You are on page 1of 13

1

PENDAHULUAN

Bismillahirrahmaanirrahiim.

Allah Azza wa Jalla berfirman :


“ Wahai manusia! Makanlah dari yang halal dan baik yang terdapat di bumi, dan
janganlah kamu mengikuti langkah-langkah setan. Sungguh, setan itu musuh yang nyata bagi
kamu” (QS. Al-Baqarah : 168)

Saudaraku,
Semoga Allah senantiasa memberikan kita hidayah-Nya untuk selalu mengingat, mencamkan
didalam fikiran kita tentang peristiwa yang penting dibawah ini :
“Maka bersujudlah para malaikat itu (kepada Adam a.s) semuanya bersama-sama,
kecuali Iblis. Ia enggan ikut bersama-sama para (malaikat) yang sujud itu. Dia (Allah)
Berfirman, “Wahai Iblis! Apa sebabnya kamu (tidak ikut) sujud bersama mereka?”. Ia (Iblis)
berkata, “Aku sekali-kali tidak akan sujud kepada manusia yang Engkau telah
Menciptakannya dari tanah liat kering dari lumpur hitam yang diberi bentuk”. Dia (Allah)
Berfirman, “(Kalau begitu) keluarlah dari surga, karena sesungguhnya kutukan itu tetap
menimpamu sampai hari Kiamat”. Ia (Iblis) berkata, “Ya Tuhan-ku (kalau begitu) maka
berilah penangguhan kepadaku sampai hari (manusia) dibangkitkan”. Allah Berfirman,
“(Baiklah) maka sesungguhnya kamu termasuk yang diberi penangguhan, sampai hari yang
telah ditentukan (Kiamat)”. Ia (Iblis) berkata, “Tuhan-ku, oleh karena Engkau telah
Memutuskan bahwa aku sesat, aku pasti akan jadikan (kejahatan) terasa indah bagi
mereka di bumi, dan aku menyesatkan mereka semuanya, kecuali hamba-hamba-Mu
yang terpilih diantara mereka”. Dia (Allah) Berfirman, “Ini adalah jalan yang lurus
(menuju) kepada-Ku”. Sesungguhnya kamu (Iblis) tidak kuasa atas hamba-hamba-Ku, kecuali
mereka yang mengikutimu, yaitu orang yang sesat”. (QS. Al-Hijr : 30-42)

Sesungguhnya Iblis dan setan tidak akan pernah berhenti memusuhi manusia. Karena
Iblis menjadi terkutuk dan terusir disebabkan tidak mau bersujud kepada manusia (Adam a.s).
Melalui Al-Qur’an dan Rasul-Nya, Allah Yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang
senantiasa mengingatkan kita (manusia) untuk tetap waspada, menjauhi bisikan dan langkah-
langkah setan, karena sesungguhnya Iblis dan setan amat membenci manusia dan
menginginkan manusia kekal di neraka bersamanya. Iblis dan setan tidak akan pernah
berhenti menggoda, mem’buta’kan, menjebak, menyesatkan, membuat suatu dosa tampak
indah dan memalingkan manusia dari jalan ketaatan kepada Allah.
2

BAB I. BERBAGAI CARA SETAN DALAM MENYESATKAN MANUSIA

Setan memiliki banyak cara dalam mengelabui manusia. Hal ini karena setan memiliki
sekutu dari jenisnya sendiri maupun dari jenis manusia. Terkadang sekutu-sekutu setan tidak
menyadari bahwa mereka (temasuk muslim sekalipun) sebenarnya sedang ‘bekerja’ untuk
setan. Setan sangat ahli didalam membuat rencan jahat demi membuat manusia menyimpang
dari jalan Allah. Namun, bagi Allah dan para muhlisin (orang-orang mukmin yang ikhlas),
setan tidaklah berdaya.

