Professional Documents
Culture Documents
**** ****
Blog Entry ADAT PERNIKAHAN PALEMBANG YANG MULAI TERSISIH DI TENGAH
KEMAJUAN ZAMAN
</journal/item/157/ADAT_PERNIKAHAN_PALEMBANG_YANG_MULAI_TERSISIH_DI_TENGAH_KEMAJ
UAN_ZAMAN>****
Jun 12, '08 12:53 AM
for everyone
* <http://dodinp.multiply.com/photos/hi-res/upload/SFDKiQoKCEIAADzjCAM1>
<http://dodinp.multiply.com/photos/hi-res/upload/SFDLTAoKCEIAAEwDU2g1>
<http://dodinp.multiply.com/photos/hi-res/upload/SFDL@AoKCEIAAFihBnM1>ADAT
PERNIKAHAN PALEMBANG *
*YANG MULAI TERSISIH DI TENGAH KEMAJUAN ZAMAN.*
**
**
Adat perkawinan Palembang adalah suatu pranata yang dilaksanakan
berdasarkan budaya dan aturan Palembang. Melihat adat perkawinan
Palembang, jelas terlihat bahwa busana dan ritual adatnya mewariskan
keagungan serta kejayaan raja-raja dinasti Sriwijaya yang mengalaimi
keemasan berpengaruh di Semananjung Melayu berabad silam. Pada zaman
kesultanan Palembang berdiri sekitar abad 16 lama berselang setelah
runtuhnya dinasti Sriwijaya, dan pasca Kesultanan pada dasarnya
perkawinan ditentukan oleh keluarga besar dengan pertimbangan bobot,
bibit dan bebet. Pada masa sekarang ini perkawinan banyak ditentukan
oleh kedua pasang calon mempelai pengantin itu sendiri. Untuk memperkaya
pemahaman dan persiapan pernikahan, berikut ini uraian tata cara dan
pranata yang berkaitan dengan perkawinan Palembang. Di mana akan di
uraikan Sebelum pernikahan, saat pernikahan dan setelah pernikahan.
Sumber tulisan di ambil dari berapa artikel, wawancara dan pengalaman
pribadi :
Perempuan
Raden
Raden Ayu
Masagus
Masayu
Kemas
Nyimas
Kiagus
Nyayu
Tetapi pada saat sekarang madik sudah jarang di lakukan dan sudah jarang
terdengan tetapi mungkin di sebagian masyarakan asli Palembang masih di
lakukan dan madik ini juga di lakukan juga oleh dari keturunan Arab
mereka lakukan pada saat adanya acara Gambusan ataupun sambrahan/bedana.
Untuk masyarakat Palembang sendiri saat ini madik sepertinya tidak di
pakai lagi karena seiring perkembangan zaman tetapi yang masih seirng
terjadi adalah “Rasan Tuo” di mana dari dua keluarga pihak pria dan
wanita menjodohkan anak mereka masing-masing denagn tujuan untuk
mempererat tali keutuhan keluarga.
*_Menyengguk_**__*
Menyengguk atau sengguk berasal dari bahasa Jawa kuno yang artinya
memasang "pagar" agar gadis yang dituju tidak diganggu oleh sengguk
(sebangsa musang, sebagai kiasan tidak diganggu perjaka lain).
Menyengguk dilakukan apabila proses Madik berhasil dengan baik, untuk
menunjukkan keseriusan, keluarga besar pria mengirimkan utusan resmi
kepada keluarga si gadis.Utusan tersebut membawa tenong atau sangkek
terbuat dari anyaman bambu berbentuk bulat atau segi empat berbungkus
kain batik bersulam emas berisi makanan, dapat juga berupa telor,
terigu, mentega, dan sebagainya sesuai keadaan keluarga si gadis.
*_Ngebet_**__*
Bila proses sengguk telah mencapai sasaran, maka kembali keluarga dari
pihak pria berkunjung dengan membawa tenong sebanyak 3 buah,
masing-masing berisi terigu, gula pasir dan telur itik. Pertemuan ini
sebagai tanda bahwa kedua belah pihak keluarga telah "nemuke kato" serta
sepakat bahwa gadis telah 'diikat' oleh pihak pria. sebagai tanda
ikatan, utusan pria memberikan bingkisan pada pihak wanita berupa kain,
bahan busana, ataupun benda berharga berupa sebentuk cincin, kalung,
atau gelang tangan.
