Professional Documents
Culture Documents
dan Penyelesaiannya
Kata Kunci:
Aljabar, Ring, Ideal, Daerah Integral, Ring Polinomial
Wijna © 2009
Pembuka
Tak kenal maka tak sayang. Mungkin itulah peribahasa yang tepat untuk mencitrakan karya
ini bagi pembaca sekalian yang tidak familier dengan bidang matematika terutama aljabar.
Sehingga tidak heran jika banyak yang mengatakan bahwa apa yang penulis tulis di karya ini hanya
penulis seorang diri dan Gusti Allah SWT yang mengetahuinya. Ah ya, tentu sebelumnya penulis
kembali memuji kebesaran Gusti Allah SWT, yang telah memberikan kesempatan bagi penulis
untuk bisa berpikir (secara matematis), mengenyam jenjang pendidikan S1 di Prodi Matematika
FMIPA UGM, dan menghaturkan karya ini bagi pembaca sekalian.
Karya ini bukan merupakan ajang pembuktian diri penulis bahwa ia adalah seorang ahli
aljabar di jamannya, melainkan sebuah bagian kecil dari usaha besar untuk kembali menanamkan
pemahaman mahasiswa Prodi Matematika FMIPA UGM khususnya dan peminat aljabar lain pada
umumnya terhadap bidang matakuliah aljabar yang notabene amat-sangat susah untuk dipahami.
Penulis berharap, dengan adanya karya ini dapat memperkaya khazanah ilmu matematika di bidang
aljabar yang kerap termarjinalkan di belantara literatur jagat maya. Penulis juga berharap karya ini
dapat membantu mahasiswa Prodi Matematika FMIPA UGM, khususnya bagi adik-adik angkatan
penulis, yang penulis pernah jumpai dan tidak pernah jumpai, untuk sekiranya mendongkrak nilai
yang mereka peroleh. Penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada pihak-pihak yang telah
membantu penulis dalam menyelesaikan karya ini, khususnya lagi bagi bapak dan ibu dosen Prodi
Matematika FMIPA UGM yang selalu sabar mengajari penulis akan banyak hal.
Soal-soal yang ada di dalam karya ini disadur dari soal ujian tengah semester dan akhir
semester matakuliah Pengantar Struktur Aljabar II pada semester ganjil 2008/2009 yang diampu
oleh Bapak Dr. Budi Surodjo, M.Si dan Ibu Dr. Indah Emilia Wijayanti, M.Si. Perlu diperhatikan
bahwa penulis baru menginjak jenjang pendidikan S1, karenanya tidak menutup kemungkinan
bahwa ada banyak kesalahan di karya ini dan penulis meminta masukan dari pembaca sekalian
untuk membantu mengkoreksinya. Semoga karya ini dapat bermanfaat bagi pembaca sekalian.
Selamat belajar dan memahami.
Bandung, 2009
Terjebak di rumah, langit mendung, tidak bisa memotret
Penulis
1. Diberikan ring komutatif R yang memiliki elemen satuan 1R dan diketahui juga
{
S = a = ( a0 , a1 , a2 ,..., an , 0, 0,...) n ∈ , ai ∈ R, i = 0,1,..., n . }
Untuk setiap a , b ∈ S didefinisikan:
i. a +b = ( a0 , a1 , a2 ,..., an , 0, 0,...) + ( b0 , b1 , b2 ,..., bm , 0, 0,...)
= ( a0 + b0 , a1 + b1 ,..., ak + bk , 0, 0,...)
, dengan k = maks {n, m} .
, dengan ci = ∑ ai − jψ ( b j ) .
i
j =0
Maka, himpunan S terhadap operasi penjumlahan dan perkalian diatas tidak selalu
merupakan ring.
Bukti.
Pembuktian dilakukan dengan menunjukkan counter-example, yaitu ada elemen-
elemen di himpunan S yang operasi perkaliannya tidak asosiatif, sehingga dengan demikian
himpunan S tersebut bukan ring. Dibentuk himpunan R, yaitu
⎧⎪⎛ a ⎞ ⎫⎪
R = ⎨⎜ ⎟ a, b ∈ ⎬.
⎩⎪⎝ b ⎠ ⎭⎪
⎛a⎞ ⎛ c ⎞
Untuk setiap ⎜ ⎟ , ⎜ ⎟ ∈ R didefinisikan:
⎝b⎠ ⎝d ⎠
⎛a⎞ ⎛ c ⎞ ⎛ a + c ⎞
i. ⎜ ⎟+⎜ ⎟ =⎜ ⎟
⎝b⎠ ⎝d ⎠ ⎝b + d ⎠
⎛ a ⎞ ⎛ c ⎞ ⎛ ac ⎞
ii. ⎜ ⎟⋅⎜ ⎟ = ⎜ ⎟ .
