Professional Documents
Culture Documents
AULINE MULIASARI
ABSTRAK
AULINE MULIASARI
Skripsi
sebagai salah satu syarat memperoleh gelar
Sarjana Sains pada
Program Studi Biokimia
Disetujui
Komisi Pembimbing
Diketahui
Tanggal Lulus:
vi
PRAKATA
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmat,
nikmat, kekuatan, dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan karya
ilmiah ini dengan baik dan lancar. Tema yang dipilih dalam penelitian kali ini adalah
lipid peroksida hati, dengan judul ”Konsentrasi Lipid Peroksida Hati Kelinci
Hiperlipidemia yang Diberi Senyawa Hipolipidemik”. Karya ilmiah ini disusun
berdasarkan hasil penelitian yang dilaksanakan sejak bulan Agustus hingga Desember
2008 di Laboratorium Biokimia, Departemen Biokimia FMIPA, IPB, Bogor.
Penulis mengucapkan terimakasih kepada drh. Sulistiyani, M.Sc, Ph.D dan
Dimas Andrianto, M.Si selaku pembimbing atas segala ilmu yang diberikan serta
kesabaran dalam membimbing penulis. Pada kesempatan kali ini penulis juga
mengucapkan terimakasih kepada seluruh staf Laboratorium Biokimia dan pusat studi
Biofarmaka atas bantuan serta kemudahan dalam menjalankan penelitian ini. Selain
itu penulis mengucapkan terimakasih kepada Ibunda, Uda Uki, Ade Astri, Om Woto,
Tante Saf, Om Yan, dan Tante Rina atas dukungan moril dan materil untuk penelitian
ini. Serta ucapan terimakasih penulis sampaikan kepada Aswan, Iqbal, Udin, Rangga,
Falakh, Tyas, Intan, Ela, Hanifah, Dewi, dan seluruh biokimia angkatan 41 atas
dukungan morilnya.
Auline Muliasari
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Jakarta pada tanggal 13 September 1985 dari pasangan
Alfian Zein, B.A (alm) dan dr. Mulyani Noekman. Penulis merupakan anak ketiga
dari empat bersaudara. Tahun 2003 penulis lulus dari SMU Negeri 42 Jakarta dan
baru pada tahun 2004 penulis lulus seleksi masuk IPB melalui Jalur Seleksi
Penerimaan Mahasiswa (SPMB) pada Program Studi Biokimia, yang saat itu masih
tergabung dengan Departemen Kimia, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan
Alam (FMIPA).
Selama mengikuti perkuliahan, penulis pernah menjadi asisten praktikum
Biokimia Umum S1 Fakultas Kedokteran Hewan serta Struktur Fungsi dan
Biomolekul S1 Biokimia pada tahun akademik 2008/2009. Penulis juga pernah
melaksanakan Praktik Kerja Lapangan (PKL) di Laboratorium Mikrobiologi
Kelompok Peneliti Biokimia Mikrob, Lembaga Ilmu Pengetahuan Alam (LIPI),
Cibinong, Bogor, selama periode Juli sampai Agustus 2007 dan menulis laporan
ilmiah yang berjudul Aktivitas Antibakteri Isolat Mikrob dari Maluku: Uji Fisik,
Alkohol, dan Total Asam Susu Pasteurisasi. Selain itu penulis pernah aktif di
organisasi kemahasiswaan, yaitu sebagai Sekertaris Departemen Sumber Daya
Manusia Community of Research and Education in Biochemistry (CREBs) pada
periode 2006/2007.
DAFTAR ISI
Halaman
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................. ix
DAFTAR LAMPIRAN .......................................................................................... ix
PENDAHULUAN .................................................................................................. 1
TINJAUAN PUSTAKA
Peroksidasi Lipid........................................................................................... 1
Hati ................................................................................................................ 2
Hiperlipidemia .............................................................................................. 2
Metabolisme Kolesterol ................................................................................ 3
Obat Penurun Kolesterol ............................................................................... 4
Hewan Coba .................................................................................................. 6
BAHAN DAN METODE
Bahan dan Alat .............................................................................................. 7
Metode Penelitian ......................................................................................... 7
HASIL DAN PEMBAHASAN
Masa Adaptasi dan Bobot Badan Hewan Coba ............................................ 8
Perbandingan Konsentrasi Lipid Peroksida Hati Kelinci Normal dengan
Kelinci Hiperlipidemia .................................................................................. 9
Perbandingan Konsentrasi Lipid Peroksida Hati Kelinci Ramuan Jati
Belanda dan Lovastatin dengan Hiperlipidemia ......................................... 10
SIMPULAN DAN SARAN .................................................................................. 11
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 11
LAMPIRAN .......................................................................................................... 13
ix
DAFTAR GAMBAR
Halaman
1 Reaksi peroksidasi .............................................................................................. 2
2 Reaksi antara TBA dengan MDA ...................................................................... 2
3 Biosintesis kolesterol .......................................................................................... 4
4 Struktur kimia lovastatin. .................................................................................... 5
5 Jati Belanda. ........................................................................................................ 5
6 Kelinci New Zealand White. ............................................................................... 6
7 Bobot badan selama adaptasi dan perlakuan. ...................................................... 9
8 Konsentrasi lipid peroksida hati kelinci normal dan kelinci hiperlipidemia..... 10
9 Konsentrasi lipid peroksida hati kelinci hiperlipidemia, ramuan & lovastatin. 10
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
1 Tahapan penelitian ...................................................................................................14
2 Komposisi pakan standar .........................................................................................15
3 Bobot badan kelinci ................................................................................................16
4 Hasil kurva standar TMP .........................................................................................17
5 Konsentrasi lipid peroksida hati kelinci dan cara perhitungan ...............................18
6 Analisis statistik .......................................................................................................19
PENDAHULUAN sebelumnya, sehingga penelitian ini merupakan
penelitian lanjutan.
Penyakit degeneratif menjadi penyakit
Alviani (2007) menyatakan bahwa kelompok
pembunuh manusia terbesar di dunia. Menurut
hewan coba tikus yang diberi ramuan ekstrak
hasil survei kesehatan rumah tangga (SKRT)
daun jati belanda mampu menurunkan kolesterol
menyatakan bahwa penyakit jantung koroner
sebesar 27.56% secara nyata dibandingkan
telah menjadi penyebab kematian paling tinggi di
kelompok hiperlipidemia. Rahayu (2007)
tahun 1992, 1995, dan 2001, sedangkan menurut
menunjukkan bahwa ekstrak ramuan daun jati
WHO (World Health Organization) hingga akhir
belanda, temulawak, dan daun jambu biji pada
tahun 2005 penyakit degeneratif telah
komposisi tertentu mampu menurunkan
menyebabkan kematian hampir 17 juta orang di
konsentrasi kolesterol hati pada tikus yang
seluruh dunia. Penyakit degeneratif antara lain
hiperlipidemia. Tombilangi (2004) menyatakan
PJK (penyakit jantung koroner), diabetes melitus,
bahwa pemberian pakan kolesterol pada hewan
kanker, obesitas, dislipidemia, dan stroke. Faktor
coba kelinci dapat menaikkan konsentrasi lipid
yang menyebabkannya adalah pola makan yang
peroksida. Berdasarkan penelitian tersebut obat-
menyukai masakan cepat saji (fast food) dan
obatan dari tumbuhan mampu menurunkan
mengkonsumsinya secara berlebihan sehingga
kolesterol pada tikus dan kelinci yang diberi
terjadi hiperlipidemia.
