Professional Documents
Culture Documents
0710230042 / CB
AUDITING 1
BAB 4
KEWAJIBAN HUKUM AUDITOR
LINGKUNGAN HUKUM
1
Hukum Kerugian (Tort Law)
Tindakan yang merugikan:
1. kelalaian yang biasa, yaitu kelalaian untuk menerapkan tngkat
kecermatan yang biasa dilakukan secara wajar oleh orang lain dalam
kondisi yang sama.
2. kelalaian kotor, kelalaian untuk menerapkan tingkat kecermatan yang
paling ringan pada suatu kondisi tertentu.
3. kecurangan, yaitu penipuan yang direncanakan. Tidak sesuai dengan
SPAP standar pelaporan.
2
PIHAK YANG DAPAT DIKETAHUI SEBELUMNYA
Perorangan atau entitas yang diketahui ataupun yang akan diketahui auditor
akan mengandalkan laporan audit dalam membuat keputusan bisnis dan
investasi digolongkan sebagai pihak-pihak yang dapat diketahui sebelumnya.
Sehingga auditor harus sesuai dengan SPAP standar umum dan standar
pelaporan selain itu juga dengan kode etik peraturan 102, 201, 202, dan 203.
3
4. tidak harus membuktikan bahwa auditor telah melakuakn kelalaian
atau kecurangan dalam emngesahkan laporan keuangan terkait.
Tergugat:
1. memiliki beban untuk menegakkan kebebasan dari kelalaian dengan
cara membuktikan bahwa ia telah melakukan investigasi yang
memadai dan sesuai dengan itu memiliki dasar yang memadai untuk
percaya, dan memang percaya bahwa laporan keuangan yang disahkan
adalah benar pada tanggal laporan tersebut serta pada saat laporan
pendaftaran menjadi efektif.
2. melalui pembelaan harus menunjukkan bahwa kerugian penggugat
secara keseluruhan atau sebagian disebabkan oleh hal lain di luar
laporan yang dianggap tidak benar atau menyesatkan tersebut.
4
3. terlibat dalam tindakan, praktik, atau uasah yang digunakan sebagai
bentuk kecurangan atau kebohongan kepada setiap orang kaitan
dengan pembelian atau penjualn sekuritas apapun.
Kewajiban dalam Pasal 32
Pasal 32(a) menetapkan kewajiban kejahatan yang dikukan ”dengan sengaja”
atau ”cerdik” membuat pernyataan yang tidak benar atau menyesatkan dalam
laporan yang diarsipkan sesuai dengan Undang-undang tahun 1934.
Mengajukan Gugatan Menurut Undang-undang Tahun 1934
Penggugat:
1. dapat terdiri dari setiap orang yang membeli atau menjual sekurita.
2. harus dapat membuktikan adanya pernyataan yang secara material
tidak benar atau menyesatkan.
3. harus membuktikan ketergantungan untuk mengandalkan laporan
tersebut serta kerugian yang timbul karena mengandalkan laporan
tersebut.
Tergugat:
1. telah bertindak denga jujur
2. tidak mengetahui tentang pernyataan tidak benar atau menyesatkan.
Perbedaan Antara Undang-undang Tahun 1933 dan Tahun 1934
Butirt-butir Undang-undang 1933 Undang-undang 1934
Penggugat Setiap orang yang menerima Pembeli atau penjual
sekuritas. sekuritas
Penggugat harus Tidak Ya
membuktikan
adanya
ketergantungan pada
keandalan.
Tergugat Ya Tidak
bertanggung jawab
atas kelalaian biasa.
5
Undang-undang ini dimaksudkan untuk mengurangi risiko litigasi yang
ceroboh bagi auditor, perusahaan yang menjual sekuritasnya kepada public
dan para pihak yang berafiliasi dengan penerbit sekuritas.
Kewajiban Proposional
Reform Act ini memperkenalkan dan memulai suatu system kewajiban
proposional dimana sesorang tergugat yang tidak “mengetahui tindak
pelanggaran” atas hokum sekuritas tetap bertanggung jawab berdasarkan
persentase tanggung jawab.
Menutup Kerugian Aktual
Reform Act meutup kerugian katual yang timbul menurut undang-undang
sekuritas dan harga perdangan rata-rata selama periode 90 hari setelah tanggal
informasi diterbitkan yang mengoreksi adanya salah saji dan pengabaian
dalam laporan keuangan.
Tanggung Jawab untuk Melaporkan Tindakan Melanggar Hukum
Reform Act ini menetapkan persyaratan pelaporan baru kepada auditor yang
mendeteksi atau menyadari adanya tindakan melanggar hukum yang dilakukan
oleh pihak yang menerbitkan sekuritas.
Perubahan Lain yang Diberikan oleh Reform Act
Kelonnggaran lain bagi profesi akuntan:
1. mewajibkan penggugat membayar imbalan dan pengeluaran yang
layak bagi penasehat hukum yang digunakan oleh tergugat yang secara
langsung terkait dengan litigasi yang diputuskan oleh pengadilan
sebagai ceroboh dan tidak benar.
2. memberikan tenggang waktu untuk berusaha menyelesaikan masalah
yang ada, sehingga dapat mengurangi biaya yang seringkali
mendorong pihak yang tidak bersalah untuk mengajukan gugatan
classaction.
3. membatasi kerugian akibat tindakan hukum.
4. membatasi hak pihak ketiga untuk menggugat.
5. perubahan tata cara bagaimana pengadilan menunjuk wakil penggugat
dalam suatu classaction.
PERTIMBANGAN-PERTIMBANGAN LAIN
6
KEWAJIBAN MENURUT RACKETSER INFLUENCED AND
CORRUPT ORGANIZATION ACT (RICO)
RICO memuat ketentuan perdata yang memperbolehkan semua orang yang
secara pribadi menjadi korban “pola kegiatan pemerasan” untuk menuntut
ganti rugi tiga kali lipat ditambah dengan penggantian imbalan untuk kuasa
hokum.
7
transaksi, dan mendapatkan bukti kompeten, maka kesaksian pakar
akan sangat menyakinkan.