You are on page 1of 5

1

HIKARI E
Dinukil dari Buku Quantum Qalbu karangan Imam Asy-Sya’rani (Syekh Abdul Qodir
Al-Jailani). 2008. Penerbit DIVA Press. Yogyakarta

S
etidaknya ada sepuluh sifat yang harus dimiliki oleh orang-orang yang
berada dalam perjuangan menuju jalan keruhanian, yang sedang
mengoreksi diri sendiri, yang berusaha mencapai tujuan keruhanian dan
menginginkan hidup kekal berada dalam keadaan keruhanian. Apabila Allah telah
mengizinkan mereka untuk tetap berada dalam keadaan itu dan berdiri teguh di
dalamnya, maka mereka akan mendapatkan kedudukan yang tinggi.
Sifat pertama, hendaklah seorang hamba tidak bersumpah dengan
menggunakan nama Allah, baik didalam perkara yang benar maupun didalam
perkara yang salah, dan baik secara disengaja maupun tidak. Jika ia telah menyadari
hal itu, yakni ia tidak bersumpah dengan menggunakan nama Allah, baik secara disengaja
maupun tidak, maka Allah SWT akan membukakan pintu cahaya-Nya baginya. Ia akan
menyadari faedahnya didalam hatinya, pangkatnya di sisi Allah akan ditinggikan,
kekuatan dan kesabarannya akan bertambah, sanak saudaranya akan memujinya, dan
tetangga-tetangganya akan memuliakan. Kemudian, orang yang kenal kepadanya akan
menghormati dan orang yang melihatnya akan merasa gentar memandangnya.
Sifat kedua, hendaknya tidak berbuat bohong, baik bohong dengan
sebenarnya maupun hanya berpura-pura. Jika ia telah dapat membuang perbuatan
yang tidak diinginkan itu dan telah dapat menjadi satu dengan dirinya, maka Allah SWT
akan membukakan hatinya dan membersihkan ilmunya, sehingga seakan-akan ia tidak
pernah berbohong, maka hatinya akan merasa benci dan malu. Jika ia berdoa kepada
Allah SWT supaya Dia menghilangkan perbuatan bohong itu dari dirinya, maka Allah
SWT pun akan memperkenankan doa-nya.
Sifat ketiga, apabila berjanji hendaklah tidak mengingkari janjinya atau
tidak berjanji. Dengan tidak mengingkari atau tidak berjanji, ia akan mendapatkan
sumber kekuatan dirinya, dan inilah tindakan yang seimbang untuk diikuti. Sebab,
pengingkaran janji termasuk kedalam perbuatan bohong. Pintu kemuliaannya akan
2