pakan kolesterol. Penelitian sebelumnya
Hiperlipidemia merupakan suatu keadaan
menggunakan plasma darah hewan coba kelinci,
tingginya konsentrasi lipid yang ditandai dengan
sedangkan pada organ hati kelinci belum diteliti.
meningkatnya konsentrasi trigliserida, LDL (low
Berdasarkan hal tersebut, konsentrasi lipid
density lipoprotein), dan kolesterol darah
peroksida hati pada hewan coba kelinci
melebihi batas normal (pada manusia > 200
hiperlipidemia yang diberi senyawa
mg/dl) (Ganong 2001). Faktor-faktor yang
hipolipidemik belum diteliti lebih lanjut.
menyebabkan hiperlipidemia adalah obesitas,
Penelitian bertujuan mengukur konsentrasi
usia, kurang olahraga, stres, gangguan
lipid peroksida hati kelinci hiperlipidemia dan
metabolisme, gangguan genetik, dan pola
menentukan pengaruh pemberian senyawa
konsumsi makanan sehari-hari yang dapat
hipolipidemik terhadap lipid peroksida hati
meningkatkan konsentrasi lipid. Keadaan ini
kelinci hipierlipidemia.
dapat ditimbulkan karena meningkatnya
Hipotesis dari penelitian ini adalah pemberian
peroksidasi lipid yang disebabkan oleh radikal
senyawa hipolipidemik dapat menurunkan
bebas di dalam tubuh, seperti organ hati. Yagi et
konsentrasi lipid peroksida hati kelinci yang
al. (1994) menyatakan bahwa peningkatan
hiperlipidemia. Hasil dari penelitian ini
konsentrasi lipid peroksida di hati dapat merusak
diharapkan dapat memberikan informasi lebih
sel hati sehingga peroksida akan keluar dari hati
lanjut tentang korelasi antara meningkatnya
menuju pembuluh darah dan dapat merusak organ
konsentrasi lipid pada hati kelinci terhadap
atau jaringan lain. Alviani (2007) yang
konsentrasi lipid peroksida dalam hatinya yang
menyatakan bahwa konsentrasi lipid peroksida
diberi senyawa hipolipidemik.
hati tikus normal dan hiperlipidemia berturut-
turut sebesar 87.10 nmol/g bobot hati dan 523.55
nmol/g bobot hati. Selain itu, pemberian pakan
kolesterol sebesar 0.25% mengakibatkan TINJAUAN PUSTAKA
konsentrasi lipid peroksida hati tikus kelompok Peroksidasi Lipid
hiperlipidemia lebih besar lima kali dari pada
kelompok normal (Alviani 2007). Oleh karena Lipid merupakan salah satu molekul yang
itu, terdapat hubungan antara kondisi paling sensitif terhadap serangan radikal bebas
hiperlipidemia dengan konsentarsi lipid sehingga terbentuk lipid peroksida. Peroksidasi
peroksida hati pada tikus (Alviani 2007). lipid adalah reaksi yang terjadi antara radikal
Kondisi hiperlipidemia yang akan bebas dengan asam lemak tak jenuh majemuk
menyebabkan aterosklerosis ini membuat para (Polyunsaturated fatty acid, PUFA) yang
peneliti mencari obat yang ampuh untuk sedikitnya memiliki tiga ikatan rangkap (Halliwel
menurunkan kadar lipid plasma. Oleh karena itu, dan Gutteridge 1999). Peroksidasi lipid terjadi
banyak obat-obatan paten maupun dari tumbuhan diakibatkan oleh radikal bebas. Radikal bebas
yang digunakan sebagai penurun lipid. Obat- sangat labil dan reaktif sehingga mudah bereaksi
obatan paten tersebut antara lain golongan asam dengan setiap zat disekitarnya.
fibrat, resin, penghambat HMG-KoA reduktase Peroksidasi lipid merupakan rantai reaksi
(statin), dan asam nikotinat (niasin) sedangkan yang berlangsung terus menerus, sebab reaksi ini
obat-obatan dari tumbuhan antara lain jati membentuk radikal lipid bebas (R•) yang lain
belanda, temulawak, daun jambu biji, kunyit, dan sehingga peroksidasi berlangsung lebih lanjut
mahkota dewa (Dalimartha 2002). Penelitian (Halliwel dan Gutteridge 1999). Umumnya
tentang obat penurun lipid plasma telah dilakukan peroksidasi lipid dapat melalui tiga tahap reaksi,
2
Hiperlipidemia
Hiperlipidemia atau hiperlipoproteinemia
adalah gangguan metabolisme yang melibatkan
Gambar 1 Reaksi peroksidasi lipid (Murray et peningkatan konsentrasi lipoprotein pada plasma.
al 2001). Hiperlipidemia merupakan suatu keadaan
3
tingginya konsentrasi lipid yang ditandai dengan reseptor dalam keadaan utuh melalui endositosis.
meningkatnya konsentrasi trigliserida, LDL, dan Kemudian LDL dipecah di dalam lisosom yang
kolesterol darah melebihi batas normal (pada melibatkan hidrolisis apoprotein dan ester
manusia > 200 mg/dL) (Ganong 2001). Faktor kolesteril yang diikuti oleh translokasi kolesterol
yang mempengaruhi hiperlipidemia adalah ke dalam sel. Reseptor tersebut tidak dihancurkan
obesitas, usia, kurang olahraga, stres, gangguan tetapi kembali ke permukaan sel. Aliran masuk
metabolisme, gangguan genetik, dan pola kolesterol ini menghambat kerja HMG-KoA
konsumsi makanan sehari-hari yang dapat sintase serta HMG-KoA reduktase dengan cara
meningkatkan konsentrasi lipid atau kolesterol. yang terkoordinasi, dan dengan menghambat
Makanan yang kaya akan kolesterol dan asam sintesis kolesterol serta menstimulasi aktivitas
lemak jenuh dapat menekan pembentukan ACAT dan mengurangi sintesis reseptor LDL.
reseptor LDL, sehingga meningkatkan kolesterol Peningkatan konsentrasi lipid peroksida
di dalam darah (Grundy 1991). dalam tubuh dapat disebabkan oleh kondisi
Hiperlipidemia dapat meningkatkan resiko hiperkolesterolemia. Saat kondisi tersebut jumlah
aterosklerosis, yaitu penyumbatan pembuluh LDL meningkat sehingga dapat memperbesar
darah arteri akibat penumpukan lipid pada kemungkinan terjadinya oksidasi, sebab
dinding aorta. Jika aterosklerosis terjadi pada ketersediaan substrat yang dapat dioksidasi lebih
pembuluh darah aorta yang mensuplai O2 ke banyak.
jantung, maka dapat menyebabkan penyakit Fungsi kolesterol salah satunya sebagai
jantung koroner (PJK). Faktor yang prekursor pembentukan asam empedu yang
mempengaruhi patogenesis aterosklerosis adalah disintesis di dalam hati. Tahap pertama dari
hiperkolesterolemia yang disebabkan oleh biosintesis asam empedu adalah reaksi 7α-
peningkatan konsentrasi lipoprotein densitas hidroksilasi terhadap kolesterol yang dikatalisis
rendah (LDL) (Schwart et al. 1993 dalam Taher oleh enzim mikrosomal, yaitu 7α-hidroksilase.
