You are on page 1of 5

BAB 4

BAKTERI DAN ARCHAEBACTERIA

Pendahuluan

Berdasarkan membran intinya, organisme dibedakan menjadi dua kelompok, yaitu organisme
prokariotik dan organisme eukariotik. Organisme yang tergolong prokariotik adalah Archaebacteria dan
bakteri. Organisme yang tergolong eukariotik adalah protista, jamur, hewan, dan tumbuhan.
Mikroorganisme prokariotik adalah mikroorganisme yang memiliki bahan inti tetapi tidak
memiliki selubung inti. Inti sel yang tidak bermembran disebut prokarion. Bahan inti tersebut adalah
asam inti berupa DNA ( deoxyribonucleic acid ) yang terletak pada suatu daerah tertentu di dalam
sitoplasma. Jadi DNA itu tidak tersebar. Oleh karena itu tidak benar jika dikatakan prokariotik tidak
berinti. Organisme lain yang memiliki membran inti digolongkan ke dalam organisme eukariotik .
( baca: yukariotik ).
Salah satu kelompok bakteri yang banyak dipelajari adalah Cyanobacteria ( alga hijau-biru ).
Bakteri umumnya tidak berklorifil sehingga tidak dapat berfotosintesis sedangkan Cyanobacteria
berklorofil sehingga dapat berfotosintesis. Beberapa bakteri lain yang dapat berfotosintesis karena
memiliki klorofil atau pigmen, misalnya bakteri hijau dan bakteri ungu.

A. Bakteri

Nama bakteri berasal dari bahasa Yunani bakterium, yang berarti batang kecil. Meskipun
demikian, bentuk tidak hanya seperti batang, melainkan ada yang berbentuk bola (coccus) dan spiral
(spirillum).
Ukuran bakteri sangat kecil, panjangnya sekitar 10 mikron. Oleh karena itu, bakteri sulit diamati
menggunakan mikroskop dengan perbesaran lemah.

1. Ciri – ciri Bakteri


Ciri – ciri bakteri adalah sebagai berikut.
a. Merupakan mikroorganisme yang rata-rata berukuran lebar 0,5 – 1 mikron dan panjang hingga 10
mikron (1 mikron = 10 3 mm).
b. Dapat hidup di berbagai lingkungan, misalnya di tubuh organisme, tanah, air tawar, air laut.
c. Dinding selnya tersusun atas polisakarida yang berikatan dengan protein, membentuk peptidoglikan
atau asam muramik. Dari dalam selnya ada yang mengeluarkan lendir; lendir membungkus dinding
sel sehingga membentuk kapsul.
Bakteri berkapsul biasanya merupakan bakteri patogen.
d. Bakteri ada yang memiliki flagela (cambuk) yang digunakan untuk bergerak. Ada pula bakteri tanpa
flagela yang dapat bergerak, namun belum diketahui bagaimana mekanisme bergeraknya.
e. Jika kondisi lingkungan buruk, beberapa bakteri dapat membentuk spora di dalam sel. Karena spora
berada di dalam sel, maka disebut endospora. Endospora berdinding tebal sehingga tahan terhadap
panas dan lingkungan yang buruk.

2. Bentuk Bakteri
Berikut akan dibahas bentuk sel bakteri, yaitu batang, bola, dan spiral.

a. Bakteri Bentuk Batang


Bakteri berbentuk batang dikenal sebagai basil. Kata basil berasal dari kata bacillus yang berarti
batang.
Bentuk basil dapat dibedakan atas :
1. Basil tunggal, yaitu bakteri yang hanya berbentuk satu batang tunggal, misalnya Salmonella typhi,
penyebab penyakit tipus.
2. Diplobasil, yaitu bakteri berbentuk batang yang bergandengan dua – dua.
3. Streptobasil, yaitu bakteri berbentuk batang yang bergandengan memanjang membentuk rantai
misalnya Bacillus anthracis penyebab penyakit antraks.

b. Bakteri Bentuk Bola


Bakteri berbentuk bola (coccus) dapat dibedakan atas :
1. Monokokus, yaitu bakteri berbentuk bola tunggal, misalnya Neisseria gonorrhoeae, penyebab
penyakit kencing nanah.
2. Diplokokus, yaitu bakteri berbentuk bola yang bergandengan dua – dua, misalnya Diplococcus
pneumoniae penyebab penyakit pneumonia atau radang paru-paru.
3. Sarkina, yaitu bakteri berbentuk bola yang berkelompok empat-empat sehingga bentuknya mirip
kubus.
4. Streptokokus, yaitu bakteri bentuk bola yang berkelompok memanjang membentuk rantai.
5. Stafilokokus, yaitu bakteri berbentuk bola yang berkoloni membentuk sekelompok sel tidak
teratur sehingga bentuknya mirip dompolan buah anggur .

