Professional Documents
Culture Documents
I. PENDAHULUAN
Minyak atsiri, atau dikenal juga sebagai minyak eteris (aetheric oil), minyak
esensial, serta minyak aromatik, adalah kelompok besar minyak nabati yang
berwujud cairan kental pada suhu ruang namun mudah menguap sehingga
memberikan aroma yang khas. Minyak atsiri merupakan bahan dasar dari wangi-
wangian atau minyak gosok (untuk pengobatan) alami. Di dalam perdagangan,
sulingan minyak atsiri dikenal sebagai bibit minyak wangi.
Para ahli biologi menganggap, minyak atsiri merupakan metabolit sekunder
yang biasanya berperan sebagai alat pertahanan diri agar tidak dimakan oleh hewan
(hama) ataupun sebagai agen untuk bersaing dengan tumbuhan lain dalam
mempertahankan ruang hidup. Walaupun hewan kadang-kadang juga
mengeluarkan bau-bauan (seperti kesturi dari beberapa musang atau cairan yang
berbau menyengat dari beberapa kepik), zat-zat itu tidak digolongkan sebagai
minyak atsiri.
Minyak atsiri bersifat mudah menguap karena titik uapnya rendah. Selain itu,
susunan senyawa komponennya kuat mempengaruhi saraf manusia (terutama di
hidung) sehingga seringkali memberikan efek psikologis tertentu (baunya kuat).
Setiap senyawa penyusun memiliki efek tersendiri, dan campurannya dapat
menghasilkan rasa yang berbeda.
Secara kimiawi, minyak atsiri tersusun dari campuran yang rumit berbagai
senyawa, namun suatu senyawa tertentu biasanya bertanggung jawab atas suatu
aroma tertentu. Sebagian besar minyak atsiri termasuk dalam golongan senyawa
organik terpena dan terpenoid yang bersifat larut dalam minyak/lipofil.
Banyak sekali tanaman yang mengandung minyak atsiri, seperti jahe,
cengkeh, nilam, akar wangi, dan lain-lain. Di Indonesia komoditas penghasil
minyak atsiri cukup banyak dibudidayakan oleh para petani, namun yang telah
diolah menjadi minyak atsiri baru sebagian kecil dari tanaman tersebut.
Salah satu tanaman yang dapat menghasilkan minyak atsiri adalah tanaman
kapulaga (Amomum cardamomum). Tanaman ini dapat diambil kandungan
minyak atsirinya dengan cara penyulingan ataupun juga dengan ekstraksi. Di
1
2Disusun oleh: Arif Widianto, A.Md (Alumni D3 THP UNS Angkatan 2007)
Indonesia tanaman ini sangat mudah sekali tumbuh, dan telah banyak
dibudidayakan oleh petani-petani lokal Indonesia. Namun sayangnya kualitas
minyak atsiri kapulaga buatan petani lokal Indonesia kalah dalam persaingan mutu
dengan kualitas minyak atsiri kapulaga luar negeri, terutama minyak atsiri
kapulaga dari India. Itulah yang menyebabkan mengapa pasaran kapulaga
Indonesia kalah bersaing dengan kapulaga luar negeri, bahkan untuk buah
kapulaga pun Indonesia masih mengimpor dari luar negeri.
III.PEMBAHASAN
A. Karakteristik Tanaman Kapulaga
Kapulaga (Amomum cardamomum) selama ini dikenal sebagai rempah
untuk masakan dan juga lebih banyak digunakan untuk campuran jamu. Di
beberapa daerah kapulaga dikenal dengan nama kapol, palago, karkolaka, dan
lain-lain.
Nama asing kapulaga adalah pai thou kou (Cina). Orang Yunani menyebut
buah itu cardamomom yang kemudian dilatinkan oleh orang Romawi menjadi
cardamomum. Dalam bahasa Inggris disebut cardamom. Dalam bahasa Thai
disebut krava, elaichi dalam bahasa Hindi, dan elakkaai dalam bahasa Tamil.
1. Klasifikasi Ilmiah
Kingdom : Plantae
Division : Magnoliophyta
2
3Disusun oleh: Arif Widianto, A.Md (Alumni D3 THP UNS Angkatan 2007)
Class : Liliopsida
Order : Zingiberales
Family : Zingiberaceae
Genus : Elettaria
Species : E. cardamomum
Sinonim
- Amomum kapulaga Sprague
- Amomum compactum Solad ex Maton
- Amomum cardamomum Willd
- Amomum capulaga Spangue & Burk
- Alpinia striata Horst
- Cardamomum minum Rumph
- Elettaria major Smith
2. Asal usul
Semula ditemukan tumbuh alamiah di daerah Pegunungan Malabar,
pantai barat India. Karena laku di pasar dunia, kemudian banyak ditanam di
Sri Lanka, Thailand, dan Guatemala. Di Indonesia mulai dibudidayakan
sejak 1986.