2003). Reaksi ini memerlukan oksigen, NADPH, dan
Lemak yang berupa trigliserida atau sitokrom P-450 oksidase. Semakin besar
kolesterol berasal dari bahan makanan masuk ke konsentrasi kolestrol plasma dalam tubuh
dalam tubuh dan dicerna dalam usus halus. hiperkolesterolemia, maka semakin banyak asam
Selanjutnya diangkut oleh kilomikron dan empedu yang disintesis, sehingga semakin
dihidrolisis oleh lipoprotein lipase menghasilkan meningkat pula oksigen dan NADPH yang
asam lemak bebas. Hasil tersebut disimpan di dibutuhkan serta peningkatan aktivitas sitokrom
jaringan adiposa dan otot. Akibat dari reaksi P-450 oksidase (Murray et al. 2001).
tersebut kilomikron akan mengecil dan disebut Sitokrom P-450 oksidase merupakan enzim
kilomikron sisa. Kilomikron sisa akan yang berperan dalam memperantarai metabolisme
bersirkulasi membawa kolesterol ke hati, retikulum endoplasmik yang menghasilkan
kemudian diserap oleh reseptor khusus melalui radikal superoksida (O2-) (Dhaunsi et al.1992
mekanisme spesific receptor-mediated dalam Wresdiyati 2005). Oleh sebab itu, semakin
endocytosis. Kilomikron dan kilomikron sisa meningkatnya sitokrom P-450 oksidase, maka
merupakan lipoprotein yang mengangkut lemak radikal bebas yang dihasilkan semakin meningkat
dan kolesterol yang berasal dari makanan pula. Jika produksi radikal bebas terjadi secara
(eksogen). berlebihan maka enzim antioksidan dalam tubuh
Selain berasal dari makanan, lemak, dan khususnya di organ hati seperti superoksida
kolesterol juga dapat di sintesis oleh hati. dismutase (SOD) tidak mampu mengatasinya.
Kolesterol dan trigliserida diangkut dari hati ke Hal ini akan menimbulkan kondisi stres oksidatif,
jaringan tubuh lainnya dengan cara hati yaitu suatu keadaan yang dapat menyebabkan
memproduksi VLDL (very low density terjadinya beberapa kerusakan atau kelainan baik
lipoprotein). Awalnya partikel VLDL proses biokimia maupun fisiologi di dalam sel
mengangkut trigliserida dari hati ke jaringan akibat dari proses peroksidasi lipid.
adiposa. Seperti halnya kilomikron, selanjutnya
VLDL mengalami hidrolisis oleh lipoprotein Metabolisme Kolesterol
lipase dalam pembuluh darah dan menghasilkan
Kolesterol merupakan komponen terpenting
IDL (Intermediate density lipoprotein), hidrolisis
membran sel pada hewan. Umumnya kebutuhan
lebih lanjut menghasilkan LDL (low density
kolesterol sehari-hari dapat terpenuhi secara
lipoprotein). Lalu partikel LDL akan
sempurna oleh tubuh melalui sintesis di dalam
diendositosis oleh hepatosit setelah terlebih
tubuh (endogen). Pada konsumsi makanan yang
dahulu diikat oleh reseptor LDL (Voet dan Voet
beraneka ragam, kurang lebih setengah dari
1995).
kolesterol berasal dari biosintesis tubuh sendiri
Reseptor LDL merupakan glikoprotein yang
yang berlangsung di dalam usus, kulit, dan
merentangkan membran sel dan daerah
terutama dalam hati (kira-kira 50%), selebihnya
pengikatan B-100 terletak pada ujung terminal
kolesterol diambil dari bahan makanan (eksogen)
yang tersusun. LDL akan berikatan dengan
4
(Koolman 2000). Pada manusia, secara dari IDL akan menghasilkan LDL. LDL yang
keseluruhan kolesterol yang digunakan setiap terbentuk akan menyediakan kolesterol bagi
harinya kurang lebih 1gram (Koolman 2000). jaringan (Koolman 2000). Jika terjadi kelebihan
Biosintesis kolesterol dimulai dengan asetil- kolesterol di jaringan maka HDL akan membawa
KoA. Biosintesis kolesterol dapat dibagi menjadi kembali ke hati.
empat bagian, antara lain pembentukan
mevalonat, pembentukan isopentenil difosfat,
pembentukan skualen, dan pembentukan
kolesterol (Koolman 2000) (Gambar 3). Selain
itu, kolesterol yang berasal dari makanan akan
dialirkan melalui darah. Jika kolesterol
dihidrolisis lebih lanjut maka akan menjadi
asama empedu dan garam-garamnya (dalam hati)
dan menjadi hormon steroid (dalam kelenjar
endokrin) (Marks et al. 2000).
Awalnya biosintesis kolesterol dimulai dari
perubahan asetil KoA menjadi asetoasetil KoA Gambar 3 Biosintesis kolesterol
kemudian berubah menjadi 3-hidroksi 3-
metilglutaril-KoA (3-HMG-KoA). Peristiwa ini Obat Penurun Kolesterol
terjadi bukan di mitokondria melainkan pada Hipolipidemik adalah obat yang digunakan
retikulum endoplasma (Koolman 2000). untuk menurunkan kadar lipid plasma (Syarif et
Selanjutnya 3-HMG-KoA akan direduksi al 2003). Tindakan menurunkan lipid plasma
menjadi mevalonat dengan cara melepaskan merupakan salah satu tindakan yang ditujukan
KoA. Enzim yang berperan dalam tahap ini untuk menurunkan risiko aterosklerosis. Obat-
adalah HMG-KoA reduktase. Tahap selanjutnya, obatan penurun kolesterol yang dijual secara
mevalonat akan didekarboksilasi menjadi komersial sudah banyak jenisnya di pasaran.
isopentenil difosfat dengan menggunakan ATP Obat penurun kolesterol tersebut dapat dibagi
(adenosin trifosfat). Dengan demikian akan menjadi empat golongan, yaitu a) resin pengikat
dihasilkan komponen yang membentuk empedu yang bekerja dengan cara mengikat asam
isoprenoid. Isopentenil difosfat akn dibentuk empedu di usus dan meningkatkan pembuangan
menjadi dimetilalil difosfat melalui isomerisasi. LDL dari aliran darah, contoh obat ini adalah
Kedua molekul C5 ini akan berkondensasi kolesteramin dan kolestipal, b) penghambat
menjadi geranil difosfat dan melalui adisi satu sintesis lipoprotein yang bekerja dengan cara
isopentenil difosfat lainnya menjadi farnesil mengurangi kecepatan pembentukan VLDL dan
difosfat. Farnesil difosfat akan berubah menjadi meningkatkan HDL, contoh obat ini adalah
skualen. Selanjutnya skualen dapat diubah bentuk niasin, c) penghambat HMG-KoA reduktase atau
menjadi siklik dan akan menghasilkan lanosterol. golongan statin yang bekerja dengan cara
Kemudian langkah selanjutnya, lanosterol akan menghambat secara kompetitif enzim HMG-KoA
dilepaskan gugus metil sebanyak tiga gugus reduktase, contoh obat ini adalah fluvastatin,
secara oksidatif, sehingga akan terbentuk suatu lovastatin, pravastatin, simvastatin, dan
produk akhir, yaitu kolesterol. Tahap lebih lanjut atorvastatin, yang terakhir d) derivat asam fibrat
dari perombakan kolesterol atau katabolisme yang bekerja dengan cara meningkatkan aktivitas
kolesterol akan menghasilkan asam empedu dan lipoprotein lipase, contoh obat ini adalah
hormon steroid. siprofibrat, simfibrat, bezafibrat, klofibrat,
Kolesterol memiliki sifat tidak larut dalam fenofibrat, dan gemfibrosil. Pada penelitian ini
air. Oleh sebab itu, zat ini akan diangkut dalam obat penurun kolesterol yang digunakan dari
darah sebagai komponen lipoprotein darah. golongan penghambat HMG-KoA reduktase atau
Kolesterol dalam makanan diserap dari garam golongan statin, yaitu lovastatin.
empedu ke dalam sel epitel usus. Kolesterol
terkemas dalam kilomikron di usus dan dalam Lovastatin
VLDL di hati (Mark et al. 2000). Kilomikron di
Lovastatin merupakan salah satu obat
usus akan dibawa ke darah melalui limfe.
penurun kolesterol golongan statin (Albert 1989).
