You are on page 1of 14

BAB I

PENDAHULUAN

a. Latar belakang

"Puisi adalah bentuk karya sastra yang mengungkapkan pikiran dan perasaan penyair secara imajinatif
dan diusun dengan mengkonsentrasikan semua kekuatan bahasa dengan pengkonsentrasian struktur
fisik dan struktur batinnya

( Waluyo, 1987 ).

Sebagai salah satu karya sastra, harus diakui kalau puisi memang memiliki posisi yang unik. Ada unsur
kebebasan yang mungkin melampaui prosa. Permainan simbolisme yang dihadirkan tidak hanya dengan
kata, tetapi juga dengan angka dan bentuk-bentuk lain menghadirkan nuansa misteri yang menarik.

Dengan puisi, seseorang bisa memberikan kritik yang tajam tanpa terkesan mengkritik. Lewat puisi
seseorang bisa menyuarakan pemberontakan tanpa dianggap memberontak. Bahkan, seseorang bisa
dituduh sesat hanya karena puisi yang ditulisnya menyerang keyakinan tertentu.Maka tak jarang orang
akan mengernyitkan dahinya karena melihat keanehan karya yang disebut puisi. Karena memang tidak
mudah memahami puisi hanya dari membaca sekali dua kali, apalagi sepintas.

b. Focus yang dibahas


Dalam pembahasan kali ini penulis mencoba membahas tentang nilai nilai keagamaan dalam
suatu puisi yang akan dijelaskan lebih lanjut pada bab berikutnya

c. Tujuan

ada beberapa tujuan penulis dalam membuat essay ini

1. untuk mengetahui pesan pesan agama dalam suatu puisi

2. sebagai tugas dalam ujian kesusasteraan Indonesia

BAB II

ANALISIS PUISI

a. analisis struktur

1. unsur bunyi
Menurut para penyair aliran romantik dan simbolis, unsur bunyi merupakan syarat mutlak dan unsur
kepuitisan yang utama dalam sebuah puisi. Bunyi dalam sebuah puisi bersifat estetis sebagai sarana
untuk mendapatkan keindahan dan tenaga ekspresif. Di samping itu, bunyi juga digunakan untuk
memperdalam ucapan, menimbulkan rasa dan bayangan angan yang jelas, serta menimbulkan suasana
khusus. Menurut teori simbolisme, tugas puisi adalah mendekati kenyataan. Mereka tidak memikirkan
arti katanya, melainkan mengutamakan suara, lagu, irama dan rasa yang timbul karenanya.

Konsonan dan vokal yang disusun begitu rupa dalam puisi akan menimbulkan bunyi. Bunyi ini dapat
mengalirkan perasaan, imaji-imaji dalam pikiran atau pengalaman-pengalaman jiwa pendengar atau
pembaca. Seperti misalnya bila kita mendengar bunyi musik instrumentalia, bunyi yg merdu itu
menimbulkaa perasaan-perasaan, pikiran-pikiran, dan gambaran angan; pendek kata menimbulkan
pengalaman jiwa yang mengagumkan.

Kombinasi bunyi yang merdu/indah itu biasanya disebut efoni (euphony). Kombinasi bunyi merdu ini
menggambarkan perasaan mesra, kasih, sayang atau cinta, serta hal-hal yang menggembirakan.

2. unsur bahasa

Adalah cara yang dipergunakan oleh penyair untuk membangkitkan dan menciptakan imaji dengan
menggunakan gaya bahasa, perbandingan, kiasan, pelambangan dan sebagainya. Jenis-jenis unsur
bahasa antara lain

1. asonansi : pengulangan bunyi vokal ( a /e / i / o / u ) dalam satu baris


Contohnya : setiap pembicaraan tanpa persatuan

2. aliterasi : pengulangan bunyi konsonan dalam satu baris

Contohnya : tidak setulus hatiku

3. anafora : pengulangan sesuatu perkataan pada awal baris

Contohnya : selama siang hari demikian kosong

selama malam nafas berbau kasturi

4. epifora : pengulangan perkataan pada akhir baris

Contohnya : dada yang terbakar dalam sepi

degup hangus dimamah sepi

5. sinkof : pemendekan atau penyingkatan sesuatu perkataan

Ccontohnya : tika (perkataan asal : ketika)

ku (perkataan asal : aku)


senja itu menemuiku

b. analisis aspek

Dalam sebuah puisi memiliki aspek salah satunya ialah aspek religi yang menjadi pokok bahasan penulis
dibawah ini.

Aspek religi adalah suatu ketentuan atau nilai nilai agama yang btertuang dalam bentuk karya sastra
terutama puisi.

Aspek religi ini memberikan pengaruh yang besar dalam suatu karya sastra, karena dalam aspek ini
terkandung pesan pesan religi yang sangat sekali dibutuhkan oleh para pembaca untuk meningkatkan
hubungan dengan tuhan, hubunganh dengan manusia lainnya.