Dalam perdagangan kemudian ditawarkan juga varietas kapulaga lain dari
pegunungan tinggi Mysore (India) yang buah lonjongnya lebih membulat,
dan lebih disukai karena lebih sedap. Berbeda dengan kapulaga Malabar
yang tandan bunganya merayap, tandan bunga kapulaga Mysore tumbuh
tegak. Dari Sri Lanka ditawarkan Elettaria cadamomum var. major sebagai
Ceylon cardamom. Buahnya lebih lebar dan pipih daripada kapulaga
Malabar, E. cardamomum var. minor. Dari Thailand, kemudian juga
ditawarkan Siamese cardamom yang masih sejenis dengan kapulaga
Indonesia, Amomum cardamomum.
3. Bentuk fisik
Tumbuhan kapulaga tergolong dalam herba dan membentuk rumpun,
sosoknya seperti tumbuhan jahe, dan dapat mencapai ketinggian 2-3 meter
dan tumbuh di hutan-hutan yang masih lebat. Kapulaga hidup subur di
ketinggian 200-1.000 meter di atas permukaan laut.
3
4Disusun oleh: Arif Widianto, A.Md (Alumni D3 THP UNS Angkatan 2007)
4. Morfologi tanaman
- Daun
Berdaun tunggal, duduk atau bertangkai pendek dan letak daun pada
batang tersebar berhadapan. Bentuk daun lunset, panjang 20 – 55
cm, lebar 2,5 – 11 cm. Kapulaga sabrang daunnya relatif panjang dan
warnanya lebih muda dabandingkan jenis lokal. Tepi daun rata,
pangkal daun meruncing dan ujung dau runcing, pertualangan daun
menyirip.
- Batang
4
5Disusun oleh: Arif Widianto, A.Md (Alumni D3 THP UNS Angkatan 2007)
- Bunga
- Buah
Buah kapulaga lokal tersusun rapat burupa tandan yang terdiri 5-18
buah setiap tandan. Bentuk buah bulat, beruang tiga, setiap buah
terdapat 14-16 biji dan ukuran buah, warna kulit buah berbeda
menurut jenisnya. Kapulaga merah kulit buah berwarna putih
kemerahaan, sedangkan kapulaga putih buahnya berbulu halus.
Kapulaga sabrang buahnya duduk, menyebar pada percabangan
malai dan tangkai panjang. Bentuk buah bulat panjang sampai agak
lonjong, warna kulit buah haijau atau hijau muda.
Kapulaga berbuah pada umur 3 tahun. Buah kapulaga muncul dari
batang semu dekat tanah, dan merayap bersama tandannya yang sepanjang 1
m, ke tanah sekitarnya. Supaya tidak kotor kecipratan tanah kalau hujan,
petani pemiliknya menyelipkan lembaran plastik sebagai alas di bawah
tandan buah itu.
Buah lonjong sepanjang 1 cm yang bersisi tiga itu dipetik kalau sudah
montok, padat berisi, setengah matang. Warna hijaunya sudah berubah hijau
muda. Tadinya hijau tua. Ketika berubah warna itulah baunya sedap sesedap-
sedapnya.
Di India, buah yang sudah dikeringkan, disortir menurut ukuran dan
warnanya. Yang sudah kuning jerami cantik, dikemas sebagai buah siap jual,
sedangkan yang belum dipucatkan dulu dengan uap belerang. Penjagaan
mutu inilah yang membuat India menjadi pengekspor kapulaga yang
digemari orang.
5
6Disusun oleh: Arif Widianto, A.Md (Alumni D3 THP UNS Angkatan 2007)
5. Aroma
Kapulaga memiliki aroma bau sedap sehingga orang Inggris
menyanjungnya sebagai grains of paradise. Aroma sedap ini berasal dari
kandungan minyak atsiri pada kapulaga. Minyak atsiri ini mengandung lima
zat, yaitu:
• borneol (sejenis terpena) yang berbau kamper seperti yang
tercium dalam getah pohon kapur barus.
• alfa-terpinilasetat yang harum seperti bau jeruk pettigrain.
• limonen yang juga harum seperti bau jeruk keprok.
• alfa terpinen yang harum seperti jeruk sitrun.
• sineol yang sedap agak pedas menghangatkan seperti minyak
kayu putih.
Kombinasi bau kamper, jeruk pettigrain, jeruk keprok, jeruk sitrun,
dan minyak kayu putih inilah yang membentuk aroma khas kapulaga.