Selanjutnya kilomikron akan berubah menjadi
Lovastatin sebagai agen hipokolesterolemik
asam lemak dan gliserol dengan bantuan enzim
mampu menurunkan kadar serum kolesterol,
lipoprotein lipase serta menghasilkan sisa
LDL, trigliserol dan VLDL dalam darah (Albert
kilomikron. Kilomikron sisa akan berikatan
1989). Obat golongan ini sangat efektif untuk
dengan reseptor di sel hati dan mengalami
mengobati hiperlipidemia karena merupakan
internalisasi melalui endositosis. Setelah dibentuk
inhibitor kompetitif dari 3-hidroksi-3-
di hati akan berubah menjadi VLDL yang akan
metilglutaril-koenzim-A (HMG-KoA) reduktase
disekresikan ke dalam darah selanjutnya akan
(Goodman dan Gilmans 2001 dalam Rahayu
berubah menjadi IDL dan hidrolisis lebih lanjut
5
2007). Lovastatin merupakan agen penurun 10-20 meter. Memiliki batang yang berbentuk
kolesterol yang diisolasi dari Aspergillus terreus bulat, keras, permukaannya kasar, banyak alur,
(Merck 2005). bercabang, dan berwarna hijau keputihan. Daun
Lovastatin memiliki rumus umum C24H36O5 berbentuk bundar sampai lanset, ujung daun
yang berbentuk serbuk kristal non higroskopik lancip, serta permukaan daun bagian atas berbulu.
berwarna putih dan tidak larut dalam air akan Berbunga banyak, bentuk bunga agak ramping,
tetapi larut dalam etanol, metanol, dan asetonitril. serta memiliki mahkota bunga yang berwarna
Lovastatin adalah senyawa nonpolar. kuning. Bijinya kecil, keras, diameter ± 2 mm,
Berdasarkan strukturnya lovastatin memiliki satu berwarna coklat muda, serta memiliki akar
bentuk cincin lakton yang sewaktu-waktu dapat tunggang (Sugati et al 1991). Bentuk tumbuhan
terhidrolisis jika bereaksi dengan asam (Gambar jati belanda dapat dilihat pada Gambar 5.
4). Selain itu lovastatin juga memiliki bentuk Kayu jati belanda dapat dipergunakan untuk
ester dan mempunyai ikatan yang terkonjugasi. pembuatan kertas pada zaman dahulu namun
Lovastatin sering ditambahkan unsur aditif antara hasilnya tidak begitu bagus sedangkan saat ini
lain selulosa, laktosa, magnesium stearat dan pati. kayu jati belanda banyak dibuat sebagai meubel.
Butilat hidroksianisol (BHA) ditambahkan dalam Daun dan kulit batang jati belanda mengandung
lovastatin sebagai bahan pengawet (Merck 2005). alkaloid, serta flavonoid, Selain itu, daunnya
Obat golongan statin ini dapat menurunkan mengandung saponin dan tanin. Menurut Soesilo
biosintesis kolesterol dengan cara menghambat (1989) daun jati belanda mengandung senyawa
secara kompetitif enzim HMG-KoA reduktase. flavonoid, asam fenolat, tanin, steroid,
Enzim ini merupakan enzim yang mengkatalisis triterpenoid, dan karotenoid. Komposisi tersebut
konversi HMG-KoA menjadi mevalonat, suatu sesuai dengan hasil penelitian Tombilangi (2004)
prekursor sterol, termasuk kolesterol. Efek yang menyatakan bahwa ekstrak etanol daun jati
tersebut dapat meningkatkan katabolisme belanda mengandung flavonoid. Daun jati
fraksional LDL maupun ekstraksi prekursor LDL belanda dapat bermanfaat sebagai pelangsing
oleh hati, sehingga mengurangi simpanan LDL tubuh, sehingga simplisia tanaman ini banyak
plasma. Oleh sebab itu, ekstraksi lintas pertama digunakan di dalam ramuan tradisional jamu
oleh hati dari obat tersebut cukup besar, maka galian singset. Lestari dan Muhtadi (1997) yang
efek utamanya terjadi di hati (Katzung 2002). menunjukkan bahwa pemberian ekstrak etanol
Selain obat penurun kolesterol, dalam daun jati belanda sebanyak 1 g/kg bobot badan
penelitian ini juga digunakan senyawa bahan pada tikus hiperlipidemia mampu menurunkan
alam sebagai penurun kolesterolnya. Senyawa kadar kolesterolnya. Namun, hal ini berbeda pada
bahan alam saat ini sangat disukai. Obat-obatan hasil penelitian yang dilakukan Rachmadani
alami yang digunakan pada penelitian ini adalah (2001) menunjukkan bahwa tikus yang diberikan
ekstrak daun jati belanda. ekstrak air daun jati belanda sebanyak 1 g/kg
bobot badan tidak menunjukan penurunan kadar
kolesterol.
Pemakaian rebusan daun jati belanda secara
berlebihan dapat menyebabkan iritasi usus,
sedangkan pemakaian biji tumbuhan jati belanda
secara berlebihan dapat mengakibatkan diare atau
radang usus (Hyene 1987). Rebusan biji
tumbuhan jati belanda yang dibakar dapat
digunakan sebagai obat sembelit, sedangkan jika
Gambar 4 Struktur kimia lovastatin. dicampur dengan minyak adas dapat digunakan
untuk penyakit perut kembung dan sesak nafas.
Biasanya rebusan biji tumbuhan ini digunakan
Jati Belanda (Guazuma ulmifolia Lamk.) oleh masyarakat dengan cara meminumnya
Jati belanda merupakan tumbuhan yang seperti meminum kopi (Hyene 1987).
berasal dari Amerika beriklim tropis. Pohon jati
belanda ini mungkin didatangkan oleh bangsa
Portugis dan di tanam di Jawa sebagai peneduh.
Jati belanda atau jati londo (Jawa tengah) tumbuh
baik pada ketinggian 1-800 m di atas permukaan
laut. Klasifikasi dari tumbuhan jati belanda, yaitu
divisi Spermatophyta, subdivisi Angiospermae,
kelas Dicotyledonae, bangsa Malvales, suku
Steruliaceae, marga Guazuma, dan jenis
Guazuma ulmifolia Lamk.
Tumbuhan jati belanda ini berupa pohon
peneduh yang berada di tepi jalan dengan tinggi Gambar 5 Jati Belanda.