c. Bakteri Bentuk Spiral


Ada tiga macam bentuk spiral, yaitu :
1.Vibrio atau bentuk koma yang dianggap spiral tak sempurna, misalnya Vibrio cholerae penyebab
penyakit kolera.
2.Spirochaeta (baca : spiroseta), yaitu golongan bakteri berbentuk spiral, yang bersifat lentur.
3.Spiral, yaitu golongan bakteri yang bentuknya seperti sepiral, misalnya Spirillum.

3. Struktur Tubuh Bakteri


Bakteri tersusun atas dinding sel dan isi sel. Di sebelah luar dinding sel terdapat selubung atau
kapsul.Di dalam sel bakteri tidak terdapat membran dalam (endomembran) dan organel bermembran
seperti kloropas dan mitokondria.
a. Kapsul untuk pertahanan diri.
b. Flagela
c. Dinding sel untuk perlindungan; tersusun dari peptidoglikan
d. Membran sel utnuk mengatur keluar masuknya zat.
e. Mesosom berfungsi untuk pabrik energi.
f. Lembar fotosintetik (tilakoid) untuk berfotosintesis
g. Sitoplasma tempat berlangsungnya reaksi metabolik
h. DNA untuk mengontrol sintesis protein dan pembawa sifat
i. Plasmid pembawa gen tertentu dapat ditransformasikan ke sel lain (“ ditularkan”)
j. Ribosom untuk tempat sintesis protein.
k. Endospora untuk mempertahankan diri dari kondisi buruk.

4. Reproduksi Bakteri
Pada dasarnya ada dua cara reproduksi bakteri, yaitu secara aseksual melalui pembelahan biner dan
secara seksual melalui konjugasi.
a. Reproduksi Aseksual
b. Reproduksi seksual
Reproduksi bakteri dapat terjadi melalui pembelahan biner dan konjugasi. Pada konjugasi, bakteri
memindahkan materi genetik dari satu sel ke sel lain.

5. Rekombinasi DNA Bakteri


Rekombinasi DNA artinya bergabungnya dua DNA dari sumber yang berbeda.
a. Transformasi
Plasmid bakteri pindah kr bakteri lain
b. Transduksi
DNA virus menyisip ke DNA bakteri

6. Penggolongan Bakteri Berdasarkan Cara Memperoleh Makanan


Berdasarkan cara memperoleh makananya, bakteri dapat digolongkan menjadi dua golongan, yaitu
bakteri heterotrof dan autotrof
a. Bakteri Heterotrof
Bakteri heterotrof adalah bakteri yang hidup dengan memperoleh makanan berupa zat organik dari
lingkungannya karena tidak dapat menyusun sendiri zat organik yang dibutuhkannya.
b. Baketri autotrof
Bakteri yang dapat menyusun sendiri zat – zat organik dari zat – zat anorganik digolongkan
kedalam bakteri autotrof ( auto = sendiri, trophein = makanan ). Pengubah zat – zat anorganik
menjadi zat – zat organik itu dilakukan melalui dua cara, yaitu sebagai berikut :
1. Menggunakan energi cahaya.
2. Menggunakan energi kimia.

7. Penggolongan Bakteri Berdasarkan Kebutuhan Oksigen.


Untuk mendapatkan energi, bakteri harus melakukan pernapasan (respirasi). Untuk melakukan
respirasi, ada bakteri yang memerlukan oksigen bebas dari udara, namun ada pula yang tidak
memerlukan oksigen bebas dari udara.
Bakteri yang memerlukan oksigen bebas untuk reaksi – reaksi pernapasannya digolongkan ke dalam
bakteri aerobik, sedangkan bakteri yang tidak memerlukan oksigen bebas untuk reaksi – reaksi
pernapasannya digolongkan bakteri anaerobik.
a. Bakteri Aerobik
Contoh bakteri aerobik adalah Nitrosomonas.
b. Bakteri Anaerobik
Contoh bakteri anaerobik asam susu, yakni bakteri yang dapat mengubah gula menjadi asam susu.

