Professional Documents
Culture Documents
Setiap produk dirancang dengan cara tertentu – analisis produk memungkinkan kita untuk
memahami pentingnya material, proses manufaktur, ekonomik dan estetik, keputusan yang
diperlukan sebelum produk-produk itu dibuat. Pemahaman tentang keputusan ini dapat
membantu kita dalam merancang dan membuat.
Getting started
Tugas pertama dalam analisis produk adalah menjadi akrab dengan produk. Bagaimana caranya?
Bagaimana melakukannya? Bagaimana bentuknya? Semua pertanyaan-pertanyaan ini dan
pertanyaan lainnya, diperlukan sebelum sebuah produk dapat di analisis. Pertimbangan lain
seperti factor ergonomic dan pemasaran juga harus dilibatkan, bagaimana hasil rancangan
dibuat user-friendly dan semua ini memiliki dampak pada keputusan desain nantinya.
Ada dua jenis produk yaitu produk yang hanya memiliki satu komponen (seperti sebuah spatula)
dan produk yang memiliki banyak komponen (seperti sepeda). Produk dengan banyak komponen
dikenal dengan istilah sistem. Sebagai contoh:
Produk Komponen
Sepeda Rangka, roda, pedal, garpu roda, dll.
Gurdi Rumah, pemegang pahat, pahat, motor, dll.
Multi-gym Tempat duduk, pemberat, rangka, kawat, handel, dll.
Dalam analisis produk, kita mulai mempertimbangkan keseluruhan system. Tetapi untuk
memahami mengapa jenis material dan proses digunakan, biasanya diperlukan pemisahan dan
memikirkan setiap komponen. Sekarang kita dapat menganalisa fungsinya lebih mendalam dan
menyusun spesifikasi desain.
• Apa persyaratan setiap komponen (electrical, mechanical, aesthetic, ergonomic, dan lain-
lain)?
• Apa fungsi setiap komponen, dan bagaimana cara kerjanya?
• Dibuat dari material apa setiap komponen itu dan mengapa?
• Berapa banyak komponen itu dibuat?
• Proses manufaktur apa yang digunakan untuk membuat komponen itu dan mengapa?
• Adakah alternative material lain atau desain lain dan bisakah kamu mengusulkan
perbaikan?
Dibawah ini diberikan spesifikasi dari persyaratan setiap komponen. Selanjutnya dilakukan
identifikasi sifat-sifat material yang diperlukan. Sebagai contoh:
Salah satu cara memilih material terbaik yaitu dengan melihat besaran sifat-sifat penting yang
ada dalam table-tabel. Tetapi cara ini tidak efisien waktu, dan seorang perancang mungkin akan
melewatkan (mengabaikan) beberapa material karena lupa mempertimbangkannya. Sebuah cara
terbaik adalah mem-plot dua sifat material dalam sebuah grafik, sehingga tidak ada material yang
terlewatkan. Grafik-grafik ini dikenal sebagai grafik pemilihan material (materials selection
chart).
Setelah material teknik terpilih, langkah selanjutnya adalah mulai memikirkan proses
manufaktur.
• Unjuk kerja teknis: dapatkah kita membuat produk ini dengan material dan dapatkah
kita membuatnya dengan baik?
• Ekonomik: jika kita membuatny, dapatkah kita membuatnya dengan cukup murah?
Process selection can be quite an involved problem - we deal with one way of approaching it in
another part of the tutorial.
So, now we know why the product is designed a particular way, why particular materials are
used and why the particular manufacturing processes have been chosen. Is there anything else to
know?
1. Pikirkan tentang desain mulai dari cara pandang ergonomic dan fungsional.
2. Putuskan material yang memenuhi persyaratan performansi (unjuk kerja).
3. Pilih proses manufaktur yang sesuai yang juga ekonomik.
Whilst this approach will often work, design is really holistic - everything matters at once - so be
careful to always think of the 'bigger picture'. For example:
• Apakah pemilihan produk didasarkan pada unjuk kerja atau harga? Hal ini akan
membuat perbedaan besar ketika memilih material. Pada produk-produk berdasar unjuk
kerja seperti sebuah raket tenis, harga merupakan factor terakhir yang perlu
dipertimbangkan. Pada produk non-unjuk kerja seperti sebuah botol minuman , harga
merupakan sebuah parameter penting utama – kebanyakan material akan memberikan
unjuk kerja yang memadai (misalnya walaupun polimer tidak kuat, tetapi polimer cukup
kuat).
• Walaupun kita biasanya memilih material terlebih dahulu, terkadang bentuk produk ikut
membatasi itu. Sebagai contoh, untuk rangka jendela, kita membutuhkan frame tipis dan
panjang – dan ini hanya proses ekstrusi yang mampu mengerjakannya dan juga hanya
logam lunak atau polimer yang dapat digunakan (atau kayu).
We deal with the processing aspects of materials in a different part of the tutorial. For now it is
sufficient to note that experienced designers aim to make the decisions for materials and
processes separately together to get the best out of selection.
Pemilihan material hanya untuk alasan estetik tidak umum, tetapi itu bisa menjadi penting.
However, the kind of information needed is difficult to obtain and we won't deal with this issue
further here.
Setiap persyaratan unjuk kerja akan mempengaruhi material mana yang harusnya di pilih, jika
produk yang diinginkan harus ringan maka kita tidak memilih timah (lead) dan jika diinginkan
harus kaku maka kita tidak akan memilih karet (rubber).
Jadi apa yang kita perlukan adalah banyak data sifat material dan banyak jenis material.
Informasi-informasi ini biasanya datang dalam bentuk tabel data, dan apabila kita memiliki 2
syarat misalnya material kita harus ringan dan kaku – bagaimana kita bisa mengakomodasi 2
kebutuhan ini.
Jawaban untuk dua permasalahan ini adalah dengan menggunakan grafik pemilihan material.
Berikut ini adalah grafik pemilihan material untuk dua sifat umum: modulus Young (yang
mewakili seberapa kaku material) dan rapat massa (density).
Dalam bagan ini, setiap kelas material (misalnya logam, polimer) diwakili oleh cluster-cluster
atau balon-balon yang ditandai dengan daerah berarsir. Terlihat bahwa:
Grafik pemilihan material ternyata sangat berguna dalam menunjukan perbedaan antara dua sifat
material, karena grafik itu mengggambarkan kombinasi beberapa sifat material. Sebagai contoh,
jika kita ingin sebuah material yang ringan dan kaku, kita butuh untuk memilih material yang
dekat dengan daerah pojok kiri atas grafik. Dalam hal ini material komposit (composite) lebih
terlihat.
Perlu dicatat bahwa grafik memiliki skala logaritmik dimana setiap satu kotak di kali dengan 10.
Sifat material seringkali memiliki selang nilai yang sangat lebar sehingga skala logaritmik perlu
digunakan.
Grafik pemilihan material terdiri dari banyak kombinasi sifat seperti contohnya grafik hubungan
kekuatan (strength) vs ketangguhan (toughness) dan grafik hubungan tahanan listrik (electrical
resistivity) vs harga (cost). Pada bagian yang lain akan ditunjukkan bagaimana menggunakan
grafik-grafik itu.
Kesimpulan
• Nilai modulus young untuk polimer adalah kecil, jadi kebanyakan polimer tidak disukai
untuk memenuhi persyaratan kekakuan.
• Beberapa jenis logam, keramik dan kayu (metals, ceramics and woods) dapat
dipertimbangkan, tetapi komposit menunjukan sifat paling baik.
Dengan langkah-langkah diatas, masih saja meninggalkan banyak pilihan, sehingga perlu
pertimbangan lebih lanjut untuk lebih menyempitkan pilihan.
Apabila pertimbangan diatas hanya melihat dua sifat material, maka pertimbangan berikutnya
mungkin perlu melibatkan sifat-sifat lain yang juga penting, misalnya saja sifat kekuatan dan
harga. Kedua sifat ini diplot dalam grafik yang lain.
• Kekuatan keramik (ceramics) hanya cocok untuk beban tekan tetapi tidak cukup kuat
untuk beban tarik termasuk beban lentur.
• Kayu (woods) mungkin juga tidak cukup kuat, dan komposit (composites) terlalu mahal.
• Logam (metals) kelihatan memberikan performa keseluruhan terbaik.
Kita sudah berhasil mengidentifikasi sebuah kelas material, selanjutnya kita perlu memutuskan
anggota material yang mana yang terbaik, sebagai contoh logam yang mana ? grafik pemilihan
material juga dapat digunakan untuk memilih anggota material dari sebuah kelas dengan
mengelompokannya bersama dengan material material utama. Sebagai contoh, kita bisa
melakukannya untuk logam dalam grafik hubungan kekakuan (stiffness) vs massa jenis
(density).