6
Hewan Coba 16-18 jam. Volume darah pada kelinci adalah 45-
Kelinci (Oryctolagus cuniculus) merupakan 80 ml/kg berat badan dengan kandungan
hewan coba yang sangat penting dan sering kolesterol normal 10-80 mg/dl volume plasma
digunakan untuk penelitian terutama untuk darah (Smith 1988). Induksi obat atau senyawa-
hiperlipidemia (Gambar 6). Kelinci yang banyak senyawa lainnya dapat dilakukan dengan cara
dipelihara di Indonesia saat ini berasal dari subcutan atau di bawah kulit.
kelinci liar di Eropa, terutama dari derah Kelinci yang digunakan dalam penelitian ini
Belanda. Menurut Malole (1989) ada dua jenis merupakan kelinci galur New Zealand White.
kelinci, yaitu kelinci yang berukuran kecil Dalam penelitian ini pakan yang diberikan
dengan berat kurang dari 2 kg yang berasal dari merupakan pakan standar berbentuk pelet yang
Belanda dan kelinci yang berukuran besar dengan diberi tambahan kolesterol yang berasal dari
berat rata-rata 5 kg yang berasal dari Amerika kuning telur. Pakan yang mengandung kolesterol
dan Selandia Baru. tersebut dapat membuat kelinci peka, sehingga
Jenis kelinci yang sering digunakan sebagai kelinci tersebut akan mengalami penumpukan
hewan coba adalah bangsa New Zealand White, lipid atau hiperlipidemia. Hiperlipidemia adalah
California, Dutch Belted, dan Lops. Penelitian salah satu penyebab aterosklerosis.
yang berhubungan dengan biomedis yang erat Aterosklerosis dapat ditimbulkan oleh makanan
kaitannya dengan kegiatan seperti diagnosa, yang mengandung kolesterol pada spesies kelinci,
penelitian, dan produksi umumnya menggunakan babi, kera, dan manusia (Murray et al 2000). Lain
hewan coba tersebut. Selain itu, penelitian halnya pada hewan coba tikus, anjing, dan kucing
tentang toksisitas berbagai zat juga menggunakan merupakan hewan yang resisten terhadap pakan
kelinci sebagai hewan coba (Malole 1989). Pada kolesterol. Tiroidektomi atau pengobatan dengan
umumnya kelinci yang berukuran besar sering preparat tiourasil akan memudahkan timbulnya
digunakan untuk produksi antiserum, sedangkan aterosklerosis pada anjing dan tikus (Murray et al
kelinci yang berukuran kecil lebih efisien jika 2000).
digunakan untuk uji-uji kualitatif. Propil tiourasil (PTU) adalah zat antitiroid
Kelinci memiliki kemampuan bertahan yang yang dapat meningkatkan konsentrasi kolesterol
tinggi dalam berbagai macam cuaca namun darah secara endogen dengan cara merusak
perkembangannya akan lebih baik pada daerah kelenjar tiroid. PTU akan menimbulkan kondisi
yang memiliki iklim sedang. Sifat kelinci sangat hipotiroid yang dihubungkan dengan peningkatan
unik, yaitu dapat memakan kotorannya sendiri. konsentrasi LDL plasma akibat penurunan
Kotoran kelinci dibagi dua, yaitu kotoran yang katabolisme LDL. Penyebabnya, yaitu pada
dikeluarkan pada siang hari dan kotoran yang hipotiroid terjadi penurunan sintesis dan ekspresi
dikeluarkan pada malam hari. Kotoran yang reseptor LDL di hati, sehingga LDL banyak
dikeluarkan pada malam hari terlihat lebih lunak beredar di plasma dan menjadi penyebab
dan berlendir, serta banyak mengandung vitamin. hiperkolesterolemia (Salter et al 1991 dalam
. Kelinci jantan memiliki berat badan 1.5-7.0 Rahayu 2007). Oleh karena itu, hewan coba
kg dan memiki angka harapan hidupnya antara 5- kelinci lebih baik digunakan untuk penelitian
10 tahun (Smith 1988). Kecepatan tumbuh 15-20 hiperlipidemia karena kelinci memiliki kepekaan
g/hari hingga umur 8 minggu dan 100-150 terhadap pemberian kolesterol sehingga
g/minggu hingga umur 26 minggu. Setiap hari memudahkan peneliti.
seekor kelinci minum 80-100 ml air/kg berat
badan (Smith 1988).
Kelinci sangat mudah terkena berbagai
penyakit. Ketika sudah terserang penyakit kelinci
tersebut akan sulit sembuh. Hal ini sangat
mengganggu jika terjadi saat kelinci yang
digunakan adalah untuk penelitian. Namun ada
beberapa cara untuk mencegah penyakit pada
kelinci, yaitu akomodasi yang baik, makanan
tersedia terus-menerus, dan pemeriksaan berkala.
Darah kelinci dapat diambil dari pembuluh
darah vena atau arteri telinga dengan
menggunakan jarum suntik berukuran 23-25
gauge. Selain itu, pengambilan darah dapat
dilakukan dari jantung, cara ini biasanya
dilakukan untuk mengambil darah dalam jumlah
yang sangat besar dan kelinci yang digunakan
tidak diperlukan lagi untuk penelitian yang lebih
lanjut. Saat ingin diambil darahnya, kelinci
terlebih dahulu dipuasakan kurang lebih selama Gambar 6 Kelinci New Zealand White.
7
BAHAN DAN METODE minggu ke-3 hingga minggu ke-10 dan diberi
minum akuades. Kelompok normal diberi pakan
Bahan dan Alat standar sebanyak 150 g/ekor/hari; kelompok
hiperlipidemia diberikan pakan kolesterol, yaitu
Hewan percobaan yang akan digunakan campuran pakan standar, 0.5% kolesterol dari
adalah kelinci jantan galur New Zealand White tepung kuning telur dan 5% minyak kelapa
yang sehat, berumur 4 bulan, dan mempunyai sebanyak 150 g/ekor/hari; kelompok perlakuan
aktivitas normal, dengan bobot 3- 4 kg. Semua diberi pakan dengan campuran pakan kolesterol
kelinci diperoleh dari PT. Indo Anilab, Bogor. dan ramuan daun jati belanda sebanyak 80
Pakan standar kelinci berupa pelet yang g/ekor/hari pada pagi hari, kemudian pada sore
didapat dari Balai Penelitian Ternak, Ciawi, harinya diberi pakan dengan campuran pakan
Bogor. Pada pakan ditambahkan kolesterol yang kolesterol sebanyak 70 g/ekor/hari; kelompok
didapat dari kuning telur dan minyak kelapa. lovastatin diberi pakan dengan campuran pakan
Selain itu, pakan saat perlakuan ditambahkan kolesterol dan lovastatin sebanyak 80 g/ekor/hari
lovastatin dan ekstrak ramuan yang diperoleh dari pada pagi hari dan 70 g/ekor/hari pakan
Pusat Studi Biofarmaka (PSB) LPPM IPB. kolesterol pada sore hari.
Kandang yang digunakan adalah kandang
individual yang dialasi dengan penyaring Pembuatan Ekstrak Ramuan Daun Jati
kotoran. Selain itu kandang juga dilengkapi Belanda
dengan tempat minum dan makan. Daun jati belanda dicuci bersih dan
Bahan-bahan yang digunakan adalah bahan dikeringkan dalam oven. Setelah kering, bahan
uji TBA antara lain NaCl dingin 0.9%, KCl tersebut diekstraksi dengan pelarut etanol 70%
dingin 1.15%, sodium dodesil sulfat (SDS) 8.1%, secara maserasi. Hasil dari maserasi tersebut
NaOH 1 M, asam asetat 20%, asam tiobarbiturat diuapkan dengan rotary evaporator. Campuran
(TBA) 1.0% dalam pelarut asam asetat 50%, ekstrak etanol daun jati belanda dicampurkan
akuades, n-butanol:piridin (15:1 v/v), serta dengan bahan lainnya yang dibuat sesuai
1,1,3,3-tetrametoksi propana (TMP) sebagai formulasi dari PSB.
larutan standar.
Alat-alat yang digunakan adalah alat-alat Pembuatan Pakan Kolesterol
gelas, mikropipet, syringe, neraca analitik,
vorteks, penangas air, kuvet, spektrofotometer Pakan kolesterol yang digunakan dalam
gyneses, homogenizer, pH meter, pengaduk penelitian ini dibuat dari kuning telur ayam.
magnetik dan sentrifus klinis. Pakan kolesterol dibuat dari 0.5% kolesterol (dari
kuning telur ayam), 5% minyak kelapa, dan
Metode Penelitian pakan standar sampai 100%. Pakan standar di
dapat dari Balai Penelitian Ternak Ciawi, Bogor.
Hewan Coba dan Rancangan Percobaan Semua bahan dicampur merata dan dibentuk
Hewan coba yang digunakan adalah kelinci menjadi seperti pelet.
New Zealand White berjenis kelamin jantan, Tepung kolesterol dibuat dari kuning telur
sehat, dan beraktivitas normal. Kelinci sebanyak ayam yang dikeringkan dengan metode Momuat
24 ekor dibagi menjadi empat kelompok yang et al (2001) yang telah dimodifikasi. Rebus telur
masing-masing terdiri dari 6 ekor kelinci. Kelinci ayam selama 30 menit atau sampai matang,
diadaptasikan selama dua minggu dengan diberi kemudian kuning telurnya dipisahkan dari putih
pakan standar sebelum diberi pakan perlakuan telurnya. Kuning telur yang telah matang,
agar cara hidup dan makanannya menjadi dilumatkan diatas loyang sampai menjadi bubuk.
seragam. Pada minggu ketiga, kelinci diberi Kemudian diratakan tipis diatas loyang dan
pakan sesuai dengan kelompoknya masing- dikeringkan dalam oven pada suhu 65 °C selama
masing. 24 jam. Bubuk kuning telur yang telah kering
Kelompok kelinci ditentukan berdasarkan diblender agar semakin halus.
kesamaan bobot badannya. Ada empat kelompok
kelinci, yaitu kelompok I (normal), kelompok II Pembuatan Pakan Ramuan Jati Belanda
(hiperlipidemia), kelompok III (ramuan jati Pakan yang akan digunakan merupakan
belanda), dan kelompok IV (lovastatin). pakan kolesterol yang ditambahkan dengan
Kelompok I diberi pakan standar, kelompok II ramuan daun jati belanda pada komposisi
diberi pakan kolesterol, kelompok III diberi tertentu. Semua bahan tersebut dicampurkan
pakan perlakuan (campuran pakan kolesterol dan secara merata dan dibentuk seperti pelet. Dosis
ramuan jati belanda), dan kelompok IV diberi tidak dapat disebutkan karena terkait dengan
pakan kolesterol yang telah bercampur dengan kepentingan hak paten dari mitra industri yang
lovastatin (dosis 0.57 mg/kg BB). Seluruh bekerjasama dalam penelitian ini.
kelompok akan diberikan makan dengan
pakannya masing-masing setiap pagi hari dari
8
3
perbedaan antara lain pemberian jumlah
2
Normal
kolesterol dan jenis kelinci yang digunakan.
Hiperlipidemia
1 Lovastatin Perbandingan Konsentrasi Lipid Peroksida
Ekstrak Hati Kelinci Normal dengan Kelinci
0 Hiperlipidemia
-4 -2 0 2 4 6 8 10
Minggu Ke-
Salah satu perlakuan yang bisa digunakan
Kurva Bobot Badan Selama Percobaan
untuk memicu terjadinya lipid peroksida adalah
Gambar 7 Bobot badan selama adaptasi dan dengan mengurangi konsumsi vitamin E, vitamin
perlakuan. C, dan β-karoten serta kondisi hiperglikemia
(Winarsi 2007). Dalam penelitian kali ini, untuk
Hal tersebut dapat terjadi karena pemberian menstimulasi terjadinya lipid peroksida
pakan pada setiap kelompok berbeda dengan digunakan cara diet lemak tinggi atau
awal adaptasi. Pakan yang diberikan masih dalam hiperkolesterolemia.
jumlah 150 gram/ekor, namun ada perbedaan Pemberian pakan kolesterol 0.5% menaikan
pada kelompok yang diberikan lovastatin dan konsentrasi lipid peroksida hati sebesar 209.20%
ramuan jati belanda. Pada kelompok lovastatin dibandingkan dengan konsentrasi lipid peroksida
dan ramuan pakan yang diberikan secara dua hati normal atau meningkat dua kali lipat
tahap dengan perbandingan 80 gram/ekor dan 70 dibandingkan normal. Konsentrasi lipid
gram/ekor pada setiap harinya. Hal ini mungkin peroksida hati kelinci normal dan hati kelinci
berpengaruh terhadap stres kelinci terhadap hiperlipidemia berturut-turut sebesar
lingkungannya. 109.763±41.48 nmol/g bobot hati dan
Penelitian yang dilakukan oleh Alviani 339.382±86.66 nmol/ g bobot hati (Gambar 8).
(2007) menyatakan bahwa setelah pemberian Berdasarkan uji statistika, nilai tersebut secara
pakan kolesterol tinggi bobot badan tikus nyata sangat berpengaruh atau sangat signifikan
meningkat sebesar 25% secara nyata jika dibandingkan antara nilai lipid peroksida
dibandingkan saat kondisi adaptasi sedangkan hiperlipidemia dengan normal. Maka pemberian
bobot badan tikus normal meningkat sebesar 13% pakan standar yang ditambahkan kolesterol 0.5%
secara tidak nyata dibandingkan dengan keadaan dan minyak kelapa 5% mempengaruhi kenaikan
adaptasi. Namun secara statistika pada kelompok lipid peroksida hati. Hal ini sesuai dengan
perlakuan (pemberian ekatrak daun jati belanda), penelitian yang dilakukan Alviani (2007) bahwa
bobot badan hingga akhir percobaan tidak konsentrasi lipid peroksida hati kelompok
berbeda nyata dibandingkan dengan kelompok hiperlipidemia yang diberi pakan kolesterol
hiperlipidemia selama perlakuan (Alviani 2007). sebesar 0.25% lebih besar lima kali secara
Perbedaan tersebut terjadi karena penelitian bermakna dari pada kelompok normal. Selain itu,
yang dilakukan Alviani memakai hewan coba Kainuma (2006) menyatakan bahwa tingkat lipid
tikus sedangkan penelitian ini menggunakan peroksida pada jaringan hati kelompok kolesterol
hewan coba kelinci. Selain itu, kolesterol yang 1% selama 12 minggu lebih tinggi dari kelompok
dipakai dalam penelitian ini sebesar 0.5% kolesterol 1% selama 8 minggu ataupun
sedangkan penelitian Alviani memakai 0.25% kelompok normal. Berdasarkan penelitian
serta hewan coba tikus diinduksi dengan PTU tersebut semakin lama waktu pemberian diet
terlebih dahulu untuk membuat hewan model lemak tinggi maka konsentrasi lipid peroksida
menjadi hiperlipidemia sehingga terjadi stres pada jaringan hati akan semakin meningkat.
pada tikus. Dalam penelitian lain yang dilakukan Senyawa lipid peroksida lebih banyak
oleh Kainuma (2006) menyatakan bahwa tidak didalam jaringan jika dibandingkan dengan
ada perbedaan yang signifikan dalam bobot didalam darah (Yagi et al 1994). Hal ini sesuai
badan kelinci putih jepang antara kelompok dengan penelitian Adji (2004) yang menyatakan
normal, kelompok kolesterol 1% selama 8 bahwa konsentrasi lipid peroksida darah dalam
10
keadaan normal sekitar 0.46 ng/ml. Selain itu, kelinci memiliki empedu maka kolesterol yang
penelitian Kainuma (2006) menyatakan bahwa menumpuk di hati akan dihidrolisis lebih lanjut
tingkat lipid peroksida plasma kelompok menjadi asam empedu.
kolesterol 1% selama 8 minggu lebih besar Penurunan konsentrasi lipid peroksida ini
daripada kelompok kolesterol 1% selama 12 menunjukkan bahwa ramuan daun jati belanda
minggu maupun kelompok normal. Jika mampu menurunkan lemak sehingga ramuan
dibandingkan dengan lipid peroksida dalam hati, daun jati belanda terbukti efektif untuk
nilai konsentrasi lipid peroksida darah jauh lebih menurunkan oksidasi lipid pada hewan coba
kecil. Hal ini terjadi karena terdapat senyawa tersebut. Hal ini didukung oleh penelitian
radikal bebas seperti radikal hidroperoksil Mahendra (2005) menyatakan bahwa jati belanda
(HO2•), radikal superoksida (O2•) dan hidroksil memiliki efek farmakologis seperti menghentikan
radikal (OH•) yang dibentuk dalam sel sebagai diare dan peluruh lemak. Penurunan konsentrasi
senyawa antara dari reaksi transport elektron di lipid peroksida ini mungkin terjadi karena
mitokondria sel hati sehingga akan lebih mudah adanya senyawa-senyawa bioaktif yang
menyerang jaringan ekstrahepatik (Winarsi terkandung didalam daun jati belanda seperti
2007). tanin, steroid, flavonoid, musilago yang mampu
menurunkan lipid dalam darah.
500 A Konsentrasi lipid peroksida pada hati kelinci
yang diberikan lovastatin sebesar 172. 893±37.26
k o n s e n tra s i L P O
400
nmol/gram bobot hati (Gambar 9). Penurunan
( n m o l/g )
300
konsentrasi lipid peroksida hati kelinci yang
200 B diberikan lovastatin sebesar 49.06% jika
100 dibandingkan dengan hiperlipidemia. Artinya,
0 secara statistika nilai tersebut secara nyata dapat
normal hiper menurunkan konsentrasi lipid peroksida hati
kelinci. Hasil tersebut sesuai dengan penelitian
kelompok
Jorge (2005) yang menyatakan bahwa obat
golongan statin mampu menurunkan secara nyata
Gambar 8 Konsentrasi lipid peroksida hati lipid peroksida dari LDL teroksidasi maupun
kelinci normal dan kelinci normal. Maka, menurunnya konsentrasi lipid
hiperlipidemia. peroksida hati seiring dengan fungsi obat
golongan statin yaitu menurunkan kolesterol
Perbandingan Konsentrasi Lipid Peroksida LDL dan trigliserda dalam tubuh. Penurunan
Hati Kelinci Ramuan Jati Belanda dan konsentrasi lipid peroksida yang dibarengi
Lovastatin dengan Hiperlipidemia dengan menurunnya lemak didalam tubuh ada
kaitannya dengan fungsi lain obat golongan statin
Perlakuan terhadap kelinci yang diberi diet
dalam hal ini lovastatin yaitu mengurangi stres
lemak tinggi akan mengakibatkan kelinci menjadi
oksidatif. Hasil penelitian ini mendukung
hiperlipidemia. Oleh karena itu, kelinci tersebut
penelitian yang dilakukan Rosenson (2004) yang
akan diberikan senyawa yang akan menurunkan
menyatakan bahwa obat golongan statin mampu
kadar lemak tersebut antara lain ramuan daun jati
mengurangi pembentukan superoksida-NADPH
belanda dan lovastatin.
melalui cell line turunan monosit di dalam kultur
Konsentrasi lipid peroksida hati kelinci yang
serta mampu mengurangi tingkat radikal
diberikan ramuan daun jati belanda sebesar
superoksida yang efeknya hanya dapat
139.722±25.79 nmol/gram bobot hati (Gambar
diterangkan secara parsial oleh suatu
9). Penurunan konsentrasi lipid peroksida hati
pengurangan dalam kolesterol LDL.
kelinci tersebut sebesar 58.83% secara nyata
dibandingkan konsentrasi lipid peroksida hati 500
kelinci hiperlipidemia. Hal ini tidak sesuai 450 A
300
konsentrasi lipid peroksida hati yang diberi 250
B
ramuan ekstrak daun jati belanda dengan satu kali 200
B
dosis dan dua kali dosis tidak berbeda nyata 150
100
dengan kelompok hiperlipidemia. Perbedaan ini 50
terjadi karena penelitian terdahulu menggunakan 0
Malole MB, Pramono SU. 1989. Penggunaan Taher A. 2003. Peran fitoestrogen kedelai sebagai
Hewan-hewan Percobaan di Laboratorium. antioksidan dalam penanggulangan
Bogor: IPB Pr. aterosklerosis. [tesis]. Bogor: Sekolah
Pascasarjana IPB.
Merck. 2005. Tablets Mevacor® (Lovastatin).
USA: Merck&Co. Tangendjaja A. 1987. Buku Ajar Patologi Klinik.
Jakarta: Universitas Tarumanegara.
MIMS Annual. 2004. Indonesia Index of Medical
Specialties. Ed-16. Indonesia: United Soesilo S. 1989. Vadamekum Bahan Obat Alam.
Business Media. Jakarta: Direktorat Jendral Pengawasan Obat
dan Makanan.
Muhilal. 1991. Teori radikal bebas dalam gizi
dan kedokteran. Cermin Dunia Kedokteran Tombilangi AK. 2004. Khasiat ekstrak daun jati
73: 9-11. belanda (Guazuma ulmifolia Lamk.)
terhadap kadar lipid peroksida darah kelinci
Murray RK, Granner DK, Mayes PA, Rodwell
yang hiperlipidemia. [skripsi]. Bogor:
VW. 1999. Biokimia Harper. Ed ke-24.
Departemen Kimia FMIPA IPB.
Hartanto A, penerjemah. Jakarta: EGC.
Terjemahan dari: Harper’s Biochemistry. Voet D, Voet JG. 1995. Biochemistry. New York:
J Wiley.
Momuat LI, Sulistiyani, Khomsan A, Sajuthi D.
2001. Minyak sawit mempercepat regresi Winarsi H. 2007. Antioksidan Alami dan Radikal
aterosklerosis aorta pada kelinci Bebas. Yogyakarta: Kanisius
hiperkolesterolemia ringan, tetapi tidak pada
[WHO] World Health Organization. 2009.
yang hiperkolesterolemia berat. Media Gizi
Cardiovascular disease.