I. Menimbulkan Perpecahan dan Buruk Sangka


Rasulullah SAW berkata : Sungguh, iblis sebenarnya berputus asa dalam mengharapkan
agar manusia menyembahnya…meski begitu ia tidak berhenti berusaha untuk
menimbulkan perpecahan diantara manusia. (Riwayat Muslim)
Hadis ini memiliki mengandung arti bahwa setan akan selalu menghasut manusia untuk
saling bermusuhan, membuat rencana jahat atau bekerjasama untuk membuat manusia
lainnya melupakan Allah. Memiliki fikiran yang jahat dan berburuk sangka juga
merupakan kebiasaan setan.
Ada sebuah kisah dimasa hidup Rasulullah mengenai hal ini:
Safiyyah r.a. (istri Rasulullah) berkata : Rasulullah sedang ber i’tikaf didalam mesjid.
Aku mengunjunginya dimalam hari dan berbincang-bincang dengannya. Kemudian aku
kembali ke rumah dan Rasulullah menyusulku untuk menemani. Dua lelaki Anshar
berjalan melewati kami dan ketika mereka melihat Rasul, mereka bergegas. Kemudian
Rasulullah berkata : “Hai kalian marilah kesini! Ini adalah Safiyyah binti Hayy. Kedua
lelaki tadi kemudian berkata: Maha Suci Allah dari segala kekurangan wahai Rasulullah.
Rasulullah berkata : Sesungguhnya setan mengalir didalam tubuh anak adam seperti
aliran darah dan aku takut setan membuat kalian berburuk sangka (maksudnya
terhadap Rasulullah dan Safiyah) sehingga menimbulkan fitnah (Riwayat Bukhari)

Berdasarkan hadis diatas, kita wajib untuk menjelaskan segala perkara yang bisa
menimbulkan dugaan/sangka buruk orang terhadap kita. Prasangka buruk merupakan
salah satu strategi setan. Ia (setan) membuat seseorang yang berburuk sangka akan selalu
mengamati gerak-gerik orang yang dicurigainya hingga akhirnya mengambil keyakinan
dan opini yang salah tentang orang tersebut.
3

Cara lainnya adalah setan membuat kita ragu didalam shalat maupun ketika berwudhu’. Ia
terus membisikkan keraguan bahwa kita belum melakukan rukun ini atau membaca ayat
ini, sehingga akhirnya kita tidak bisa khusyu’ dalam melakukan shalat.

II. Melakukan dan Memperindah Inovasi (Bid’ah/Pembaharuan)


catatan : artikel ini saya terjemahkan dari e-book berbahasa inggris yang tidak lagi
membahas detail dan lengkap mengenai bid’ah yang dimaksudnya (didalam e-book
tersebut tertulis “innovation”). Akan halnya makna, cakupan dan batasan sesuatu yang
disebut bid’ah (inovasi) itu sendiri memerlukan pemahaman yang sangat mendalam. Saya
berharap diri saya maupun pembaca kiranya diberi hidayah oleh Allah melalui
artikel/buku/ulama sehingga tidak ‘tersesat’ dalam memahami arti sebuah ‘bid’ah’.
Wallahu a’lam bishshawab

Cara setan didalam memperindah inovasi (bid’ah) adalah dengan membisikkan kepada
seseorang : ‘Orang-orang masa kini sudah meninggalkan agama dan untuk membuat
mereka kembali sepertinya sulit. Kenapa tidak kita ubah saja cara kita beribadah sehingga
mereka tertarik untuk kembali kepada agamanya?’
Atau terkadang setan berbisik : ‘Manusia sudah sangat jauh dari Islam, mungkin jika kita
menyampaikan hadits yang akan menanamkan ketakutan atau meningkatkan aspirasi
mereka akan kembali kepada Islam’. Sehingga para ahli bid’ah membuat hadits-hadits
palsu.
Sahabat Rasulullah, Sufyan ats-Tsauri berkata : Setan lebih menyukai bid’ah (inovasi)
daripada dosa, karena seseorang dapat bertaubat dikarenakan dosa, namun seseorang
tidak bertaubat dari bid’ah (inovasi) karena merasa ia tidak melakukan dosa, justru
merasa bahwa yang ia kerjakan (inovasi) tersebut adalah perbuatan baik.

Bid’ah merupakan kerja setan dan meliputi keimanan dan praktek ibadah. Bid’ah sangat
berbahaya karena merusak agama dan pelakunya, sementara dosa hanya merusak
pelakunya saja. Bid’ah merupakan senjata setan yang paling ampuh dalam
menghancurkan umat Islam. Kita juga bisa melihat bagaimana setan menimbulkan
kebencian didalam hati sesama orang muslim melalui bid’ah. Setan membujuk muslim
meninggalkan sunnah, menimbulkan citra kekerasan/sulit didalam sunnah sehingga
muslim tidak sabar mengerjakannya dan kemudian membuat ‘pembaharuan’ atau ide
baru yang tidak pernah ada pada zaman Rasulullah, sahabat maupun salafush shalih. Pada
4

akhirnya kelompok-kelompok baru bermunculan dengan ide baru dan saling membenci.
Karena itulah sangat penting bagi kita untuk berpegang teguh pada sunnah.

