You are on page 1of 5

1.

Sistem Ventilasi Rumah


Udara panas yang berada di dalam rumah bergerak ke atas dan keluar melalui ventilasi.
Tempatnya kemudian digantikan oleh udara dingin yang masuk melalui ventilasi. Arus
konveksi udara inilah yang menyebabkan suhu udara di dalam rumah terasa lebih sejuk dan
nyaman

2. Proses Pemanasan Air

Ketika kita memanaskan air menggunakan kompor, kalor mengalir dari nyala api
(suhu lebih tinggi) menuju dasar wadah (suhu lebih rendah). Karena mendapat tambahan
kalor, maka suhu dasar wadah meningkat. Yang bersentuhan dengan nyala api adalah bagian
luar dasar wadah. Karena terdapat perbedaan suhu, maka kalor mengalir dari bagian luar
dasar wadah (yang bersentuhan dengan nyala api) menuju bagian dalam dasar wadah (yang
bersentuhan dengan air). Suhu bagian dalam dasar wadah pun meningkat. Karena air yang
berada di permukaan wadah memiliki suhu yang lebih kecil, maka kalor mengalir dari dasar
wadah (suhu lebih tinggi) menuju air (suhu lebih rendah). Perlu diketahui bahwa perpindahan
kalor pada wadah terjadi secara konduksi. Perpindahan kalor dari dasar wadah menuju air
yang berada di permukaannya juga terjadi secara konduksi.
Adanya tambahan kalor membuat air yang menempel dengan dasar wadah mengalami
peningkatan suhu. Akibatnya air tersebut memuai. Ketika memuai, volume air bertambah.
Karena volume air bertambah maka massa jenis air berkurang. Massa air yang memuai tidak
berubah, yang berubah hanya volumeya saja. Karena volume air bertambah, maka massa
jenisnya berkurang. Berkurangnya massa jenis air menyebabkan air bergerak ke atas atau
mengapung). Mirip seperti gabus atau kayu kering yang terapung jika dimasukan ke dalam
air. Gabus atau kayu kering bisa terapung karena massa jenisnya lebih kecil dari massa jenis
air.
Karena bergerak ke atas maka posisi air tadi digantikan oleh air yang berada di
sebelah atas. Kali ini air yang menempel dengan dasar wadah. Karena terdapat perbedaan
suhu, maka kalor mengalir dari dasar wadah menuju temannya. Air tersebut juga mengalami
kenaikan suhu sehingga massa jenisnya berkurang. Karena massa jenisnya berkurang maka ia
bergerak ke atas. Posisinya digantikan oleh air yang berada di sebelah atas. Demikian
seterusnya sampai semua air yang berada dalam wadah mendapat jatah kalor. Air yang
memiliki suhu yang tinggi tidak langsung meluncur tegak lurus ke atas tetapi berputar seperti
yang ditunjukkan pada gambar. Hal ini disebabkan karena air yang berada tepat di atasnya
memiliki massa jenis yang lebih besar.
Perpindahan kalor pada proses pemanasan air merupakan salah satu contoh
perpindahan kalor secara konveksi.

Catatan :
 Pertama, proses perpindahan kalor dengan cara konveksi hanya terjadi dalam air.
Perpindahan kalor dari dasar wadah menuju air terjadi secara konduksi.
 Kedua, seandainya nyala api bersentuhan dengan wadah, maka kalor mengalir dari
nyala api (suhu lebih tinggi) menuju wadah (suhu lebih rendah) dengan cara
konduksi. Sebaliknya, jika nyala api tidak bersentuhan dengan wadah maka kalor
mengalir dari nyala api menuju wadah dengan cara radiasi. Mengenai radiasi akan
dibahas kemudian.
 Ketiga, jika nyala api cukup besar maka kalor tidak hanya mengalir dari nyala api
menuju dasar wadah tetapi juga menuju dinding wadah. Perpindahan kalor bisa terjadi
dengan cara konduksi (apabila nyala api bersentuhan dengan dinding wadah) atau
perpindahan kalor bisa terjadi dengan cara radiasi (apabila nyala api tidak bersentuhan
dengan dinding wadah).
 Keempat, proses pemanasan air menggunakan pemanas listrik juga mirip dengan
kasus di atas. Elemen pemanas memiliki suhu yang lebih tinggi sedangkan air yang
berada di sekitarnya memiliki suhu yang lebih rendah. Karena terdapat perbedaan
suhu, maka kalor mengalir dari elemen pemanas menuju air yang menempel
dengannya. Perpindahan kalor dari elemen pemanas menuju air terjadi secara
konduksi. Sebaliknya, proses perpindahan kalor dalam air terjadi secara konveksi.
3. Angin Laut

Kalor jenis daratan (zat padat) lebih kecil daripada kalor jenis air laut (zat cair).
Akibatnya ketika dipanaskan oleh cahaya matahari pada siang hari, kenaikan suhu daratan
lebih besar daripada kenaikan suhu air laut. Jadi walaupun mendapat jatah kalor yang sama
dari matahari, daratan lebih cepat panas (suhu lebih tinggi) daripada air laut (suhu air laut
lebih rendah).
Daratan yang sudah kepanasan tadi memanaskan udara yang berada tepat di atasnya
sehingga suhu udara pun meningkat. Karena mengalami peningkatan suhu maka udara
memuai. Ketika memuai, volumenya bertambah. Akibatnya massa jenis udara berkurang.
Karena massa jenis udara berkurang, maka udara tersebut bergerak ke atas (1). Posisi udara
yang bergerak ke atas tadi digantikan oleh udara yang berada di atas permukaan laut. Hal ini
disebabkan karena massa jenis udara yang berada di atas permukaan laut lebih besar. Ketika
bergerak ke darat, posisi udara tadi digantikan oleh temannya yang berada tepat di atasnya (2)
Sampai pada ketinggian tertentu, udara panas yang bergerak ke atas mengalami
penurunan suhu. Ingat ya, ketika suhu udara menurun, volume udara juga berkurang.
Berkurangnya volume udara menyebabkan massa jenis udara bertambah. Akibatnya, udara
yang sudah mendingin tadi meluncur ke bawah untuk menggantikan posisi udara yang kabur
dari permukaan laut (3). Proses ini terjadi terus menerus sehingga terbentuk arus konveksi
udara sebagaimana yang ditunjukkan pada gambar di atas. Hal ini disebut dengan angin laut.
Di sebut angin laut karena udara yang berada di atas permukaan air laut melakukan
pengungsian massal menuju darat. Angin laut hanya terjadi pada siang hari.
4. Angin Darat

Ketika malam tiba, daratan lebih cepat dingin daripada air laut. Dengan kata lain,
pada malam hari, suhu daratan lebih rendah daripada suhu air laut. Hal ini disebabkan karena
kalor jenis daratan (zat padat) lebih kecil daripada kalor jenis air laut (zat cair). Walaupun
jumlah kalor yang dilepaskan oleh daratan dan air laut sama, tetapi karena kalor jenis daratan
lebih kecil daripada kalor jenis air laut, maka penurunan suhu yang dialami oleh daratan lebih
besar daripada air laut.
Air laut yang memiliki suhu lebih tinggi menghangatkan udara yang berada di
atasnya. Akibatnya suhu udara yang berada di atas permukaan laut meningkat. Peningkatan
suhu udara menyebabkan massa jenis udara berkurang sehingga udara bergerak ke atas (1)
Daratan yang memiliki suhu lebih rendah mendinginkan udara yang berada di
atasnya. Akibatnya suhu udara yang berada di atas daratan menurun. Penurunan suhu udara
menyebabkan massa jenis udara bertambah. Udara yang berada di atas daratan segera
meluncur ke laut (2)
Sampai pada ketinggian tertentu, udara yang bergerak ke atas mendingin (suhunya
menurun). Penurunan suhu menyebabkan massa jenis udara bertambah. Si udara pun
meluncur ke bawah, menggantikan posisi udara yang meluncur ke laut tadi (3). Proses ini
terjadi terus menerus sehingga terbentuk arus konveksi udara sebagaimana yang ditunjukkan
pada gambar di atas. Hal ini biasa disebut angin darat. Di sebut angin darat karena udara yang
berada di daratan melakukan pengungsian massal menuju laut. Angin darat hanya terjadi
pada malam hari.

Catatan :
 Pertama, meningkatnya suhu daratan dan lautan yang terjadi pada siang hari
merupakan akibat dari perpindahan kalor secara radiasi (Daratan dan air laut
mendapat sumbangan kalor dari matahari).
 Kedua, perpindahan kalor dari daratan atau air laut menuju udara yang berada di
atasnya terjadi secara konduksi. Perpindahan kalor secara konveksi hanya terjadi pada
udara saja.
 Ketiga, angin adalah udara yang bergerak. Berdasarkan kasus angin darat dan angin
laut di atas, kita bisa menyimpulkan bahwa terjadinya angin disebabkan karena
adanya perbedaan suhu udara. Jadi angin sebenarnya merupakan akibat dari proses
perpindahan kalor secara konveksi.

5. Cerobong Asap

Asap turun di dalam cerobong yang tidak dipanaskan. Asap hasil pembakaran
memiliki suhu tinggi. Karena suhunya tinggi, maka asap tersebut memuai. Ketika memuai,
volume asap bertambah (massa asap tidak berubah, yang berubah hanya volumenya saja).
Bertambahnya volume asap membuat massa jenisnya berkurang dan tekanan udara kecil
sehingga asap akan bergerak naik ke atas. Aliran udara yang terlihat itulah yang
menunjukkan konveksi pada zat gas.

You might also like