*__*
Untuk adat menyengguk dan ngebet sudah sangat jarang di lakukan pada
karenakan pergerseran dan kemajuan zaman, untuk negbet pada saat
sekarang sama seperti “tunangan”.
*__*
*_Berasan_**__*
Berasal dari bahasa Melayu artinya bermusyawarah, yaitu bermusyawarah
untuk menyatukan dua keluarga menjadi satu keluarga besar. Pertemuan
antara dua pihak keluarga ini dimaksudkan untuk menentukan apa yang
diminta oleh pihak si gadis dan apa yang akan diberikan oleh pihak pria.
Pada kesempatan itu, si gadis berkesempatan diperkenalkan kepada pihak
keluarga pria. Biasanya suasana berasan ini penuh dengan pantun dan basa
basi. Setelah jamuan makan, kedua belah pihak keluarga telah bersepakat
tentang segala persyaratan perkawinan baik tata cara adat maupun tata
cara agama Islam. Pada kesempatan itu pula ditetapkankapan hari
berlangsungnya acara "mutuske kato". Dalam tradisi adat Palembang
dikenal beberapa persyaratan dan tata cara pelaksanaan perkawinan yang
harus disepakati oleh kedua belah pihak keluarga, baik secara syariat
agama Islam, maupun menurut adat istiadat. Menurut syariat agama Islam,
kedua belah pihak sepakat tentang jumlah mahar atau mas kawin, Sementara
menurut adat istiadat, kedua pihak akan menyepakati adat apa yang akan
dilaksanakan, apakah /adat Berangkat Tigo Turun, /
/adat Berangkat duo Penyeneng, /
/adat Berangkat Adat Mudo, /
/adat Tebas, ataukah /
/adat Buntel Kadut (Pihak pria memberikan uang baik untuk gegawan, acara
sampai selesai) /,
dimana masing-masing memiliki perlengkapan dan persyaratan tersendiri.
Setelah mengetahui hal-hal yang paling kecil sekalipun, maka keluarga
calon mempelai laki-laki mengutus beberapa orang untuk melamar pada
pihak keluarga calon mempelai wanita. Utusan ini dipimpin oleh seorang
yang pandai berbicara, baik masalah adat maupun masalah-masalah yang
lainnya.
Rombongan utusan ini membawa sangkek-sangkek yang berisi bahan-bahan
mentah, seperti: Gula, gandum, telur, dan lain-lain. Jumlah
sangkek-sangkek ini selalu ganjil, yaitu: tiga, lima, tujuh, dan
seterusnya. Jumlah sangkek-sangkek ini juga menunjukkan tingkat
kemampuan sosial ekonomi dari keluarga pihak mempelai laki-laki.
*_Mutuske Kato_**__*
Acara ini bertujuan kedua pihak keluarga membuat keputusan dalam hal
yang berkaitan dengan:"hari ngantarke belanjo" hari pernikahan, saat
/Munggah, Nyemputi dan Nganter Penganten, Ngalie Turon (Munggah 2 kali
di tempat laki-laki & perempuan), Becacap atau Mandi Simburan dan
Beratib/. Untuk menentukan hari pernikahandan acara Munggah, lazim
dipilih bulan-bulan Islam yang dipercaya memberi barokah bagi kedua
mempelai kelak yakni bulan Robiul Awal, Robiul Akhir, Jumadilawal,
Jumadilakhir. Bulan-bulan tersebut konon dipercayah bahwa bulan purnama
sedang cantik-cantiknya menyinari bumi sehingga cahayanya akan menjadi
penerang kehidupan bagi kedua mempelai secerah purnama. Saat 'mutuske
kato' rombongan keluarga pria mendatangi kediaman pihak wanita dimana
pada saat itu pihak pria membawa 7 tenong (Sangkek susun 3) yang antara
lain berisi gula pasir, terigu, telur itik, pisang dan buah-buahan.
