Professional Documents
Culture Documents
Terdapat
berbagai macam pondasi yang digunakan di Indonesia. Kaison beton yang dicor ditempat, tiang
pancang baja, tiang pancang beton bertulang dan pratekan, serta tiang bor, kesemuanya dipakai
secara luas.
Kepala jembatan yang digunakan umumnya susunan pile cap serta pilar berkolom tunggal atau
majemuk dan balok melintang ujung (cross head).
2. PONDASI JEMBATAN
Pondasi merupakan sumber masalah tersendiri bagi para pelaksana konstruksi jembatan,
sehubungan dengan kondisi tanah yang jarang dapat diketahui secara tepat, walaupun sampai
saat ini telah kita kenal suatu methode pendekatannya yaitu dengan adanya penyelidikan tanah
(Soil Investigation) untuk memprediksi daya dukung tanah.
Cara pelaksanaan pondasi terdiri atas dua jenis utama, pertama adalah jenis yang dapat
dilaksanakan tanpa memerlukan peralatan khusus. Pondasi jenis ini termasuk pondasi telapak
(pondasi langsung) dan kaison beton yang dicor di tempat. Jenis kedua termasuk pondasi tiang,
kaison beton pracetak atau shell baja. Pondasi tiang dapat dilaksanakan secara dipancang atau
dibor dan tiangnya terbuat dari baja atau beton.
a. Umum
Kayu untuk tiang pancang penahan beban (bukan cerucuk) dapat diawetkan atau tidak
diawetkan, dan dapat dipangkas sampai membentuk penampang yang tegak lurus terhadap
panjangnya atau berupa batang pohon lurus sesuai bentuk aslinya. Selanjutnya semua kulit kayu
harus dibuang.
Tiang pancang kayu harus seluruhnya keras (sound) dan bebas dari kerusakan, mata kayu, bagian
yang tidak keras atau akibat serangan serangga.
Tiang pancang kayu yang menggunakan kayu lunak memerlukan pengawetan, yang harus
dilaksanakan sesuai dengan AASHTO M133 - 86 dengan menggunakan instalasi peresapan
bertekanan. Bilamana instalasi semacam ini tidak tersedia, maka dilakukan pengawetan dengan
tangki terbuka secara panas dan dingin. Beberapa kayu keras dapat digunakan tanpa pengawetan,
tetapi pada umumnya, kebutuhan untuk mengawetkan kayu keras tergantung pada jenis kayu dan
beratnya kondisi pelayanan.
Sebelum pemancangan, diperlukan tindakan pencegahan kerusakan pada kepala tiang pancang
yaitu dengan cara pemangkasan kepala tiang pancang sampai penampang melintang menjadi
bulat dan tegak lurus terhadap panjangnya dan memasang cincin baja atau besi yang kuat. Dan
setelah pemancangan, kepala tiang pancang harus dipotong tegak lurus terhadap panjangnya
sampai bagian kayu yang keras dan diberi bahan pengawet sebelum pur (pile cap) dipasang.
d. Pemancangan
Pemancangan berat yang mungkin merusak kepala tiang pancang, memecah ujung dan
menyebabkan retak tiang pancang harus dihindari dengan membatasi tinggi jatuh palu dan
jumlah penumbukan pada tiang pancang. Umumnya, berat palu harus sama dengan beratnya
tiang untuk memudahkan pemancangan. Perhatian khusus harus diberikan selama pemancangan
untuk memastikan bahwa kepala tiang pancang harus selalu berada sesumbu dengan palu dan
tegak lurus terhadap panjang tiang pancang dan bahwa tiang pancang dalam posisi yang relatif
pada tempatnya.
e. Penyambungan
Bilamana diperlukan untuk menggunakan tiang pancang yang terdiri dari dua batang atau lebih,
permukaan ujung tiang pancang harus dipotong sampai tegak lurus terhadapa panjangnya untuk
menjamin bidang kontak seluas seluruh penampang tiang pancang. Pada tiang pancang yang
digergaji, sambungannya harus diperkuat dengan kayu atau pelat penyambung baja, atau profil
baja seperti profil kanal atau profil siku yang dilas menjadi satu membentuk kotak yang
dirancang untuk memberikan kekuatan yang diperlukan. Tiang pancang bulat harus diperkuat
dengan pipa penyambung. Sambungan di dekat titik-titik yang mempunyai lendutan maksimum
harus dihindarkan.
