Professional Documents
Culture Documents
PENDAHULUAN
Bismillahirrahmaanirrahiim.
Saudaraku,
Semoga Allah senantiasa memberikan kita hidayah-Nya untuk selalu mengingat, mencamkan
didalam fikiran kita tentang peristiwa yang penting dibawah ini :
“Maka bersujudlah para malaikat itu (kepada Adam a.s) semuanya bersama-sama,
kecuali Iblis. Ia enggan ikut bersama-sama para (malaikat) yang sujud itu. Dia (Allah)
Berfirman, “Wahai Iblis! Apa sebabnya kamu (tidak ikut) sujud bersama mereka?”. Ia (Iblis)
berkata, “Aku sekali-kali tidak akan sujud kepada manusia yang Engkau telah
Menciptakannya dari tanah liat kering dari lumpur hitam yang diberi bentuk”. Dia (Allah)
Berfirman, “(Kalau begitu) keluarlah dari surga, karena sesungguhnya kutukan itu tetap
menimpamu sampai hari Kiamat”. Ia (Iblis) berkata, “Ya Tuhan-ku (kalau begitu) maka
berilah penangguhan kepadaku sampai hari (manusia) dibangkitkan”. Allah Berfirman,
“(Baiklah) maka sesungguhnya kamu termasuk yang diberi penangguhan, sampai hari yang
telah ditentukan (Kiamat)”. Ia (Iblis) berkata, “Tuhan-ku, oleh karena Engkau telah
Memutuskan bahwa aku sesat, aku pasti akan jadikan (kejahatan) terasa indah bagi
mereka di bumi, dan aku menyesatkan mereka semuanya, kecuali hamba-hamba-Mu
yang terpilih diantara mereka”. Dia (Allah) Berfirman, “Ini adalah jalan yang lurus
(menuju) kepada-Ku”. Sesungguhnya kamu (Iblis) tidak kuasa atas hamba-hamba-Ku, kecuali
mereka yang mengikutimu, yaitu orang yang sesat”. (QS. Al-Hijr : 30-42)
Sesungguhnya Iblis dan setan tidak akan pernah berhenti memusuhi manusia. Karena
Iblis menjadi terkutuk dan terusir disebabkan tidak mau bersujud kepada manusia (Adam a.s).
Melalui Al-Qur’an dan Rasul-Nya, Allah Yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang
senantiasa mengingatkan kita (manusia) untuk tetap waspada, menjauhi bisikan dan langkah-
langkah setan, karena sesungguhnya Iblis dan setan amat membenci manusia dan
menginginkan manusia kekal di neraka bersamanya. Iblis dan setan tidak akan pernah
berhenti menggoda, mem’buta’kan, menjebak, menyesatkan, membuat suatu dosa tampak
indah dan memalingkan manusia dari jalan ketaatan kepada Allah.
2
Setan memiliki banyak cara dalam mengelabui manusia. Hal ini karena setan memiliki
sekutu dari jenisnya sendiri maupun dari jenis manusia. Terkadang sekutu-sekutu setan tidak
menyadari bahwa mereka (temasuk muslim sekalipun) sebenarnya sedang ‘bekerja’ untuk
setan. Setan sangat ahli didalam membuat rencan jahat demi membuat manusia menyimpang
dari jalan Allah. Namun, bagi Allah dan para muhlisin (orang-orang mukmin yang ikhlas),
setan tidaklah berdaya.
Berdasarkan hadis diatas, kita wajib untuk menjelaskan segala perkara yang bisa
menimbulkan dugaan/sangka buruk orang terhadap kita. Prasangka buruk merupakan
salah satu strategi setan. Ia (setan) membuat seseorang yang berburuk sangka akan selalu
mengamati gerak-gerik orang yang dicurigainya hingga akhirnya mengambil keyakinan
dan opini yang salah tentang orang tersebut.
3
Cara lainnya adalah setan membuat kita ragu didalam shalat maupun ketika berwudhu’. Ia
terus membisikkan keraguan bahwa kita belum melakukan rukun ini atau membaca ayat
ini, sehingga akhirnya kita tidak bisa khusyu’ dalam melakukan shalat.
Cara setan didalam memperindah inovasi (bid’ah) adalah dengan membisikkan kepada
seseorang : ‘Orang-orang masa kini sudah meninggalkan agama dan untuk membuat
mereka kembali sepertinya sulit. Kenapa tidak kita ubah saja cara kita beribadah sehingga
mereka tertarik untuk kembali kepada agamanya?’
Atau terkadang setan berbisik : ‘Manusia sudah sangat jauh dari Islam, mungkin jika kita
menyampaikan hadits yang akan menanamkan ketakutan atau meningkatkan aspirasi
mereka akan kembali kepada Islam’. Sehingga para ahli bid’ah membuat hadits-hadits
palsu.
Sahabat Rasulullah, Sufyan ats-Tsauri berkata : Setan lebih menyukai bid’ah (inovasi)
daripada dosa, karena seseorang dapat bertaubat dikarenakan dosa, namun seseorang
tidak bertaubat dari bid’ah (inovasi) karena merasa ia tidak melakukan dosa, justru
merasa bahwa yang ia kerjakan (inovasi) tersebut adalah perbuatan baik.
Bid’ah merupakan kerja setan dan meliputi keimanan dan praktek ibadah. Bid’ah sangat
berbahaya karena merusak agama dan pelakunya, sementara dosa hanya merusak
pelakunya saja. Bid’ah merupakan senjata setan yang paling ampuh dalam
menghancurkan umat Islam. Kita juga bisa melihat bagaimana setan menimbulkan
kebencian didalam hati sesama orang muslim melalui bid’ah. Setan membujuk muslim
meninggalkan sunnah, menimbulkan citra kekerasan/sulit didalam sunnah sehingga
muslim tidak sabar mengerjakannya dan kemudian membuat ‘pembaharuan’ atau ide
baru yang tidak pernah ada pada zaman Rasulullah, sahabat maupun salafush shalih. Pada
4
akhirnya kelompok-kelompok baru bermunculan dengan ide baru dan saling membenci.
Karena itulah sangat penting bagi kita untuk berpegang teguh pada sunnah.
Al Irbaad bin Sariyyah, salah satu Sahabat berkata : Rasulullah memberikan kami nasehat
yang membuat hati kami sangat takut dan menangis. Kami berkata, Ya Rasulullah,
sepertinya ini adalah ceramahmu yang terakhir, maka berilah kami nasehat”. Rasulullah
berkata: “Aku nasehatkan kalian untuk takut dan taat dengan sebenarnya kepada Allah,
meskipun jika seorang budak yang menjadi pemimpinmu. Sungguh, jika ada diantara
kalian yang diberi umur panjang, ia akan melihat begitu banyak perpecahan umat, maka
peganglah erat-erat sunnahku dan Khalifah yang lurus sesudahku. Waspadalah terhadap
hal-hal yang baru, karena ia cenderung kepada bid’ah dan setiap bid’ah adalah
menyimpang, dan setiap yang menyimpang dari jalanku (Islam) tempatnya di neraka”.
3. Ada juga manusia mengatakan bahwa yang terpenting adalah niat baik. Menjaga hati
agar tetap ‘bersih’. Jangan iri atau membenci manusia. Orang-orang seperti ini
meninggalkan praktek ibadah dan amal baik lainnya. Niat baik saja tidak bisa
menggantikan praktek ibadah (seperti shalat, puasa wajib, haji). Justru niat yang
lurus, ikhlas harus ada didalam setiap praktek ibadah.