Kesimpulan
• Beberapa jenis logam sangat cocok untuk komponen ringan (light) dan kaku (stiff)
seperti magnesium, aluminium, titanium, sementara logam lainnya tidak cocok seperti
timah (lead).
• Baja memiliki massa jenis (density) relatif tinggi, tetapi juga sangat kaku. Dengan
kekuatannya yang tinggi dan harga relatif rendah, baja dapat bersaing dengan logam-
logam lainnya.
Rangkuman:
• Dengan menggunakan dua (atau lebih) grafik, sifat-sifat material yang diinginkan bisa
memenuhi persyaratan desain yang diharapkan.
• Grafik bisa juga digunakan untuk mengidentifikasi kelas material terbaik, dan kemudian
mencari anggota material yang ada di dalam kelas itu.
• Ada faktor-faktor lain yang masih harus dipertimbangkan, khususnya metoda
manufaktur. Pemilihan yang dihasilkan dari grafik harus dibuat seluas mungkin untuk
menjaga pemilihan agar tetap terbuka. Sebuah cara untuk mendekati permasalahan itu
yaitu dengan menggunakan grafik untuk mengeliminasi material yang tidak cocok.
Material compatibility
Dalam analisis produk (dan banyak pekerjaan desain), material yang di proses seringkali telah
diketahui sebelum proses yang akan digunakan telah diputuskan. Proses manufaktur apa yang
harus digunakan untuk material terpilih ?
Polimer Kayu
+ : routine
? : difficult ABS UF
X : unsuitable Pine
(thermoplastic) (thermoset)
Polymer extrusion + X
Pembentukan
Compression moulding + +
Polimer
Injection moulding + ?
Blow moulding + X
Milling + X +
Grinding X X +
Pemesinan
Drilling + ? +
Cutting + ? +
Fasteners + + +
Solder / braze X X X
Penyambungan
Welding + X X
Adhesives + + +
Langkah selanjutnya adalah menilai berbagai aspek teknis setiap proses untuk melihat unjuk
kerja proses itu. Sebagai contoh:
• Dapatkah kita membuat produk berukuran seperti ini ? Sebagai contoh, kamu tidak bisa
membuat blok mesin dengan die casting karena terlalu besar.
• Apakah proses itu sesuai untuk bentuk yang diinginkan? Sebagai contoh: tabung yang
panjang dan tipis jadi cukup ideal untuk proses ekstrusi tetapi tidak untuk proses
pengecoran (casting); dan proses cetak-tiup tidak cocok untuk membuat rumah telepon
karena banyak terdapat lubang.
• Akankah kita mendapatkan produk akhir yang diinginkan? Kedua faktor yaitu toleransi
(akurasi) dan kekasaran permukaan (kehalusan permukaan) sangat dipengaruhi oleh
proses yang digunakan, sebagai contoh pengecoran cetakan pasir memiliki dua faktor
yang lebih jelek sedangkan die-casting sangat baik.
• Seberapa bagus kualitas yang dihasilkan? Ini adalah permasalahan yang paling sulit
kecuali produk pernah dibuat sebelumnya. Sebagai contoh pengecoran cetakan pasir
sering menghasilkan produk yang porous dan juga tidak terlalu kuat.
Semua informasi seperti itu hanya bisa diperoleh dengan membaca penjelasan berbagai proses
manufaktur dan kemudian membuat keputusan – tentu saja pengalaman ikut membantu.
Once all the processes that can perform well have been identified, the final step is to compare the
costs of the various options...
Ada banyak komponen biaya yang terlibat dalam pembuatan dan penjualan sebuah produk,
yaitu:
• Biaya penelitian
• Biaya iklan
• Biaya kemasan
• Biaya distribusi
• Ongkos manufaktur
Jadi, bagaimana kita melakukan estimasi seberapa besar biaya untuk membuat sebuah produk?
Biaya manufaktur terdiri dari tiga unsur utama:
Material cost
Startup cost
Running cost
Each process has a range of values for one-off costs, hourly costs and production rate - these
values can be obtained from data sheets. A particular value from this range can be chosen
depending on what item is to be made. Factors in this choice include component size and
complexity, but choosing sensible values needs some experience.
To illustrate how this works, let's compare 2 casting processes - sand casting and die casting. We
know from experience that sand casting is only used for small batches and die casting for large
batches - plotting the cost curves for these 2 processes should show us why this is the case.
The data (which we have obtained from data sheets) for the manufacture of a small part by each
of the casting processes looks something like this...
From this data we can see that the running costs and startup costs must be: