You are on page 1of 2

ANALISIS ECONOMIC VALUE ADDED UNTUK MENGUKUR KINERJA KEUANGAN

PADA PERUSAHAAN FOOD AND BEVERAGE YANG LISTING DI BURSA EFEK


JAKARTA

Undergraduate Theses from JIPTUMM / 2002-11-04 08:27:00


Oleh : Siti novita Mapawa(98620353), Dept. of Accounting
Dibuat : 2003-01-02, dengan 11 file

Keyword : analisis economic

Penelitian ini merupakan studi deskriptif pada Bursa Efek jakarta dengan judul: “ Analisis
Economic Value Added Untuk Mengukur Kinerja Keuangan Pada Perusahaan Food and
Beverage Yang Listing Di BEJ.

Tujuan Penelitian ini adalah untuk mengukur kinerja keuangan perusahaan dengan menggunakan
analisis EVA; dan apakah akan menghasilkan nilai tambah ekonomis bagi perusahaan.

Economic Value Added adalah suatu konsep pengukuran kinerja keuangan yang dikemukakan
oleh Stern Steward and Co. Rumus dasar EVA adalah laba operasi setelah pajak dikurangi total
biaya modal . Tilah ukur yang digunakan adalah apabila EVA > 0 berarti kinerja perusahaan
baik, jika EVA = 0 adalah menunjukan posisi impas dan jika EVA < 0 menunjukan tidak ada
nilai tambah ekonomis ke dalam perusahaan.

Hasil analisis dengan menggunakan EVA berturut-turut sebagai berikut:PT. Aqua Golden
Mississippi pada tahun 1997,1999,2000, dan tahun 2001 menunjukan hasil EVA yang positif dan
pada tahun 1998 menghasilkan EVA yang negatif, PT. Multi Bintang Indonesia pada tahun 1998,
1999, dan tahun 2000 menunjukan hasil EVA yang negatif sedangkan pada tahun 1997 dan 2001
perusahaan memperoleh hasil EVA yang positif, PT. Sari Husada pada tahun 1998 menunjukan
hasil EVA yang negatif dan pada tahun 1997, 1999, 20000, dan tahun 2001 perusahaan
memperoleh hasil EVA yang positif, PT. Siantar Top berturut-turut selama periode penelitian
menghasilkan EVA yang negatif dan PT. Ultrajaya Milk pada tahun 1997, 1998, 1999, dan tahun
2001 menunjukan hasil EVA yang negatif dan pada tahun 2000 perusahaan memperoleh EVA
yang positif.

Hasil EVA yang negatif menandakan bahwa selama periode penelitian manajemen perusahaan
tidak berhasil memberikan nilai tambah ekonomis kepada perusahaan dan hasil EVA yang positif
menandakan telah terjadi proses nilai tambah ekonomis bagi perusahaan. Selain itu meskipun
laba perusahaan naik belum tebntu EVA-nya juga akan naik ,karena hal ni sangat tergantung
pada struktur modal serta ongkos modal setiap komponennya.

Berdasarkan kesimpulan diatas, penulis dapat mengimplikasikan bahwa sebainya perusahaan


menggunakan konsep Economic Value Added dalam menilai kinerja keuangan perusahaan jika
dilihat dari sisi profit, penyedia dana maupun pihak-pihak terkait akan terkecoh, karena laba
yang tinggi belum menjamin terjadi nilai tambah bagi perusahaan. Selain itui manajemen perlu
meningkatkan efektifitas dan efisiensi biaya untuk mngindari EVA yang negatif.
Deskripsi Alternatif :

Penelitian ini merupakan studi deskriptif pada Bursa Efek jakarta dengan judul: “ Analisis
Economic Value Added Untuk Mengukur Kinerja Keuangan Pada Perusahaan Food and
Beverage Yang Listing Di BEJ.

Tujuan Penelitian ini adalah untuk mengukur kinerja keuangan perusahaan dengan
menggunakan analisis EVA; dan apakah akan menghasilkan nilai tambah ekonomis bagi
perusahaan.

Economic Value Added adalah suatu konsep pengukuran kinerja keuangan yang dikemukakan
oleh Stern Steward and Co. Rumus dasar EVA adalah laba operasi setelah pajak dikurangi total
biaya modal . Tilah ukur yang digunakan adalah apabila EVA > 0 berarti kinerja perusahaan
baik, jika EVA = 0 adalah menunjukan posisi impas dan jika EVA < 0 menunjukan tidak ada
nilai tambah ekonomis ke dalam perusahaan.

Hasil analisis dengan menggunakan EVA berturut-turut sebagai berikut:PT. Aqua Golden
Mississippi pada tahun 1997,1999,2000, dan tahun 2001 menunjukan hasil EVA yang positif
dan pada tahun 1998 menghasilkan EVA yang negatif, PT. Multi Bintang Indonesia pada tahun
1998, 1999, dan tahun 2000 menunjukan hasil EVA yang negatif sedangkan pada tahun 1997
dan 2001 perusahaan memperoleh hasil EVA yang positif, PT. Sari Husada pada tahun 1998
menunjukan hasil EVA yang negatif dan pada tahun 1997, 1999, 20000, dan tahun 2001
perusahaan memperoleh hasil EVA yang positif, PT. Siantar Top berturut-turut selama periode
penelitian menghasilkan EVA yang negatif dan PT. Ultrajaya Milk pada tahun 1997, 1998,
1999, dan tahun 2001 menunjukan hasil EVA yang negatif dan pada tahun 2000 perusahaan
memperoleh EVA yang positif.

Hasil EVA yang negatif menandakan bahwa selama periode penelitian manajemen perusahaan
tidak berhasil memberikan nilai tambah ekonomis kepada perusahaan dan hasil EVA yang
positif menandakan telah terjadi proses nilai tambah ekonomis bagi perusahaan. Selain itu
meskipun laba perusahaan naik belum tebntu EVA-nya juga akan naik ,karena hal ni sangat
tergantung pada struktur modal serta ongkos modal setiap komponennya.

Berdasarkan kesimpulan diatas, penulis dapat mengimplikasikan bahwa sebainya perusahaan


menggunakan konsep Economic Value Added dalam menilai kinerja keuangan perusahaan jika
dilihat dari sisi profit, penyedia dana maupun pihak-pihak terkait akan terkecoh, karena laba
yang tinggi belum menjamin terjadi nilai tambah bagi perusahaan. Selain itui manajemen perlu
meningkatkan efektifitas dan efisiensi biaya untuk mngindari EVA yang negatif.

You might also like