5
4. Tipuan setan lainnya adalah memfokuskan pada penghafalan dan bacaan Al-Qur’an
dengan mengabaikan ibadah wajib dan amalan lainnya. Mereka berlebih-lebihan
untuk fokus dan berlomba-lomba membaguskan Tajwid sementara pengamalan dari
ayat-ayat Al-Qur’an itu sendiri mereka abaikan.
Oleh Komunitas/kelompok
1. Satu kelompok mengatakan bahwa yang terpenting adalah bahwa kita
mengetahui semua tentang posisi dan situasi muslim, berikut musuh-musuhnya. Yang
paling penting adalah masalah politik. Kita harus mengikuti era moderen Ummah,
sehingga kurang penting untuk fokus pada permasalahan ibadah dan tauhid.
Orang-orang semacam ini mempelajari apa saja terkait komunis, sekuler, freemasonry,
sosialis, namun jika ditanya mengenai hal sederhana menyangkut praktek ibadah
didalam Islam, ia tidak tahu sama sekali. Kelompok ini juga mengesampingkan
masalah tauhid, akidah dan ilmu fikih dalam ibadah.
Sangatlah tidak bijaksana jika beranggapan bahwa keterpurukan Islam saat ini
penyebabnya adalah kelemahan kaum muslimin didalam teknologi dan sumber daya.
Jika diibaratkan sebuah penyakit, sesungguhnya hal tersebut merupakan gejala yang
tampak – bukan penyebab, dan dokter yang cerdas mengutamakan menghilangkan
penyebab penyakit.
“Dan Allah telah Membuat suatu perumpamaan (dengan) sebuah negri yang
dahulunya aman lagi tentram, rezeki datang kepadanya melimpah ruah dari segenap
tempat, tetapi (penduduk)nya mengingkari nikmat-nikmat Allah, karena itu Allah
menimpakan kepada mereka bencana kelaparan dan ketakutan, disebabkan apa yang
mereka perbuat”. (QS. An-Nahl : 112)
Inilah sebenarnya penyebab mengapa kita (umat Islam) saat ini seolah kehilangan
kasih sayang (rahmat) Allah. Banyak muslim saat ini menyembah Allah tidak seperti
yang Allah perintahkan. Banyak muslim telah meninggalkan Al-Qur’an dan Sunnah,
dan justru condong mengikuti hawa nafsunya dalam beribadah kepada Allah. Mereka
tidak mengerti mana yang dikatakan sunnah dan mana yang merupakan bid’ah, inilah
yang kita jumpai pada umat muslim saat ini. Mereka mengabaikan dan tidak mau
membuka hati mereka akan aturan-aturan dan tata cara beribadah didalam Islam yang
sebenarnya.
6
Merubah lingkungan memang bisa saja merubah keadaan umat ini, namun bukanlah
faktor yang utama/mendasar. Tauhid yang lurus dan bersih dari kemunafikan didalam
hati setiap muslim adalah faktor yang paling penting. Faktor-faktor lainnya adalah rasa
syukur kepada Allah, mengikuti sayri’ah secara benar, mencintai dan membenci
semata-mata karena Allah – bukan atas nama partai atau kelompok.
“Ya, nanti setelah aku mendapat kerja” atau “Ya, nanti setelah aku naik haji atau
menikah”, dan seterusnya. Ia terus saja menunda dan membuat alasan hingga akhirnya ia
meninggal dunia tanpa bertaubat dan menjalani kehidupan yang baik (beribadah).
Ibnu Qoyyim berkata : Berapa banyak orang yang pada awalnya memiliki niat kuat yang
baik, namun setan berhasil membuatnya menunda niat tersebut, hingga diantara mereka
benar-benar mengurungkan niat baiknya. Mungkin saja seorang ulama berniat
meneruskan belajar (kajian) nya dan setan berbisik kepadanya : ‘istirahatlah dulu’. Setan
tidak akan berhenti untuk membuat manusia malas dan tidak produktif. Setan akan
berbisik pada seseorang yang akan shalat malam : ‘Waktu tidak akan berhenti, malam
masih panjang’. Akhirnya orang tersebut bahkan tidak shalat subuh.
