You are on page 1of 9

c  




adalah jalan hidup way of life yang merupakan sumber system nilai yang ahrus di
jadikan pedoman oleh manusia.dengan kata lain islam merupakan arah petunjuk,pedoman dan
pendorong bagi manusia untuk menghadapi dan memecahkan berbagi problem hidup dengan
cara yang benar.yang sesuai dengan fitrah dan kodrat manusianya sebagai mahluk allah SWT.




adalah agama yang sesuai dengan fitrah manusia, baik dalam hal µaqidah, syari¶at,
ibadah, muamalah dan lainnya. Allah Allah Azza wa Jalla menyuruh manusia untuk menghadap
dan masuk ke agama fitrah. Allah Allah Azza wa Jalla berfirman. ³³Maka hadapkanlah wajahmu
dengan lurus kepada agama (Islam); (sesuai) fitrah Allah yang Dia telah menciptakan manusia
menurut (fitrah) itu. Tidak ada perubahan pada ciptaan Allah. (Itulah) agama yang lurus, tetapi
kebanyakan manusia tidak mengetahui´. Nabi Muhammad Shallallahu µalaihi wa sallam
bersabda: ³Tidaklah seorang bayi dilahirkan kecuali dalam keadaan fitrah, maka kedua orang
tuanyalah yang men-jadikannya Yahudi, Nasrani, atau Majusi´. Tidak mungkin, Allah Allah
Azza wa Jalla yang telah menciptakan manusia, kemudian Allah Allah Azza wa Jalla
memberikan beban kepada hamba-hamba-Nya apa yang mereka tidak sanggup lakukan.

Islam (bahasa Arab, al-isl?m) ³berserah diri kepada Tuhan´) adalah agama yang mengimani satu
Tuhan, yaitu Allah. Agama ini termasuk agama samawi (agama-agama yang dipercaya oleh para
pengikutnya diturunkan dari langit) dan termasuk dalam golongan agama Ibrahim. Dengan lebih
dari satu seperempat milyar orang pengikut di seluruh dunia [1][2], menjadikan Islam sebagai
agama terbesar kedua di dunia. Pengikut ajaran Islam dikenal dengan sebutan Muslim, adapun
lebih lengkapnya adalah Muslimin bagi laki-laki dan Muslimat bagi perempuan. Islam
mengajarkan bahwa Allah menurunkan firman-Nya kepada manusia melalui para nabi dan rasul
utusan-Nya, dan meyakini dengan sungguh-sungguh bahwa Nabi Muhammad SAW. adalah nabi
dan rasul terakhir yang diutus ke dunia oleh Allah.
Umat Muslim percaya bahwa All?h menurunkan firman-Nya kepada manusia melalui para nabi
dan rasul utusan-Nya, seperti Nabi Adam as., Nuh as., Ibrahim as., Musa as., Isa as., dan nabi
lainnya (untuk lebih lanjutnya, silakan baca artikel mengenai Para nabi dan rasul dalam Islam)
yang diakhiri oleh Nabi Muhammad SAW. sebagai nabi dan rasul utusan Allah terakhir
sepanjang masa (khataman-nabiyyin). Umat Islam juga meyakini Al-Qur¶an sebagai kitab suci
dan pedoman hidup mereka yang disampaikan oleh Allah kepada Nabi Muhammad SAW.
melalui perantara Malaikat Jibril yang sempurna dan tidak ada keraguan di dalamnya (QS Al-
Baqarah:2). Allah juga telah berjanji akan menjaga keotentikan Al-Quran hingga akhir zaman
dalams uatu ayat.

Umat Islam juga percaya bahwa Islam adalah agama yang dianut oleh seluruh nabi dan rasul
utusan Allah sejak masa Nabi Adam as., dengan demikian tentu saja Nabi Ibrahim as. juga
menganut Islam (QS Al-Baqarah:130-132) 2:130. Pandangan ini meletakkan Islam bersama
agama Yahudi dan Kristen dalam rumpun agama yang mempercayai Nabi Ibrahim as. Di dalam
Al-Qur¶an, penganut Yahudi dan Kristen sering disebut sebagai Ahli Kitab atau Ahlul Kitab.
Apabila orang sudah memasuki agama islam maka mereka wajib mematuhi Rukun Islam yaitu:
1. Mengucap dua kalimah syahadat dan meyakini bahwa tidak ada yang berhak ditaati dan
disembah dengan benar kecuali Allah saja dan meyakini bahwa Nabi Muhammad SAW adalah
hambadanrasulAllah.
2.Mendirikanshalatlimakalisehari.
3.Membayarzakat.
4.BerpuasapadabulanRamadhan.
5.Menunaikanibadahhajibagimerekayangmampu.
Serta orang islam harus mempercayai rukun iman yang terdiri dari enam perkara yaitu:

