitabilitas dari sudut pandang pemegang saham biasa.
EPS PT Tiga Pilar Sejahtera Food meningkat dari tahun 2008 ke tahun 2009.
Debt-Asset Ratio (DAR) menunjukkan jumlah asset yang dibiayai dengan hutang.
Semakin besar DAR maka perusahaan semakin beresiko likuidasi. PT Tiga Pilar Sejahtera
Food memiliki rasio DAR yang semakin meningkat dari tahun ke tahun, begitu pula dari
pemegang saham. Semakin besar DER berarti semakin besar kemungkinan perusahaan
DER, resiko perusahaan diasumsikan semakin tinggi. Dari data pada tahun 2008 dan 2009
diketahui bahwa nilai DER PT Tiga Pilar Sejahtera Food mengalami kenaikan meskipun
Gross Processing Margin (GPM) merupakan perbedaan antara biaya komoditas mentah
dan laba yang dihasilkan oleh komoditas tersebut setelah dijual dalam bentuk produk jadi.
GPM meskipun pada tahun 2008 ke 2009 mengalami penurunan, tetapi nilai GPM PT
Penilaian awal diatas memberikan rasa ingin tahu penulis untuk menganalisis
lebih jauh dan lebih detail lagi tentang prospek perusahaan dan bagaimana potensi
C. Manfaat makalah
a. Untuk mengetahui kinerja salah satu perusahaan di sektor manufaktur yang terdaftar di
b. Untuk memenuhi persyaratan tugas akhir mata kuliah Analisis Laporan Keuangan.
D. Sistematika Penulisan
I. PENDAHULUAN
Bagian yang memuat latar belakang, alasan pemilihan perusahaan, tujuan diharapkan
Memuat hasil analisis data antara lain Reformulasi Laporan Keuangan, Analisis Rasio
Trend Analysis.
III. KESIMPULAN
LAMPIRAN
Swety Retna/S4310019
BAB II
REFORM
P
Swety Retna/S4310019
REFORMULA
PT TIG
Swety Retna/S4310019
c. Laporan Neraca
REFOR
P
Swety Retna/S4310019
REFOR
P
Swety Retna/S4310019
REFORMULATED STATEMENT
PT TIGA PILAR SEJAHTE
a. Rasio Likuiditas
kewajiban jangka pendeknya (termasuk kewajiban jangka panjang yang telah berubah
menjadi kewajiban jangka pendek). Rasio yang paling banyak digunakan untuk
REF O RMU
PT
Berdasar hasil perhitungan, rasio likuiditas PT Tiga Pilar Sejahtera Food sebesar
b. Rasio Leverage
Disebut juga rasio solvabilitas, yaitu rasio yang menunjukkan sejauh mana perusahaan
dibiayai oleh hutang (dana pihak luar). Rasio ini juga menunjukkan indikasi tingkat
keamanan dari para pemberi pinjaman (kreditur) dalam hal ini adalah bank yang
Swety Retna/S4310019
mewakili. Atau bisa juga diartikan sebagai sebuah kemampuan perusahaan untuk
Rasio ini menunjukkan sejauh mana modal sendiri menjamin seluruh hutang.
Semakin rendah rasio ini maka semakin baik kemampuan perusahaan dalam
REF O R MU L A
PT T IG
Sejahtera Food Tbk memiliki persentase yang cukup tinggi, artinya solvabilitas
c. Rasio Aktivitas
menghasilkan penjualan.
R EF O R
Rasio ini semakin besar semakin bagus, karena merupakan pertanda bahwa
penjualan. Dari hasil perhitungan Asset Turnover PT Tiga Pilar Sejahtera dapat
yaitu rasio yang digunakan untuk mengetahui optimalisasi penggunaan aktiva tetap
REF O R
Untuk mengetahui berapa kali piutang dagang berputar dalam satu tahun.