dibukakan, derajat akhlak yang tinggi akan diberikan kepadanya, orang-orang baik akan
cinta kepadanya dan pangkatnya di sisi Allah akan ditinggikan.
Sifat keempat, hendaklah tidak mengutuk orang lain atau menyakitinya,
walaupun ia sendiri telah disakiti. Sifat ini termasuk salah satu sifat yang baik dan
termasuk kebajikan. Ini adalah suatu sifat yang benar. Jika seorang hamba bertindak
berlandaskan pada sifat itu, maka ia akan berakhir dengan kehidupan yang baik di bawah
lindungan Ilahi. Allah SWT akan menyediakan pangkat keruhanian yang tinggi
untuknya; ia akan dipelihara dari kejatuhan ke lembah kebinasaan dan dari kejahatan
manusia, dan Allah SWTakan mengaruniakan rahmat dan kedekatan kepada-Nya.
Sifat kelima, hendaknya tidak berdoa agar orang lain mendapatkan bahaya,
walaupun orang itu memperlakukan dirinya dengan cara yang tidak baik. Janganlah
membalas kejahatan, baik dengan lisan maupun dengan perbuatan. Bersabar dan
serahkanlah semuanya kepada Allah SWT. Janganlah menuntut pembelaan, baik dengan
perbuatan maupun dengan lisan. Orang yang dapat melakukan semua itu akan diberi
kedudukan yang tinggi di sisi Allah SWT. Jika seseorang yang terlatih dengan cara
seperti itu dan tetap menjalankan sifat itu, maka ia akan mendapatkan kemuliaan di dunia
dan akhirat. Ia akan dicintai oleh orang-orang yang benar, baik yang dekat maupun yang
jauh. Permohonannya akan diterima dan ia akan mendapatkan kemuliaan di hati orang-
orang yang beriman.
Sifat keenam, janganlah seorang hamba itu mengatakan bahwa orang yang
mengikuti agama Allah, yaitu orang yang beragama Islam, adalah orang musyrik,
munafik atau kafir. Jika kamu tidak mengkafirkan, memunafikkan atau memusyrikkan
seseorang, maka itu menunjukkan bahwa kamu telah mengikuti sunnah Nabi Besar
Muhammad SAW, menjauhkan dirimu dari berbuat kejahatan dalam perkara-perkara
yang hanya diketahui oleh Allah SWT, menjauhkan diri dari siksaan-Nya dan Allah SWT
akan mendekatkanmu kepada rahmat dan keridhaan-Nya. Oleh karena itu, perbuatan ini
merupakan pintu yang mulia untuk menuju Allah SWT yang telah mengaruniakan sifat
ini kepada hamba-hamba Nya yang beriman sebagai balasan atas kasih sayangnya kepada
semua orang.
Sifat ketujuh, hendaklah seorang hamba itu menghindarkan dirinya dari
perkara dosa, baik secara lahir maupun secara batin, dan menjauhkan anggota
3

badan-nya dari perbuatan dosa. Dengan demikian, hati dan seluruh anggota tubuhnya
akan mendapatkan karunia Allah SWT didalam kehidupan dunia ini dan di akhirat kelak.
Semoga Allah SWT memberikan sifat ini kepada kita dan membuang segala hawa nafsu
keduniaan dari hati kita.
Sifat kedelapan, hendaklah seorang hamba tidak membebani orang lain,
beban berat maupun beban ringan. Sebaliknya, hendaklah ia membuang beban yang
ditanggung oleh seorang hamba, baik diminta maupun tidak. Sifat ini adalah suatu
kemuliaan yang diberikan Allah SWT kepada seorang hamba, baik diminta maupun
tidak. Sifat ini adalah suatu kemuliaan yang diberikan Allah SWT kepada seorang hamba.
Sifat ini juga memberikan kekuatan kepada hamba untuk menasihati oranmg lain supaya
melakukan perbuatan baik dan meninggalkan perbuatan jahat. Ini adalah suatu kemuliaan
bagi seorang hamba Allah. Hamba yang berada dalam tingkatan ini akan dijadikan oleh
Allah SWT seorang hamba yang tidak memerlukan apa-apa lagi. Hamba ini hanya akan
berpegang teguh dan menyerahkan diri kepada Allah SWT. Dia tidak akan menaikkan
derajat seorang hamba di sisi-Nya, jika hamba tersebut masih terikat erat dengan
keinginan hawa nafsunya. Menurut pandangan orang yang berada dalam tingkatan ini,
semua makhluk mempunyai derajat yang sama dan hak yang sama pula. Inilah pintu
kemuliaan bagi orang mukmin dan orang-orang yang shalih. Inilah pintu yang sangat
dekat kepada keikhlasan.
Sifat kesembilan, hendaknya seorang hamba tidak mengharapkan
pertolongan kepada makhluk; hendaknya hatinya tidak menginginkan kemuliaan.
Hamba ini tidak memerlukan apa-apa lagi. Inillah kebaikan yang besar, keyakinan yang
teguh dan ketergantungan yang erat kepada Allah SWT. Inilah salah satu diantara pintu-
pintu tawakkal kepada Allah SWT yang mengantarkan seseorang takut kepada-Nya. Ini
menunjukkan kesempurnaan amal agamanya. Ini adalah tanda yang menunjukkan
hubungannya yang langsung dengan Allah SWT.
Sifat kesepuluh, hendaknya seorang hamba merendahkan diri, yaitu tidak
merasa bangga dan membesarkan diri. Dengan sifat ini, kedudukan seseorang akan
ditinggikan dan dimuliakan oleh Allah SWT. Ia akan disempurnakan di sisi manusia dan
terutama di sisi Allah SWT. Ia diberi kekuasaan untuk mendapatkan keinginannya dalam
urusan dunia dan akhirat. Sifat ini merupakan akar dan ranting bagi batang kesempurnaan
4

ketaatan kepada Allah SWT. Sifat ini juga merupakan penolong yang menaikkan derajat
seorang hamba ke posisi orang-orang shalih yang telah ridha dengan Allah SWT didalam
kesusahan dan kesenangan. Inilah kesempurnaan wara’.
Dalam keadaan merendahkan diri itu, seorang hamba hanya melihat kelebihan
orang lain, dan ia berkata, “Barangkali menurutpandangan Allah, orang itu lebih baik dan
kedudukannya lebih tinggi daripada diriku”. Jika orang itu adalah orang kecil, maka
hamba itu berkata, “Orang ini tidak bersalah kepada Allah, sedangkan aku bersalah
kepada-Nya. Oleh karena itu, sudah tentu ia lebih baik daripada diriku”. Jika hamba itu
melihat seorang yang alim, maka ia berkata, “Orang ini telah diberi apa yang tidak
diberikan kepadaku, ia telah mendapatkan apa yang tidak aku dapatkan, ia mengetahui
apa yang tidak aku ketahui, dan ia bertindak menurut ilmu pengetahuan”. Jika orang itu
orang jahil, maka hamba itu berkata, “Orang ini ingkar kepada Allah karena ia jahil,
sedangkan aku ingkar kepada-Nya, padahal aku berilmu. Aku tidak mengetahui
bagaimana akhirnya dan bagaimana akhirnya orang itu”. Jika ia melihat orang kafir,
maka ia berkata, “Aku tidak tahu, mungkin ia akan menjadi seorang muslim dan pada
akhir hayatnya ia berada dalam kebaikan, sedangkan aku mungkin menjadi orang kafir
dan berakhir didalam kejahatan”.
Itulah pintu kasih sayang, pintu takut kepada Allah. Itulah pintu yang harus ada
serta kekal pada diri hamba-hamba Allah. Apabila hamba Allah telah menjadi orang
seperti digambarkan di atas, maka Allah SWT akan memeliharanya dari mara bahaya,
derajatnya akan dinaikkan sebagai orang yang berdampingan dengan Allah SWT, dan ia
akan menjadi orang pilihan-Nya. Ia akan menjadi teman Allah dan musuh iblis. Di situlah
terdapat pintu rahmat. Di situlah kebanggaan dan kesombongan diri akan hancur lebur.
Rasa ketinggian diri dalam hal keagamaan, keduniaan dan keruhanian akan hilang
musnah. Itulah inti sari penghambaan dan penyembahan kepada Allah SWT. Tidak ada
yang lebih baik daripada perbuatan itu. Dengan tercapainya tingkat itu, maka lidahnya
akan berhenti membicarakan hal-hal keduniaan dan hal yang sia-sia. Rasa sombong,
dengki dan melampui batas akan hilang dari hatinya didalam semua keadaan. Perkataan
dan tujuannya sesuai dengan apa yang terdapat dalam hatinya. Pendek kata, lahirnya
harus sesuai dengan batinnya. Didalam hal nasihat-menasihati, semua manusia adalah
sama. Di dalam memberikan nasihat, ia tidak pernah membuat perumpamaan tentang
5

kejahatan diri seseorang, tentang tindakan baik dengan dirinya sendir, atau membicarakan
kejahatan orang lain. Ia tidak suka mendengar kejahatanorang lain dijadikan
perumpamaan, karena hal itu akan membahayakan hamba-hamba Allah, menyusahkan
mereka, dan membawa kerusakan kepada sifatnya, kecuali mereka ditolong oleh Allah
dengan rahmat-Nya untuk memelihara lidah dan hatinya agar selamat.

You might also like