1.ImankepadaAllah
2.ImankepadamalaikatAllah
3.Iman kepada kitab-kitab Allah (Al Qur¶an, Injil, Taurat, Zabur, lembaran Ibrahim)
4.ImankepadanabidanrasulAllah
5.Imankepadaharikiamat
6.Imankepadaqadadanqadar
Di dalam islam ` 
 terhadap sebuah ilmu sangatlah di wajibkan seperti yang di
terangkan dalam sebuah hadits yang artinya :´Tuntutlah ilmu walau sampai ke negeri China´



Pada umumnya agama diklasifikasikan menjadi dua kelompok, yaitu agama wahyu dan agama
non wahyu(revealed religion) dan agama non wahyu (nonrevealed religion). Untuk lebih jelasnya
diuraikan sebagai berikut :
1. Agama wahyu adalah agama yang diturunkan Allah dari langit melalui malaikat Jibril kepada
para nabi dan rasul Allah untuk disampaikan kepada umatnya. Oleh karena itu, agama wahyu
disebut juga dengan agama langit, agama samawi, agama profetis, din-as samawi, revealed
religion.
yang termasuk dalam kelompok agama wahyu adalah sebagai berikut :
1. Agama Islam dengan kitab sucinya Alquran yang diturunkan Allah kepada Nabi Muhammad
SAW, melalui malaikat Jibril, untuk seluruh manusia dan semesta alam.
2. Agama Kristen (nasrani) dengan kitab sucinya ³Injil´ diturunkan Allah kepada Isa AS, melalui
malaikat Jibril kepada untuk Kaum Bani Israil.
3. Agama Yahudi, dengan kitab sucinya ³Taurat´ diturunkan kepada nabi Musa AS, melalui
malaikat Jibril untuk kaum Bani Israil.
2. Agama Non wahyu, adalah agama yang lahir berdasarkan pemikiran atau kebudayaan
manusia. Pada awalnya menurut historis, agama non wahyu diciptakan oleh filosuf-filosuf
masyarakat sebagai ahli pikir, atau oleh pemimpin-pemimpin dari masyarakat atau oleh
penganjur dan penyiar masyarakat itu. Agama non wahyu mengalami perubahan-perubahan
sesuai dengan perkembangan pemikiran atau budaya masyarakat itu (animism, dinamisme,
politeisme, monoteisme). Oleh karena itu agama non wahyu dinamakan juga agama budaya,
agama bumi, agama filsafat, natural religion, nonrevealed religion. Yang termasuk agama non
wahyu yaitu Zoroasterianisme, Konfusionisme, Thaoisme, Shintoisme, Budhisme.
ŠŠ


`



 




1. Secara pasti dapat ditentukan lahirnya, dan bukan tumbuh dari masyarakat,melainkan
diturunkan kepada masyarakat.

2. Disampaikan oleh manusia yang dipilih Allah sebagai utusan-Nya. Utusan itu bukan
menciptakan agama, melainkan menyampaikannya.

3. Memiliki kitab suci yang bersih dari campur tangan manusia.

4. Ajarannya serba tetap, walaupun tafsirnya dapat berubah sesuai dengan kecerdasan dan
kepekaan manusia.

5. Konsep ketuhanannya adalah : monotheisme mutlak ( tauhid)

6. Kebenarannya adalah universal yaitu berlaku bagi setiap manusia , masa dan keadaan.

Maka dapat dijelaskan bahwa agama (wahyu) dapat dijadikan sebagai ideologi,
melahirkan ideologi dan kebudayaan. Akan tetapi agama wahyu itu bukan ideologi dan bukan
pula kebudayaan. Ideologi dan kebudayaan dapat merupakan pencerminan dari suatu agama
apabila hal itu dilakukan oleh seorang yang taat beragama. Sebaliknya, tanpa wahyu pun
manusia dapat menciptakan ideologi dan kebudayaan dan dapat pula melahirkan suatu agama
yaitu agama budaya.


`










1. Tumbuh secara komulatif dalam masyarakat penganutnya.

2. Tidak disampaikan oleh utusan Tuhan ( Rasul).

3. Umumnya tidak memiliki kitab suci, walaupun ada akan mengalami perubahan-perubahan
dalam perjalanan sejarahnya.

4. Ajarannya dapat berubah-ubah, sesuai dengan perubahan akal pikiranmasyarakatnya (


penganutnya).

5. Konsep ketuhanannya : dinamisme, animisme, politheisme, dan paling tinggi adalah


monotheisme nisbi.
6. Kebenaran ajarannya tidak universal , yaitu tidak berlaku bagi setiap manusia, masa, dan
keadaan.

Agama yang dibudayakan adalah ajaran suatu agama yang dimanifestasikan dalam
kehidupan sehari-hari oleh penganutnya sehingga menghasilkan suatu karya/budaya tertentu
yang mencerminkan ajaran agama yang dibudayakannya itu. Atau dengan singkat dapat
dikatakan bahwa membudayakan agama berarti membumikan dan melaksanakan ajaran agama
dalam kehidupan sehari-hari. Memandang agama bukan sebagai peraturan yang dibuat oleh
Tuhan untuk menyenangkan Tuhan, melainkan agama itu sebagai kebutuhan manusia dan untuk
kebaikan manusia. Adanya agama merupakan hakekat perwujudan Tuhan.

Seperti dalam mengideologikan agama, pembudayaan suatu agama dapat mengangkat


citra agama apabila pembudayaan itu dilakukan dengan tepat dan penuh tanggung jawab
sehingga mampu mencerminkan agamanya. Sebaliknya dapat menurunkan nilai agama apabila
dilakukan dengan tidak bertanggung jawab.

 c 

Marilah kita kembali pada pertanyaan semula, ³mengapa kita beragama ?´

Manusia adalah satu spesies makhluk yang unik dan istimewa dibandîng makhluk-makhluk
lainnya, termasuk malaikat, karena manusia dicipta dari unsur yang berbeda, yaitu unsur hewani
/ materi dan unsur ruhani / immateri. Memang, dari unsur hewani manusia tidak lebih dari
binatang, bahkan lebih lemah darinya. Bukankah banyak diantara binatang yang lebih kuat
secara fisik dari manusia ? Bukankah ada binatang yang memiliki ketajaman mata yang melebihi
mata manusia ? Bukankah ada pula binatang yang penciumannya lebih peka dan lebih tajam dari
penciuman manusia ? Dan sejumlah kelebihan-kelebihan lainnya yang dimiliki selain manusia.

Sehubungan ini Allah swt berfirman, ¢  


    
¢    
             
   Masih banyak ayat lainnya yang menjelaskan hal
serupa.

Karena itu, sangatlah tidak pantas bagi manusia berbangga dengan penampilan fisiknya,
disamping itu penampilan fisik adalah wahbi sifatnya (semata-mata pemberian dari Allah, bukan
hasil usahanya).

Kelebihan manusia terletak pada unsur ruhani (mencakup hati dan akal, keduanya bukan materi).
Dengan akalnya, manusia yang lemah secara fisik dapat menguasai dunia dan mengatur segala
yang ada di atasnya. Karena unsur inilah Allah menciptakan segala yang ada di langit dan di
bumi untuk manusia (Lihat surat Luqman ayat 20). Dalam salah satu ayat Al Quran ditegaskan,
¢         !"    
" 
"   "   "" "#      " 
  !$    % $ &"'(

Unsur akal pada manusia, awalnya masih berupa potensi (bil-quwwah) yang perlu difaktualkan
(bil-fi¶li) dan ditampakkan. Oleh karena itu, jika sebagian manusia lebih utama dari sebagian
lainnya, maka hal itu semata-mata karena hasil usahanya sendiri, karena itu dia berhak
berbangga atas lainnya. Sebagian mereka ada pula yang tidak berusaha memfaktualkan dan
menampakkan potensinya itu, atau memfaktualkannya hanya untuk memuaskan tuntutan
hewaninya, maka orang itu sama dengan binatang, bahkan lebih hina dari binatang (QS. Al-A¶raf
170 dan Al-Furqan 42).

Termasuk ke dalam unsur ruhani adalah fitrah. Manusia memiliki fitrah yang merupakan modal
terbesar manusia untuk maju dan sempurna. Dîn adalah bagian dari fitrah manusia.