6. Khasiat
Untuk pengobatan dalam kapulaga dapat mengatasi kembung, kejang
perut, sakit perut, masuk angin, bau mulut (air rebusan bahan-bahan,
diminum), muntah-muntah, radang lambung (maag), batuk, influenza,
demam, rematik, asam urat, dan pegal linu, dan hernia.
Biji, yang diambil dari tumbuhan sebelum buah masak benar, dapat
dimanfaatkan sebagai obat. Dalam dunia obat-obatan biji yang telah
dikeringkan dinamakan semen cardamomi. Selain bijinya, yang digunakan
untuk obat adalah bagian akar, buah, dan batangnya. Kapulaga mengandung
minyak atsiri, sineol, terpineol, borneol, protein, gula, lemak, silikat,
betakamfer, sebinena, mirkena, mirtenal, karvona, terpinil asetat, dan kersik.
Dari kandungan tersebut kapulaga memiliki khasiat sebagai obat batuk.
Kapulaga juga memiliki khasiat untuk mencegah keropos tulang.
6
7Disusun oleh: Arif Widianto, A.Md (Alumni D3 THP UNS Angkatan 2007)
7
8Disusun oleh: Arif Widianto, A.Md (Alumni D3 THP UNS Angkatan 2007)
Sortasi
Dicuci bersih
Dikeringkan
Disimpan
8
9Disusun oleh: Arif Widianto, A.Md (Alumni D3 THP UNS Angkatan 2007)
3. pencucian
pencucian dimaksudkan untuk membersihkan kotoran-kotoran yang masih
melekat pada produk yang akan diolah.
4. pengeringan
pengeringan bertujuan untuk mengurangi kadar air produk agar lebih tahan
lama dan lebih mudah untuk diolah.
5. pengecilan ukuran
pengecilan ukuran bisa dilakukan dengan penggilingan atau menggunakan
blender, tujuannya adalah untuk memperluas permukaan kontak produk.
Sehingga proses distilasi nantinya bisa lebih cepat.
6. penyimpanan
Distilasi minyak atsiri (menggunakan pelarut ethanol)
Sebanyak 50 g serbuk ditambah 100 ml pelarut metanol absolut
dimasukkan dalam labu didih dan dipanaskan selama 6 jam pada suhu 80oC.
Hasil distilasi ditampung dalam labu erlenmeyer. Minyak atsiri yang tertampung
dipisahkan dari pelarut dengan cara dipanaskan pada suhu 80oC. Minyak atsiri
yang diperoleh disimpan dalam botol gelap, ditutup rapat dengan alumunium
foil dan disimpan pada suhu 4oC. (Ika Prasasty dkk, 2003).
Minyak atsiri
9
10Disusun oleh: Arif Widianto, A.Md (Alumni D3 THP UNS Angkatan 2007)
IV. KESIMPULAN
Berdasarkan penjelasan di atas, maka kami dapat menyimpulkan bahwa:
1. proses pembuatan minyak kapulaga ada 2 macam pengolahan, yaitu dengan
metode penyulingan dan metode distilasi menggunakan pelarut organic
(ethanol).
2. senyawa-senyawa penyusun kapulaga antara lain borneol (sejenis terpena)
yang berbau kamper seperti yang tercium dalam getah pohon kapur barus,
alfa-terpinilasetat yang harum seperti bau jeruk pettigrain, limonen yang juga
harum seperti bau jeruk keprok, alfa terpinen yang harum seperti jeruk sitrun,
sineol yang sedap agak pedas menghangatkan seperti minyak kayu putih.
10
11Disusun oleh: Arif Widianto, A.Md (Alumni D3 THP UNS Angkatan 2007)
11
12Disusun oleh: Arif Widianto, A.Md (Alumni D3 THP UNS Angkatan 2007)
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2009. http://id.wikipedia.org. Diakses pada hari Senin, 8 Juni 2009 pukul
11.30 WIB.
Ika Prasasty, Suranto, Ratna Setyaningsih. 2003. Aktivitas Anticendawan Biji dan Buah
Kapulaga Lokal (Amomum cardamomum willd) Terhadap Botryris cinerea
Pers. Asal Buah Anggur(Vitis sp). Jurusan Biologi UNS.
Ridho. 2008. Balsam Dari Buah Kapulaga. http://ridhoanalis.blogspot.com. Diakses
pada hari Senin, 8 Juni 2009 pukul 11.30 WIB.
Setyawan, A.D. 1999. Status Taksonomi Genus Alpinia Berdasarkan Sifat-sifat
Morfologi, Anatomi dan Kandungan Kimia Minyak Atsiri. BioSmart 1 (1): 31-40.
Supriadi, C. Winarni, dan Hernani. 1999. Potensi Daya Antibakteri Beberapa Tanaman
Rempah dan Obat Terhadap Isolat Ralstonia Solanacearum Asal Jahe. Hayati 6
(2): 43-46.
12