You are on page 1of 7

Lab.

Kimia Dasar FMIPA UGM


All of us are chemists who lives in a big big world fully with chemicals.

Pertolongan pada kecelakaan kerja di laboratorium


November 25, 2008 • No Comments
under construction
Pengenalan Alat Laboratorium
November 25, 2008 • 2 Comments
Alat untuk mengekstrak (ekstraktor)
Pemisahan suatu senyawa dari campurannya atau lebih dikenal dengan istilah pemurnian
dapat dilakukan dengan berbagai metoda. Metoda yang dapat ditempuh adalah metoda
ekstraksi, distilasi, atau dengan kromatografi.
Ektraksi merupakan salah satu langkah untuk mendapatkan senyawa dari sistem
campuran. Berdasarkan fasanya, ektraksi dikelompokkan menjadi ekstraksi cair-cair dan
padat-cair. Ektraksi cair-cair dilakukan untuk mendapatkan suatu senyawa dalam
campuran berfasa cair dengan pelarut lain yang fasanya cair juga. Prinsip dasar
pemisahan ini adalah pemisahan senyawa yang memiliki perbedaan kelarutan pada dua
pelarut yang berbeda. Alat yang digunakan adalah corong pisah.
Ekstraksi padat-cair dilakukan bila ingin memisahkan suatu komponen dalam suatu
padatan dengan menggunakan suatu pelarut cair. Alat yang digunakan adalah ektraktor
soxhlet. Misalnya untuk mengekstrak minyak non-atsiri (senyawa yang terdapat pada
bahan alam yang tidak mudah menguap). Larutan pengekstrak ditempatkan pada labu alas
bulat (a). sampel yang telah dibungkus dengan kertas saring ditempatkan pada tabung
ektraktor (b). Bagian ujung atas (c) merupakan pendingin Allihn atau pendingin bola.
Ekstraktor soxhlet ini merupakan ektraktor kontinyu, pelarut pada labu (a) dipanaskan
dan akan menguap, terkondensasi pada pendingin (c), selanjutnya pelarut akan masuk
pada ektraktor (c). Apabila pelarut telah mencapai batas atas kapiler pelarut yang telah
kontak dengan sampel akan masuk pada labu (a). Begitu seterusnya.
2. Alat untuk distilasi (distiler)
Distilasi adalah metode pemisahan berdasarkan perbedaan titik didih komponen-
komponen yang ada di dalam campuran. Distilasi biasa dilakukan untuk pemisahan
campuran yang memiliki perbedaan titik didih yang cukup besar. Sedangkan distilasi uap
dilakukan untuk pemisahan campuran yang memiliki perbedaan tekanan uap jenuh yang
cukup antara komponen-komponen yang ada pada campuran. Pada distilasi uap, uap yang
digunakan biasanya berupa uap air. Selain itu distilasi juga dapat dilakukan pada tekanan
di bawah tekanan atmosfer. Metode ini dikenal sebagai distilasi pengurangan tekanan.
Distilasi pengurangan tekanan dilakukan apabila komponen akan mengalami dekomposisi
pada titik didihnya. Bila selisih titik didih komponen-komponen yang ada pada campuran
kecil maka komponen alat distilasi ditambah dengan kolom vigreux.
3. Alat untuk reflux
Reaksi kimia kadang dapat berlangsung sempurna pada suhu di atas suhu kamar atau
pada titik didih pelarut yang digunakan pada sistem reaksi. Salah satu alat yang dapat
digunakan untuk reaksi-reaksi yang berlangsung pada suhu tinggi adalah seperangkat alat
refluks. Beberapa alat refluks ditampilkan pada gambar di samping. Ada beberapa tipe
alat refluks.
Alat refluks paling sederhana [1] dilengkapi dengan labu alas bulat (a) dan pendingin
Liebig (b), [2] seperangkat alat refluks dilengkapi dengan labu alas bulat (a), pendingin
Liebig (b) dan corong pisah (c), [3] seperangkat alat refluks dilengkapi dengan labu alas
bulat (a), pendingin Liebig (b), corong pisah (c), dan pengaduk atau termometer (d).
4. Penyaring buchner
Penyaring Buchner digunakan untuk proses penyaringan yang tidak dapat dilakukan
dengan penyaring biasa. Penyaringan biasa dilakukan dengan memanfaatkan gaya
grafitasi, sedangkan pada penyaring buchner, filtrat dipisahkan dari sistem campuran
dengan cara disedot atau divakum.
5. Tabung pengembang (chamber)
Alat gelas ini digunakan pada percobaan kromatografi lapis tipis (KLT). Digunakan untuk
tempat eluen (larutan pengembang) dan plat KLT yang telah dibubuhi (ditotol) sampel
atau standar.
Pengenalan alat gelas
November 25, 2008 • No Comments
Sebelum mulai melakukan praktikum di laboratorium, praktikan harus mengenal dan