R EF O R
REFO R
R EF O R
R EF O R
Swety Retna/S4310019
d. Rasio Rentabilitas
Yaitu rasio yang menunjukkan kemampuan perusahaan dalam mencetak laba. Untuk
para pemegang saham, rasio ini menunjukkan tingkat penghasilan mereka dalam
investasi.
Menggambarkan besarnya laba bersih yang diperoleh oleh perusahaan pada setiap
REF O RMU
PT
Atau yang biasa dikenal juga dengan Return On Asset (ROA) menunjukkan tingkat
pengembalian dari bisnis atas seluruh investasi yang telah dilakukan. Dengan kata
lain, ROI menunjukkan berapa laba yang diperoleh atas setiap Rp1,- dari investasi
yang dilakukan.
R EF O RM
P
Rasio ini mengukur berapa besar pengembalian yang diperoleh pemilik bisnis
(pemegang saham) atas modal yang disetorkannya untuk bisnis tersebut. ROE
R EF O R M
P
Menurut perhitungan, ROE PT Tiga Pilar Sejahtera cukup tinggi, yaitu 10%.
Swety Retna/S4310019
e. Rasio Coverage
dalam kondisi normal, yaitu dalam kondisi perusahaan yang dibiayai berjalan terus
(going concern). Rasio ini mencoba memberikan indikasi mengenai hal tersebut. Rasio
yang digunakan adalah Time Interest Earned Ratio, rasio ini mengukur tingkat
R EF O R MU L
PT T
Berdasarkan data PT Tiga Pilar Sejahtera, diperoleh hasil rasio Coverage nya sebesar
Analysis of Growth
Payout ratio memberikan sebuah gambaran mengenai seberapa baik laba perusahaan
dalam mendukung pembayaran dividen kepada para pemegang saham. Semakin tinggi
payout ratio, maka semakin baik nilai perusahaan tersebut. Payout ratio PT Tiga Pilar
Sejahtera pada tahun 2008 sebesar 0%, pada tahun 2009 sebesar 0%. Hal ini
membayar dividen kepada para pemegang sahamnya. Ini bisa menjadi pertimbangan
Pertumbuhan CSE merupakan berita baik bagi investor. Pada tahun 2008 Growth rate
of CSE sebesar 11,55%. Sedangkan pada tahun 2009 sebesar 9,67%. Growth rate of
Swety Retna/S4310019
CSE PT Tiga Pilar Sejahtera mengalami penurunan. Hal ini mungkin disebabkan
terjadinya kenaikan cost of good sold yang tidak sebanding dengan kenaikan nilai
penjualan.
Net borrowing cost merupakan biaya yang timbul akibat transaksi pinjaman. NBC
mengalami kenaikan dari tahun 2008 ke 2009. Pada tahun 2008 NBC perusahaan
sebesar 49,89%, dan pada tahan 2009 NBC perusahaan sebesar 120,73%. Ini
d. Profit Margin
Profit Margin adalah sebuah indikator sebuah strategi pricing perusahaan dan sebaik
apa pengendalian biayanya. Profit Margin PT Tiga Pilar Sejahtera Food mengalami
kenaikan dari tahun ke tahun. Tahun 2008 PM perusahaan sebesar 18,27%. Pada tahun
Operating Liabilities leverage tahun 2008 sebesar 70,96%, dan tahun 2009 sebesar
waktu kedepan. Kenaikan OLLEV ini disebabkan oleh beberapa alasan, yaitu karena
naiknya opperating liabilities dan turunnya net operating assets. Naiknya opperating
perusahaan.
f. Asset Turnover
ATO perusahaan secara umum mengalami kenaikan. Tentu saja hal ini merupakan
berita gembira bagi investor. Karena dengan naik nya ATO, tentu saja akan
rendah.
g. Financial Leverage
FINLEV perusahaan mengalami kenaikan 14,10% dari pada tahun 2008 menjadi
29,18% pada tahun 2009. Hal ini tidak baik bagi investor, karena struktur modal
penjualan di tahun 2008 dan tahun 2009, yaitu dari 1,12% menjadi 9%.