Selain membuat keputusan tersebut, pihak pria juga memberikan
(menyerahkan) persyaratan adat yang telah disepakati saat acara berasan.
sebagai contohnya, bila sepakat persyaratan adat Duo Penyeneng, maka
pihak pria pada saat mutoske kato menyerahkan pada pihak gadis dua
lembar kemben tretes mider, dua lembar baju kurung angkinan dan dua
lembar sewet songket cukitan. Berakhirnya acara mutuske kato ditutup
dengan doa keselamatan dan permohonan pada Allah SWT agar pelaksanaan
perkawinan berjalan lancar. Disusul acara sujud calon pengantin wanita
pada calon mertua, dimana calon mertua memberikan emas pada calon
mempelai wanita sebagai tanda kasihnya. Menjelang pulang 7 tenong pihak
pria ditukar oleh pihak wanita dengan isian jajanan khas Palembang untuk
dibawa pulang.
*__*
*__*
*_Nganterke Belanjo_**__*
Prosesi nganterke belanjo biasanya dilakukan sebulan atau setengah bulan
bahkan beberapa hari sebelum acara Munggah. Prosesi ini lebih banyak
dilakuakn oleh kaum wanita, sedangkan kaum pria hanya mengiringi saja.
Uang belanja (duit belanjo) dimasukan dalam ponjen warna kuning dengan
atribut pengiringnya berbentuk /manggis/. Hantaran dari pihak calon
mempelai pria ini juga dilengkapi dengan nampan-nampan (disebut juga
“Dulang” yaitu tempat nasi pada saat sedekahaan yang terbuat dari kayu)
paling sedikit 12 buah berisi aneka keperluan pesta, antara lain berupa
terigu, gula, buah-buahan kaleng, hingga kue-kue dan jajanan. Lebih
dari itu diantar pula'enjukan' atau permintaan yang telah ditetapkan
saat mutuske kato, yakni berupa salah satu syarat adat pelaksanaan
perkawinan sesuai kesepakatan. Bentuk “gegawaan” yang juga disebut
masyarakat Palembang 'adat ngelamar' dari pihak pria (sesuai dengan
kesepakatan) kepada pihak wanita berupa sebuah ponjen warna kuning
berisi duit belanjo yang dilentakan dalam nampan, sebuah ponjen warna
kuning berukuran lebih kecil berisi uang pengiring duit belanjo, 14
ponjen warna kuning kecil diisi koin-koin logam sebagai pengiring duit
belanjo, selembar selendang songket, baju kurung songket, sebuah ponjen
warna kuning berisi uang'timbang pengantin' 12 nampan berisi aneka macam
barang keperluan pesta, serta kembang setandan yang ditutup kain sulam
berenda*.*
**
Total gegawan yang di bawa pada saat naganterke belanjo adalah sebanyak
24 nampan/dulang terdiri dari 12 nampan berisi kebutuhan makan dan 12
nampan untuk kebutuhan dan perlengkapan pengantin, dan dulu biasanya
yang melakukan nganterke belanjo bisanya untusan dari keluarga mempelai
laki-laki dan orang tua dari calon mempelai laki-laki itu sendiri tidak
mengikuti acara tersebut ini bertujan mempercayakan sesuatu yang di bawa
atau di antar ke calon mempelai perempuan akan sampai (pemupukan rasa
percaya).
Salah satu adat yang ada dan sempat di lihat adalah pada saat penerimaan
pihak calon mempelai perempuan mempersiapkan tadok “berunang” (bakul
besar seperti bakul cina) untuk tempat penerimaan dimana barang-barang
yang di terima di masukan seluruhnya kesana dan setelah selesai langsung
di ikat dan di bawa masuk.
Untuk tempat uang sekarang sudah jarang dilihat yang menggunakan ponjen
tetapi digantikan dengan manggis (Manggis di buat dari kertas manggis di
bentuk kotak persegi tetapi memiliki sudut yang berbeda di keempat
sisinya) sekarang biasanya manggis besar disi untuk uang belanja dan di
iringi dengan manggis kecil yang berisi uang logam yang jumlahnya
terkadang 12 s/d 14 buah.
*__*
*__*
*_Persiapan Menjelang Akad Nikah_**__*
Ada beberapa ritual yang biasanya dilakukan terhadap calon pengantin
wanita yang biasanya dipercaya berkhasiat untuk kesehatan kecantikan,
yaitu betangas. Betangas adalah mandi uap, kemudian Bebedak setelah
betangas, dan bepacar.
Dulunya kegiatan ini di lakukan seseorang yang bertindak sebagi pelayang
pengantin yang bertindak sebagai “Temu Jero” di mana seluruh kegiatan di
atas di lakukan oleh beliau selama beberapa hari tersebut sampai dengan
acara terakhir yaitu ratiban.
*__*
*_Betangas._*
Merupakan mandi uap dengan ramuan rempah-rempah dimana kita duduk diatas
kursi atau tempat yang telah di sediakan dan di bawah tempat duduk
tersebut di berikan uap dari rebusan rempah-rempah, para calon pengantin
menggunakan kain untuk menutupi seluruh badan kecuali muka, bahkan
sebagian calon pengantin menutup secara keseluruhan.
Betangas ini bertujuan untuk mengeluarkan keringat dan membersihkan
pori-pori biar pada saat hari H diharapkan tidak banyak mengeluarkan
keringat dan bau.
*__*
*_Bebedak _*
Bebedak istilah untuk mendandai calon penganten secantik mungkin dari
tatanan rambut, muka badan kaki tangan dan keseluruhannya.
*__*
*_Bepacar_*
Berpacar (berinai) yang diberikan pada seluruh kuku kaki dan tangan dan
juga telapak tangan dan kaki yang disebut pelipit. Pacar ini juga
menandakan bahwa mereka akan memasuki kehidupan baru sebagai pasangan
rumah tangga.
Ada satu lagi kegiatan yang di fungsikan untuk mengetahui dan menelusuri
silsiah dan ini biasanya dilakukan beberapa hari sebelum akad nikah
yaitu ziarah.
*2. **_PERNIKAHAN_*
*__*
*__**__*
*_
<http://karimsh.multiply.com/photos/hi-res/upload/RuYUoQoKCncAAHyNP7k1>Upacara
Akad Nikah_*
Menyatukan sepasang kekasi menjadi suami istri untuk memasuki kehidupan
berumahtangga. Upacara ini dilakukan dirumah calon pengantin pria,
seandainya dilakukan dirumah calon pengantin wanita, maka dikatakan
'kawin numpang'. Akan tetapi sesuai dengan perkembangan masa, kini
upacara akad nikah berlangsung dikediaman mempelai wanita. Sesuai
tradisi bila akad nikah sebelum acara Muggah, maka utusan pihak wanita
terlebih dahulu ngantarke keris ke kediaman pihak pria.
Pada zaman dahulu juga pada saat akad nikah ada timbangan dan kitab suci
dimana Al Quran yang berarti rumah tangga untuk menjalankan syariat
agama dan berlaku adil, dan karena berucap di depan Al Quran dan
timbangan pada zaman dahulu jarang sekali terjadi perceraian karena
takut kualat karena telah berucap.
Bila akad nikah ini dilakukan jauh hari sebelum acara munggah dan akad
nikah tersebut di lakukan di tempat pengantin perempuan maka pengantin
pria akan pulang ke rumahnya, dan kembali saat pagi seelum acara munggah.
*_Ngocek Bawang_**__*
Ngocek Bawang diistilahkan untuk melakukan persiapan awal dalam
menghadapi hari munggah. Pemasangan tapup, persiapan bumbu-bumbu masak
dan lain sebagainya disiapkan pada hari ini. Ngocek bawang kecik ini
dilakukan dua hari sebelum acara munggah.
Selanjutnya pada esok harinya sehari sebelum munggah, dilakukan acara
ngocek bawang besak. Seluruh persiapan berat dan perapian segala
persiapan yang belum selesai dikerjakan pada waktu ini. Daging, ayam dan
lain sebagainya disiapkan saat munggah, mengundang (ngulemi) ke rumah
besannya, dan si pihak yang di ulemi pada masa ngocek bawang wajib
datang, biasannya pada masa ini diutus dua oarang yaitu wanita dan pria.