Dalam kitab Fitrat (edisi bahasa Parsi), Syahid Muthahhari menyebutkan adanya lima macam
fitrah (kecenderungan) dalam diri manusia, yaitu mencari kebenaran (haqiqat), condong kepada
kebaikan, condong kepada keindahan, berkarya (kreasi) dan cinta (isyq) atau menyembah
(beragama). Sedangkan menurut Syeikh Ja¶far Subhani,terdapat empat macam kecenderungan
pada manusia,dengan tanpa memasukan kecenderungan berkarya seperti pendapat Syahid
Muthahhari (kitab al-Ilahiyyat, juz 1).

Kecenderungan beragama merupakan bagian dari fitrah manusia. Manusia diciptakan oleh allah
dalam bentuk cenderung beragama,dalam arti manusia mencintai kesempurnaan yang mutlak dan
hakiki serta ingin menyembah pemilik kesempurnaan tersebut. Syeikh Taqi Mishbah Yazdi,
dalam kitab Ma¶arif Al Quran juz 1 hal. 37, menyebutkan adanya dua ciri fitrah, baik fitrah
beragama maupun lainnya, yang terdapat pada manusia, yaitu pertama kecenderungan-
kecenderungan (fitrah) tersebut diperoleh tanpa usaha atau ada dengan sendirinya, dan kedua
fitrah tersebut ada pada semua manusia walaupun keberadaannya pada setiap orang berbeda, ada
yang kuat dan ada pula yang lemah. Dengan demikian, manusia tidak harus dipaksa beragama,
namun cukup kembali pada dirinya untuk menyambut suara dan panggilan hatinya, bahwa ada
sesuatu yang menciptakan dirinya dan alam sekitarnya.

Meskipun kecenderungan beragama adalah suatu yang fitri, namun untuk menentukan siapa atau
apa yang pantas dicintai dan disembah bukan merupakan bagian dari fitrah, melainkan tugas akal
yang dapat menentukannya. Jadi jawaban dari pertanyaan mengapa manusia harus beragama,
adalah bahwa beragama merupakan fitrah manusia. Allah Ta¶ala berfirman, ¢) 
 
* 
+  "! , " $  $ 
 
-(

Seperti yang dikatakan Syekh Mahmod Syaltout dalam Kitabnya yang berjudul ³Min Taujihatil
Islam´ (Tuntunan Islam), agama amatlah penting bagi kekuatan dalam diri manusia.

Karena dalam diri manusia ada dua kekuatan yang mendorong manusia. Pertama, kekuatan yang
mendorong manusia berbuat baik atau kebajikan. Dan kedua, kekuatan yang mendorong manusia
untuk berbuat salah atau kekufuran.
Kekuatan yang mendorong manusia untuk melakukan ke arah kebaikan karena adanya akal yang
dapat membedakan antara petunjuk dengan kesesatan. Karena itulah akal pada dasarnya
mengajak manusia untuk selalu berlaku adil, menghargai kebersamaan. Juga mengupayakan
tolong menolong ke arah usaha-usaha kebaikan dan kebahagiaan serta melakukan perbuatan-
perbuatan terpuji.

Sedangkan kekuatan dalam diri manusia yang mendorong ke arah kejahatan disebabkan oleh
adanya hawa nafsu segala rupa [(ermasuk syahwat) dari dalam dirinya. Karena itulah terkadang
manusia dalam perbuatannya dapat melampaui batas sehingga merusak kehormatan,
menumpahkan darah, merampas hak orang lain dan sebagainya.

Untuk menjaga keseimbangan dan sebagai kontrol manusia agar tidak cenderung ke arah yang
tidak benar maka akal sebagai pembanding harus memiliki ³agama´. Di sana agama berperan
sebagai pedoman hidup dan pengendali serta penunjuk di dalam usaha manusia mencapai
kesehjateraan dan kebahagiaan lahir dan batin, baik di dunia dan di akhirat. (*)

Y  Y Y
  
 

 

Istilah agama merupakan terjemahan dari µad-din¶ (dalam bahasa Arab). Ad-dîn dalam Al Quran
disebutkan sebanyak 92 kali. Secara bahasa, dîn diartikan sebagai balasan. Al Quran
menyebutkan kata dîn dalam surat Al-Fatihah ayat 4, maliki yawmiddîn ± ³(Dialah) Pemilik
(raja) hari pembalasan. Begitu juga pada sebuah hadits, Rasulullah saw bersabda, ³ad-dînu
nashihah´ (agama adalah ketaatan).

Sedangkan secara istilah, dîn diartikan sebagai sekumpulan keyakinan, hukum, dan norma yang
dapat mengantarkan seseorang menuju kebahagiaan manusia. Kebahagian dan keselamatan
inilah yang kadang sering menjadi cita-cita yang dikejar tiap umat manusia di dunia. Siapa sih
yang tak mau bahagia? Tentu sedikit sekali orang yang tak menginginkan hal tersebut. Namun
kebanyakan sangat berharap dengan kebahagiaan dunia dan akhirat.

Di dunia ini, Tuhan Yang Mahaesa telah memberikan jalan dan petunjuknya berupa agama yang
dibawa para Nabi dan Rasul Allah. Juga ada, bila kita mau mengakuinya, agama yang didasarkan
atas hasil proses berpikir dan perenungan yang mendalam, sehingga melahirkan pemikiran-
pemikiran yang bisa mencerahkan masyarakat. Agama jenis ini biasanya dibawa para filsuf,
mistikus, tokoh adat dan lainnya. Mereka mengembangkan dan menjalaninya disesuaikan
konteks budaya lokal yang ditempatinya. Di Indonesia, dikenal beberapa aliran seperti Aliran
Perjalanan (kepercayaan Sunda), Madrais (Agama Jawa Sunda), Agama Wetu Telu, dll.
Betulkah kepercayaan-kepercayaan ini sebuah kebenaran yang dibenarkan atau diturunkan Ilahi?
 

Tunduk, patuh dan damai

c

Agama Islam adalah agama yang dibawa oleh Nabi Muhammad . Dengan Islam, Allah
mengakhiri serta menyempurnakan agama-agama lain untuk para hambanya. Dengan Islam pula,
Allah menyempurnakan kenikmatanNya, dan meridlai Islam sebagai dinnya. Oleh karena itu
tidak ada lain yang patut diterima selain Islam.

Allah SWT berfirman:

"Muhammad itu sekali-kali bukanlah bapak dari seorang laki-laki di antara kamu, tetapi dia
adalah Rasulullah dan penutup Nabi-nabi« (QS. Al-Ahzab : 40).

"Pada hari ini telah Kusempurnakan untuk kamu agamamu, dan telah kucukupkan kepadamu
ni'matKu, dan telah Kuridlai Islam itu jadi agama bagimu«" (QS. Al-Maidah : 3).

"Sesungguhnya Ad-diin (yang diridlai) di sisi Allah hanyalah Islam«" (QS. Al-Imran : 19).

"Barangsiapa mencari agama selain agama Islam, maka sekali-kali tidaklah akan diterima
(agama itu) dari padanya, dan dia di akhirat termasuk orang-orang yang rugi." (QS. Al-Imran :
85).

Allah SWT telah mewajibkan seluruh umat manusia agar memeluk agama Islam karena Allah.
Hal ini sebagaimana telah difirmankan-Nya kepada Rasul-Nya, yang artinya :

"Katakanlah : "Hai manusia, sesungguhnya aku adalah utusan Allah kepadamu semua, yaitu
Allah yang mempunyai kerajaan langit dan bumi. Tidak ada Ilah yang berhak disembah selain
Dia, yang menghidupkan dan mematikan. Maka berimanlah kamu kepada Allah dan Rasul-Nya
Nabi yang ummi yang beriman kepada Allah dan kepada kalimat-kalimat-Nya (kitab-kitab-Nya)
dan ikutilah dia, supaya kamu mendapat petunjuk." (QS. Al-A'raf 158).

Dari Abu Hurairah t dikatakan bahwa Rasulullah SAW bersabda :

"Demi Tuhan yang jiwa Muhammad berada di tangan-Nya, tidak seorang pun dari ummat ini,
Yahudi maupun Nasrani, yang mendengar tentang aku, kemudian mati tidak mengimani sesuatu
yang aku diutus karenanya, kecuali dia termasuk penghuni neraka." (HR.Muslim).
Beriman kepada Nabi SAW artinya : membenarkan dengan penuh penerimaan dan kepatuhan
terhadap segala yang dibawanya, bukan hanya membenarkan semata. Oleh karena itulah Abu
Thalib ( paman Nabi SAW) dikatakan bukan orang yang beriman kepada Nabi SAW, walaupun
ia membenarkan apa yang dibawa oleh keponakannya itu, dan dia juga mengakui bahwa Islam
adalah agama terbaik.