memahami cara penggunaan semua peralatan dasar yang biasa digunakan dalam laboratorium
kimia serta menerapkan K3 di laboratorium. Berikut ini diuraikan beberapa peralatan yang
akan digunakan pada Praktikum Kimia Dasar. Gambar 1 menunjukkan contoh peralatan gelas
laboratorium.
alat gelas lab
Gambar 1. Peralatan gelas sederhana untuk praktikum kimia
1. Labu Takar
Digunakan untuk menakar volume zat kimia dalam bentuk cair pada proses preparasi
larutan. Alat ini tersedia berbagai macam ukuran.
2. Gelas Ukur
Digunakan untuk mengukur volume zat kimia dalam bentuk cair. Alat ini mempunyai
skala, tersedia bermacam-macam ukuran. Tidak boleh digunakan untuk mengukur
larutan/pelarut dalam kondisi panas. Perhatikan meniscus pada saat pembacaan skala.
3. Gelas Beker
Alat ini bukan alat pengukur (walaupun terdapat skala, namun ralatnya cukup besar).
Digunakan untuk tempat larutan dan dapat juga untuk memanaskan larutan kimia. Untuk
menguapkan solven/pelarut atau untuk memekatkan.
4. Pengaduk Gelas
Digunakan untuk mengaduk suatu campuran atau larutan kimia pada waktu melakukan
reaksi kimia. Digunakan juga untuk menolong pada waktu menuangkan/mendekantir
cairan dalam proses penyaringan.
5. Botol Pencuci
Bahan terbuat dari plastic. Merupakan botol tempat akuades, yang digunakan untuk
mencuci, atau membantu pada saat pengenceran.
6. Corong
Biasanya terbuat dari gelas namun ada juga yang terbuat dari plastic. Digunakan untuk
menolong pada saat memasukkan cairan ke dalam suatu wadah dengan mulut sempit,
seperti : botol, labu ukur, buret dan sebagainya.
7. dan 8. Erlenmeyer
Alat ini bukan alat pengukur, walaupun terdapat skala pada alat gelas tersebut (ralat
cukup besar). Digunakan untuk tempat zat yang akan dititrasi. Kadang-kadang boleh juga
digunakan untuk memanaskan larutan.
9. dan 10. Tabung Reaksi
Terbuat dari gelas. Dapat dipanaskan. Digunakan untuk mereaksikan zat zat kimia
dalam jumlah sedikit.
11. Kuvet
Bentuk serupa dengan tabung reaksi, namun ukurannya lebih kecil. Digunakan sebagai
tempat sample untuk analisis dengan spektrofotometer. Kuvet tidak boleh dipanaskan.
Bahan dapat dari silika (quartz), polistirena atau polimetakrilat.
12. dan 13. Rak Untuk tempat Tabung Reaksi
Rak terbuat dari kayu atau logam. Digunakan sebagai tempat meletakkan tabung
reaksi.
14. Kaca Preparat
15. Kawat Kasa
Terbuat dari bahan logam dan digunakan untuk alas saat memanaskan alat gelas
dengan alat pemanas/kompor listrik.
16. dan 22. Penjepit
Penjepit logam, digunakan untuk menjepit tabung reaksi pada saat pemanasan, atau
untuk membantu mengambil kertas saring atau benda lain pada kondisi panas.
17. Spatula
Terbuat dari bahan logam dan digunakan untuk alat Bantu mengambil bahan padat
atau kristal.
18. Kertas Lakmus
Merupakan indikator berbentuk kertas lembaran-lembaran kecil, berwarna merah dan
biru. Indikator yang lain ada yang berbentuk cair missal indikator Phenolphtalein
(PP), methyl orange (MO) dan sebagainya. Merupakan alat untuk mengukur atau
mengetahui tingkat keasaman (pH) larutan.
19. Gelas Arloji
Terbuat dari gelas. Digunakan untuk tempat zat yang akan ditimbang.
20. Cawan Porselein
Alat ini digunakan untuk wadah suatu zat yang akan diuapkan dengan pemanasan.
21. Pipet Pasteur (Pipet Tetes)
Digunakan untuk mengambil bahan berbentuk larutan dalam jumlah yang kecil.
23 dan 24. Sikat
Sikat dipergunakan untuk membersihkan (mencuci) tabung.
25. Pipet Ukur
Adalah alat yang terbuat dari gelas, berbentuk seperti gambar di bawah ini. Pipet ini
memiliki skala. Digunakan untuk mengambil larutan dengan volume tertentu.
Gunakan propipet atau pipet pump untuk menyedot larutan, jangan dihisap dengan
mulut.
26. Pipet Gondok
Pipet ini berbentuk seperti dibawah ini. Digunkan untuk mengambil larutan dengan
volume tepat sesuai dengan label yang tertera pada bagian yang menggelembung
(gondok) pada bagian tengah pipet. Gunakan propipet atau pipet pump untuk
menyedot larutan.
27. Buret
Terbuat dari gelas. Mempunyai skala dank ran. Digunakan untuk melakukan titrasi.
Zat yang digunakan untuk menitrasi (titran) ditempatkan dalam buret, dan dikeluarkan
sedikit demi sedikit melalui kran. Volume dari zat yang dipakai dapat dilihat pada