*_Munggah_*
Prosesi ini merupakan puncak rangkaian acara perkawinan adat Palembang.
Selain melibatkan banyak pihak keluarga kedua mempelai, juga dihadiri
para tamu undangan. Munggah bermakna agar kedua pengantin menjalani
hidup berumah tangga selalu seimbang atau timbang rasa, serasi dan
damai. Pelaksanaan Munggah dilakukan dirumah kediaman keluarga pengantin
wanita. Sebelum prosesi Munggah dimulai terlebih dahulu dibentuk formasi
dari rombongan pria yang akan menuju kerumah kediaman keluarga pengantin
wanita. Sebelum prosesi Munggah dimulai terlebih dahulu dibentuk formasi
yang akan berangkat menuju rumah pengatin wanita. Formasi itu adalah :
*_Kumpulan (grup) Rudat _**__*
Pada saat pengantin lelaki di antar kembali ke tempat pengantin prempuan
sebelum acara munggah dan diarak pakai rebana. Mempelai laki-laki
diantar oleh keluarganya dengan membawa barang-barang, dari bahan
makanan sampai pakaian, yang diletakkan di dalam nampan atau hidangan,
namanya “gawaan”.
Mempelai laki-laki didampingi seorang pendamping, yang membawa bunga
langsir. Ini melambangkan penyerahkan dari pihak laki-laki untuk
diterimakannya menjadi keluarga pada pihak wanita. Arak-arakan ini
dinamakan “munggah”.
*__*
*__*
*_Kuntau (Pencak Silat) <http://silatpalembang.multiply.com/> &
Pembawa Bunga Langsih_**__*
Pada saat kedatangan ini biasanya di awali dengan berbalas pantun dan
atraksi buka palang pintu dari pencak silat, dan Pengatin Pria yang
diapit oleh kedua orang tua, dua orang pembawa tombak, seorang pembawa
payung pengantin, didampingi juru bicara, pembawa bunga langsih dan
pembawa ponjen adat serta pembawa hiasan adat dan gegawan ,yang
terpenting dari kedatangan ini adalah bunga langsih (bunga yang di
maksud terserah jenis bungnya apa yang penting enak di pandang dan
sekarang banyak juga yang mengganti bunga langsih ini dengan bunga
plastic) yang harus di bawa karena kalau tidak ada pengantin tidak akan
dapat masuk kerumah pengantin perempuan.
Pada saat sampai ini maka pengantin perempuan akan memberikan kain
tajung dan kemeja kepada pengantin pria “Pemapak” dan dibuatkan
“jerambah” (kain panjang biasa atau dari selendang songket yang di
bentangkan dari pintu masuk sampai ke pintu kamar pengantin).
<http://karimsh.multiply.com/photos/hi-res/upload/RuTOKwoKCncAAFRPcrU1>**
*_Aesan Pak Sangkong_**__*
Salah satu gaya busana pengantin adat Palembang adalah Aesan Pak
Sangkong. Busana macam ini juga digunakan sebagai Busana Pengantin adat
diwilayah Ogan Komering Ilir (OKI) dan Ogan Ilir, Sumatera Selatan (ini
kampung emak dan ayah saya). Pengantin wanita mengunakan baju kurung
warna merah tabur bunga bintang keemasan, kain songket lepus, teratai
penutup dada serta hiasan kepala berupa mahkota Pak Sangkong, Kembang
goyang , kelapo standan, kembang kenago dan perhiasan mewah keemasan.
Pengantin pria berjubah motif tabor bunga emas, seluar (celana)
pengantin, songket lepus, selempang songket serta songkok emas menhiasi
kepala.
Keindahan detil busana serta kilau perhiasan keemasan merupakan
keistimewaan busana pengantin palembang Aesan Pak Sangkong. Warna merah
ningrat pada baju kurung dan songket bersulam emas sungguh memikat,
sebagai tanda keagungan warisan karya budaya semasa kejayaan bumi Sriwijaya.
*_Aesan Gede_**__*
Salah satu busana pengantin adat Palembang adalah gaya Aesan Gede.