Keluarga 25: 26-34.
http://www.who/programmesandproject/card
Ohkawa H, Ohishi N, Yagi K. 1979. Assay for iovasculardisease [14 Apr 2009].
lipid peroxide in animal tissue by
Wresdiyati T, Astawan M. 2005. Deteksi secara
thiobarbituric acid reaction. Anal Biochem.
imunohistokimia antioksidan superoksida
95: 351-358.
dismutase (SOD) pada jaringan tikus
Rachmadani. 2001. Ekstrak air daun jati belanda hiperkolesterolemia yang diberi pakan
(Guazuma ulmifolia Lamk.) berpotensi rumput laut. [laporan penelitian]. Bogor:
menurunkan kadar lipid darah tikus strain FKH IPB.
wistar. [skripsi]. Bogor: Jurusan Kimia
Yagi K. 1994. Lipid peroxides and related
FMIPA IPB.
radicals in clinical medicine. Di dalam: Free
Rahayu YS. 2007. Khasiat ekstrak ramuan daun Radicals in Diagnostic Medicine. Amstrong
jati belanda terhadap konsentrasi kolesterol D, penyunting. New York: Plenum Pr.
hati tikus yang hiperlipidemia. [skripsi].
Yomes AT. 2006. Sifat prooksidan dan
Bogor: Departemen Biokimia FMIPA IPB
antioksidan vitamin C dan teh hijau pada sel
Rosenson RS. 2004. Statins in atherosclerosis: khamir Candida sp. berdasarkan peroksidasi
lipid-lowering agents with antioxidant lipid. [skripsi]. Bogor: Departemen Kimia
capabilities. J Atherosclerosis 173: 1-12. FMIPA IPB.
Sayogya AP. 2002. Efek senyawa antioksidan
Bioligical Response Modifier (BRM™)
terhadap kadar lipid peroksida hati tikus.
[skripsi]. Bogor: Departemen Kimia FMIPA
IPB.
Sugati S, Syamsuhidayat, Hutapea JR. 1991.
Inventaris Tanaman Obat Indonesia (I).
Jakarta: Balai Penelitian dan Pengembangan
Kesehatan RI.
Smith JB, Mangkoewidjojo S. 1988.
Pemeliharaan, Pembiakan, dan Penggunaan
Hewan Percobaan di Daerah Tropis.
Jakarta: UI Press.
Syarif et al. 2003. Farmakologi dan Terapi.
Jakarta: UI Press
LAMPIRAN
14
HEWAN
PERCOBAAN
KELINCI
BERJUMLAH 24
EKOR
PENGAMBILAN DARAH
SELAMA 10 MINGGU
PEMBEDAHAN ORGAN
HATI
ANALISIS STATISTIKA
15
Pakan Standar
Komposisi
(% AKG)
Karbohidrat 28,14
Lemak 8,71
Protein 17,01
Serat kasar 12,00
Abu 22,94
Air 11,20
Kalori (kkal) 259,00
16
Kelompok
Hiperlipidemia
Adaptasi Perlakuan
No Kelinci
-4 0 2 4 6 8 10
11 3,40 3,60 3,60 3,70 3,60 3,50 3,50
16 3,70 3,00 4,00 3,80 3,90 3,85 3,90
17 2,80 3,80 2,80 2,90 3,00 2,90 2,90
21A 2,30 2,60 2,80 3,00 2,90 3,00 Dibedah
24 2,50 2,60 2,80 3,10 3,10 3,10 2,80
52 2,90 3,20 3,40 3,30 3,15 3,25 Dibedah
Rataan 2,93 3,13 3,23 3,30 3,28 3,27 3,28
Stdev 0,53 0,50 0,51 0,37 0,39 0,35 0,52
Kelompok Lovastatin
Adaptasi Perlakuan
No Kelinci
-4 0 2 4 6 8 10
6 3,15 3,10 3,00 3,00 2,90 3,00 3,10
7 3,40 3,60 3,40 3,00 2,60 2,80 3,00
8 3,10 3,00 3,10 3,10 3,10 3,20 3,20
20 3,70 3,80 3,60 3,60 3,60 3,65 3,80
21B 2,30 2,50 2,80 2,70 2,70 2,70 2,70
48 2,60 3,30 3,30 3,00 2,40 2,90 3,40
50 2,60 2,80 2,90 2,80 2,80 2,90 3,10
Rataan 2,98 3,16 3,16 3,03 2,87 3,02 3,19
Stdev 0,50 0,45 0,29 0,29 0,39 0,32 0,34
absorbansi
0,800
3.00 0.244 0.337 0.291 0,600 y = 0,1316x - 0,0212
R2 = 0,9948
6.00 0.579 0.727 0.653 0,400
0,200
9.00 1.019 1.202 1.111
0,000
-0,2000,00 2,00 4,00 6,00 8,00 10,00
konsentrasi (µM)
29/11/2008
Konsentrasi A
A1 A2 kurva standar
(µM) rataan
0.00 0.000 0.000 0.000 2,000
0.75 0.139 0.152 0.146
absorbansi
1,500
1.50 0.199 0.288 0.244 1,000 y = 0.2072x - 0.0025
3.00 0.464 0.615 0.540 0,500 R2 = 0.9983
6.00 0.631 1.295 0.963 0,000
9.00 1.396 1.831 1.614 0,00 5,00 10,00
konsentrasi (µM)
4/12/2008
Konsentrasi A kurva standar
A1 A2
(µM) rataan 1,600
y = 0,1594x - 0,0402
0.00 0.000 0.000 0.000 1,400
R2 = 0,9933
1,200
0.75 0.097 0.090 0.094 1,000
absorbansi
konsentrasi
5/12/2008
Konsentrasi A kurva standar
A1 A2
(µM) rataan 1,800
0.00 0.000 0.000 0.000 1,600
y = 0,1785x - 0,0299
R2 = 0,9912
1,400
0.75 0.094 0.092 0.093 1,200
absorbansi
konsentrasi
18
Normal Hiperlipidemia
[LPO] [LPO]
No Kelinci A No Kelinci A
(nmol/g) (nmol/g)
55 0.194 146.93
11 0.502 397.57
12 0.140 122.49
17 0.530 418.84
18 0.102 50.43
16 0.617 412.30
53 0.131 90.14
24 0.530 256.99
13 0.502 161.25
21a 0.352 213.95
7 0.126 87.34 52 0.571 336.64
rata‐rata 0.199 109.763 rata‐rata 0.517 339.382
SD 0.15 41.48 SD 0.09 86.66
Ramuan jati Lovastatin
belanda
[LPO]
No Kelinci A
(nmol/g)
No Kelinci A [LPO] (nmol/g)
6 0.256 124.76
8 0.330 160.47
15 0.261 188.96 20c 0.331 202.18
14 0.212 135.52 22 0.281 174.17
47 0.278 135.38 48 0.308 189.30
10 0.280 136.34 50 0.323 227.85
49 0.202 129.92 21b 0.270 131.52
19b 0.230 112.21 rata‐rata 0.300 172.893
rata‐rata 0.244 139.722 SD 0.03 37.26
SD 0.03 25.79
Contoh perhitungan:
Dari persamaan garis kurva standar y = 0.1316x – 0.0212
Misal absorbansi sampel 0.140, maka 0.140 = 0.1316x – 0.0212
X = 1.2249
NOKELINCI 7 1234567
ADAPTASI 2 12
Lanjutan lampiran 6
Source DF Type III SS Mean Square F Value Pr > F
Bobot badan selama perlakuan
NOKELINCI 7 1234567
PERLAKUAN 4 1234
Lanjutan lampiran 6
The SAS System
Lanjutan lampiran 6
Tests of Hypotheses Using the Type III MS for NOKELINCI(KELOMPOKK) as an Error
Term
Lanjutan lampiran 6
23
Alpha 0.05
Number of Means 2 3 4
A 339.38 7 hiperlip
B 172.89 7 lovastat
C B 139.72 7 ekstrak
C 109.76 7 normal