skala.
Pengenalan bahan kimia
November 25, 2008 • No Comments
Pengetahuan sifat bahan menjadi suatu keharusan sebelum bekerja di laboratorium. Sifat-sifat
bahan secara rinci dan lengkap dapat dibaca pada Material Safety Data Sheet (MSDS) di
dalam buku, CD, atau melalui internet. Pada tabel berikut disajikan sifat bahaya bahan
berdasarkan kode gambar yang ada pada kemasan bahan kimia. Peraturan pada pengepakan
dan pelabelan bahan kimia diwajibkan mencantumkan informasi bahaya berdasarkan tingkat
bahaya bahan kimia khususnya untuk bahan yang tergolong pada hazardous chemicals atau
bahan berbahaya dan beracun (B3).
Bahan berdasarkan fasa :
1. Padat
2. Cair
3. gas
Bahan berdasarkan kualitas
1. teknis
2. special grade : pro analyses (pa)
3. special grade : material referrences
pengenalan Simbol bahaya (Hazard symbol)
1. Harmful (Berbahaya).
Bahan kimia iritan menyebabkan luka bakar pada kulit, berlendir, mengganggu sistem
pernafasan. Semua bahan kimia mempunyai sifat seperti ini (harmful) khususnya bila
kontak dengan kulit, dihirup atau ditelan.
1. Toxic (beracun)
Produk ini dapat menyebabkan kematian atau sakit yang serius bila bahan kimia tersebut
masuk ke dalam tubuh melalui pernafasan, menghirup uap, bau atau debu, atau
penyerapan melalui kulit.
1. Corrosive (korosif)
Produk ini dapat merusak jaringan hidup, menyebabkan iritasi pada kulit, gatal-gatal
bahkan dapat menyebabkan kulit mengelupas. Awas! Jangan sampai terpercik pada Mata.
1. Flammable (Mudah terbakar)
Senyawa ini memiliki titik nyala rendah dan bahan yang bereaksi dengan air atau
membasahi udara (berkabut) untuk menghasilkan gas yang mudah terbakar (seperti
misalnya hidrogen) dari hidrida metal. Sumber nyala dapat dari api bunsen, permukaan
metal panas, loncatan bunga api listrik, dan lain-lain.
1. Explosive (mudah meledak)
Produk ini dapat meledak dengan adanya panas, percikan bunga api, guncangan atau
gesekan. Beberapa senyawa membentuk garam yang eksplosif pada kontak (singgungan
dengan logam/metal)
1. Oxidator (Pengoksidasi)
Senyawa ini dapat menyebabkan kebakaran. Senyawa ini menghasilkan panas pada
kontak dengan bahan organik dan agen pereduksi (reduktor)
Tugas pengelolaan praktikum
Untuk dapat melaksanakan pengelolaan praktikum dengan baik maka hendaknya setiap pihak
harus paham akan tugas dan kewajiban. Pada bagian ini diuraikan beberapa tugas dan
kewajiban masing-masing pihak yakni :
Tugas dosen/koordinator harian praktikum :
• Bertanggung jawab dan melakukan koordinasi pada pelaksanaan praktikum sesuai
dengan jadwal dan tujuan
• Menyusun bahan soal untuk responsi praktikum
• Memberikan penilaian akhir terhadap praktikum
• Mengawasi implementasi K3 di laboratorium selama kegiatan praktikum
Tugas teknisi laboratorium :
• Melaksanakan tugas pelaksanaan praktikum sesuai dengan jadwal dan tujuan
• Bertanggung jawab pada penyediaan fasilitas peralatan dan bahan yang dibutuhkan
selama praktikum
• Membantu pelaksanaan administrasi harian praktikum di masing-masing laboratorium
• Membantu pelaksanaan implementasi K3 di laboratorium selama kegiatan praktikum
• Melakukan koordinasi dengan dosen dan asisten praktikum
Tugas pelaksana administrasi :
• Bertanggung jawab dan melakukan koordinasi pada kegiatan administrasi praktikum
• Melaksanakan kegiatan pendaftaran peserta praktikum
• Melaksanakan kegiatan administrasi dan pencatatan keuangan praktikum
• Menyiapkan pelaksanaan responsi praktikum
• Memberikan layanan administrasi inhal mahasiswa
Tugas asisten praktikum / mahasiswa :
• Melaksanakan pembimbingan praktikum kepada mahasiswa sesuai dengan jadwal dan
tujuan
• Memberikan penilaian harian (tes, praktikum dan laporan) terhadap mahasiswa
• Mengawasi pelaksanaan responsi dan memberikan penilaian
• Mengarahkan mahasiswa dan memberi contoh untuk melaksanakan budaya K3 di
laboratorium selama kegiatan praktikum
• Bertanggungjawab terhadap kelancaran setiap mata acara praktikum yang
dibimbingnya.
• Membantu penyusunan bahan soal untuk responsi
• Melakukan koordinasi dengan dosen dan teknisi laboratorium
Top of Form

You might also like