8. PerananBakteri dalam Kehidupan Manusia


a. Bakteri yang menguntungkan.
Contoh spesies – spesies bakteri yang menguntungkan adalah berikut ini.
1. Escherichia coli membusukan makanan di dalam usus besar dan menghasilkan vitamin K.
Vitamin K membantu proses pembekuan darah.
2. Rhizobium bersimbiosis dengan kacang – kacangan dan dapat menambat nitrogen bebas dari
udara. Bakteri in menyuburkan tanah.
3. Azotobacter hidup bebas ditanah dan dapat menambat nitrogen dari udara.
4. Lactobacillus casei digunakan dalam proses pembuatan keju.
5. Acetobacter xylinum digunakan dalam proses pembuatan nata de coco yang terbuat dari air
kelapa.
6. Acetobacter digunakan untik mengubah alkohol menjadi asam cuka.
7. Streptomyces griceus dapat menghasilkan antibiotik streptomisin.
8. Lactobacillus bulgaricus digunakan dalam proses pembuatan susu asam (yoghurt)
9. Pseudomonas denitrificans dapat menghasilkan vitamin B12.
b. Bakteri yang Merugikan
Contoh spesies bakteri yang merugikan adalah sebagai berikut :
1. Mycrobacterium tuberculosis penyebab penyakit TBC
2. Mycrobacterium leprae penyebab penyakit lepra.
3. Treponema pallidum penyebab penyakit sifilis (raja singa ).

9. Sterilisasi
Steril artinya bebas bakteri dan mikroorganisme lain, atau suci hama.
a. Sterilisasi Alat
b. Sterilisasi Bahan makanan.

10. Pengawetan makanan.


Makanan juga dapat diawetkan tanpa sterilisasi. Pengawetan makanan dimaksudkan agar bakteri
yang masuk ke dalam makanan tidak dapat tumbuh, karena makanan telah diberi bahan tertentu.

B. Alga hijau – Biru ( Cyanobacteria )

Alga ini disebut alga hijau – biru karena berwarna hijau kebiruan. Warna itu diakibatkan oleh warna
klorofil dan pigmen biru (fikosianin). Alga hijau – biru banyak dijumpai di tempat – tempat lembab,
misalnya diatas tanah, batu tembok, sawah, parit, dan di laut.

1. Ciri – ciri Alga Hijau – Biru


Ciri – ciri utama dari alga hijau – biru adalah bersifat prokariotik dan klorofilnya tidak dalam
kloroplas.
a. Prokariotik
Seperti halnya bakteri, alga ini juga memiliki membran inti.
b. Klorofil tidak dalam kloroplas dan memiliki fikosianin
Berbeda dengan bakteri lain, alga ini mempunyai klorofil a dan pigmen biru (fioksinin).

2. Struktur Sel Alga Hijau – Biru


a. Selubung Lendir.
b. Dinding Sel
c. Membran Sel
d. Sitoplasma
e. Asam Inti atau Asam Nukleat (DNA)
f. Mesosom dan Ribosom

3. Reproduksi Alga Hijau – Biru


Ada tiga cara reproduksi alga hijau – biru yaitu pembelahan sel, fragmentasi, dan membentuk spora.
a. Pembelahan Sel
b. Fragmentasi
c. Pembentukan spora

4. Contoh Alga Hijau – Biru


Alga hijau – biru memiliki bentuk dan cara hidup yang berbeda – beda. Berikut adalah beberapa
contoh alga hijau – biru
a. Chroococcus
b. Gloecapsa
c. Polycystis
d. Oscillattoria
e. Nostoc
f. Anabaena

5. Pernana Alga Hijau – Biru bagi manusia


Alga hijau - biru ada yang bersifat merugikan ada pula yang bersifat menguntungkan bagi manusia.

a. Alga hijau – biru yang merugikan.


Telah diuraikan bahwa beberapa alga hijau – biru di air ada yang mengeluarkan racun. Racun yang
terlarut di dalam air dapat meracuni organisme yang meminumnya.
Sifat merugikan lainya adalah alga ini dapat tumbuh di tembok dan batu, sehingga tembok akan
mudah lapuk.

b. Alga hijau – Biru yang menguntungkan.


1. Pengikat nitrogen bebas.
2. Sebagai bahan makanan

C. Archaebacteria

Archaebacteria dimasukan dalam kelompok prokariot karena tidak memiliki membran inti sel.

1. Jenis – Jenius Archaebacteria


Pembagian jenis – jenis Archaebacteria sering kali didasarkan atas habitatnya.
a. Metanogen
b. Halofil
c. Termoasidofil (termofil ekstrem)
1.
2. Manfaat Archaebacteria dalam Kehidupan.
Archaebacteria memiliki peranan dalam kehidupan terutama sebagai organisme pengurai.
Metanogen merupakan pengurai penting dalam pengolahan limbah.

You might also like