Konsep dasar religius berbeda dengan agama. Bila agama lebih mengacu pada keterkaitan seseorang
dengan agama tertentu secara formalitas, maka religius adalah ikatan seseorang terhadap suatu religi
bisa juga agama tertentu dari sisi informalnya. Seorang dapat dikatakan tidak memiliki religiusitas yang
tinggi bila praktik batinnya kering terhadap suatu agama atau religi. Dalam hal ini religiusitas dapat
dilihat dari ungkapan batin yang kemudian direfleksikan dalam tindakan yang terkait dengan suatu religi.
BAB III

PEMBAHASAN

Nilai nilai religi yang terdapat dalam puisi emha ainun najjid

Dalam buku tahajjud cinta seorang hamba

Judul
Madu

Berjuta lebah

Mengepung ka’bah

Jiwa dari segala penjuru

Memusat kesatu

Hati bersih

Pakaian tinggal putih

Segala beda silang sengkarut

Sirna dalam sujud


Lebah membuat madu

Demikianlah makna haji mu

Tiba dipuncak kesehatan

Tangismu melaut kebahagiaan

Lantas pulang kau kedusunmu

Dengan kostum dan lagak yang baru

Orang menghajikan namamu

Tapi juga menagih : mana madu!!!!

Napas dan ucapan dari mulutmu

Adalah madu untuk tetanggamu


Setiap gerak dan perbuatanmu

Adalah madu yang ditunggu

Jika tak demikian

Hajimu layak dipertanyakan

Setumpuk ongkos yang telah kau bayarkan

Bertanya : kau buang aku untuk kesia siaan???

Tahun 1986
Puisi ini menceritakan kepada kita selaku pembaca bahwa saat ini betapa banyaknya orang yang
melaksakan haji ke baitullah, namun kebanyakan dari mereka hanya bertitelkan haji saja, tetapi prilaku
mereka tidaklah berobah sama sekali seakan mereka lepas dari tanggung jawab. Pengarang mencoba
mengingatkan kepada kita tentang dunia yang ada disekitar kita, kalau diperhatikan dengan seksama
maka puisi ini mengandung unsur unsur religinya. Baik berupa nasehat nasehat tentang bagaimana haji
yang mabrur, dan diterima disisi allah subhanahu ata’ala dfan pentingnya merubah perilaku yang slama
ini masih menyimpang dari ajaran islam.

Menurut analisa penulis, puisi ini sengaja ditulis oleh Emha ainun karena melihat realita yang ada pada
masyarakat yaitu dengn menyindir orang-orang yang sudah melakukan haji namun haji mereka itu
tidaklah membawa perubahan bagi masyarakat sekitarnya. Kalau kita analisa maka kita akan
menemukan nasehat nasehat religi yang terdapat dalam puisi madu karya mha ainun ini.

Adapun analisa nilai nilai religinya adalah :

Pada Bait I

Pada bab ini dapat kita perhatikan bahwa Pengarang mngumpamakan orang-orang yang pergi haji
seumpama lebah yang mana saat mengelilingi ka’bah berkumpul orang-orang dari berbagai penjuru
daerah untuk melaksanakan satu tujuan yaitu melakukan ibadah haji.

Pada bait II

Pada bait ini pengarang menceritakan pada kita tentang orang yang beribadah haji itu harus memiliki
hati yang bersih, memakai pakain putih serta segala macam perbedaan semuanya sirna tatkala kita
sujud pada Allah, karena bagi tuhan semua makhluk itu sama tak ada yang berbeda. Yang hanya
membuatnya berbeda hanya ketakwaannya.

Pada bait III


Pada bait ini pengarang mengumpamakan makna ibadah haji seperti lebah yang membuat madu,
maksudnya kita disuruh oleh pengarang untuk melihat lebah dari mana ia memperoleh satri pati untuk
membuat madu kalau bukan dari bunga bunga yang baik dan murni. Kemudian setelah ibadah haji kita
selesai kita menangis haru karena bahagia telah selesai menunaikan ibadah haji secara sempurna.

Pada bait IV

Pada bait ini pengarang menceritakan tentang sikap orang orang yang ada disekitar kita ketika
menyambut kepulangan kita dari mekkah. Orang orang mulai memanggil kita dengan gelar pak haji atau
buk haji, hanya dikarenakan kita memakai seragam haji dan memakai peci warna putih. Tapi mereka
sekaligus meminta kepada kita madu

Pada bait V

Pada bait ini pengarang menggambarkan tentang madu itu. Madu itu berarti segala sesuatu yang baik
yang datang dari diri pribadi orang yang pulang dari tanah suci.

Mereka sangat berharap sekali adanya perubahan dalam diri kita kearah yang lebih baik dari yang
sebelumnya

Pada bait VI
Pada bait ini pengarang mulai memperingatkan orang orang yang pulang dari haji. Apakah mereka
berubah sikapnya setelah pulang dari tanah suci dalam melakukan ibadah haji. Kalu tidak berubah maka
haji orang tersebut belum lagi menjadi haji yang mabrur. Seolah mereka membuang uang dengan sia sia
hanya untuk bermain main di tanah suci makkah.
KESIMPULAN

Puisi ini menceritakan pada kita selaku pembaca tentang orang orang yang pergi haji. Pada puisi ini
pengarang mencoba memberikan beberapa nasehat nasehat kepada kita dalam melaksanakan ibadah
haji maupun sekembalinya dari sana

Ada beberapa kesimpulan yang bisa ditarik dari analisa diatas


1. bahwa semua orang pergi haji ke ka’bah

2. baju putih dan hati bersih merupakan syarat seorang haji

3. masyarakat sangat menghargai para haji

4. masyarakat sangat mendambakan seseorang yang telah pulang dari haji agar dapat
mengamalkan amalan yang baik, serta memiliki sikap dan karakter yang baik

You might also like