You are on page 1of 45

AKSELERASI

TANTANGAN BAGI SEMUA SISWA



AlifaOleh
Robitah

Roisatul Ainiyah

kelompok
Tri Handayani 9
 Akselerasi bukan berarti guru menginditifikasi
kemampuan siswa, kemudian memisahkan
siswa yang memiliki kemampuan khusus dari
siswa lain untuk menerima pembelajaran
akselerasi.

 Siswa berbakat, siswa rata-rata, dan siswa


berkemampuan rendah belajar bersama.
 Mengidentifikasi cara belajar terbaik siswa
dianggap lebih penting dari pada
mengidentifikasi perbedaan kemampuan
diantara siswa.

 Fokus: kedalaman belajar, peningkatan pengetahuan,


lingkungan belajar yang dapat memacu siswa dalam
pembelajaran.
 Pelabelan (spt siswa berkemampuan tinggi,
siswa berkemampuan sedang, siswa
berkemampuan rendah) dianggap tidak baik.
 Sehingga standar yang ditetapkan untuk semua
siswa adalah sama.
• Akselerasi menuntut adanya perubahan lingkungan
sekolah, sedemikian rupa yang dapat mendukung proses
pembelajaran berjalan efektif.
* Salah satu kesulitan yang dihadapi adalah asumsi
bahwa untuk melakukan perubahan tersebut
tergolong sulit.
THE IMPETUS OF ACCELARATION
(PEMACU AKSELERASI)
1. Pertanggung jawaban dan standar nasional
yang telah ditetapkan.
* menghilangkan praktek menetapkan
standar yang berbeda bagi siswa (standar
tinggi dan standar rendah).
2. Perancangan standar kurikulum yang sesuai
dengan kemampuan siswa.
3. Mempersiapkan guru yang berkualitas.
4. Keinginan agar dapat tetap exis dalam
persaingan kerja di masa kini.
A RESEARCH FRAMEWORK SUPPORTING
ATCELARATED LEARNING

(PENELITIAN RANCANGAN KERJA


MENDUKUNG PEMBELAJARAN AKSELERASI)
 Pembelajaran akselerasi menanamkan
kemampuan dasar dalam belajar yang
menghendaki kemajuan skill dan berfikir tingkat
tinggi, serta penyelesaian masalah
 Hal yang diharapkan dengan pembelajaran
akselarasi meliputi perubahan pengalaman
belajar, kekontinyuan belajar, motivasi, dan
perencanaan dengan identifikasi dan
pembangunan kekuatan.
 Pembelajaran akselerasi menggunakan kualitas
intelektuak tinggi; mendasar, autentik, dan
relevan.
 Strategi pembelajaran yang berbakat dan
berpotensi (Tomlinson 1996)

 Melangsungkan pembelajaran yang berpusat


pada siswa
 Siswa diikutsertakan aktif, berpartisipasi dalam
pembelajaran
 Siswa menyelesaikan masalah secara relevan
 Siswa memahami tentang pentingnya ide-ide
 Berkesempatan untuk berfikir tingkat tinggi
 Berkesempatan untuk menerapkan
pembelajaran dan pemahaman
 Berkesempatan untuk memahami tentang
penguasaan melalui belajar
 Pembelajaran berkarakter (Hopfenberg et al.
1993; Keller dan Uebner 1997)

 Pembelajaran autentik
 Prmbelajaran interaktif
 Pembelajaran inklusif
 Pembelajaran berkelanjutan
 Pembelajaran yang berpusat pada pebelajar
 Lingkungan belajar yang menekankan pada
hubungan saling mempengaruhi diantara
kurikulum , pengajaran, dan konteks
pembelajaran.
 Peningkatan akademik autentik ( Newmann,
Secada, dan Wehlage 1995)

 Kualitas intelektual yang tinggi


 Membangun pengetahuan dilakukan oleh siswa
 Penerapan inkuiri
 Pemahaman yang mendalam
 Komunikasi yang semakin luas
 Nilai akhir sekolah
 Pembelajaran pemahaman (Cohen, McLaughlin, dan
Talbert 1993)

 Peningkatan keterampilan mengajar (Means,


Chelemer, dan Knapp 1991; Knapp et al. 1995)
“Pengajaran yang terintegrasi dalam membangun
siswa “tangguh dan berintelektual yang berprestasi”
“Penanaman keterampilan dasar lebih ke “dalam”
(tugas bersifat global dan kompleks)”
“Penuh tantangan, komunikasi, dan berfikir
sebagai bagian dari praktek pengajaran”
 
 Strategi pembelajaran yang berbakat dan
berpotensi (Tomlinson, 1996:157)

 Siswa bekerja dalam kelas yang berpusat pada


siswa , dimana pembelajarannya disampaikan
secara interaktif dan kolaboratif
 Siswa menggunakan pembelajaran aktif, strategi
partisipatif
 Siswa memecahkan masalah dengan penuh
makna dalam kehidupan nyata di luar kelas
 Siswa membuat pengertian tentang pentingnya
memahami ide dan konsepnya sendiri
 Siswa menerapkan pemahamannya dan
keterampilannya untuk memperdalam
pembelajaran
 Siswa mengembangkan pengertian bahwa
penguasaan pembelajaran secara terus
menerus memungkinkan siswa untuk
mengapresiasi dan mengikuti aktivitas
intelektual
 Pembelajaran berkarakter

 Di dalam proyek Sekolah Percepatan , pembelajaran


berkarakter memandu konseptualisasi diri siswanya
(Hapfenberg et al., 1993:Keller dan Huebner, 1997).
 Hasil penelitian proyek Sekolah Percepatan di
identifikasi lima karakteristik pembelajaran yang penuh
makna:
1. Autentik
2. Interaktif
3. Inklusif
4. Berkelanjutan, dan
5. berpusat pada pebelajar.
 Menurut (Levin, 1998), Pembelajaran yang
penuh makna adalah sarana untuk
membantu siswa mencapai standar
pembelajaran secara internal maupun
eksternal.
 Prestasi akademik autentik

 Berpusat pada kualitas intelektual dari hasil


belajar (Newmann, Secada, dan Wehlage 1945;
Newmann et al., 1996).
 Ditemukan tiga kriteria/penentuprestasi
akademik autentik, yaitu:
1. Membangun pengetahuan, menghasilkan
pengetahuan dibandingkan meniru melalui
ingatan dan pembelajaran secara hafalan.
2. Penerapan inkuiri, meliputi “penggunaan
siswa” (pengetahuan awal siswa), siswa
membangun dan mengembangkan
pemahaman melalui lisan dan komunikasi
tertulis.
3. Nilai akhir pembelajaran, siswa memahami
hubungan antara pembelajaran dan
pemikiran di dunia/lingkungan nyata di luar
kelas.
 Pembelajaran pemahaman
 Karakteristik:
 Tantangan
 Tanya jawab
 Pembelajaran kolaboratif diantara guru dan
siswa saling memberikan kritik
 Pemahaman konseptual dari mata pelajaran.
 Pembelajaran pemahaman menganggap
kelas sebagai tempat”dimana siswa dan guru
memperoleh pengetahuan secara kolaboratif
 Sebagai tempat” mengikuti ilmu dan fakta
yang terus berganti secara berkelanjutan
melalui percakapan atau diskusi kelas”, dan
 Sebagai tempat” pemahaman konseptual
(berlawanan dengan hafalan) dari tujuan
mata pelajaran.
 Menurut ( Mc Laughlin dan Talbert 1993:1)
terhadap pembelajaran pemahaman.
 Di dalam kelas siswa menggali,
memperkirakan, dan membangun
pengetahuannya sendiri dan guru sebagai
pemandu, pelatih , dan fasilitator siswa belajar
melalui pertanyaan-pertanyaan di akhir
pembelajaran, menantang siswa, berfikir, dan
belajar dalam menguji ide-ide dan
hubungannya.
 Sejalan dengan pendapat ( Wilson, Miller, dan
Yerkes 1993:95)
 Belajar memahami dianggap terjadi melalui
petualangan belajar , dengan memberikan
kesempatan guru dan siswa mengambil
keputusan dan belajar bersama.
 Siswa diharapkan memahami lebih dalam,
tidak hanya sebatas materi.
 Peningkatan keterampilan mengajar

 Peningkatan keterampilan mengajar terintegrasi


dalam pembelajaran yang membagun siswa
“tangguh dan berprestasi akademik” (Means,
Chelemer, dan Knapp 1991; Knapp et al. 1995).
 Tiga prinsip utama yang memandu peningkatan
keterampilan mengajar.
1. sikap terhadap kelemahan pebelajar dalam
mengakui, mengapresiasi, dan membangun
siswa”tetap tangguh dan mendorong pemahaman
pada budaya siswa”
2. difokuskan pada penyediaan kurikulum yang
didasarkan pada relevan, masalah yang pebuh
makna yang menghubungkan pembelajaran pada
apa yang diketahui siswa dan telah dialami
3. mendeskripsikan strategi pembelajaran yang
secara eksplisit model yang bagaimana untuk
belajar, mengembangkan permasalahan open-
ended dengan banyak solusi yang mungkin,
menggunakan scaffolding untuk mengizinkan
siswa “menjangkau tempat yang tinggi” (Means,
Chelemer dan Knapp 1991:15), dan menggunakan
dialog dan pengajaran pengulangan untuk
bertukar ide-ide dan membangun pemahaman.
 Kesimpulan:

 pembelajaran autentik, relevan, berkelanjutan dan


berhubungan.
 Pengalaman belajar untuk seluruh siswa didasarkan
dalam standar yang tinggi.
 Deskripsi belajar siswa siapa yang aktif, merespon, dan
rumit dalam pencarian intelektual dengan siswa lain.
 Sedangkan guru adalah seseorang berkeahlian tinggi dan
berpengetahuan. Mereka belajar selama siswanya dan
mengubah dalam diskusi dan dialog yang penuh makna
dengan siswa. Guru bersifat reflektif dalam prakteknya.
 Reformasi sekolah
 Levin 1987, memfokuskan penelitiannya pada isu-
isu ketidaksetaraan dalam pendidikan.
 Satu-satunya titik terang ia menemukan di
sekolah ini adalah kelas untuk siswa diidentifikasi
sebagai berbakat.
 Dalam studinya tentang sekolah percepatan
menjelaskan bahwa ide-ide adalah untuk
menciptakan sebuah sekolah yang akan
mempercepat pengembangan semua siswa
dengan membangun kekuatan mereka daripada
mencari dan meremedi kelemahan mereka
(1996:10).
 sejak awal tahun 1987, proyek sekolah
akselerasi telah diadopsi oleh lebih dari 1000
sekolah di tiga puluh lima negara bagian dan
beberapa negara asing. sekolah-sekolah di
seluruh negeri dilayani oleh pusat-pusat
regional satelit didirikan di perguruan tinggi
dan universitas, negara departemen
pendidikan, dan distrik sekolah.
 kurikulum yang ditetapkan untuk sekolah-
sekolah dipercepat tidak ada, masing-masing
sekolah menentukan tindakan yang
memenuhi kebutuhan yang berbeda-beda.
 Tujuan utama dari proyek sekolah percepatan
yaitu meningkatkan prestasi siswa
 menciptakan sebuah sekolah di mana semua
anak dipandang mampu sebagai manfaat dari
pengalaman pembelajaran yang
kaya/bermakna. 
 sekolah yang menciptakan situasi belajar
yang kuat untuk semua anak, memadukan
kurikulum, strategi pengajaran dan konteks
pembelajaran dengan memberikan banyak
perubahan.
2. Program Pengembangan Sekolah
School Development Program (SDP)

Latar belakangnya:
Dimulai pada akhir 1960 dan awal 1970an di New Haven oleh James Comer
Comer menemukan bahwa guru seringkali menghukum “anak yang kurang berkembang atau perkembangan anak yang
berbeda” karena menganggap prilaku mereka buruk.
Comer melihat adanya kebutuhan untuk membangun kepercayaan antara orang tua dan sekolah
Program SDP

Menyediakan sistem untuk mengorganisasi dan mengatur sekolah yang


dirancang untuk menolong perkembangan anak dan persoalan perhubungan.

Tujuan dari hal tersebut adalah untuk membangun sekolah yang berpusat pada
anak dengan perkembangan psikologi sebagai kunci kesuksesan akademik.

Memiliki tiga prinsip sebagai pedoman yaitu; persetujuan umum, kolaborasi dan tidak
ada kesalahan. Prinsip-prinsip ini mencerminkan fokus terciptanya kerjasama dan
kepercayaan antara orang tua dan pihak sekolah.
Tujuan dalam SDP sekolah dibuat oleh:

Tim perencanaan dan manajemen sekolah:


merencanakan dan mengkoordinasi aktivitas sekolah

Tim orang tua:


bekerja untuk melibatkan orang tua siswa pada semua tingkat disekolah

Siswa dan staff pendukung:


menempatkan persoalan disekitar sekolah dan mengatur kasus individu siswa
3. Koalisi sekolah-sekolah penting
(Coalition of essential school)
Koalisi sekolah-sekolah
penting ini m enyediakan
Ditemukan oleh
seperangkat prinsip yang
Theodore Sizer
mendeskripsikan sekolah
yang efektif.
Prinsip-prinsip dalam program ini:

Diterapkan Sekolah-sekolah kecil dan yang berukuran tertentu

Matapelajarannya dijadikan satu untuk semua murid

Berfokus pada upaya membantu anak-anak muda untuk menggunakan pemikirannya dengan baik

Kurikulum intradisiplin untuk menghormati perbedaan warisan budaya yang mencakup kehidupan bermasyarakat
Lanjutan…

Pembelajaran aktif dimana siswanya yang bekerja atau siswa sebagai warga dan guru sebagai pelatihnya

Evaluasi siswa dilakukan dengan metode Performance Assesment (penilaian kinerja)

Pengambilan keputusan secara kolaboratif dan berdasar pemerintah; pilihan; ras; etnis; ekonomi, dan keragaman
intelaktual; dan alokasi waktu yang ditentukan untuk rencana kolektif.
 
Program-Program Menggunakan Materi dengan
Pendekatan Bakat dan Talenta

1. Sekolah untuk pengembangan bakat


(School for Talent Development)


berfokus pada pembelajaran berbasis konsep daripada pembelajaran
keterampilan.

Sekolah-sekolah yang termasuk sekolah pengembangan bakat menggunakan
kurikulum antar cabang ilmu pengetahuan dan studi berbasis tema, portofolio
siswa, penilaian kinerja dan kelompok pertukaran kelas.
Lanjutan…

2. Proyek Pemecahan (Project


Breaktrough)


Proyek demonstrasi ini, dibiayai oleh Javits Gifted and Talented Education Act, yang
mempunyai tujuan untuk mengaplikasikan kurikulum berbasis bakat untuk semua
siswa di tiga sekolah yang pelayanan utamanya ditujukan kepada siswa dengan
income yang kurang

Outcome yang diharapkan adalah peningkatan pencapaian semua siswa.

Guru menggunakan sains berbasis masalah dan unit bahasa seni dengan semua
siswa mulai kelas dua sampai lima.
Program-Program di Dalam Sekolah

AVID merupakan program sekolah yang berfokus pada persiapan untuk

Advancem melanjutkan ke perguruan tinggi 4 tahun bagi siswa-siswa menengah

ent Via
Program ini menyediakan akses pada kursus persiapan perguruan tinggi bagi siswa

Individual berkemampuan menengah yang kurang mampu, kebanyakan yang akan menjadi siswa
perguruan tinggi

Determina
tion Pembelajaran terjadi di dalam kelompok-kelompok heterogen didalam lingkungan akademik.
Program ini dipadukan di dalam staf skolah, kurikulum dan pendanaan reguler.

(AVID),
Pembelajaran akselerasi tidak semuanya harus terintegrasi
didalam sekolah tetapi bisa diterapkan dalam kelas.

Pembelajaran akselerasi juga terjadi di dalam kelas yang terisolasi


di dalam suatu komitmen dan kreativitas individu guru

Satuan kurikulum yang diterapkan bukan merupakan kurikulum yang komperhensif; artinya
kurikulum tersebut tidak berarti memasukkan semua materi yang harus dipelajari siswa
dalam disiplin khusus.
 
Kunci Akselerasi untuk Semua Siswa

Guru mempunyai asumsi dan percaya bahwa usaha mereka memotivasi


dan mendukung siswa adalah untuk menemukan kebutuhan semua
siswa.

Mereka percaya bahwa semua siswa, tidak perduli apapun kesulitan


yang dibawa siswa dalam kelas, dapat menjadi sebuah tantangan dalam
belajar.
Lanjutan…

Mendorong setiap individu untuk berubah.


Intinya adalah seperangkat asumsi yang mendorong pengembilan resiko, berpegang pada
pengharapan yang tinggi pada seluruh siswa, dan mempromosikan pembelajaran aktif.

Melakukan pembelajaran dengan sangat serius.


Guru menggunakan perkembangan profesional, siswa mempunyai tanggungjawab untuk belajar, dan orang
tua mengatahui tanggung jawabnya untuk mendorong anak-anaknya agar terus belajar sepanjang hayat

Guru melihat keberagaman siswa sebagai sinyal positif


Mereka menyadari dan membangun perbedaan siswa serta menciptakan pengalaman belajar yang memperkenankan siswanya untuk
menggunakan konsep-konsep pada tingkat kompleksitas yang berbeda. Meskipun perbedaan siswa disadari, semua siswa tetap
dituntut dengan standar yang sama tingginya
TERIMAKASIH

SEMOGA BERMANFAAT….

You might also like