Gambar 2 – Sambungan tiang pancang kayu
a. Umum
Tiang pancang beton pracetak harus dirancang, dicor dan dirawat untuk memperoleh kekuatan
yang diperlukan sehingga tahan terhadap pengangkutan, penanganan, dan tekanan akibat
pemancangan tanpa kerusakan. Tiang pancang segi empat harus mempunyai sudut-sudut yang
ditumpulkan. Pipa pancang berongga (hollow piles) harus digunakan bilamana panjang tiang
pancang yang luar biasa diperlukan, selimut beton yang digunakan minimum 40 mm dan
bilamana tiang pancang terekspos terhadap air laut atau pengaruh korosi lainnya, selimut beton
minimum 50 mm.
b. Pembuatan Tiang
Tiang pancang dibuat dan dirawat sesuai dengan ketentuan dari pelaksanaan struktur beton .
Tiang dapat dicetak pada landasan dengan menggunakan acuan pinggir yang dapat dibongkar
dari bahan kayu atau baja. Jenis landasan dan pilihan bahan untuk acuan pinggir tergantung pada
jumlah tiang yang akan dicetak. Dasar pencetakan tiang harus ditempatkan pada tanah yang
kokoh untuk mencegah melenturnya tiang pada waktu dan sesudah pengecoran, suatu landasan
beton yang masif masih sering digunakan untuk keperluan pengecoran tersebut.
Pangkal tiang (stop end) harus dibuat benar-benar tegak lurus pada sumbu tiang untuk menjamin
distribusi yang merata dari pukulan penumbuk pada waktu pemancangan. Penggetar digunakan
untuk mendapatkan kepadatan yang teliti pada beton, dan beton diantara penahan baja (bearer)
atas dan adukan beton harus dikerjakan menggunakan alat pemotong untuk meniadakan bercak-
bercak keropos (honey comb).
Gambar 3 - Susunan pencetakan untuk tiang
beton
Jika tiang dicor dengan acuan samping dari kayu, acuan harus dibongkar sesegera mungkin (24
jam setelah pengecoran) dan perawatan basah dengan menggunakan penyemprotan air dan
karung dipertahankan untuk jangka waktu tujuh hari. Segera setelah pengujian kekuatan tekan
pada kubus beton (4 benda uji) menunjukan bahwa tiang cukup kuat untuk diangkat, tiang harus
dimiringkan secara hati-hati dengan batang pengungkit dan diganjal dengan baji untuk
melepaskan lekatan antara tiang dengan landasan. Tali pengangkat (lifting sling) atau baut
pegangan dapat dipasang dan tiang diangkat untuk pengangkutan ke tempat penumpukkan.
Pekerjaan pemiringan dan pengangkatan harus dilakukan dengan sangat hati-hati karena tiang
masih mempunyai kekuatan rendah, dan retakan atau awal retakan yang terjadi pada tahap ini
akan memperbesar akibat tegangan pada saat pemancangan.
Pada bagian dekat kepala tiang harus di beri tanda yang jelas dengan suatu nomor referensi,
dengan panjang dan tanggal pengecoran pada waktu atau sebelum pengangkutan, untuk
menjamin bahwa pemancangan dilakukan dengan urutan yang benar. Tiang harus dilindungi dari
matahari dengan cara menutupi tumpukan tiang menggunakan terpal atau lembaran lain. Tidak
ada tiang pancang yang akan dipancang sebelum berumur paling sedikit 28 hari atau telah
mencapai kekuatan minimum yang disyaratkan
Selama operasi pengangkatan, tiang pancang harus didukung pada titik seperempat panjangnya.
Bilamana tiang pancang tersebut akan dibuat 1,5 m lebih panjang dari pada panjang yang
disebutkan dalam Gambar, maka agar menggunakan baja tulangan dengan diameter yang lebih
besar dan/atau memakai tiang pancang dengan ukuran yang lebih besar dari yang ditunjukkan
dalam Gambar.
Cara lain yaitu, perpanjangan tiang pancang beton pracetak dilaksanakan dengan penyambungan
tumpang tindih (overlap) baja tulangan. Beton pada kepala tiang pancang akan dipotong hingga
baja tulangan yang tertinggal mempunyai panjang paling sedikit 40 kali diameter tulangan.
Perpanjangan tiang pancang beton harus dilaksanakan dengan menggunakan baja tulangan yang
sama (mutu dan diameternya) seperti pada tiang pancang yang akan diper-panjang. Baja spiral
harus dibuat dengan tumpang tindih sepanjang 2 kali lingkaran penuh dan baja tulangan
memanjang harus mempunyai tumpang tindih minimum 40 kali diameter.
Bilamana perpanjangan melebihi 1,50 m, acuan harus dibuat sedemikian hingga tinggi jatuh
pengecoran beton tak melebihi 1,50 m.
Sebelum pengecoran beton, kepala tiang pancang harus dibersihkan dari semua bahan lepas atau
pecahan, dibasahi sampai merata dan diberi adukan semen yang tipis. Mutu beton yang
digunakan sekurang-kurangnya harus beton K400. Semen yang digunakan haruslah dari mutu
yang sama dengan yang dipakai pada tiang panjang yang akan disambung.
Acuan tidak boleh dibuka sekurang-kurangnya 7 hari setelah pengecoran. Perpanjangan tiang
pancang akan dirawat dan dilindungi dengan cara yang sama seperti tiang pancang yang akan
disambung. Bilamana tiang pancang akan diperpanjang setelah operasi pemancangan sedang
berjalan, kepala tiang pancang direncanakan tertanam dalam pur (pile cap), maka perpanjangan
baja tulangan yang diperlukan harus seperti yang ditunjukkan dalam Gambar. Bilamana tidak
disebutkan dalam Gambar, maka panjang tumpang tindih baja tulangan harus 40 kali diameter
untuk tulangan memanjang.
d. Sepatu Tiang PancangTiang pancang harus dilengkapi dengan sepatu yang datar atau
mempunyai sumbu yang sama (co-axial), jika dipancang masuk ke dalam atau menembus jenis
tanah seperti batu, kerikil kasar, tanah liat dengan berangkal, dan tanah jenis lainnya yang
mungkin dapat merusak ujung tiang pancang beton. Sepatu tersebut dapat terbuat dari baja atau
besi tuang. Untuk tanah liat atau pasir yang seragam, sepatu tersebut dapat ditiadakan. Luas
ujung sepatu harus sedemikian rupa sehingga tegangan dalam beton pada bagian tiang pancang
ini masih dalam batas yang aman.
Gambar diatas adalah jenis sepatu untuk berbagai jenis tanah : (a) soft ground, (b) stiff to hard
clay, compact sands dan gravels, (c) Ground mengandung cobbles or bolders, (d) Rock Point
untuk penetrasi lapisan bedrock surface, (e) Oslo Point untuk sloping bedrock surface.
a. Umum
Tiang baja mempunyai keuntungan yaitu kuat ringan untuk ditangani, mempunyai kemampuan
daya dukung tekan (kompresif) yang tinggi bila dipancang pada lapisan tanah keras dan mampu
dipancang dengan keras untuk penetrasi yang dalam hingga mencapai lapisan dukung, atau untuk
mendapatkan daya dukung tahanan geser yang tinggi. Biaya per meter lebih tinggi daripada tiang
beton pracetak. Mudah dipotong atau diperpanjang untuk menyesuaikan dengan variasi ke
dalaman lapisan dukung (bearing stratum)
Pipa dapat dipancang dengan ujung terbuka atau tertutup. Tiang yang harus mendukung beban
tekan tinggi biasanya dipancang dengan ujung tertutup. Tiang dengan ujung terbuka mungkin
mempunyai pelat penguat yang ditambahkan pada ujung tiang (pada bagian dalam atau bagian
luarnya) jika diperkirakan akan terdapat lapisan yang sulit ditembus pada waktu pemancangan.
Pada umumnya, tiang pancang baja struktur harus berupa profil baja gilas biasa, tetapi tiang
pancang pipa dan kotak dapat digunakan. Bilamana tiang pancang pipa atau kotak digunakan,
dan akan diisi dengan beton, mutu beton tersebut minimum harus K250 dengan kadar semen
sesuai ketentuan.
Tiang yang akan diisi dengan beton dipasang dengan ujung tertutup, dan pengisian beton pada
pipa baja dilakukan setelah selesai pemancangan. Pipa baja biasanya ditinggalkan didalam tanah
sebagai bagian dari tiang yang permanen (tetap).
b. Penyambungan Tiang
Penyambungan antara potongan tiang baja memerlukan pengelasan standar tinggi dan harus
dilakukan oleh tukang las yang bersertifikat. Pengelasan harus dikerjakan sedemikian rupa
hingga kekuatan penampang baja semula dapat ditingkatkan. Sambungan harus dirancang dan
dilaksanakan dengan cara sedemikian hingga dapat menjaga alinyemen dan posisi yang benar
pada ruas-ruas tiang pancang. Pengelasan harus diuji secara visual dan dengan cara non
destructive.
Biasanya perlu memotong 300 mm hingga 500 mm dari puncak bagian tiang dipancang untuk
meratakan ujungnya dan untuk membuang bagian baja keras yang sukar dilas.Sambungan yang
dilas harus mampu meneruskan momen penuh dalam tiang (dan untuk pipa baja) biasanya
merupakan las ujung penetrasi penuh di sekeliling permukaan pipa.