Professional Documents
Culture Documents
240210090011
VI. PEMBAHASAN
pengamatan. Berikut akan dijelaskan lebih rinci mengenai 30 alat yang dikenalkan
tersebut.
1. Pipet tetes
Pipet tetes berupa pipa kecil terbuat dari plastik atau kaca dengan
ujung bawahnya meruncing serta ujung atasnya ditutupi karet. Berguna
untuk mengambil cairan dalam skala tetesan kecil.
2. Buret
Buret adalah sebuah peralatan gelas laboratorium berbentuk
silinder yang memiliki garis ukur dan sumbat keran pada bagian
bawahnya. Ia digunakan untuk meneteskan sejumlah reagen cair dalam
eksperimen yang memerlukan presisi, seperti pada eksperimen titrasi.
Buret sangatlah akurat, buret kelas A memiliki akurasi sampai dengan ±
0,05 cm3.
Menggunakan buret :
Oleh karena presisi buret yang tinggi, kehati-hatian pengukuran
volume dengan buret sangatlah penting untuk menghindari galat
sistematik. Ketika membaca buret, mata harus tegak lurus dengan
permukaan cairan untuk menghindari galat paralaks. Bahkan ketebalan
garis ukur juga mempengaruhi; bagian bawah meniskus cairan harus
menyentuh bagian atas garis. Kaidah yang umumnya digunakan adalah
dengan menambahkan 0,02 mL jika bagian bawah meniskus menyentuh
bagian bawah garis ukur. Oleh karena presisinya yang tinggi, satu tetes
cairan yang menggantung pada ujung buret harus ditransfer ke labu
penerima, biasanya dengan menyentuh tetasan itu ke sisi labu dan
membilasnya ke dalam larutan dengan pelarut.
3. Gelas ukur
Gelas ukur berupa gelas tinggi dengan skala di sepanjang
dindingnya. Terbuat dari kaca atau plastik yang tidak tahan panas.
Ukurannya mulai dari 10 mL sampai 2 L.
Fungsi :
Untuk mengukur volume larutan tidak memerlukan tingkat ketelitian yang
tinggi dalam jumlah tertentu
Novita Purnama
240210090011
4. Labu erlenmeyer
Labu erlenmeyer berupa gelas yang diameternya semakin ke atas semakin
kecil dengan skala sepanjang dindingnya. Ukurannya mulai dari 10 mL
sampai 2 L.
Fungsi :
o Untuk menyimpan dan memanaskan larutan.
o Menampung filtrat hasil penyaringan.
o Menampung titran (larutan yang dititrasi) pada proses titrasi.
o Menampung larutan,bahan atau cairan.
o Menampung akuades.
o Meracik dan menghomogenkan bahan-bahan komposisi media.
5. Pipet volume
Pipet ini digunkan untuk mengambil larutan dengan volume tepat
sesuai dengan label yang tertera pada bagian yang menggelembung
(gondok) pada bagian tengah pipet. Gunakan propipet atau pipet pump
untuk menyedot larutan.
6. Gelas piala / beker gelas
Gelas piala berupa gelas tinggi, berdiameter besar dengan skala
sepanjang dindingnya. Terbuat dari kaca borosilikat yang tahan terhadap
panas hingga suhu 200 oC. Ukuran alat ini ada yang 50 mL, 100 mL dan 2
L.
Fungsi :
o Untuk mengukur volume larutan yang tidak memerlukan tingkat
ketelitian yang tinggi
o Menampung zat kimia
o Memanaskan cairan
o Media pemanasan cairan
Beker atau kadangkala disebut sebagai gelas beker adalah sebuah
wadah penampung yang digunakan untuk: -mengaduk – mencampur –
memanaskan cairan yg biasanya digunakan dlm laboratorium. Beker
secara umum berbentuk silinder dengan dasar yang bidang dan tersedia
Novita Purnama
240210090011
garis leher ). Sebelum menggunakan instrumen ini, labu ukur harus dicuci
terlebih dahulu. Lebih baik menggunakan sabun agar zat - zat yang tidak
dibutuhkan dapat terlarut dan akhirnya terbuang. Dalam keadaan
bagaimanapun, labu ukur yang kering sangatlah baik utk digunakan.
Dalam rangka melakukan kerja rutin di laboratorium, tidaklah luar biasa
untuk memiliki larutan encer atau mengurangi kepekatan mereka dengan
menambahkan sejumlah pelarut. Banyak bahan kimia laboratorium dibeli
dalam bentuk larutan air yang pekat karena inilah cara pembelian yg plg
ekonomis. Tetapi biasanya bahan kimia ini terlalu pekat untuk langsung
digunakan, dan karenanya hrs diencerkan.
