You are on page 1of 6

TUGAS KEPUSTAKAAN KIMIA

ISSN DAN ISBN

Kelompok 4
Natalia Debora J3L108022
Risna Sari J3L108065
Yunia Subaheti J3L108114
Marwan Ghozali J3L108052
Dewi Indah J3L208

PROGRAM KEAHLIAN ANALISIS KIMIA


DIREKTORAT PROGRAM DIPLOMA INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2010
ISBN
(International Standard Book Number)

Gambar 1 Contoh ISBN

ISBN, singkatan dari International Standard Book Number (Nomor


Buku Standar Internasional), merupakan nomor identitas judul buku yang
diterbitkan oleh setiap penerbit. Salah satu fungsi utama dari ISBN adalah
untuk memperlancar arus distribusi buku, sehingga pemesanan buku dapat
dilakukan berdasarkan ISBN dari buku yang bersangkutan. Keuntungan dari
cara ini adalah dapat mencegah terjadinya kekeliruan dalam pemesanan
buku yang dikehendaki. Misalnya dikarenakan oleh nama pengarang yang
sama atau judul buku yang hampir sama tetapi isinya berbeda.
Sistem ISBN diciptakan di Britania Raya pada tahun 1966 oleh
seorang pedagang buku dan alat-alat tulis W H Smith dan mulanya disebut
Standard Book Numbering atau SBN (digunakan hingga tahun 1974). Sistem
ini diadopsi sebagai standar internasional ISO 2108 tahun 1970.
Pengidentikasi serupa, International Standard Serial Number (ISSN),
digunakan untuk publikasi periodik seperti majalah.
ISBN diperuntukkan bagi penerbitan buku. Nomor ISBN tidak bisa
dipergunakan secara sembarangan, diatur oleh sebuah lembaga
internasional yang berkedudukan di Berlin, Jerman. Untuk memperolehnya
bisa menghubungi perwakilan lembaga ISBN di tiap negara yang telah
ditunjuk oleh lembaga internasional ISBN. Perwakilan lembaga internasional
ISBN di Indonesia adalah Perpustakaan Nasional yang beralamat di Jalan
Salemba, Jakarta. Nomor ISBN dapat diperoleh dengan menghubungi
Perpustakaan Nasional dengan cara datang langsung atau melalui Faksimil
dengan ketentuan:
1. Mengirimkan atau membawa surat permohonan yang berisi judul buku
beserta sinopsis buku yang akan diterbitkan.
2. Membayar biaya administrasi Rp 25.000/judul buku (di Malaysia tidak
dikenai biaya apa pun)
Proses untuk memperoleh nomor ISBN tidaklah rumit, terlebih bila
datang sendiri ke Perpustakaan Nasional hanya memerlukan waktu beberapa
jam. ISBN terdiri dari 10 digit nomor dengan urutan penulisan adalah kode
negara-kode penerbit-kode buku-no identifikasi. Namun, mulai Januari
2007 penulisan ISBN mengalami perubahan mengikuti pola EAN, yaitu 13
digit nomor. Perbedaannya hanya terletak pada tiga digit nomor pertama
ditambah 978. Jadi, penulisan ISBN 13 digit adalah 978-kode negara-kode
penerbit-kode buku-no identifikasi. Dalam penulisannya, singkatan ISBN
adalah dengan huruf besar dan terletak di depan angka-angka pengenal dan
pemeriksa. Antara setiap bagian pengenal dan pemeriksa dibatasi oleh tanda
penghubung, misalnya ISBN 979-8006-70-4. Angka pengenal kelompok
ISBN untuk Indonesia adalah 979. Dengan demikian setiap judul buku yang
mempunyai angka 979 berarti diterbitkan di Indonesia. Saat ini jumlah
penerbit yang telah menjadi anggota ISBN sebanyak 548 penerbit.
Prefiks ISBN untuk negara Indonesia adalah 979 dan 602. Contoh
pola ISBN untuk buku-buku di Indonesia:
978-979-penerbit-kode buku-no identifikasi
978-602-penerbit-kode buku-no identifikasi
979-979-penerbit-kode buku-no identifikasi
979-602-penerbit-kode buku-no identifikasi
Catatan: 2 pola akhir belum digunakan dan akan digunakan apabila
prefiks 978 sudah penuh. Hal ini berlaku untuk semua negara dimana
prefiks awal 979 menggantikan penempatan prefiks 978.
Pencantuman ISBN pada buku-buku yang diterbitkan sekaligus
merupakan sarana promosi bagi para penerbit, karena informasi tentang
ISBN ini dikumpulkan, diterbitkan dan disebarluaskan baik oleh Badan
Nasional yang berada di Jakarta maupun Badan Internasional yang berlokasi
di Berlin, Jerman.
Badan Nasional ISBN mempunyai tugas menyebarkan informasi
ISBN melalui berbagai terbitan, seperti Bibliografi Nasional Indonesia (BNI),
direktori, dan majalah Berita ISBN. Sedangkan Badan Internasionalnya
mewakili Asosiasi Penerbit Internasional (International Publishers
Association) dan Federasi Internasional Asosiasi-asosiasi Perpustakaan
(International Federation of Library Association/IFLA).
Nomor Buku Standar Internasional ini terdiri atas 10 digit angka
yang mewakili tiga pengenal atau identitas dan satu pemeriksa, yaitu: 3 digit
pertama berupa pengenal kelompok (group identity), empat digit kedua
berupa pengenal penerbit (publisher identity), dua digit ketiga adalah
pengenal judul buku (title identity), dan satu digit terakhir merupakan
pemeriksa (check digit).
ISBN diberikan oleh Badan Internasional yang berada di Berlin,
Jerman. Di Indonesia badan ini mendelegasikan wewenangnya kepada
Perpustakaan Nasional RI sebagai Badan Nasional yang berhak memberikan
ISBN kepada para penerbit yang memerlukannya.
Permintaan untuk mendapatkan ISBN dapat ditujukan kepada
Perpustakaan Nasional RI, c.q. Pusat Layanan Informasi (Tim ISBN/KDT).
Data-data buku yang perlu dikirimkan antara lain judul buku, nama
pengarang/penyusun/penerjemah, cetakan/edisi/revisi, tahun terbit, dan
kota terbit. Persyaratan lain adalah melampirkan halaman judul, daftar isi
kata pengantar, serta surat permohonan dari kantor/lembaga yang akan
menerbitkan buku yang dimintakan ISBN/KDT tersebut. Bagi penerbit yang
belum mendaftar perlu mengisi surat pernyataan menjadi anggota ISBN dan
KDT (Katalog Dalam Terbitan atau CIP/Cataloging In Publication).
ISBN nantinya dicantumkan pada setiap buku yang diterbitkan,
dicetak dengan huruf yang cukup jelas sehingga mudah terbaca. Nomor
Buku Standar Internasional ini pencetakannya diletakkan di balik halaman
judul (verso) dan pada kulit luar belakang ( back cover) di bagian tengah
bawah. Apabila bukunya tebal maka ISBN dapat juga dicetak pada bagian
punggungnya (spine).
Hasil terbitan yang dapat diberikan ISBN antara lain:
 Buku tercetak/ terbitan tunggal (monograph)
 Terbitan dalam bentuk mikro (microform)
 Terbitan dengan menggunakan huruf braille
 Pita rekaman teks yang dikategorikan sebagai bacaan
 Media lain, termasuk film pendidikan dan transparansi