j. Growth in NOA
Pertumbuhan NOA di tahun 2009 terlihat mengalami penurunan dari 37,46% menjadi
15,10%. Hal ini mungkin karena penjualan aset-aset yang digunakan untuk operasi
karena mungkin perusahaan ingin rasio ROA nya terlihat bagus diwaktu krisis.
k. Growth in CSE
Pertumbuhan pada CSE juga mengalami penurunan kendati hanya sedikit. Hal ini
mungkin disebabkan oleh penurunan laba perushaan, sehingga perusahaan tidak dapat
memasukan sisa laba nya kedalam akun laba ditahan perusahaan lebih banyak dari
tahun sebelumnya.
Days in Account Receivable sedikit mengalami kenaikan dari tahun 2008 ke tahun
Days ini Inventory perusahaan mengalami kenaikan, hal ini berarti buruk. Persediaan
gudang yang singkat, agar cepat di jual ke konsumen. Jika perusahaan memiliki days
nya menjadi kas. Hal ini akan menunjukan perusahaan memiliki likuiditas yang bagus.
Analisis common size adalah analisis yang digunakan untuk membandingkan pernyataan
keuangan dari perusahaan dengan ukuran yang berbeda, atau perusahaan yang sama
beberapa pengukuran yang terkait dengan size atau ukuran. Pernyataan keuangan
Analisis Common Size adalah standarisasi yang sederhana tiap-tiap item untuk
mengeliminasi efek dari ukuran. Tiap-tiap item diekspresikan dalam rupiah untuk
merefleksikan skala dari operasi. Namun, jika atribut dipilih secara hati-hati, dan jika
dengan operasi perusahaan. Dan jika dibandingkan lintas perusahaan, atau lintas waktu,
Berdasarkan data laporan keuangan yang diperoleh dari IDX, untuk laporan laba rugi
1) Pada tahun 2009, PT Tiga Pilar Sejahtera Food memiliki Cost of sales yang lebih
Selain itu beban operasinya juga mengalami peningkatan meskipun tidak begitu
signifikan.
2) Tahun 2009 dari penjualan PT Tiga Pilar Sejahtera Food memiliki profit margin
yang menurun dari tahun sebelumnya, yaitu dari 18,76% menjadi 18,27%. Hal ini
ini akan membuka seberapa banyak knaikan atau penurunan profit perusahaan
2009 mengalami kenaikan dibanding pada tahun sebelumnya yaitu 5,86% dari
penjualan pada tahun 2008 menjadi 7,09% dari penjualan pada tahun 2009.
Common-size Balance Sheet terstandarisasi pada total asset, tetapi pendekatan yang
lebih normatif, melalui reformulasi, terstandarisasi pada aset dan kewajiban yang
Komposisi Total Operating Asset pada tahun 2009 yang paling besar berasal dari
Asset Tetap dan Persediaan, kemudian disusul oleh Piutang Usaha. Asset Tetap
dan Persediaan mendominasi Total Operating Asset pada tahun 2009 dengan
presentase 57,47% dan 24,80% kemudian Piutang Usaha menempati 14,98%. Pola
2) Operating Liabilities
Komposisi Operating Liabilities pada tahun 2009 yang paling besar berasal dari
hutang bank jangka pendek dan hutang jangka panjang yang jatuh tempo dalam
satu tahun. Hutang tersebut mendominasi Operating liabilities pada tahun 2009
dengan persentase berturut-turut sebesar 57,59% dan 12,05%. Pola ini tidak
3) Financial Assets
Komposisi Financial Assets pada tahun 2009 yang paling besar berasal dari
masing-masing 36,58% dan 49,09%. Namun, pola ini tidak berlaku pada tahun
80,96%.
4) Financial Obligation
Komposisi Financial Obligation pada tahun 2009 yang paling besar berasal dari
91,51% dan 7,64%. Pola ini tidak berubah dari tahun 2008 dimana hutang bank
14,15%.
Komposisi common shareholder equity pada tahun 2009 yang paling besar dari
Modal Saham yaitu dengan persentase 87,50%. Pola ini tidak berubah dari tahun
Trend Analysis
terhadap tahun dasar (Penman, 2007). Pada kasus PT Tiga Pilar Sejahtera Food, Tbk,
1) Penjualan
Penjualan tahun 2009 mengalami peningkatan yaitu tumbuh dari 1,1% pada tahun
2) Cost of Sales
Cost of Sales pada tahun 2009 mengalami kenaikan pertumbuhan dibanding tahun
3) Gross Margin
Gross margin pada tahun 2008 sebesar 32,6% dan menurun sebesar 0,1% pada
Total operating expense mengalami pertumbuhan pada tahun 2009 yaitu dari
16,6% pada tahun 2008 menjadi 19%. Hal ini berpotensi mengurangi
comprehensive income.
5) Comprehensive Income
yaitu dari 82% pada tahun 2008 menjadi 31,2% di tahun 2009. Penurunan ini
diakibatkan karena peningkatan pada cost of sales dan total operating expense
tanpa diimbangi oleh peningkatan pada penjualan yang cukup signifikan pada
tahun 2009.
Swety Retna/S4310019
Total Asset yang digunakan untuk aktivitas operasi mengalami penurunan dari
31,1% pada tahun 2008 menjadi 9,7% pada tahun 2009. Hal ini merupakan dampak
dari penurunan pada akun kas dan setara kas, persediaan dan beberapa akun aset
operasi lain.
Persediaan pada tahun 2009 mengalami penurunan dari 26,1% pada tahun 2008
Piutang pada tahun 2009 untuk piutang kepada pihak yang memiliki hubungan
signifikan dari tahun 2008 yaitu 14% menjadi 71,9% di tahun 2009.
Aset tetap pada tahun 2009 mengalami penurunan pertumbuhan dari tahun 2008
mengalami penurunan yang cukup besar yaitu 23,5% pada tahun 2008 menjadi
2,5% pada tahun 2009. Hal ini merupakan dampak pada penurunan terhadap
penurunan dari tahun 2008 yaitu 33,9% dan 69,5% menjadi -21,9% dan -5,2%.
Hutang jangka panjang yang jatuh tempo dalam satu tahun dalam akun hutang
bank mengalami kenaikan yang cukup tinggi yaitu dari -9,9% pada tahun 2008
pertumbuhannya yaitu dari 15,1% di tahun 2008 menjadi 159,9% di tahun 2009.
Hal ini disebabkan karena munculnya aset-aset finansial baru di periode tahun
2008 dan 2009 yang pada tahun 2007 akun-akun tersebut masih bernilai nol.
Total kewajiban keuangan mengalami penurunan yang cukup drastis dari 3080,6%
pada tahun 2008 menjadi 36% pada tahun 2009. Ini merupakan dampak dari
yaitu dari 11,5% menjadi 9,7% pada tahun 2009. Penurunan ini disebabkan adanya
Net Operating Asset mengalami pertumbuhan yang menurun dari tahun 2008
Profitability Analysis
Profitabilitas suatu perusahaan adalah salah satu cara untuk menilai sejauh mana tingkat
adalah hasil bersih dari serangkaian kebijakan dan keputusan. Rasio profitabilitas
menunjukkan pengaruh gabungan dari likuiditas manajemen aktiva dan hutang terhadap
hasil operasi. Bagian analisis profitabilitas adalah evaluasi rasio kinerja operasi yang
umumnya mengaitkan pos laporan laba rugi dan penjualan. Tingkat profitabilitas bisa
Rasio laba bersih terhadap Net Operating Asset, mengukur tingkat pengembalian atas