⎝ b ⎠ ⎝ d ⎠ ⎝ bd ⎠
Maka himpunan R dengan operasi penjumlahan dan perkalian diatas merupakan ring
⎛ 1⎞
komutatif dengan elemen satuan 1R = ⎜ ⎟ . (Silakan dibuktikan sendiri)
⎝ 1⎠
Kemudian dibentuk himpunan S sesuai apa yang telah didefinisikan sebelumnya dan
diambil elemen a , b , c ∈ S sebagai berikut:
⎛ ⎛ 1⎞ ⎛ 2 ⎞ ⎛ 0 ⎞ ⎛ 0 ⎞ ⎞
i. a = ⎜ ⎜ ⎟ , ⎜ ⎟ , ⎜ ⎟ , ⎜ ⎟ ,... ⎟
⎝ ⎝ 1⎠ ⎝ 1 ⎠ ⎝ 0 ⎠ ⎝ 0 ⎠ ⎠
⎛⎛0⎞ ⎛1⎞ ⎛ 0⎞ ⎛ 0⎞ ⎞
ii. b = ⎜ ⎜ ⎟ , ⎜ ⎟ , ⎜ ⎟ , ⎜ ⎟ ,... ⎟
⎝⎝ 0⎠ ⎝ 0⎠ ⎝ 0⎠ ⎝ 0⎠ ⎠
⎛⎛ 2⎞ ⎛0⎞ ⎛0⎞ ⎞
iii. c = ⎜ ⎜ ⎟ , ⎜ ⎟ , ⎜ ⎟ ,... ⎟ .
⎝⎝1⎠ ⎝0⎠ ⎝0⎠ ⎠
Diperhatikan bahwa
a ⋅b = ( x0 , x1 , x2 , 0, 0,...)
= ({a ⋅ψ ( b )} ,{a ⋅ψ ( b ) + a ⋅ψ ( b )} ,{a ⋅ψ ( b ) + a ⋅ψ ( b ) + a ⋅ψ ( b )} , 0, 0,...)
0 0 1 0 0 1 2 0 1 1 0 2
b ⋅c = ( y0 , y1 , 0, 0,...)
(
= {b0 ⋅ψ ( c0 )} , {b1 ⋅ψ ( c0 ) + b0 ⋅ψ ( c1 )} , 0, 0,... )
⎛ ⎧⎪⎛ 0 ⎞ ⎛ ⎛ 2 ⎞ ⎞ ⎫⎪ ⎧⎪⎛ 1 ⎞ ⎛ ⎛ 2 ⎞ ⎞ ⎛ 0 ⎞ ⎛ ⎛ 0 ⎞ ⎞ ⎫⎪ ⎛ 0 ⎞ ⎞
= ⎜ ⎨⎜ ⎟ ⋅ψ ⎜ ⎜ ⎟ ⎟⎬ , ⎨⎜ ⎟ ⋅ψ ⎜ ⎜ ⎟ ⎟ + ⎜ ⎟ ⋅ψ ⎜ ⎜ ⎟ ⎟⎬ , ⎜ ⎟ ,... ⎟
⎜ ⎪⎝ 0 ⎠ ⎝ ⎝ 1 ⎠ ⎠ ⎪ ⎪⎝ 0 ⎠ ⎝ ⎝ 1 ⎠ ⎠ ⎝ 0 ⎠ ⎝ ⎝ 0 ⎠ ⎠ ⎪ ⎝ 0 ⎠ ⎟
⎝⎩ ⎭ ⎩ ⎭ ⎠
⎛ ⎧⎛ 0 ⎞ ⎛ 1 ⎞ ⎫ ⎧⎛ 1 ⎞ ⎛ 1 ⎞ ⎛ 0 ⎞ ⎛ 0 ⎞ ⎫ ⎛ 0 ⎞ ⎞
= ⎜ ⎨⎜ ⎟ ⋅ ⎜ ⎟ ⎬ , ⎨⎜ ⎟ ⋅ ⎜ ⎟ + ⎜ ⎟ ⋅ ⎜ ⎟ ⎬ , ⎜ ⎟ ,... ⎟
⎜ ⎝0⎠ ⎝ 2⎠ ⎟
⎝⎩ ⎭ ⎩⎝ 0 ⎠ ⎝ 2 ⎠ ⎝ 0 ⎠ ⎝ 0 ⎠ ⎭ ⎝ 0 ⎠ ⎠
⎛⎛0⎞ ⎛1⎞ ⎛ 0⎞ ⎞
= ⎜ ⎜ ⎟ , ⎜ ⎟ , ⎜ ⎟ ,... ⎟
⎝⎝0⎠ ⎝ 0⎠ ⎝ 0⎠ ⎠
Karena diperoleh
⎛⎛0⎞ ⎛ 0⎞ ⎛ 0⎞ ⎛ 0⎞ ⎞
i. (a ⋅b ) ⋅ c = ⎜ ⎜ 0⎟,
⎜ ⎟ , ⎜ ⎟ , ⎜ ⎟ ,... ⎟ dan
⎝⎝ ⎠ ⎝ 2⎠ ⎝ 2⎠ ⎝ 0⎠ ⎠
⎛⎛ 0⎞ ⎛ 0⎞ ⎛ 0⎞ ⎛ 0⎞ ⎞
ii. a ⋅ ( b ⋅ c ) = ⎜ ⎜ ⎟ , ⎜ ⎟ , ⎜ ⎟ , ⎜ ⎟ ,... ⎟ ,
⎝⎝ 0⎠ ⎝1⎠ ⎝ 1⎠ ⎝ 0⎠ ⎠
( ) ( )
maka a ⋅ b ⋅ c ≠ a ⋅ b ⋅ c . Karena himpunan S memuat elemen-elemen yang perkaliannya