Al Irbaad bin Sariyyah, salah satu Sahabat berkata : Rasulullah memberikan kami nasehat
yang membuat hati kami sangat takut dan menangis. Kami berkata, Ya Rasulullah,
sepertinya ini adalah ceramahmu yang terakhir, maka berilah kami nasehat”. Rasulullah
berkata: “Aku nasehatkan kalian untuk takut dan taat dengan sebenarnya kepada Allah,
meskipun jika seorang budak yang menjadi pemimpinmu. Sungguh, jika ada diantara
kalian yang diberi umur panjang, ia akan melihat begitu banyak perpecahan umat, maka
peganglah erat-erat sunnahku dan Khalifah yang lurus sesudahku. Waspadalah terhadap
hal-hal yang baru, karena ia cenderung kepada bid’ah dan setiap bid’ah adalah
menyimpang, dan setiap yang menyimpang dari jalanku (Islam) tempatnya di neraka”.

III. Berlebih-lebihan Terhadap Sesuatu Hal


Hal ini dapat dilakukan secara individu maupun kelompok.
Oleh Individu
1. Beberapa orang menganggap bahwa jika sudah melakukan shalat, puasa, maka tidak
mengapa melakukan dosa-dosa karena amalan yang pertama ditanya di akhirat adalah
shalat. Tentu saja pandangan ini salah dan merupakan tipu muslihat setan juga. Shalat
memang tiang agama dan amalan pertama yang dihisab, namun Islam bukanlah
seluruhnya tentang shalat. Ibadah shalat juga terkait dengan banyak hal lain yang
harus diperhatikan.

2. Beberapa orang lainnya justru mengesampingkan masalah shalat. Mereka


beranggapan bahwa agama intinya bagaimana berinteraksi dengan orang lain, yang
penting adalah berbuat baik ke sesama, tidak bohong dan tidak mengecewakan
sesama manusia. Mereka memakai dalil hadits yang mengatakan Agama itu artinya
berhubungan baik dengan sesama. Hadits ini benar, namun apakah mereka
mengabaikan hadits-hadits lainnya tentang shalat, puasa, haji dan sebagainya?

3. Ada juga manusia mengatakan bahwa yang terpenting adalah niat baik. Menjaga hati
agar tetap ‘bersih’. Jangan iri atau membenci manusia. Orang-orang seperti ini
meninggalkan praktek ibadah dan amal baik lainnya. Niat baik saja tidak bisa
menggantikan praktek ibadah (seperti shalat, puasa wajib, haji). Justru niat yang
lurus, ikhlas harus ada didalam setiap praktek ibadah.
5

4. Tipuan setan lainnya adalah memfokuskan pada penghafalan dan bacaan Al-Qur’an
dengan mengabaikan ibadah wajib dan amalan lainnya. Mereka berlebih-lebihan
untuk fokus dan berlomba-lomba membaguskan Tajwid sementara pengamalan dari
ayat-ayat Al-Qur’an itu sendiri mereka abaikan.

Oleh Komunitas/kelompok
1. Satu kelompok mengatakan bahwa yang terpenting adalah bahwa kita
mengetahui semua tentang posisi dan situasi muslim, berikut musuh-musuhnya. Yang
paling penting adalah masalah politik. Kita harus mengikuti era moderen Ummah,
sehingga kurang penting untuk fokus pada permasalahan ibadah dan tauhid.
Orang-orang semacam ini mempelajari apa saja terkait komunis, sekuler, freemasonry,
sosialis, namun jika ditanya mengenai hal sederhana menyangkut praktek ibadah
didalam Islam, ia tidak tahu sama sekali. Kelompok ini juga mengesampingkan
masalah tauhid, akidah dan ilmu fikih dalam ibadah.
Sangatlah tidak bijaksana jika beranggapan bahwa keterpurukan Islam saat ini
penyebabnya adalah kelemahan kaum muslimin didalam teknologi dan sumber daya.
Jika diibaratkan sebuah penyakit, sesungguhnya hal tersebut merupakan gejala yang
tampak – bukan penyebab, dan dokter yang cerdas mengutamakan menghilangkan
penyebab penyakit.
“Dan Allah telah Membuat suatu perumpamaan (dengan) sebuah negri yang
dahulunya aman lagi tentram, rezeki datang kepadanya melimpah ruah dari segenap
tempat, tetapi (penduduk)nya mengingkari nikmat-nikmat Allah, karena itu Allah
menimpakan kepada mereka bencana kelaparan dan ketakutan, disebabkan apa yang
mereka perbuat”. (QS. An-Nahl : 112)