Ada beberapa langkah dalam mempersiapkan suatu larutan dengan
molaritas tertentu:
o Zat terlarut ditimbang teliti ke dalam sebuah labu volumetri (labu
ukur).
o Ditambahkan air suling.
o Campuran digoyang melingkar ( diolek ) untuk melarutkan zat
terlarut. Setelah ditambahkan air lagi ,digunakan pipet tetes untuk
menambahkan air dengan hati - hati sampai volume permukaan
cairan tepat berimpit dengan tanda lingkaran pada leher labu.
o Labu disumbat dan kemudian dikocok agar larutan seragam.
10. Cawan porselen dan cawan stainless
Cawan atau wadah yang berbentuk bundar dan terbuat dari
porselen. Dalam praktikum analisis pangan biasanya digunakan untuk
menentukan kadar abu atau kadar air bahan dengan menggunakan tanur.
Cawan stainless sama halnya dengan cawan porselen namun
terbuat dari stainless. Ketahanan terhadap panas lebih rendah dibanding
cawan porselen.
11. Tanur
Suatu alat untuk memanaskan atau memijarkan bahan sampai suhu
>500oC. Pada praktikum analisis pangan alat ini digunakan saat praktikum
uji kadar air dan kadar abu suatu sampel pangan.
Novita Purnama
240210090011
19. Desikator
Desikator berupa panci bersusun dua yang bagian bawahnya diisi
bahan pengering, dengan penutup yang sulit dilepas dalam keadaan dingin
karena dilapisi vaseline. Ada 2 macam desikator : desikator biasa dan
vakum. Desikator vakum pada bagian tutupnya ada katup yang bisa dibuka
tutup, yang dihubungkan dengan selang ke pompa. Bahan pengering yang
biasa digunakan adalah silika gel.
Fungsi :
§ Tempat menyimpan sampel yang harus bebas air
§ Mengeringkan padatan
Cara menggunakannya :
o Dengan membuka tutup desikator dengan menggesernya ke samping.
o Letakkan sampel dan tutup kembali dengan cara yang sama.
Keterangan :
Silika gel yang masih bisa menyerap uap air berwarna biru; jika silika gel
sudah berubah menjadi merah muda maka perlu dipanaskan dalam oven
bersuhu 105 oC sampai warnanya kembali biru.
20. Labu lemak
Labu lemak sama halnya dengan labu kjeldahl dan labu didih,
namun lehernya pendek dan bawahnya berbentuk bulat.
21. Soxhlet
Prinsip soxhlet ialah ekstraksi menggunakan pelarut yang selalu
baru yang umumnya sehingga terjadi ekstraksi kontiyu dengan jumlah
pelarut konstan dengan adanya pendingin balik.
Soklet terdiri dari:
1. Pengaduk / granul anti-bumping
2. Still pot (wadah penyuling)
3. Bypass sidearm
4. Thimble selulosa
5. Extraction liquid
6. Syphon arm inlet
7. Syphon arm outlet
Novita Purnama
240210090011
8. Expansion adapter
9. Condenser (pendingin)
10. Cooling water in
11. Cooling water out
Bahan yang akan diekstraksi ialah jagung, dedak, tepung ikan,
pelet. Penentuan kadar lemak dengan pelarut organik, selain lemak juga
terikut fosfolipida, sterol, asam lemak bebas, karotenoid, dan pigmen
yang lain . Karena itu hasil ekstraksinya disebut lemak kasar .
Mekanisme Kerja
Sampel yang sudah dihaluskan, ditimbang 5-10 gram dan
kemudian dibungkus atau ditempatkan dalam “Thimble” (selongsong
tempat sampel) , di atas sample ditutup dengan kapas.
Pelarut yang digunakan adalah petroleum spiritus dengan titik
didih 60 – 80°C. Selanjutnya labu kosong diisi butir batu didih. Fungsi
batu didih ialah untuk meratakan panas. Setelah dikeringkan dan
didinginkan, labu diisi dengan petroleum spirit 60 – 80°C sebanyak 175
ml. Digunakan petroleum spiritus karena kelarutan lemak pada pelarut
organik.
Thimble yang sudah terisi sampel dimasukan ke dalam soxhlet .
Soxhlet disambungkan dengan labu dan ditempatkan pada alat pemanas
listrik serta kondensor . Alat pendingin disambungkan dengan soxhlet. Air
untuk pendingin dijalankan dan alat ekstraksi lemak mulai dipanaskan .
Ketika pelarut dididihkan, uapnya naik melewati soxhlet menuju ke
pipa pendingin. Air dingin yang dialirkan melewati bagian luar kondenser
mengembunkan uap pelarut sehingga kembali ke fase cair, kemudian
menetes ke thimble. Pelarut melarutkan lemak dalam thimble, larutan sari
ini terkumpul dalam thimble dan bila volumenya telah mencukupi, sari
akan dialirkan lewat sifon menuju labu. Proses dari pengembunan hingga
pengaliran disebut sebagai refluks. Proses ekstraksi lemak kasar dilakukan
selama 6 jam. Setelah proses ekstraksi selesai, pelarut dan lemak
dipisahkan melalui proses penyulingan dan dikeringkan.
Novita Purnama
240210090011
VII. KESIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA