You are on page 1of 15

Created by : Adelard Rafif

BAB I
PENDAHULUAN

Antena omni mempunyai sifat umum radiasi atau pancaran sinyal 360-
derajat yang tegak lurus ke atas. Omnidirectional antena secara normal
mempunyai gain sekitar 3-12 dBi. Yang digunakan untuk hubungan Point-To-
Multi-Point ( P2Mp) atau stu titik ke banyak titik di sekitar daerah pancaran. Yang
baik bekerja dari jarak 1-5 km, akan menguntungkan jika client atau penerima
menggunalan directional antenna atau antenna yang ter arah.Yang ditunjukkan di
bawah adalah pola pancaran khas RFDG 140 omnidirectional antena. Radiasi
yang horisontal dengan pancaran 360-derjat. Radiasi yang horisontal pada
dasarnya E-Field.yang berbeda dengan, polarisasi yang vertikal adalah sangat
membatasi potongan sinyal yang di pancarkan. Antena ini akan melayani atau
hanya memberi pancaran sinyal pada sekelilingnya atau 360 derjat, sedamgkan
pada bagian atas antena tidak memiliki sinyal radiasi.
2.1.4.2 Antena Grid
Antena ini merupakan salah satu antena wifi yang populer. Sudut pola
pancaran antena ini lebih fokus pada titik tertentu sesuai pemasangannya.
2.1.4.3 Antena Parabolik
Antena ini dipakai untuk jarak menengah atau jarak jauh. Gainnya bisa
antara 18 sampai 28 dBi. Antena ini Dapat digunakan untuk menerima 3 satellite
sekaligus tanpa harus menggerakkan antena. Antena ini juga Dapat menampilkan
gambar dari semua TV dari satelit yang ditangkap dalam sekejap. Kualitas sinyal
antena ini dapat maksimum.
2.1.4.4 Antena Sectoral
Antena Sectoral hampir mirip dengan antena omnidirectional. Yang juga
digunakan untuk Access Point to serve a Point-to-Multi-Point (P2MP) links.
Beberapa antenna sectoral dibuat tegak lurus , dan ada juga yang horizontal.
Antena sectoral mempunyai gain jauh lebih tinggi dibanding omnidirectional
antena di sekitar 10-19 dBi. Yang bekerja pada jarak atau area 6-8 km. Sudut
pancaran antenna ini adalah 45-180 derajat dan tingkat ketinggian pemasangannya
harus diperhatikan agar tidak terdapat kerugian dalam penangkapan sinyal.
Pola pancaran yang horisontal kebanyakan memancar ke arah mana antenna
ini di arahkan sesuai dengan jangkauan dari derajat pancarannya, sedangkan pada
bagian belakang antenna tidak memiliki sinyal pancaran.
Antena sectoral ini jika di pasang lebih tinggi akan menguntungkan penerimaan
yang baik pada suatu sector atau wilayah pancaran yang telah ditentukan.
BAB II
PENGERTIAN Wi-fi

Wi-Fi (Wireless Fidelity) adalah koneksi tanpa kabel dimana


kita tidak perlu menggunakan kabel pada pemasangan setiap perangkatnya. Wi-Fi
memiliki kemampuan untuk menggerakkan perangkatnya tanpa memindahkan
kabel atau perangkat lain dan tetap terkoneksi pada area layanan yang lebih luas
(pada 3G). Wi-Fi juga menawarkan pelayanan data yang luas dan cepat
(broadband) serta bandwith yang besar untuk memberikan pelayanan seperti
realtime voice, data, dan streaming media. Pelayanan dapat diberikan secara terus-
menerus tanpa henti (always on). Biaya yang dikeluarkan untuk mendapatkan Wi-
Fi cukup rendah karena infrastruktur dapat dimiliki siapa saja dan tidak
memerlukan lisensi. Selain digunakan untuk mengakses internet, Wi-Fi juga dapat
digunakan untuk membuat jaringan tanpa kabel di perusahaan. Karena itu banyak
orang mengasosiasikan Wi-Fi dengan “Kebebasan” karena teknologi Wi-Fi
memberikan kebebasan kepada pemakainya untuk mengakses internet atau
mentransfer data dari ruang meeting, kamar hotel, kampus, dan café-café yang
bertanda “Wi-Fi Hot Spot”. Satu lagi kelebihan dari Wi-Fi adalah yang beberapa
kali lebih cepat dari modem kabel yang tercepat. Jadi pemakai Wi-Fi tidak lagi
harus berada di dalam ruang kantor untuk bekerja. Seperti halnya handphone yang
menggunakan teknologi radio, pemakainya dapat mentransfer data dengan cepat
dan aman. Dibandingkan dengan teknologi lainnya, Wi-Fi lebih mudah diterapkan
oleh siapa saja dan di mana saja, sehingga setiap perusahaan atau perorangan
dapat mengimplementasikan Wi-Fi di lingkungan mereka.
2.2.2 Sekilas Tentang Wi-fi
Dalam dunia industri Wi-Fi dikenal dengan teknologi komunikasi
Wireless Local Area Networks (WLAN) yang berhubungan dengan standar
jaringan nirkabel Institute of Electrical and Electronics Engineers (IEEE) 802.11.
Wi-Fi merupakan teknologi yang memungkinkan sebuah komputer saling
bertukar data secara nirkabel/tanpa kabel dalam suatu jaringan, baik intranet
maupun berbagi akses internet. Wi-Fi dapat dioperasikan oleh internet provider
atau individu. Wi-Fi bekerja pada protokol 802.11b dan 802.11g dengan transmisi
standar 2,4 GHz, dengan kecepatan transfer data hingga 11 MB/detik. Versi
802.11a merupakan versi lanjutan yang beroperasi pada frekuensi 5 GHz dengan
kecepatan transfer data hingga 54 MB/detik. Sedangkan 802.11g adalah campuran
dari versi sebelumnya yaitu versi a dan b yang beroperasi pada frekuensi 2.4 GHz
akan tetapi mempunyai kecepatan transfer data hingga 54MB/detik. Wi-Fi
menggunakan teknik pengkode-an yang lebih efisien, sehingga memberikan
kontribusi lebih untuk transmisi kecepatan data tinggi. Pada protokol 802.11a dan
802.11g menggunakan teknik orthogonal frequency–division multiplexing
(OFDM).
Sedangkan untuk protokol 802.11b menggunakan teknik
Complementary Code Keying (CCK). Gelombang radio yang digunakan Wi-Fi
memungkinkan untuk mengubah fre yang ada, bahkan bisa melakukan split pada
bandwidth yang tersedia menjadi beberapa kanal dan frekuensi hop. Frekuensi
hop digunakan untuk mencegah terjadinya interference (gangguan) ketika berada
di antara pengguna Wi-Fi lain yang tengah mengakses secara bersamaan.
2.2.3 Manfaat Wi-fi
Sebagaimana disampaikan diatas, Wireless Fidelity, atau biasa disingkat
Wi-Fi, dapat membantu kita dalam mengakses dunia internet.
Dunia internet dewasa ini telah terbukti dapat membantu beragam
kegiatan manusia dimuka bumi. Karenanya dapat dibayangkan betapa nyamannya
hidup ini jika bisa dengan leluasa mengakses internet hanya berbekal laptop, PDA
atau smartphone, kapan pun dan di mana pun, tanpa direpotkan oleh kabel. Kita
dapat mengakses internet di dalam mobil atau di toilet sekalipun. Peranti TI
tersebut dapat menemani kita untuk “membunuh” rasa jenuh selama perjalanan
jauh, dengan menyelesaikan pekerjaan selama perjalanan. Hasil pekerjaan dapat
langsung dikirim ke kantor pusat tanpa harus mampir ke warnet atau wartel. Hal
ini memberikan keuntungan dari segi waktu dan biaya. Jadi sisa waktu bisa
dimanfaatkan untuk pekerjaan lain. Teknologi sekarang memungkinkan untuk itu.
Wi-Fi diterapkan dengan layanan titik catu (hotspot) di beberapa tempat seperti di
mal, kafe, bandara, hotel, kampus serta tempat yang berpotensi dalam
pengumpulan massa. Hal ini dimungkinkan karena berkembangnya teknologi
VoIP (Voice over Internet Protocol). Teknologi VoIP sendiri sebelumnya sempat
membuat geger penyelenggara telekomunikasi yang tertinggal oleh pesatnya
kemajuan teknologi telekomunikasi ini. Dengan jaringan Wi-Fi sangat
dimungkinkan untuk melakukan hubungan ala VoIP atau ada yang menyebut
dengan VoIP over Wi-Fi (VoWiFi). Teknologi in memungkinkan seseorang dapat
berkomunikasi dengan mitranya di luar kota dengan biaya lokal atau bahkan gratis
sama sekali melalui layanan Wi-Fi di cafe.
Bahkan sekarang sudah ada handset untuk melakukan hubungan telepon
VoIP melalui jaringan Wi-Fi, selain aplikasi telepon Push-to-Talk (PTT) melalui
telepon VoIP. Pada jaringan telepon seluler produk handset PTT atau
teknologinya juga disebut PTT over Celluler (PoC). Telepon video yang bukan
hanya suara, tetapi juga gambar dari lawan bicara, merupakan peningkatan
penggunaan VoIP over Wi-Fi. Kebanyakan perangkat yang dibuat masih untuk
perangkat ponsel, dan penamaannya pun masih berbeda antar perangkat. Dengan
PDA phone seseorang bisa bercengkerama melalui saluran Wi-Fi maupun
jaringan telepon seluler sesuai dengan operator yang dilanggani, baik untuk
berkomunikasi menggunakan gambar video atau hanya tulisan (chatting) atau
bahkan hanya berbicara saja layaknya telepon konvensional atau HT. Belakangan
ini, banyak perusahaan-perusahaan besar yang menggunakan jaringan Wi-Fi
untuk memperluas jaringan kabel. Mereka menghubungkan titik akses nirkabel ke
jaringan backbone mereka untuk menyediakan akses jaringan dan internet di
ruang-ruang pertemuan, lobi, kantin, dan ruang-ruang umum lainnya. Tentunya
ini akan memberikan fleksibilitas yang sangat tinggi, selain juga biaya yang
murah. Komunikasi telepon nirkabel bisa dilakukan melalui Wi-Fi dan kita tidak
perlu menggunakan saluran telepon atau koneksi internet lainnya selama masih
berada di dalam jangkauan gelombang radio Wi-Fi.
2.2.4 Jenis Wi-fi
2.2.4.1 Wireless Local Area Network (WLAN)
WLAN merupakan jaringan nirkabel yang memanfaatkan gelombang
radio. Umumnya,jaringan pendukungnya tetap menggunakan kabel. network
usually uses cables, dimana satu atau lebih titik akses dapat menghubungkan
pengguna nirkabel ke jaringan pendukung tersebut. Jangkauan WLAN berkisar
mulai dari 1 ruang hingga 1 gedung.
2.2.4.2 Wireless Personal Area Network (WPAN)
WPANs merupakan jaringan berjangkauan pendek yang memanfaatkan
teknologi Bluetooth. Umumnya digunakan untuk menghubungkan 2 perangkat
yang kompatibel dalam jarak kurang lebih 30 feet atau 9 meter.
2.2.4.3 Wireless Wide Area Networks (WWAN)
WWAN merupakan jaringan nirkabel yang memanfaatkan sinyal
handphone dimana umumnya disediakan oleh jasa provider seluler
tertentu dan karenanya berbayar.
2.2.5 Mode Akses Wi-fi
2.2.5.1 Ad-Hoc
Mode koneksi ini adalah mode dimana beberapa komputer terhubung
secara langsung, atau lebih dikenal dengan istilah Peer-to-Peer. Keuntungannya,
lebih murah dan praktis bila yang terkoneksi hanya 2 atau 3 komputer, tanpa harus
membeli access point.
2.2.5.2 Infrastruktur
Menggunakan Access Point yang berfungsi sebagai pengatur lalu lintas
data, sehingga memungkinkan banyak Client dapat saling terhubung melalui
jaringan (Network).
2.2.6 Hardware Wi-fi
Hardware wi-fi yang ada di pasaran saat ini berupa:
1. PCl
2. USB
3. PCMCIA
4. Compact Flash
2.2.7 Sistem keamanan Wi-fi
1. WPA ( Wireless Protect Acces)
BAB III
METODE PENELITIAN

3.1 Pendekatan Penelitian


Pendekatan Penelitian yang digunakan dalam karya tulis ilmiah ini adalah
kualitatif. Yang dimaksud dengan Kualitatif adalah suatu pendekatan yang
mengolah data yang berasal dari lapangan, kemudian dijadikan dalam bentuk
deskripsi sesuai dengan keadaan yang sebenarnya. Proses penelitian kualitatif ini
juga dapat disajikan dalam bentuk persentase. Dan kemudian dijabarkan melalui
kata-kata.

3.2 Lokasi Penelitian


Penelitian yang berjudul Pemanfaatan Kaleng Bekas sebagai Antena Penguat
Sinyal Wi-fi di SMAN 1 PURI MOJOKERTO. Dan penelitian ini berlangsung
pada tanggal 08 februari 2011.

3.3 Cara Pengambilan Data


Adapun cara pengambilan data ini dilakukan melalui tahapan studi pustaka.
Adapun studi pustaka yang disajikan dalam penulisan karya tulis ilmiah ini,
berdasarkan sumber data dari literature buku, browsing internet yang berkaitan
langsung dengan karya tulis ilmiah.
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Kaleng Bekas dan Manfaatnya


Kaleng bekas merupakan salah satu limbah yang memiliki banyak manfaat.
Namun,tidak semua orang tahu tentang itu. Kebanyakan orang menganggap
kaleng bekas hanya sebagai limbah yang tak berguna. Anggapan orang seperti itu
salah, karena kaleng bekas dapat dimanfaatkan untuk membuat mainan anak-
anak,barang kerajinan dan hiasan,sebagai antenna penguat sinyal wi-fi,dan
sebagainya.
4.2 Sekilas Antena
Secara sederhana, antena adalah alat untuk mengirim dan menerima
gelombang elektromagnetik, bergantung kepada pemakaian dan penggunaan
frekuensinya, antena bisa berwujud berbagai bentuk, mulai dari seutas kabel,
dipole, ataupun yagi, dsb. Antena adalah alat pasif tanpa catu daya(power), yang
tidak bisa meningkatkan kekuatan sinyal radio, dia seperti reflektor pada lampu
senter, membantu mengkonsentrasi dan memfokuskan sinyal.
Kekuatan dalam mengkonsentrasi dan memfokuskan sinyal radio, satuan
ukurannya adalah dB. Jadi ketika dB bertambah, maka jangkauan jarak yang bisa
ditempuhpun bertambah. Jenis antena yang akan dipasang harus sesuai dengan
sistem yang akan kita bangun, juga disesuaikan dengan kebutuhan penyebaran
sinyalnya.

4.3 Popularitas Wi-fi


Wi-Fi merupakan teknologi yang memungkinkan sebuah komputer
saling bertukar data secara nirkabel/tanpa kabel dalam suatu jaringan, baik
intranet maupun berbagi akses internet. Wi-Fi dapat dioperasikan oleh internet
provider atau individu. Wi-Fi bekerja pada protokol 802.11b dan 802.11g dengan
transmisi standar 2,4 GHz, dengan kecepatan transfer data hingga 11 MB/detik.
Versi 802.11a merupakan versi lanjutan yang beroperasi pada frekuensi 5 GHz
dengan kecepatan transfer data hingga 54 MB/detik. Sedangkan 802.11g adalah
campuran dari versi sebelumnya yaitu versi a dan b yang beroperasi pada
frekuensi 2.4 GHz akan tetapi mempunyai kecepatan transfer data hingga
54MB/detik. Wi-Fi menggunakan teknik pengkode-an yang lebih efisien,
sehingga memberikan kontribusi lebih untuk transmisi kecepatan data tinggi. Pada
protokol 802.11a dan 802.11g menggunakan teknik orthogonal frequency–
division multiplexing (OFDM).Sedangkan untuk protokol 802.11b menggunakan
teknik Complementary Code Keying (CCK). Di Indonesia sendiri, penggunaan
Internet berbasis Wi-Fi tidak hanya di kota besar saja. Di Mojokerto, misalnya,
para maniak Internet memanfaatkan fasilitas wi-fi yang telah disediakan oleh
café,warnet,tempat karaoke di Mojokerto. Para pelajar pun memanfaatkan fasilitas
wi-fi yang disediakan oleh sekolah untuk mencari tugas,mencari informasi terbaru
atau hanya sekedar online Facebook.
Dewasa ini, bisnis telepon berbasis VoIP (Voice over Internet Protocol)
juga telah menggunakan teknologi Wi-Fi, dimana panggilan telepon diteruskan
melalui jaringan WLAN. Aplikasi tersebut dinamai VoWi-FI (Voice over Wi-Fi).
Berdasarkan paparan di atas, dapat disimpulkan bahwa bisnis dan
kuantitas pengguna teknologi Wi-Fi cenderung meningkat, dan secara ekonomis
hal itu berimplikasi positif bagi perekonomian nasional suatu negara, termasuk
Indonesia.
Meskipun demikian, pemerintah seyogyanya menyikapi fenomena tersebut
secara bijak dan hati-hati. Pasalnya, secara teknologis jalur frekuensi --baik 2,4
GHz maupun 5 GHz-- yang menjadi wadah operasional teknologi Wi-Fi tidak
bebas dari keterbatasan.
Pasalnya, pengguna dalam suatu area baru dapat memanfaatkan sistem
Internet nirkabel ini dengan optimal, bila semua perangkat yang dipakai pada area
itu menggunakan daya pancar yang seragam dan terbatas.
Apabila prasyarat tersebut tidak diindahkan, dapat dipastikan akan terjadi
harmful interference bukan hanya antar perangkat pengguna Internet, tetapi juga
dengan perangkat sistem telekomunikasi lainnya.
Bila interferensi tersebut berlanjut --karena penggunanya ingin
lebih unggul dari pengguna lainnya, maupun karenanya kurangnya pemahaman
terhadap keterbatasan teknologinya-- pada akhirnya akan membuat jalur frekuensi
2,4 GHz dan 5 GHz tidak dapat dimanfaatkan secara optimal.
Keterbatasan lain dari kedua jalur frekuensi nirkabel ini (khususnya 2,4
GHz) ialah karena juga digunakan untuk keperluan ISM (industrial, science and
medical).Konsekuensinya, penggunaan komunikasi radio atau perangkat
telekomunikasi lain yang bekerja pada pada pita frekuensi itu harus siap menerima
gangguan dari perangkat ISM, sebagaimana tertuang dalam S5.150 dari Radio
Regulation.
Dalam rekomendasi ITU-R SM.1056, diinformasikan juga karakteristik
perangkat ISM yang pada intinya bertujuan mencegah timbulnya interferensi, baik
antar perangkat ISM maupun dengan perangkat telekomunikasi lainnnya.
Rekomendasi yang sama menegaskan bahwa setiap anggota ITU bebas
menetapkan persyaratan administrasi dan aturan hukum yang terkait dengan
keharusan pembatasan daya.
Menyadari keterbatasan dan dampak yang mungkin timbul dari
penggunaan kedua jalur frekuensi nirkabel tersebut, berbagai negara lalu
menetapkan regulasi yang membatasi daya pancar perangkat yang digunakan.
4.4 Cara Pembuatan Antena Wi-fi
Banyak sekali produk makanan yang menggunakan kaleng sebagai
kemasanya. Namun selalu saja timbul masalah ketika makanan tersebut telah
habis namun kemasanya justru tidak dapat digunakan lagi dan dibuang begitu saja
atau ditimbun dalam tanah, padahal sampah nonorganik seperti kaleng kemasan
sangat sulit terurai dan dapat merusak stabilitas dan struktur tanah. Oleh karena itu
diperlukan penerapan prinsip recycle untuk menanggulangi masalah tersebut.
Salah satunya dengan memanfaatan kaleng kemasan bekas menjadi antenna
wireless LAN. Berikut ini merupakan langkah-langkah yang harus dipersiapkan
sebelum membuat antena kaleng.
1. Sebuah kaleng yang mempunyai panjang 13,3 cm dan diameter 10
cm (kaleng pelumas atau oli juga bisa digunakan).
2. PCMCIA Card (bila anda menggunakan laptop yang belum dilengkapi
perangkat Wi-Fi 802,11b atau 802,11g) yang mempunyai antena luar.
3. PCI W-Lan Card Wi-Fi 802,11b atau 802,11g (untuk anda yang
Menggunakan PC, card tersebut ditancapkan ke Slot PCI).
4. Konektor SMA (untuk konektor yg menghubungkan kabel dengan Card
PCMCIA atau PCI W-lan card, biasanya beberapa jenis PCMCIA masih
menggunakan model pigtail dengan konektor SMA, SMB, SMC atau MCX
5. Kabel coaxial RG-58 yang panjangnya sebaiknya tidak lebih dari
15 meter.
6. Konektor N Plug (TNC Plug Connector RG 58 CRMPG) yang
digunakan untuk menghubungkan ke kabel.
7. Konektor N (TNC Connector segel chasis).
8. Baut dan mur (untuk menempelkan konektor N ke Antena kaleng).
9. Lempengan pipa kuningan yang gulungannya berdiameter 2,5-4
mm, bias juga menggunakan kawat tembaga yang diambil dari kabel listrik.

Cara merakit antenna kaleng Wi-fi:


1. Potong kaleng Anda jika panjangnya masih melebihi 13,3 cm menggunakan
gergaji atau pisau (kalau tidak ada gergaji besi), dan buatkan lubang
menggunakan obeng atau pisau kalau tidak ada bor dengan jarak dari pinggir
(dasar kaleng) 4,4 cm.
2. Ambil Socket TNC segel chasis atau N Connector yang telah disatukan
dengan kawat tembaga (panjangnya 31,5 cm) dan kaleng yang telah dilubangi.
3. Masukan Socket TNC segel chasis atau N Connector yang telah disatukan
dengan kawat tembaga ke lubang kaleng yang telah disiapkan.
4. Kencangkan N Connector dengan kaleng menggunakan mur dan baut
menggunakan tang atau tangan (kalau tangannya kuat).
5. langkah berikut merupakan langkah memasang kabel ke Plug TNC RG 58
CRMPG. Kupas terlebih dahulu kabel yang akan dihubungkan ke konektor.
Perhatikan dengan baik, jangan sampai ada kabel berserabut ikut masuk
kedalam ketika memasukan kabel ke konektor.
6. Langkah ini merupakan langkah terakhir perakitan antena kaleng, yaitu
menggabungkan kabel dengan SMA Connector. Masukkan terlebih dahulu
gelang besi dari konektor SMA dengan kabel, kemudian satukan kabel dengan
konektor. Masukkan jarum ke tengah konektor yang nantinya akan dijadikan
sebagai penghubung ke WLAN Card. Usahakan pemasangan jarum ini rata
dengan pinggir konektor untuk memudahkan mecolokkan konektor ke WLAN
Card. Jangan memasukkan dengan paksa jarum ke konektor kalau memang
tidak bisa. Kurangi kabel supaya memudahkan pemasangan jarum. Jika sudah
terpasang dengan baik dan cukup kokoh jarumnya, coba pasang konektor
SMA dengan ujung konektor WLAN.
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan
Tak selamanya barang bekas atau limbah merugikan manusia. Dewasa ini
barang bekas sangat bermanfaat bagi manusia misalnya kaleng bekas. Kaleng
bekas merupakan salah satu limbah yang memiliki banyak manfaat. Namun, tidak
semua orang tahu tentang itu. Kebanyakan orang menganggap kaleng bekas hanya
sebagai limbah yang tak berguna. Anggapan orang seperti itu salah, karena kaleng
bekas dapat dimanfaatkan untuk membuat mainan anak-anak,barang kerajinan dan
hiasan,sebagai antena penguat sinyal wi-fi,dan sebagainya. Diantara manfaat
tersebut yang sangat bermanfaat bagi manusia yaitu pemanfaatan sebagai antena
penguat sinyal wi-fi. Seiring dengan kemajuan teknologi Sekarang ini banyak
orang menjelajahi internet menggunakan wi-fi. Wi-fi merupakan teknologi yang
memungkinkan sebuah komputer saling bertukar data secara nirkabel/tanpa kabel
dalam suatu jaringan, baik intranet maupun berbagi akses internet.
Wi-fi memiliki jangkauan sekitar 100 m. Jika berada lebih dari 100 m maka bisa
menggunakan bantuan alat yaitu antena untuk penguat sinyal dari kaleng bekas.
5.2 Saran
Melalui penulisan KTI ini diharapkan Guru dan Siswa dapat menerapkan
pemanfaatan kaleng bekas sebagai antenna penguat sinyal wi-fi.

You might also like