Inilah sebenarnya penyebab mengapa kita (umat Islam) saat ini seolah kehilangan
kasih sayang (rahmat) Allah. Banyak muslim saat ini menyembah Allah tidak seperti
yang Allah perintahkan. Banyak muslim telah meninggalkan Al-Qur’an dan Sunnah,
dan justru condong mengikuti hawa nafsunya dalam beribadah kepada Allah. Mereka
tidak mengerti mana yang dikatakan sunnah dan mana yang merupakan bid’ah, inilah
yang kita jumpai pada umat muslim saat ini. Mereka mengabaikan dan tidak mau
membuka hati mereka akan aturan-aturan dan tata cara beribadah didalam Islam yang
sebenarnya.
6

Merubah lingkungan memang bisa saja merubah keadaan umat ini, namun bukanlah
faktor yang utama/mendasar. Tauhid yang lurus dan bersih dari kemunafikan didalam
hati setiap muslim adalah faktor yang paling penting. Faktor-faktor lainnya adalah rasa
syukur kepada Allah, mengikuti sayri’ah secara benar, mencintai dan membenci
semata-mata karena Allah – bukan atas nama partai atau kelompok.

2. Kelompok lainnya memiliki semboyan : Yang penting adalah


kebersamaan.
Mereka memakai dalil Al-Qur’an: “Dan berpegang eratlah kamu pada tali (agama)
Allah dan jangan berpisah”. (QS. Ali Imran: 103). Kelompok ini mengutamakan
kebersamaan, meskipun didalam kebersamaan tersebut terdapat banyak penyimpangan
ajaran Islam. Tidakkah mereka memperhatikan bahwa yang dimaksud dengan
berpegang erat pada tali (agama) Allah itu adalah berpegang teguh pada Al-Qur’an
dan Sunnah? Bukankah kita seharusnya mengikuti Sunnah Rasul dan teladan dari para
sahabat dan salafush shalih, mencintai apa yang mereka cintai dan membenci apa yang
mereka benci?

3. Ada juga kelompok garis keras (ekstrimis). Mereka membenci dunia,


menghindari cobaan/ujian yang ada di dunia. Mereka tinggal di mesjid, mengabaikan
kehidupan pribadinya dan tidak bekerja. Umar ra pernah berkata “Lelaki seperti ini
adalah manusia bodoh (maksudnya pria yang tidak bekerja)”
Tawakkal berarti menggunakan segala kemampuan yang diberikan Allah untuk
memperoleh kebutuhan (bekerja juga termasuk beribdah kepada Allah dan cara-cara
memperoleh pekerjaan seperti belajar, mengasah keahlian juga termasuk kedalamnya).
Begitu juga dengan doa, Allah membuat do’a sebagai sarana untuk beribadah kepada-
Nya. Meninggalkan do’a berarti manusia itu sombong kepada Allah karena merasa
bisa mencukupi segala kebutuhannya tanpa kekuasaan Allah.

IV. Menunda-Nunda dan Mengatakan ‘Nanti’


Salah satu tipuan setan adalah membuat manusia berpikir dan mengatakan : “aku akan
mengerjakannya, tapi nanti, sebentar lagi, mungkin besok, dan sebagainya”. Setan
membuat manusia menunda pekerjaan dan bersenang-senang dan merasa puas
menikmati keadaannya yang sekarang. Seseorang akan mengatakan: “Ya aku akan
bertaubat, tapi nanti setelah kuliah ku selesai”. Ketika kuliahnya selesai, ia berkata :
7

“Ya, nanti setelah aku mendapat kerja” atau “Ya, nanti setelah aku naik haji atau
menikah”, dan seterusnya. Ia terus saja menunda dan membuat alasan hingga akhirnya ia
meninggal dunia tanpa bertaubat dan menjalani kehidupan yang baik (beribadah).