Hasil terbitan tidak diberikan ISBN antara lain:


 Majalah
 Buletin
 Jurnal
 Laporan berkala

Secara keseluruhan dapat disimpulkan, ISBN adalah nomor pengenal


khusus yang dapat dipakai secara internasional bagi pelayanan bibliografis
dengan tape magnetis dan juga dalam pertukaran data.
ISSN
(International Standard Serial Number)

Sedangkan ISSN adalah singkatan dari International Standard Serial


Number atau Standar Internasional Nomor Majalah ( mis: ISSN 0126-1460 ).
Deretan 8 angka tersebut merupakan nomor pengenal dari majalah tersebut,
sama halnya dengan Nomor Induk Pegawai ( NIP ), Nomor Pokok Anggota
ABRI ( Nrp ) atau nomor pengenal sebuah mesin mobil. Manfaat dari nomor
ISSN ini adalah memudahkan pelaksanaan administrasi seperti pemesanan
sebuah majalah akan cukup dengan menyebutkan nomor ISSN-nya. Nomor
ISSN ini akan menghilangkan keragu-raguan karena ternyata banyak majalah
yang sama atau hampir sama judul / namanya.
Jadi, setiap majalah mempunyai ISSN-nya sendiri, yang tidak akan
dipakai oleh majalah lain. Bila majalah berganti judul, maka majalah itu juga
akan memperoleh nomor ISSN baru. Ini diberikan kepada semua jenis
majalah, termasuk penerbitan berseri.
ISSN diberikan oleh ISDS (International Serial Data System) yang
berkedudukan di Paris, Perancis. ISSN diadopsi sebagai implementasi ISO-
3297 di tahun 1975 oleh Subkomite no. 9 dari Komite Teknik no. 46 dari ISO
(TC 46/SC 9). ISDS mendelegasikan pemberian ISSN baik secara regional
maupun nasional. Untuk regional Asia dipusatkan di Thai National Library,
Bangkok, Thailand. PDII LIPI merupakan satu-satunya ISSN National Centre
untuk Indonesia.

You might also like