97.407 .368.220
RNOA tahun 2009 = =18,4%
(566.179 .021.850+ 491.917 .621.852)/2
91.766 .072.875
RNOA tahun 2008 = = 21,59%
(491.917.621 .852+357.858 .921.799)/2
Hasil ini menunjukkan bahwa pengembalian atas total aktiva tahun 2009 menurun
dibandingkan tahun 2008, hal ini dikarenakan meningkatnya beban lain-lain dan
kenaikan pajak. Disamping itu juga terdapat peningkatan dalam jumlah aset yang
pada tahun-tahun sebelumnya bernilai nol. Dari sini dapat disimpulkan juga bahwa
Comprehensif Income
ROCE =
(CSE 2008 + CSE 2007 )/ 2
Hasil perhitungan ROCE PT Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk adalah sebagai berikut:
37.786 .775.452
ROCE tahun 2009 = = 9,23%
(428.442.451 .768+390.655.676 .312)/2
28.686 .156.655
ROCE tahun 2008 = = 7,74%
(390.655 .676 .312+ 350.215.179 .023)/2
Swety Retna/S4310019
Hasil ini menunjukkan bahwa pengembalian atas total aktiva tahun 2009 meningkat
common shareholder equity rendah karena modal saham dari tahun 2008 sampai 2009
BAB III
KESIMPULAN
1. Kesimpulan
likuiditas yang cukup tinggi yaitu 117%, begitu pula rasio solvabilitasnya yaitu 245%.
Secara umum PT Tiga Pilar Sejahtera Food memiliki rasio aktivitas yang cukup baik,
yaitu memiliki asset turnover 0,4 kali dalam setahun, fixed asset turnover 0,6 kali
setahun, account receivable turnover juga cukup tinggi yaitu 3,3 kali, perputaran
persediaan mencapai 1,62 kali. Namun dalam perputaran hutang, PT Tiga Pilar Sejahtera
hanya memperoleh hasil 0,4 kali, meskipun begitu dari sisi perputaran modal kerja PT
PT Tiga Pilar Sejahtera memiliki Net Profit Margin cukup baik, yaitu 7%. Dilihat dari
Return On Investment (ROI) PT Tiga Pilar Sejahtera memiliki ROI sebesar 3% dan
Return On Equity 10%. Rasio coverage PT Tiga Pilar Sejahtera Food cukup tinggi yaitu
176%.
Berdasarkan hasil perhitungan ROCE diperoleh hasil 7,74% pada tahun 2008 dan
9,23% pada tahun 2009. Sedangkan RNOA pada tahun 2008 21,9% dan pada tahun 2009
sebesar 19,41%. Dapat disimpulkan bahwa PT Tiga Pilar Sejahtera Food memiliki
profitabilitas yang cukup bagus, meskipun RNOA mengalami sedikit penurunan dari
tahun 2008 ke tahun 2009, tetapi prosentasenya masih bisa dikatakan cukup bagus.
Swety Retna/S4310019
memiliki nilai yang cukup bagus untuk tempat investasi, hanya saja yang perlu
dipertimbangkan adalah bahwa PT Tiga Pilar Sejahtera sudah selama 4 tahun berturut-
Keterbatasan makalah ini adalah bahwa penulis memberikan penilaian atas analisis masih
terlalu umum dan kemungkinan untuk tidak sesuai dengan keadaan yang sbenarnya masih
sangat besar. Untuk lebih memperkuat analisis maka perlu adanya perhitungan mengenai
Saran yang dapat penulis berikan adalah perlunya diperhitungkan peramalan dengan
www.wikipedia.com
www.idx.co.id
www.google.co.id
Swety Retna/S4310019
LAMPIRAN
Proforma ekuitas - -
Saldo Laba -93.463.993.327 -21,81% -131.250.768.779 -33,60%
428.442.451.764 100,00% 390.655.676.312 100,00%
Swety Retna/S4310019
Trend Analysis
ASSETS 2009 2008 Trend 2009 2008 2007 Trend 2008
Operating Asset ( OA )
Kas dan setara kas 20.493.764.492 20.278.782.484 1,1% 20.278.782.484 15.968.713.539 27,0%
Persediaan 234.690.363.391 195.362.283.386 20,1% 195.362.283.386 154.985.620.557 26,1%
Pajak dibayar dimuka - 2.685.617.474 2.685.617.474 1.731.740.949 55,1%
Biaya dibayar dimuka 1.854.438.867 491.314.303 277,4% 491.314.303 720.024.446 -31,8%
Aktiva pajak tangguhan 268.340.618 522.008.243 -48,6% 522.008.243 1.467.793.878 -64,4%
Aset tetap 543.788.070.615 559.524.386.372 -2,8% 559.524.386.372 406.593.952.295 37,6%
Piutang lain-lain 2.213.537.303 229.685.626 863,7% 229.685.626 770.717.773 -70,2%
Piutang usaha
Pihak yang mempunyai hubungan
istimewa 1.157.632.728 1.179.362.002 -1,8% 1.179.362.002 1.157.632.728 1,9%
Pihak ketiga 141.708.647.028 82.449.213.633 71,9% 82.449.213.633 72.296.484.134 14,0%
Piutang Pihak Hubungan Istimewa - - - 2.428.746.752
946.174.795.042 862.722.653.523 9,7% 862.722.653.523 658.121.427.051 31,1%
Operating Liabilities ( OL )
Hutang bank jangka pendek 218.832.246.200 280.321.600.297 -21,9% 280.321.600.297 209.308.812.363 33,9%
Biaya msh hrs dibayar 6.545.731.673 6.905.387.340 -5,2% 6.905.387.340 4.073.029.901 69,5%
Hutang Pajak 21.016.469.582 30.493.777.636 -31,1% 30.493.777.636 11.662.919.773 161,5%
Kewajiban pajak tangguhan 1.405.486.552 164.232.579 755,8% 164.232.579 -
Hutang jangka panjang yang jatuh
tempo dalam satu tahun
Hutang bank 45.781.528.940 9.999.999.996 357,8% 9.999.999.996 11.100.000.000 -9,9%
Hutang Sewa Pembiayaan 16.654.061.913 16.739.227.498 -0,5% 16.739.227.498 1.540.791.940 986,4%
Hutang lain-lain 1.623.491.681 675.160.619 140,5% 675.160.619 45.579.455 1381,3%
Uang Muka Penjualan 37.141.013.698 1.210.244.934 2968,9% 1.210.244.934 535.336.288 126,1%
Hutang Usaha kepada pihak ke-3 23.064.334.322 18.233.146.575 26,5% 18.233.146.575 61.996.035.532 -70,6%
Kewajiban imbalan kerja 7.931.408.631 6.062.254.197 30,8% 6.062.254.197 5.078.589.297 19,4%
379.995.773.192 370.805.031.671 2,5% 370.805.031.671 300.262.505.252 23,5%
NOA 566.179.021.850 491.917.621.852 15,1% 491.917.621.852 357.858.921.799 37,5%
LIABILITIES and EQUITY 2009 2008 Trend 2009 2008 2007 Trend 2008
Financial Asset ( FA )
Investasi Jangka Pendek - 6.939.803.263 6.939.803.263 10.959.341.809 -36,7%
Uang Muka Pembayaran 32.526.776.620 8.796.151.056 269,8% 8.796.151.056 12.996.308.873 -32,3%
Penyertaan Saham 27.672.000 26.003.001 6,4% 26.003.001 21.776.000 19,4%
Tanaman Perkebunan 146.648.095.175 124.876.227.589 17,4% 124.876.227.589 100.756.733.460 23,9%
Biaya hak atas tanah ditangguhkan 15.101.051.467 1.102.764.500 1269,4% 1.102.764.500 -
Uang Muka Jangka Panjang 196.798.201.460 3.196.130.263 6057,4% 3.196.130.263 -
Aset Lain-lain 543.735.000 81.866.053 564,2% 81.866.053 -
Aset Tetap yg tidak digunakan 9.216.155.903 9.216.155.903 0,0% 9.216.155.903 9.216.155.903 0,0%