Ada juga sekelompok orang mengikuti kajian Al-Qur’an, namun ketika mereka
melakukan kesalahan dalam Tajwid, mereka tidak mau datang lagi karena merasa
malu dan mengkhawatirkan reputasi di mata orang lain. Mujahid berkata: Ada dua
jenis manusia yang tidak akan pernah mau belajar, yaitu mustakbir (orang yang
sombong) dan mustahyiy (orang yang malu tidak pada tempatnya) (Bukhari)
2. Persepsi rendah diri dan ke-lusuh-an. Setan akan berbisik kepada seseorang: ‘Kau
harus ber –lusuh (sederhana namun tidak pada tempatnya), karena siapa yang lusuh
dan rendah, maka Allah akan meninggikan derajatnya, kau bukan orang yang tepat
untuk suatu kedudukan’. Padahal orang tersebut memiliki banyak potensi didalam
memajukan umat. Tujuan setan tidak lain adalah menjauhkan orang tersebut dari
kesuksesan ataupun tanggung jawab (amanah) kemaslahatan umat atau keluarga.
Setan juga membuat rasa rendah diri (berbeda dengan rendah hati) hingga seseorang
tidak menganggap ia pantas menyebarkan ilmu yang ia peroleh.
2. Celah lainnya bagi setan untuk menyesatkan manusia adalah mencela niat. Setan
akan berbisik kepada manusia: ‘Kau pamer, kau riya, kau sombong. Kau
melakukan ini hanya untuk dilihat orang lain’. Namun, bisikan setan ini tak lain
hanyalah bertujuan mencegah manusia meninggalkan amal ma’ruf nahi mungkar.
Misalnya, ketika seseorang hendak bersedekah dan dilihat orang lain, maka ia
yang telah terpengaruh oleh setan akan berpikir: ‘daripada riya karena dilihat
orang, lebih baik aku tidak bersedekah’, dan akhirnya ia pun tidak jadi bersedekah.
Kita diperintahkan untuk menjaga kesucian niat didalam amal kita, bukan untuk
meninggalkan amal-amal tersebut. Disinilah diperlukan perjuangan kita melawan
bisikan setan tersebut.
banyak muslim yang ‘phobia’ jika mendengar kata-kata hijab, puasa, jenggot dan
hal lainnya.
Namun, bagi seorang mukmin, bisikan setan ini tidaklah mempengaruhi. Seorang
mukmin selalu berpegang teguh dan yakin akan janji Allah :
“Barangsiapa bertakwa kepada Allah niscya Dia akan Membukakan jalan keluar
baginya. Dan Dia memberinya rezeki dari arah yang tidak disangka-sangkanya.
Dan barangsiapa bertawakal kepada Allah, niscaya Allah akan mencukupkan
(keperluan)nya. Sesungguhnya Allah Melaksanakan urusan-Nya. Sungguh, Allah
telah Mengadakan ketentuan bagi setiap sesuatu”. (QS. At-Thalaq: 2-3)
- Semoga Allah melindungi saya (pent.), pembaca dan kaum muslimin dari
kemiskinan (kefakiran) yang membawa kepada kekufuran. Amiin Ya Rabbal
‘Alamiin. Sebagaimana yang tercantum dalam do’a al-ma’tsurat :
“Allahumma inni a’udzubika minal kufri wal faqri. Allahumma inni a’udzubika
min ‘adzabil qabri laa ilaaha illa anta ” (Ya Allah, sesungguhnya aku
berlindung dari kekufuran dan kefakiran. Sesungguhnya aku berlindung
kepadamu dari adzab kubur. Sesugguhnya tiada Tuhan selain Engkau)
Bab ini ditutup dengan ayat berikut yang menggambarkan suasana pada Hari
Pembalasan dimana orang-orang digiring masuk ke neraka. Na’udzu billah. Semoga
Allah melindungi kita dari api neraka.