dibangun oleh n. Maka untuk setiap bilangan prima p, berlaku sifat jika I ideal di
dengan I p ⊆ I ⊆ , maka I = I p atau I = .
Bukti.
Untuk sebarang n ∈ , ideal I n berwujud I n = {rn r ∈ } . Diperhatikan sebelumnya
bahwa setiap ideal I di dibangun oleh tepat satu elemen, yaitu jika I ideal di maka
I = I n untuk suatu n ∈ .
n = −1 juga berlaku I n = .
Bukti.
Diketahui ϕ epimorfisma dari R ke S, dengan demikian ϕ merupakan
homomorfisma yang surjektif. Diambil sebarang s ∈ S , karena ϕ pemetaan surjektif, maka
i. ϕ ( r ) = ϕ (1R ⋅ r ) = ϕ (1R ) ⋅ ϕ ( r )
Dari poin i. dan ii. diperoleh ϕ (1R ) ⋅ ϕ ( r ) = ϕ ( r ) ⋅ ϕ (1R ) = ϕ ( r ) dan karena ϕ ( r ) = s , maka
ϕ (1R ) ⋅ s = s ⋅ ϕ (1R ) = s . Jadi, karena ϕ (1R ) ∈ S , maka ϕ (1R ) merupakan elemen satuan
pada S.
Bukti.
Diketahui μ monomorfisma dari R ke S, dengan demikian μ merupakan
homomorfisma yang injektif. Diambil sebarang r , s ∈ R , dan dengan demikian r ⋅ s dan s ⋅ r
keduanya merupakan elemen di R. Menurut sifat homomorfisma diperoleh
i. μ (r ⋅ s) = μ (r ) ⋅ μ (s)
ii. μ (s ⋅ r ) = μ (s) ⋅ μ (r ) .
Karena S ring komutatif, maka dari poin i. dan ii. berlaku μ ( r ) ⋅ μ ( s ) = μ ( s ) ⋅ μ ( r ) dan
Bukti.
Karena berlaku sifat I1 ⊆ I 2 ⊆ ... ⊆ I n ⊆ I n +1 ⊆ ... ⊆ I , maka jelas bahwa
a − b ∈V .
ii. Diambil sebarang a ∈ V maka a ∈ I n untuk suatu n ∈ {1, 2,3,...} . Karena I n
{ }
R [ X , Y ] = a0 + a1Y + ... + anY n ai ∈ R [ X ] , ( ∃n ∈ {0,1, 2,...}) ( ∀k ≥ n ) ak = 0
Bukti.
Karena R merupakan ring komutatif, maka R [ X ] juga ring komutatif. Serupa,
Bukti.
Pembuktian akan dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut:
i. Mencari tahu elemen-elemen pada ring faktor R [ X , Y ] Y .
polinomial dengan indeterminate Y sebagai faktornya, yaitu g ∈ Y jika dan hanya jika
disajikan sebagai
f = f+ Y
(
= a0 + a1Y + ... + anY n + Y )
= ( a0 + Y ) + (a Y +
1 Y ) + ... + ( a Y
n
n
+ Y ) ... ( ∗)
untuk suatu n ∈ {0,1, 2,...} dan ai ∈ R [ X ] . Menurut sifat koset, koset a + I dan b + I
dinyatakan sama jika dan hanya jika a − b ∈ I . Diperhatikan bahwa, untuk setiap
k ∈ {1, 2,...} , ak Y k + Y = 0 + Y karena ak Y k − 0 = ak Y k ∈ Y . Dengan demikian ( ∗)
menjadi
f = ( a0 + Y ) + ( a Y + Y ) + ... + ( a Y +
1 n
n
Y )
= ( a0 + Y ) + ( 0 + Y ) + ... + ( 0 + Y )
= ( a0 + 0 + ... + 0 ) + Y
= a0 + Y .
{
Jadi, diperoleh R [ X , Y ] Y = a = a + Y a ∈ R [ X ] . }
a + Y , b + Y ∈ R [ X , Y ] Y dengan a + Y = b + Y . Karena a + Y = b + Y ,
diperoleh a − b = 0 atau dengan kata lain a = b . Jadi, terbukti bahwa hasil peta suatu
elemen pada R [ X , Y ] Y adalah tunggal.
{ }
R [ X , Y ] Y = a = a + Y a ∈ R [ X ] , maka jelas untuk setiap a ∈ R [ X ] selalu dapat
surjektif.
i. ψ (( a + Y ) + (b + Y )) = ψ (( a + b ) + Y )
= a+b
=ψ (a + Y ) +ψ ( b + Y )
ii. ψ (( a + Y ) ⋅ (b + Y )) = ψ (( a ⋅ b ) + Y )
= a ⋅b
= ψ ( a + Y ) ⋅ψ ( b + Y ) .
Dengan demikian langkah poin i. dan ii. telah selesai dan terbukti bahwa
R [ X ,Y ] Y R [ X ] . Cara pembuktian ini terkesan lebih panjang dibandingkan dengan
8. Diketahui D daerah integral dan a, b ∈ D dengan a, b ≠ 0 , maka a | b jika dan hanya jika
b ⊆ a .
Bukti.
(⇒ )
Karena a | b , maka b = ac untuk suatu c ∈ D . Karena ac ∈ a , berakibat b ∈ a .
(⇐)
Karena b ∈ b dan b ⊆ a , berakibat b ∈ a atau dengan kata lain b = ac untuk suatu
Bukti.
(⇒ )
Karena a dan b saling terasosiasi, maka a = bu dan b = av untuk suatu unit u, v ∈ D .
b ⊆ a , maka berlaku b = a .
(⇐)
Karena b ∈ b dan b = a , maka b = av untuk suatu v ∈ D . Karena a ∈ a dan
dengan demikian u, v adalah unit di D. Jadi, karena b = av dan a = bu , maka a dan b saling
terasosiasi.
10. Diketahui D daerah integral. Elemen a ∈ D merupakan elemen prima jika dan hanya jika
a merupakan ideal prima.
Bukti.
(⇒ )
Diambil sebarang r , s ∈ D dengan rs ∈ a . Karena rs ∈ a , maka rs = ac untuk suatu
ideal prima.
Bukti.
Diperhatikan bahwa untuk setiap himpunan bagian S ⊆ R , maka ∅ ⊆ S . Dengan demikian
untuk ideal trivial {0} , juga berlaku ∅ ⊂ {0} dan akibatnya {0} ∈ I X . Karena setiap ideal I
⎪⎧ ⎪⎫
X = ∅ = {0} ∩ ⎨ ∩ I ⎬ = {0} .
⎩⎪ I ∈I X −{0} ⎭⎪
dan X = ∩ I . Jika
I ∈I X
A, B ⊆ R , maka A ∩ B ⊆ A ∩ B . Sebaliknya belum tentu
berlaku.
Bukti.
Sebelumnya, diperhatikan bahwa X merupakan ideal terkecil di R yang memuat X, dan
mungkin memuat ideal A . Karena jika hal tersebut terjadi akan timbul kontradiksi dengan
berlaku A ∩ B ⊆ A ∩ B .
A ∩ B = 2 ∩ 5 = 2 ∩ 5 = 10 = 10 . Jadi berlaku A ∩ B ⊄ A ∩ B .
ideal pada A .
Bukti.
Karena A , B ideal-ideal di R, maka A ∩ B juga merupakan ideal di R. Karena