You are on page 1of 3

ANALISA VEGETASI

Oleh :
Kelompok 2A
Fevilia Suksma W. (0910910003) Lidwina Faraline T.(0910910007)

Jurusan Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Brawijaya, Malang

HALAMAN PERNYATAAN DAN DESKRIPSI TUGAS

Kami yang bertanda tangan dibawah ini menyatakan dengan sesungguhnya bahwa:

Laporan yang berjudul Analisa Vegetasi ini adalah hasil kerja Kelompok 2A dan tidak
mengandung sedikitpun unsur plagiarism (menyalin dari kelompok lain).

Dengan pembagian tugas sebagai berikut :

Fevilia Suksma W. : Pendahuluan, Hasil dan Pembahasan, dan Kesimpulan,

Lidwina Faraline T. : Pendahuluan, Metodologi, Hasil dan Pembahasan

Pernyataan ini dibuat dengan sebenarnya, tidak terpaksa namun dengan kesadaran anggota sub
kelompok:

Fevilia Suksma W. dan Lidwina Faraline T.

Malang, 21 November 2010

ANALISA VEGETASI

Kelompok 2A: Fevilia Suksma W. , Lidwina Faraline T.

Jurusan Biologi , Fakultas MIPA, Universitas Brawijaya, Malang

ABSTRAK

Praktikum Lapang ini bertujuan agar para praktikan mahasiswa mampu melakukan analisis vegetasi
secara kuantitatif untuk mengamati struktur komunitas tumbuhan dan dapat menentukan komposisi,
penguasaan, serta diversitas tumbuhan di suatu komunitas. Pengamatan vegetasi yang telah dilakukan
memperlihatkan data dengan hasil jumlah vegetasi yang ditemukan adalah 16 spesies, diantaranya
spesies yang telah teridentifiksasi dan belum teridentifikasi. Spesies yang teridentifikasi yaitu Eulalia
sp.,Sporobolus sp., Axonopus crompesus, Desmodium, Panicum, Cyperus kyllinga, Alternantera, Cleome,
Temeda sp., Cyperus brefifolius, Mnium sp., Hydrocotile, Xinodon dactilon, Ephorbia hirta, sedangkan
spesies yang tidak teridentifikasi adalah spesies dikotil dan spesies lainnya (spesies1). Spesies yang paling
dominan adalah Eulalia sp., yang memiliki INP tertinggi sebesar 116,78 dibandingkan dengan spesies yang
lain. Eulalia sp. (poaceae) adalah yang paling tinggi populasinya di dunia karena banyak tanaman
budidaya yang menjadi anggotanya dan ditanam luas sebagai bahan pangan utama serta dapat
bermanafaat untuk mencegah erosi. Dan spesies yang paling rendah adalah Mnium sp dengan nilai INP
sebesar 2,86. Kerapatan suatu spesies menunjukkan jumlah individu spesies dengan satuan luas tertentu,
maka nilai kerapatan merupakan gambaran mengenai jumlah spesies tersebut pada lokasi pengamatan.
Nilai kerapatan belum dapat memberikan gambaran tentang bagaimana distribusi dan pola
penyebarannya. Gambaran mengenai distribusi individu pada suatu jenis tertentu dapat dilihat dari nilai
frekuensinya sedangkan pola penyebaran dapat ditentukan dengan membandingkan nilai tengah spesies
tertentu dengan varians populasi secara keseluruhan. Kerapatan setiap vegetasi berbeda-beda, hasil data
menunjukkan bahwa Eulalia sp .sebesar 42,27%, kemudian diikuti Sporobolus sp. 34,89% dan Desmodium
sebesar 20,48% serta berbagai jenis vegetasi dengan kerapatan rendah sebesar 0% pada Euphorbia hirta,
spesies 1, dan spesies dikotil. Maka dari praktikum lapang yang sudah dilakukan dapat disimpulkan bahwa
terdapat 16 spesies yang memiliki dominansi, INP, kerapatan, dan yang berbeda-beda. Eulalia sp memiliki
dominansi, Kerapatan vegetasi, dan INP yang paling tinggi dibandingkan dengan spesies laninnya dalam
suatu komunitas.

ANALISA VEGETASI

Oleh :
Kelompok 2A
Fevilia Suksma W. (0910910003) Lidwina Faraline T. (0910910007)
Jurusan Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Brawijaya, Malang
Biologi Molekuler (Biomol) Universitas Brawijaya,
BAB 1. PENDAHULUAN Malang.
1.1Latar Belakang
Struktur vegetasi memainkan peran penting 2.2 Cara Kerja
dalam interaksi antar tumbuhan dan interaksi
tanaman dengan tanah seperti perubahan dalam Struktur komunitas tumbuhan di lingkungan
siklus reproduksi, penindasan gulma dan Pertanian, Universitas Brawijaya
pembentukan bibit. Susunan anggota komunitas
vegetasi pada suatu area yang dapat dinilai dari
tingkat densitas (kerapatan) individu dan diversitas Dibuat secara random petak berukuran 1x1
(keanekaragaman) jenis. Komposisi dan struktur meter
suatu vegetasi merupakan fungsi dari beberapa
faktor seperti: flora setempat, habitat, (iklim, tanah Dilakukan analisis vegetasi yang meliputi
dan lain-lain), waktu dan kesempatan(Sundermeier kerapatan dan kerimbunan secara kuantitatif
1999). untuk mengamati struktur dan menentukan
komposisi, penguasaan, serta diversitas
1.2Rumusan Masalah
Masalah yang dibahas dalam praktikum ini
adalah:
Data hasil pengamatan diinput dalam
1. Bagaimana struktur komunitas tumbuhan
komputer dan dilakukan pengolahan data
dengan analisis vegetasi secara kuantitaif
berdasarkan data kelas
2. Bagaimana komposisi, penguasaan, serta
diversitas tumbuhan di suatu komunitas BAB III. HASIL DAN PEMBAHASAN

1.3Tujuan 3.1 Grafik Hasil Pengamatan


Praktikum Lapang ini bertujuan agar para
praktikan mahasiswa mampu melakukan analisis
vegetasi secara kuantitatif untuk mengamati
struktur komunitas tumbuhan dan dapat
menentukan komposisi, penguasaan, serta
diversitas tumbuhan di suatu komunitas..

1.4 Manfaat
Praktikum kali ini bermanfaat dapat
mengetahui cara menganalisa vegetasi tumbuhan
suatu komunitas, mengetahui parameter yang
digunakan dalam suatu komunitas tumbuhan
secara random dan dapat mengetahui komposisi,
penguasaan dan diversitas tumbuhan disuatu
komunitas.

BAB II. METODOLOGI


2.1 Waktu dan Tempat Gambar 1. Grafik Indeks Nilai Penting Spesies
Praktikum Lapang ini dilaksanakan pada tanggal
10 November 2010 pukul 13.00-15.00 di
Lingkungan Fakultas Pertanian Dan Lingkungan
memiliki dominansi, INP, kerapatan, dan yang
berbeda-beda. Eulalia sp memiliki dominansi,
Kerapatan vegetasi, dan INP yang paling tinggi
dibandingkan dengan spesies laninnya dalam
suatu komunitas.

DAFTAR PUSTAKA
Kimmins, J.P. 1987. Forest Ecology. Macmillan
Publishing Co: New York
Michael, P. 1995. Metode Ekologi untuk
Penyelidikan Ladang dan Laboratorium.UI Press:
Jakarta
Gambar 2. Diagram lingkaran Kerapatan Relatif (%) Sundermeier, A. 1999. Zur Vegetationsdichte der
Xerothermrasen nordwestlich von Halle/Saale –
Erfassungsmethoden, strukturelle
Vegetationstypen und der Einfluß der
3.2 Pembahasan Vegetationsdichte auf das reproduktive
Potential von Xerothermrasenarten. – Dissertat.
Pengamatan vegetasi yang telah dilakukan Bot. 316, Berlin.
memperlihatkan data dengan hasil jumlah vegetasi Whittaker, R. H. 1975. Communities and
yang ditemukan adalah 16 spesies, diantaranya Ecosystems. Macmillan Publishing Co. New York
spesies yang telah teridentifiksasi dan belum
teridentifikasi. Spesies yang teridentifikasi yaitu
Eulalia sp.,Sporobolus sp., Axonopus crompesus, .
Desmodium, Panicum, Cyperus kyllinga,
Alternantera, Cleome, Temeda sp., Cyperus
brefifolius, Mnium sp., Hydrocotile, Xinodon
dactilon, Ephorbia hirta, sedangkan spesies yang
tidak teridentifikasi adalah spesies dikotil dan
spesies lainnya (spesies1).
Dari grafik pengamatan vegetasi, sistem analisis
ini melalui variable –variable kerapatan,
kerimbunan, dan frekuensi yang selanjutnya
menetukan INP (indeks nilai penting) yang akan
digunakan sebagai dasar pemberian nama suatu
vegetasi yang diamati (Michael, 1994). Spesies
yang paling dominan adalah Eulalia sp., yang
memiliki INP tertinggi sebesar 116,78
dibandingkan dengan spesies yang lain. Eulalia sp.
(poaceae) adalah yang paling tinggi populasinya di
dunia karena banyak tanaman budidaya yang
menjadi anggotanya dan ditanam luas sebagai
bahan pangan utama serta dapat bermanafaat
untuk mencegah erosi. Dan spesies yang paling
rendah adalah Mnium sp dengan nilai INP sebesar
2,86.
Kerapatan suatu spesies menunjukkan jumlah
individu spesies dengan satuan luas tertentu,
maka nilai kerapatan merupakan gambaran
mengenai jumlah spesies tersebut pada lokasi
pengamatan. Nilai kerapatan belum dapat
memberikan gambaran tentang bagaimana
distribusi dan pola penyebarannya. Gambaran
mengenai distribusi individu pada suatu jenis
tertentu dapat dilihat dari nilai frekuensinya
sedangkan pola penyebaran dapat ditentukan
dengan membandingkan nilai tengah spesies
tertentu dengan varians populasi secara
keseluruhan. Kerapatan setiap vegetasi berbeda-
beda, hasil data menunjukkan bahwa Eulalia
sp .sebesar 42,27%, kemudian diikuti Sporobolus
sp. 34,89% dan Desmodium sebesar 20,48% serta
berbagai jenis vegetasi dengan kerapatan rendah
sebesar 0% pada Euphorbia hirta, spesies 1, dan
spesies dikotil.
Menurut Kimmins (1987), variasi struktur dan
komposisi tumbuhan dalam suatu komunitas
dipengaruhi antara lain oleh fenologi, dispersal,
dan natalitas. Keberhasilannya menjadi individu BAB V. KESIMPULAN
baru dipengaruhi oleh vertilitas dan ekunditas yang
berbeda setiap spesies sehingga terdapat DAFTAR PUSTAKA
perbedaan struktur dan komposisi masing-masing
spesies (Arrijani.2006). Tipe komunitas terjadi
karena adanya sifat yang berbeda dalam dominasi
jenis komposisi jenis, struktur lapisan tajuk atau
juga dominasi bentuk pertumbuhan (Whittaker, R.
H. 1975).

BAB IV. KESIMPULAN


Dari praktikum lapang yang sudah dilakukan
dapat disimpulkan bahwa terdapat 16 spesies yang

You might also like