Agama Islam mencakup seluruh kemaslahatan yang dikandung oleh agama-agama terdahulu.
Islam mempunyai keistimewaan, yaitu relevan untuk setiap masa, tempat dan umat.

Allah SWT berfirman kepada Rasulnya yang artinya :

"Dan Kami telah turunkan kepadamu Al-Qur'an dengan membawa kebenaran, membenarkan apa
yang sebelumya, yaitu kitab-kitab (yang diturunkan sebelumnya) dan batu ujian terhadap kitab-
kitab yang lain itu« ( QS. Al-Maidah : 48).

Islam dikatakan relevan untuk setiap masa, tempat dan umat, maksudnya adalah bahwa
berpegang teguh pada Islam tidak akan menghilangkan kemaslahatan umat di setiap waktu dan
tempat. Bahkan dengan Islam, umat akan menjadi baik. Tetapi bukan berarti Islam tunduk pada
waktu, tempat dan umat, seperti yang dikehendaki sebagian orang.

Agama Islam adalah agama yang benar. Allah menjamin kemenangan kepada orang yang
memegangnya dengan baik. Hal ini dikatakan dalam firman-Nya, yang artinya :

"Dialah yang telah mengutus Rasul-Nya (dengan membawa) petunjuk (Al-Qur'an) dan agama
yang benar untuk dimenangkannya atas segala agama, walaupun orang-orang musyrik tidak
menyukai." ( QS. At-Taubah : 33).

Dan Allah telah berjanji kepada orang orang yang beriman di antara kamu dan mengerjakan
amalan-amalan yang shalih bahwa Dia sungguh-sungguh akan menjadikan mereka berkuasa di
muka bumi, sebagaimana Dia telah menjadikan orang-orang yang sebelum mereka berkuasa.
Dan sungguh Dia akan meneguhkan bagi mereka agama yang telah diridlainya untuk mereka dan
Dia benar-benar akan menukar (keadaan) mereka sesudah mereka berada dalam kekuatan
menjadi aman sentosa. Mereka tetap menyembah-Ku dengan tiada mempersekutukan sesuatu
apapun dengan Aku. Barangsiapa yang (tetap) kafir sesudah (janji) itu, maka mereka itulah
orang-orang yang fasik." ( QS. An-Nur : 55).

Agama Islam merupakan aqidah dan syariat. Islam adalah agama yang sempurna dalam aqidah
dan syai'at, karena :

1. memerintahkan untuk bertauhid dan melarang syirik.


2. memerintahkan untuk bersikap jujur dan melarang berbuat bohong/dusta.
3. memerintahkan untuk berbuat adil dan melarang berbuat lalim.

Catatan :

Adil artinya menyamakan yang sama dan membedakan yang berbeda, bukan persamaan secara
mutlak seperti yang dikatakan sebagian orang, yang mengatakan bahwa Islam adalah agama
persamaan yang mutlak. Menyamakan hal-hal yang berbeda merupakan kelaliman yang tidak
dianjurkan oleh Islam, dan pelakunyapun tidak terpuji.

4. memerintahkan untuk bersikap amanat dan melarang khianat.


5. memerintahkan untuk menepati janji dan melarang ingkar janji.
6. memerintahkan untuk berbakti pada ibu-bapak serta melarang menyakitinya.
7. memerintahkan untuk bersilaturrahim/menyambung hubungan dengan kerabat dekat, serta
melarang memutuskannya.
8. memerintahkan untuk berbuat baik dengan tetangga dan melarang berbuat jahat kepada
mereka.Secara umum Islam memerintahkan agar bermoral baik dan melarang bermoral buruk.
Islam juga memerintahkan setiap perbuatan baik, dan melarang perbuatan buruk.

Allah SWT berfirman :

"Sesungguhnya Allah menyuruh (kamu) berlaku adil dan berbuat kebajikan, memberi kepada
kaum kerabat, Dan Allah melarang dari perbuatan keji, kemungkaran dan permusuhan. Dia
memberi pengajaran kepadamu agar kamu dapat mengambil pelajaran." ( QS. An Nahl : 90).

You might also like