400.861.687.625 154.235.101.628 159,9% 154.235.101.628 133.950.316.045 15,1%
Financial Obligation ( FO )
Hak minoritas ats aktiva ank perush 423.898.562 388.865.483 9,0% 388.865.483 377.392.310 3,0%
Hutang sewa pembiayaan 41.139.156.887 36.163.273.958 13,8% 36.163.273.958 13.972.938.317 158,8%
Hutang jangka panjang
Hutang bank 492.857.020.760 214.151.586.726 130,1% 214.151.586.726 118.710.800.000 80,4%
Hutang Obligasi Konversi 3.500.000.000 3.500.000.000 0,0% 3.500.000.000 3.500.000.000 0,0%
Hutang Pihak Hub IstimewA 678.181.502 1.293.321.001 -47,6% 1.293.321.001 572.921.080 125,7%
538.598.257.711 255.497.047.168 110,8% 255.497.047.168 137.134.051.707 86,3%
NFA / NFO 137.736.570.086 101.261.945.540 36,0% 101.261.945.540 3.183.735.662 3080,6%
Common Stockholders' Equity ( CSE )
Modal saham 374.900.000.000 374.900.000.000 0,0% 374.900.000.000 249.500.000.000 50,3%
Tambahan modal disetor 217.816.324.655 217.816.324.655 0,0% 217.816.324.655 20.250.000.000 975,6%
Selisih nilai transaksi restrukturisasi -70.809.879.564 -70.809.879.564 0,0% -70.809.879.564 1.131.738.707 -6356,7%
Trend Analysis
for the year ended 2009/12/31 2008/12/31 Trend 2009 2008/12/31 2007/12/31 Trend 2008
Operating revenue 533.194.383.227 489.171.670.400 9,0% 489.171.670.400 483.734.469.842 1,1%
Cost of sales 380.216.823.762 336.279.603.791 13,1% 336.279.603.791 368.445.820.207 -8,7%
Gross margin 152.977.559.465 152.892.066.609 0,1% 152.892.066.609 115.288.649.635 32,6%
Operating expenses
Selling expenses 21.612.563.606 20.035.306.551 7,9% 20.035.306.551 19.168.782.379 4,5%
General and administrative expenses 25.896.437.419 19.880.479.085 30,3% 19.880.479.085 15.065.909.803 32,0%
Total operating expenses 47.509.001.025 39.915.785.636 19,0% 39.915.785.636 34.234.692.182 16,6%
Core operating income (before tax) 105.468.558.440 112.976.280.973 -6,6% 112.976.280.973 81.053.957.453 39,4%
Tax on operating income
Tax as reported 13.125.145.580 14.379.471.300 -8,7% 14.379.471.300 5.793.282.400 148,2%
Tax on other operating income (tangguhan) 1.494.921.597 1.110.018.214 34,7% 1.110.018.214 -317.324.539 -449,8%
Tax benefit from net interest expenses - - --
Total tax on operating income 14.620.067.177 15.489.489.514 -5,6% 15.489.489.514 5.475.957.861 182,9%
Core operating income (after tax) 90.848.491.263 97.486.791.459 -6,8% 97.486.791.459 75.577.999.592 29,0%
Other operating income (expense) (net of tax)
Gain on sale of fixed assets - 45.191.740 45.191.740 -
Other expense, net -8.350.808.882 -8.972.366.999 -6,9% -8.972.366.999 -4.029.533.995 122,7%
Other Income, net 14.909.685.839 3.206.456.675 365,0% 3.206.456.675 -55.625.967 -5864,3%
Cumulative effect of accounting change - - -
Total other operating income (expense) 6.558.876.957 -5.720.718.584 -214,7% -5.720.718.584 -4.085.159.962 40,0%
Operating income after tax 97.407.368.220 91.766.072.875 6,1% 91.766.072.875 71.492.839.630 28,4%