Sebagaimana namanya busana ini merupakan busana kebesaran raja Sriwijaya
yang kemudian diterjemahkan sebagai busana pengantin Palembang. Warna
merah jambu (pink) dipadu dengan keemasan mencerminkan keagungan
bangsawan. Gemerlap perhiasan dan mahkota dipadukan baju dodot dan kain
songket mempertegas keagungannya.
Keindahan gaya busana aesan gede memang tak terbantahkan. Mencitrakan
keanggunan sosok bangsawan. Gemerlap perhiasan warnah merah keemasan
tentunya menjadi pusat perhatian. Mahkota Aesan Gede, bungo cempako,
kembang goyang, kelapo standan, merefeksikan kejayaan dan keragaman
budaya semasa kejayaan Sriwijaya. Baju dodot dipadu kain songket lepus
bermotif napan perak menjadi salah satu keunikannya.
Dengan salah satu pakaian pengantin tersebut maka kedua pengantin
tersebut tempat acara untuk di lakukannya cacap-cacapan dan suap-suapan.
*_Suap-suapan
<http://dodinp.multiply.com/photos/hi-res/upload/SFDKiQoKCEIAADzjCAM1>
<http://dodinp.multiply.com/photos/hi-res/upload/SFDLTAoKCEIAAEwDU2g1>
<http://dodinp.multiply.com/photos/hi-res/upload/SFDL@AoKCEIAAFihBnM1>_*
Kedua acara ini pada di bawakan oleh perempuan baik dari pembawa acara,
pelantun pantun, pembaca doa, begitu juga dengan yang melakukan suapan
dengan pengantin, pada saat di tempat acara pengantin perempuan duduk di
belakang pengantin pria dan di lakukan suapan dari nasi kunyit panggang
ayam (mirip seperti tumpeng).
*_Cacapan-cacapan _*
Untuk cacap-capan ritual yang di lakukan sama seperti suap-suapan tetapi
untuk cacap-cacapan ini berupa air bunga yang di usapkan di dahi dan
ubun-ubun (seputaran kepala), untuk sekarang biasanya kedua acara di
atas sudah di campur antara perempuan dan laki-laki jadi ada juga yang
melakukan cacap-cacapan adalah laki-laki ayah dari pengantin perempuan
dan pengantin laki-laki.
Setelah acara ini biasanya di lakukan acara perjamuan dengan susunan
makanan panjang di mana di tengahnya ada kelmplang “Tunjung”, srikaya,
bolu kojo, bluder dan berbagai makanan lainnya (untuk di ingat biasanya
kelmplang tunjung hanya di jadikan sebagai symbol tidak boleh di makan).
Tetapi sekarang ini karena perubahan zaman
<http://karimsh.multiply.com/photos/hi-res/upload/RuTIgwoKCncAAEyERtg1>
<http://karimsh.multiply.com/photos/hi-res/upload/RuTKYAoKCncAAHaWb181> biasanya
setelah kedua acara di atas langsung ke tempat acara resmi seperti ke
tenda atau gedung tempat di langsungkannya resepsi pernikahan.
*3. **_SETELAH PERNIKAHAN_**__*
*__*
*__*
*_Nganter Bangkeng_*
Kedua mempelai dijemput oleh pihak keluarga mempelai wanita untuk dibawa
ke rumah mempelai wanita. Maksud penjemputan ini adalah untuk mengadakan
acara perayaan yang kedua kalinya, karena perayaan yang pertama sudah
diadakan di rumah mempelai laki-laki. Acara perayaan ini tidak jauh
berbeda dengan yang diadakan di rumah mempelai laki-laki yang lalu.
*_Mandi Simburan:_*
Setelah acara perayaan di rumah mempelai wanita ini selesai, pada sore
harinya ada lagi acara pengantin mandi dan diikuti oleh semua keluarga.
Acara ini dinamakan “mandi simburan”.
Pada acara ini di siapkan tempat (baskom) yang berisi air dan bunga dan
juga rangkaian dari janur untuk prosesi mandi simburan ini, selain kedua
mempelai kemeriahaan acara ini di ikuti oleh seluruh keluarga dan
masyarakat di lingkungan tempat acara berlangsung umumnya kalau acara
mandi simburan ini sudah berlangsung seluruhnya bisa basah.