Ibnu Qoyyim berkata : Berapa banyak orang yang pada awalnya memiliki niat kuat yang
baik, namun setan berhasil membuatnya menunda niat tersebut, hingga diantara mereka
benar-benar mengurungkan niat baiknya. Mungkin saja seorang ulama berniat
meneruskan belajar (kajian) nya dan setan berbisik kepadanya : ‘istirahatlah dulu’. Setan
tidak akan berhenti untuk membuat manusia malas dan tidak produktif. Setan akan
berbisik pada seseorang yang akan shalat malam : ‘Waktu tidak akan berhenti, malam
masih panjang’. Akhirnya orang tersebut bahkan tidak shalat subuh.

V. Merasa Amal Sudah Lebih dari Orang Lain


Setan akan membuat seseorang berfikir bahwa amal yang diperbuatnya sudah sempurna.
Setan akan berbisik kepada orang tersebut : ‘Kamu lebih baik dari orang lain. Kamu
shalat sementara orang lain tidak. Kamu puasa sementara yang lain tidak’. Begitulah,
setan akan membuat diri kita memandang rendah orang-orang yang kita fikir kurang
beribadah dibanding kita. Ingatlah, semua bisikan itu bertujuan agar kita tidak (berhenti)
melakukan amal kebaikan. Hendaknya hadits berikut ini mengingatkan kita bahwa hanya
Allah saja yang menentukan baik buruknya seorang hamba :
Diriwayatkan bahwa Aisyah pernah bertanya kepada Nabi Saw., “Dapatkah seseorang
itu memasuki surga hanya dengan melalui perbuatan baiknya saja?” Nabi Saw.
menjawab, “Tidak, kecuali dengan rahmat Allah”. Aisyah bertanya lagi, “Sekalipun
engkau sendiri?” Beliau menjawab, “Ya, sekalipun aku, kecuali jika Allah meliputi aku
dengan rahmat-Nya”

VI. Persepsi Yang Salah Atas Diri Sendiri


Setan memiliki dua cara untuk memberikan persepsi yang salah atas diri seorang
mukmin :
1. Rasa ujub dan menganggap rendah orang lain. Setan akan membuat seseorang
mengagumi dirinya sendiri sehingga orang tersebut merasa sombong dan
memandang rendah orang lain. Ia menolak kebenaran dari orang lain dan membela
diri meski dirinya bersalah. Ia menolak menghadiri kajian/kelompok pengajian dan
tidak mau belajar dari orang lain.
8

Ada juga sekelompok orang mengikuti kajian Al-Qur’an, namun ketika mereka
melakukan kesalahan dalam Tajwid, mereka tidak mau datang lagi karena merasa
malu dan mengkhawatirkan reputasi di mata orang lain. Mujahid berkata: Ada dua
jenis manusia yang tidak akan pernah mau belajar, yaitu mustakbir (orang yang
sombong) dan mustahyiy (orang yang malu tidak pada tempatnya) (Bukhari)

Sebaliknya, setiap muslim hendaknya berlomba-lomba dalam beramal kebaikan


(selalu merasa dirinya kurang beramal kebaikan). Untuk urusan amal, seharusnya kita
selalu melihat kepada orang yang lebih baik amal kebaikannya misalnya orang yang
selalu berpuasa sunat, orang yang giat mencari nafkah yang halal untuk
penghidupannya, orang yang belajar dan mengajarkan Al-Qur’an serta
mengamalkannya, dan sebagainya.

2. Persepsi rendah diri dan ke-lusuh-an. Setan akan berbisik kepada seseorang: ‘Kau
harus ber –lusuh (sederhana namun tidak pada tempatnya), karena siapa yang lusuh
dan rendah, maka Allah akan meninggikan derajatnya, kau bukan orang yang tepat
untuk suatu kedudukan’. Padahal orang tersebut memiliki banyak potensi didalam
memajukan umat. Tujuan setan tidak lain adalah menjauhkan orang tersebut dari
kesuksesan ataupun tanggung jawab (amanah) kemaslahatan umat atau keluarga.
Setan juga membuat rasa rendah diri (berbeda dengan rendah hati) hingga seseorang
tidak menganggap ia pantas menyebarkan ilmu yang ia peroleh.