Dan setan berkata ketika perkara (hisab) telah diselesaikan, “Sesungguhnya Allah
telah menjanjikan kepadamu janji yang benar, dan aku pun telah menjanjikan
kepadamu namun aku menyalahinya. Tidak ada kekuasaan bagiku terhadapmu,
melainkan sekedar aku menyeru kamu lalu kamu mematuhi seruanku, oleh sebab itu
11
janganlah kamu mencercaku, tetapi cercalah diri kamu sendiri. Aku tidak dapat
menolongmu, dan kamu pun tidak dapat menolongku. Sesungguhnya aku tidak
membenarkan perbuatanmu mempersekutukan aku (dengan Allah) sejak dahulu.”
Sungguh, orang yang zalim akan mendapat siksa yang pedih. (QS. Ibrahim : 22)
Ilmu berikutnya yang wajib diketahui oleh seorang muslim adalah ilmu fikih, yakni
ilmu bagaimana cara beribadah, rukun-rukun yang wajib dan apa saja yang
membatalkannya. Seorang muslim juga wajib mengetahui perintah dan larangan,
membedakan mana yang sunnah dan bid’ah.
Ilmu adalah dasar iman dan iman itu sendiri merupakan benteng bagi bisikan, tipuan
dan ajakan setan.
2. Ikhlas
Setan tidak berdaya menghadapi mukhlisin (orang-orang yang ikhlas), sebagaimana
sumpah iblis dihadapan Allah :
12
(Iblis) menjawab, ‘Demi kemuliaan-Mu, pasti aku akan menyesatkan mereka semuanya.
Kecuali hamba-hamba-Mu yang terpilih (ikhlas dan mensucikan jiwa) di antara
mereka’. (QS. Shaad : 82-83)
Oleh karena itu, dengan melakukan amal yang ikhlas hanya demi Allah semata,
seseorang telah terbebas dari setan dan tipuannya. Keikhlasan juga merupakan salah satu
syarat diterimanya amal oleh Allah. Ikhlas memiliki makna bahwa apa yang kita
lakukan dan ucapkan bersih dari noda hawa nafsu. Hawa nafsu itu contohnya berbuat
baik agar orang menganggap kita orang yang suka menolong, orang pintar; atau
membiarkan (tidak menasehati) orang yang berbuat maksiat (karena takut dimarahi dan
dijauhi), berusaha agar orang mengagumi kita, berbuat baik kepada orang karena
mengharapkan bantuan atau harta darinya, dan sebagainya.
Rasulullah juga telah banyak mengajarkan kita bacaan dzikir untuk berbagai situasi dan
kondisi, dan sudah semestinya kita mengikuti ajaran Rasulullah tersebut.
Akhir kata, semoga tulisan ini bermanfaat. Wallahu a’lam bishshawab. Tulisan ini 95%
diterjemahkan dari sumber no.2 dibawah ini yang berbahasa Inggris. Untuk arti ayat-
ayat Al-Qur’an saya langsung melihat kepada sumber no.1. Saran dan kritik dari
pembaca bisa disampaikan ke : http://www.scribd.com/an_nahl
SUMBER
2. Iyaad, Abul. 1995. Satan: His Ways In Misleading. The Islamic Society At The
University of Essex.
ّ عوُذ َر
ب ُ ك َأ
َ ن ِب
ْ ت ِم
ِ ن َهَمَزا
ِ طي
ِ شَيا
ّ عوُذ ال
ُ ك َوَأ
َ ب ِب
ّ ن َر
ْ ن َأ
ِ ضُرو
ُ ح
ْ …َي
“…Ya Tuhan-ku, aku berlindung kepada Engkau dari bisikan-bisikan setan, dan aku
berlindung (pula) kepada Engkau ya Tuhan-ku, agar mereka tidak mendekatiku aku”.
(QS. Al-Mu’miniin : 97-98)