Setelah mandi simburan ini maka secara resmi pengantin dapat berkumpul
untuk melakukan hubungan badan, dan keesokan harinya sebelum di
lakukannya “ratiban” maka pengantin laki-laki pulang ke rumah nya untuk
memberi tahukan kepada orang tuanya bahwa mereka sudah berkumpul sebagai
tanda pengantin laki-laki memberikan emas atau pakaian sebagai tanda
atau “UPA” bahwa mereka sudah berkumpul.
Salah satu fungsi utama /temu/tunggu jero/ yang berfungsi di sini adalah
bahwa kalau di antara pengantin ada yang merasa kecewa misalnya ketahuan
bahwa perempuan tersebut tidak “perwan lagi” atau pengantil laki-laki
ternyata sudah memiliki istri sebelumnya maka orang yang pertama di
kasih tau adalah “/temu/tunggu jero/”, oleh karena itulah pada zaman
dahulu masyarakat Palembang sangat sedikit sekali yang melakukan
perceraian dan juga dapat berfunsi sebagai penanggal atau penjaga
keselamatan berlangsungnya seluruh acara perkawinan yang kemungkinan
akan ada gangguan dari orang yang tak senang.
*_Beratip_*
Akhir acara pihak keluarga mempelai wanita mengadakan acara, “beratip”.
Acara ini sebagai penutup dari semua acara yang telah diadakan oleh
pihak keluarga kedua mempelai. Acara ini juga untuk menyatakan rasa
syukur kepada Allah SWT yang telah memberikan taufik, hidayah, dan
rahmat-Nya kepada keluarga yang telah mengadakan semua acara dengan
sukses dan selamat. Umumnya acara ini sekarang di lakukan pada Kamis
malam atau malam Jumat walaupun pada dulunya sering di lakukan pada
sabtu malam atau malam Minggu.
Ratib ini bukan hanya untuk penutup acara pengantin tetapi juga untuk
acara-acara selamatan rumah baru, kenaikan pangkat, baru sembuh dari
sakit dan beberapa acara lainnya oleh sebab itu ada juga yang di kenal
dengan ratib saman.
Dalam upacara perkawinan adat Palembang, peran kaum wanita sangat
dominan, karena hampirseluruh kegiatan acara demi acara diatur dan
dilaksanakan oleh mereka. Pihak lelaki hanya menyiapkan "ponjen uang".
Acara yang dilaksanakan oleh pihak lelaki hanya cara perkawinan dan
acara beratib yaitu acara syukuran disaat seluruh upacara perkawinan
sudah diselesaikan.
Sumber dan di sarikan dari :
Mahligai “Inspirasi Pernikahan Adat Palembang”, Edisi
ke-5 2007
( *_http://karimsh.multiply.com/_* )
“Kms Sofyan, SPd. Pendidik dan Pemerhati Kebudayaan Sumsel”
“Nyayu Rosidah – Masyarakat Palembang”
“Pengalaman Pribadi”
****
dodinp <http://dodinp.multiply.com>
dodinp <http://dodinp.multiply.com>
* View Contacts (361) </contacts>
* View Groups (16) </groups>
* Photos of Dodi </photos/of/me>
* Personal Message <http://multiply.com/compose/pm?individual=dodinp>
* RSS Feed <http://dodinp.multiply.com/feed.rss> [?] </feed>
* Report Abuse <http://multiply.com/info/inquiry?report_user=dodinp>
****
© 2010 Multiply <http://multiply.com/> · English
<http://multiply.com/languages> · About <http://multiply.com/info/about>
· Blog <http://multiply.multiply.com/> · Terms
<http://multiply.com/info/tos> · Privacy
<http://multiply.com/info/privacy> · Corporate
<http://multiply.com/info/corp> · Advertise
<http://multiply.com/advertise> · Translate
<http://multiply.com/translate> · API <http://multiply.com/docs/api> ·
Contact <http://multiply.com/info/contact> · Help
<http://multiply.com/info/helpcenter>
** ** ** **