VII. Ragu-ragu (Syak wasangka)


Keraguan adalah langkah awal setan untuk menyesatkan mukmin dan dia melakukan
ini dengan banyak cara :
1. Setan akan menimbulkan keraguan didalam diri seseorang tentang jalan lurus yang
harus ia ikuti, khususnya jika ia berada diantara komunitas orang-orang yang
berperilaku buruk. Setan membuat ia ragu apakah harus mengikuti kaum
‘minoritas’ yang berpegang teguh pada Al-Qur’an dan sunnah atau kaum mayoritas
yang sudah banyak menyimpang. Setan akan berbisik : ‘Mungkinkah kaum
mayoritas yang begitu banyak ini yang akan masuk neraka? Sementara kamu dan
kaum mu yang berjumlah sedikit itu yang akan masuk surga?’
9

Hendaknya kita menyadari bahwa yang sesungguhnya adalah mayoritas bukan


berarti pihak yang benar. Kebenaran adalah setiap yang sesuai dengan perkataan
Allah dan Rasulullah SAW. Abdullah bin Mas’ud berkata : Jama’ah (ahlus
sunnah) adalah setiap yang sesuai dengan Al-Qur’an dan sunnah, meskipun hanya
engkau seorang. Allah berfirman :
“Dan kebanyakan manusia tidak akan beriman walaupun engkau sangat
menginginkannya” (QS. Yusuf: 103)
“Katakanlah (Muhammad), “Tidaklah sama yang buruk dengan yang baik,
meskipun banyaknya keburukan itu menarik hatimu, maka bertakwalah kepada
Allaha wahai orang-orang yang mempunyai akal sehat, agar kamu beruntung”
(QS. Al Maidah: 100)

2. Celah lainnya bagi setan untuk menyesatkan manusia adalah mencela niat. Setan
akan berbisik kepada manusia: ‘Kau pamer, kau riya, kau sombong. Kau
melakukan ini hanya untuk dilihat orang lain’. Namun, bisikan setan ini tak lain
hanyalah bertujuan mencegah manusia meninggalkan amal ma’ruf nahi mungkar.
Misalnya, ketika seseorang hendak bersedekah dan dilihat orang lain, maka ia
yang telah terpengaruh oleh setan akan berpikir: ‘daripada riya karena dilihat
orang, lebih baik aku tidak bersedekah’, dan akhirnya ia pun tidak jadi bersedekah.

Kita diperintahkan untuk menjaga kesucian niat didalam amal kita, bukan untuk
meninggalkan amal-amal tersebut. Disinilah diperlukan perjuangan kita melawan
bisikan setan tersebut.

VIII. Rasa Takut


Setan memiliki dua cara menimbulkan rasa takut pada diri seorang mukmin:
1. Rasa takut terhadap musuh-musuh Islam.
Setan menakut-nakuti mukmin akan kekuatan musuh-musuh Islam. Didalam diri
orang-orang kafir, setan juga menimbulkan ketakutan dan citra buruk terhadap
Islam: ‘Orang-orang ini akan membantai kepercayaanmu, mereka akan memotong
tangan (hukum rajam) dan kaum wanita dipaksa menutupi seluruh tubuhnya.
Agama ini (Islam) akan membuatmu lapar selama sebulan (puasa)’. Saat ini
10

banyak muslim yang ‘phobia’ jika mendengar kata-kata hijab, puasa, jenggot dan
hal lainnya.

2. Takut Miskin. Allah berfirman:


“Setan menjanjikan (menakut-nakuti) kamu dengan kemiskinan kepadamu dan
menyuruh kamu berbuat keji (kikir), sedangkan Allah menjanjikan ampunan dan
karunia-Nya kepadamu…” (QS. Al-Baqarah : 268)

Setan akan membisikkan kepada manusia : ‘Jika kamu meninggalkan pekerjaan


ini (pekerjaan yang haram), dimana lagi kamu bisa menemukan pekerjaan lain?
Kamu akan menjadi miskin’. Maka orang tersebut pun lebih memilih pekerjaan
yang haram (misalnya menjual minuman keras) karena takut miskin. Ada juga
yang berfikir : ‘bagaimana aku bisa hidup? Orang lain kaya dan aku miskin’.

Namun, bagi seorang mukmin, bisikan setan ini tidaklah mempengaruhi. Seorang
mukmin selalu berpegang teguh dan yakin akan janji Allah :
“Barangsiapa bertakwa kepada Allah niscya Dia akan Membukakan jalan keluar
baginya. Dan Dia memberinya rezeki dari arah yang tidak disangka-sangkanya.
Dan barangsiapa bertawakal kepada Allah, niscaya Allah akan mencukupkan
(keperluan)nya. Sesungguhnya Allah Melaksanakan urusan-Nya. Sungguh, Allah
telah Mengadakan ketentuan bagi setiap sesuatu”. (QS. At-Thalaq: 2-3)
- Semoga Allah melindungi saya (pent.), pembaca dan kaum muslimin dari
kemiskinan (kefakiran) yang membawa kepada kekufuran. Amiin Ya Rabbal
‘Alamiin. Sebagaimana yang tercantum dalam do’a al-ma’tsurat :
“Allahumma inni a’udzubika minal kufri wal faqri. Allahumma inni a’udzubika
min ‘adzabil qabri laa ilaaha illa anta ” (Ya Allah, sesungguhnya aku
berlindung dari kekufuran dan kefakiran. Sesungguhnya aku berlindung
kepadamu dari adzab kubur. Sesugguhnya tiada Tuhan selain Engkau)

Bab ini ditutup dengan ayat berikut yang menggambarkan suasana pada Hari
Pembalasan dimana orang-orang digiring masuk ke neraka. Na’udzu billah. Semoga
Allah melindungi kita dari api neraka.
Dan setan berkata ketika perkara (hisab) telah diselesaikan, “Sesungguhnya Allah
telah menjanjikan kepadamu janji yang benar, dan aku pun telah menjanjikan
kepadamu namun aku menyalahinya. Tidak ada kekuasaan bagiku terhadapmu,
melainkan sekedar aku menyeru kamu lalu kamu mematuhi seruanku, oleh sebab itu
11

janganlah kamu mencercaku, tetapi cercalah diri kamu sendiri. Aku tidak dapat
menolongmu, dan kamu pun tidak dapat menolongku. Sesungguhnya aku tidak
membenarkan perbuatanmu mempersekutukan aku (dengan Allah) sejak dahulu.”
Sungguh, orang yang zalim akan mendapat siksa yang pedih. (QS. Ibrahim : 22)

BAB II. CARA MENGHADAPI TIPUAN SETAN


Ada banyak cara bagi muslim untuk berlindung dari tipuan setan. Diantaranya :
1. Ilmu
Menuntut ilmu adalah wajib bagi setiap muslim baik laki-laki maupun perempuan. Ilmu
yang paling penting adalah ilmu mengenal Allah (tauhid). Ini adalah ilmu yang harus
dipelajari setiap muslim sebelum ilmu yang lain. Semakin dalam pemahaman seseorang
akan ilmu ini (tauhid), maka semakin besar lah rasa takutnya kepada Allah dan semakin
ia menjauhkan diri dari langkah-langkah setan. Allah berfirman :
“Maka ketahuilah, bahwa tidak ada tuhan (yang patut disembah) selain Allah…”
(QS. Muhammad : 19)
“ ….Diantara hamba-hamba Allah yang takut kepada-Nya hanyalah para ulama”.
(QS. Faathir : 28)
Rasulullah SAW bersabda : “Aku yang paling mengenal Allah diantara kalian dan aku
yang paling takut kepada-Nya”. Rasulullah ingin menegaskan bahwa semakin
seseorang mengenal Allah (tidak ada manusia yang berjumpa dengan Allah selain
Rasulullah) semakin ia takut kepada Allah.

Ilmu berikutnya yang wajib diketahui oleh seorang muslim adalah ilmu fikih, yakni
ilmu bagaimana cara beribadah, rukun-rukun yang wajib dan apa saja yang
membatalkannya. Seorang muslim juga wajib mengetahui perintah dan larangan,
membedakan mana yang sunnah dan bid’ah.
Ilmu adalah dasar iman dan iman itu sendiri merupakan benteng bagi bisikan, tipuan
dan ajakan setan.

2. Ikhlas
Setan tidak berdaya menghadapi mukhlisin (orang-orang yang ikhlas), sebagaimana
sumpah iblis dihadapan Allah :
12

(Iblis) menjawab, ‘Demi kemuliaan-Mu, pasti aku akan menyesatkan mereka semuanya.
Kecuali hamba-hamba-Mu yang terpilih (ikhlas dan mensucikan jiwa) di antara
mereka’. (QS. Shaad : 82-83)

Oleh karena itu, dengan melakukan amal yang ikhlas hanya demi Allah semata,
seseorang telah terbebas dari setan dan tipuannya. Keikhlasan juga merupakan salah satu
syarat diterimanya amal oleh Allah. Ikhlas memiliki makna bahwa apa yang kita
lakukan dan ucapkan bersih dari noda hawa nafsu. Hawa nafsu itu contohnya berbuat
baik agar orang menganggap kita orang yang suka menolong, orang pintar; atau
membiarkan (tidak menasehati) orang yang berbuat maksiat (karena takut dimarahi dan
dijauhi), berusaha agar orang mengagumi kita, berbuat baik kepada orang karena
mengharapkan bantuan atau harta darinya, dan sebagainya.

3. Dzikir (ingat) kepada Allah


Dengan dzikir (ingat) kepada Allah akan menempatkan seseorang didalam perlindungan
dan penjagaan Allah dari bisikan setan. Allah telah memerintahkan kita :
“Wahai orang-orang yang beriman! Ingatlah kepada Allah, dengan mengingat (nama-
Nya) sebanyak-banyaknya”. (QS. Al-Ahzab : 41)

Rasulullah juga telah banyak mengajarkan kita bacaan dzikir untuk berbagai situasi dan
kondisi, dan sudah semestinya kita mengikuti ajaran Rasulullah tersebut.

4. Berlindung kepada Allah dari godaan setan (ta’awudz)


Ketika seseorang diganggu oleh bisikan setan, maka ia harus berta’awudz dengan
mengucapkan : A’udzubillahi minas –syaithaanir-rajiim (Aku berlindung kepada Allah
dari godaan setan yang terkutuk). Allah berfirman :
“Dan jika setan datang menggodamu, maka berlindunglah kepada Allah. Sungguh, Dia
Maha Mendengar, Maha Mengetahui” (QS. Al-A’raf : 200)

5. Membaca ayat-ayat Al-Qur’an


Membaca ayat-ayat Al-Qur’an berikut ini dengan memahami maknanya dan keyakinan
penuh, InsyaAllah akan melindungi kita dari setan. Ayat-ayat tersebut telah
diriwayatkan dari hadits Rasulullah SAW :
- ayat Kursi (QS. Al- Baqarah : 255)
- dua ayat terakhir Surat Al-Baqarah (285 – 286)
13

- membaca Surat Al-Baqarah dapat mengusir setan dari rumah


- Surat Mu’adzdzatain – 2 surat terakhir didalam Al-Qur’an (Surat Al-Falaq &
An-Naas)
- Adzhan juga dapat mengusir setan dan perbuatannya. Adzhan membuat setan
menutup kupingnya dan lari

6. Mencari /memiliki teman yang baik


Sangat penting untuk menjaga persahabatan dengan orang-orang yang baik, berada
didalam jama’ah yang baik dan lurus, agar dapat melindungi kita dari ajakan setan.
Rasulullah SAW berkata: “Permisalan teman yang baik dan buruk adalah seperti
penjual parfum dan pembuat/pandai besi. Jika berada dekat dengan penjual parfum,
meskipun tidak membeli, kita akan mendapat wangi parfum. Namun, jika kita berada
didekat pandai besi, meskipun tidak sampai membakar bajumu, maka bau tidak sedap
akan melekat padamu”. (Riwayat Bukhari)

Akhir kata, semoga tulisan ini bermanfaat. Wallahu a’lam bishshawab. Tulisan ini 95%
diterjemahkan dari sumber no.2 dibawah ini yang berbahasa Inggris. Untuk arti ayat-
ayat Al-Qur’an saya langsung melihat kepada sumber no.1. Saran dan kritik dari
pembaca bisa disampaikan ke : http://www.scribd.com/an_nahl

SUMBER

1. Al-Qur’an dan Terjemahnya. Departemen Agama Republik Indonesia. Penerbit


Diponegoro. Bandung

2. Iyaad, Abul. 1995. Satan: His Ways In Misleading. The Islamic Society At The
University of Essex.

3. Asy-Sya’rani, Imam. 2008. Quantum Qalbu. DIVA Press. Yogyakarta

ّ ‫عوُذ َر‬
‫ب‬ ُ ‫ك َأ‬
َ ‫ن ِب‬
ْ ‫ت ِم‬
ِ ‫ن َهَمَزا‬
ِ ‫طي‬
ِ ‫شَيا‬
ّ ‫عوُذ ال‬
ُ ‫ك َوَأ‬
َ ‫ب ِب‬
ّ ‫ن َر‬
ْ ‫ن َأ‬
ِ ‫ضُرو‬
ُ ‫ح‬
ْ ‫…َي‬
“…Ya Tuhan-ku, aku berlindung kepada Engkau dari bisikan-bisikan setan, dan aku
berlindung (pula) kepada Engkau ya Tuhan-ku, agar mereka tidak mendekatiku aku”.
(QS. Al-Mu’miniin : 97-98)

You might also like