You are on page 1of 2

Izin Penambangan Batu Kapur dari


Kecamatan
Izin Penambangan Batu Kapur dari Kecamatan

IWAN Hermawan, Ketua LSM Gembok (Gerakan Masyarakat Bongkar Korupsi) menunjukkan lokasi
penambangan batu kapur yang menggunakan bahan peledak di blok Gunung Masigit Kp. Cibukur RW
15, Desa Gunung Masigit, Kec. Cipatat, Kab. Bandung Barat, Senin (13/4). Penambangan tersebut
mengancam keberadaan situs purbakala Gua Pawon.*

Penambangan batu kapur di karst Citatah dengan menggunakan dinamit, sampai saat ini terus terjadi.
Hal itu terlihat di blok Gunung Masigit Kp. Cibukur RW 15, Desa Gunung Masigit, Kec Cipatat, Kab.
Bandung Barat, para penambang kapur semakin giat menggali batu kapur dengan meledakkan
dinamit di tubuh gunung tersebut. Sementara itu, tepat di belakang lokasi peledakan adalah situs
purbakala Gua Pawon.

Menurut pemantauan "PR", Senin (13/4), bukti bekas bubuk peledak terlihat di satu titik ruas jalan.
Selain itu, kabel peledak terlihat melilit gunung kapur tersebut. Sementara itu, para pekerja mendaki
sedang membuat lubang untuk diledakkan.

Menurut salah seorang pekerja, AM (47) yang ditemui di lokasi, sebelum melakukan peledakan
dengan dinamit, tubuh gunung dilubangi sebanyak delapan puluh titik dengan kedalaman 2,7 sampai
tiga meter. Setelah itu, baru diledakan.

"Delapan puluh titik menghasilkan ledakan yang sangat besar. Percikan batunya bisa sampai ke
mana-mana, getarannya pun sangat terasa. Tetapi kalau dua puluh lubang ledakannya kecil,"
katanya.

AM mengatakan, bahan peledak yang digunakan adalah bubuk demotin. Sekali diledakan bisa
menghasilkan satu ton lebih batu kapur. AM menyebutkan, peledakan tersebut tidak dilakukan setiap
hari. Hal itu tergantung dengan lamanya melubangi tubuh gunung.

Izin kecamatan
Sementara itu, Ketua Lembaga Swadaya Masyarakat Gerakan Masyarakat Bongkar Korupsi (LSM
Gembok), Iwan Hermawan yang ditemui di lokasi mengatakan, penambangan menggunakan dinamit
tersebut sudah lama terjadi di kawasan gunung kapur Citatah. "Belum ada tindakan tegas aparat
pemerintah untuk menghentikan penambangan menggunakan dinamit ini," ucapnya.

Iwan menuturkan, perizinan penambangan batu kapur yang ada di Kec. Cipatat tersebut menyalahi
aturan. Izin yang dikantongi oleh sebanyak lima belas pengusaha penambangan tersebut hanya dari
pihak kecamatan saja. Selain itu, masa berlaku izin penambangan tersebut sudah kadaluarsa.

Dia menjelaskan, kapasitas perizinan dari kecamatan hanya untuk penambangan berskala kecil,
sampai 1000 m2. Itu pun harus dikelola perorangan dengan menggunakan peralatan manual. "Yang
terjadi saat ini, dikelola perseorangan dengan menggunakan bahan peledak denotator dan lahan
galiannya melebihi 1000 m2," tuturnya.

Iwan mengakui, pihaknya telah mengadukan hal tersebut ke bidang pertambangan Dinas PU, Bina
Marga, dan Pengairan untuk ditindaklanjuti.

Sementara itu, Kepala Seksi Pertambangan Umum Oong Dermawan yang ditemui di kantornya, Jalan
Raya Gadobangkong Padalarang mengatakan, pihaknya telah melampirkan surat teguran pada pihak
kecamatan. Menurut Oong, pihak kecamatan telah mengakui dalam perizinan tersebut terdapat
kekeliruan. "Kalau masih saja terjadi, kami akan berkordinasi dengan Satpol PP," ungkapnya.

Oong menyebutkan, izin dari kecamatan hanya meliputi tiga bahan tambang, yaitu pasir, tanah liat,
dan tanah urug. Dia menambahkan, pihaknya akan segera menyusun perda tentang karts Citatah dan
Gua Pawon pada tahun anggaran 2009 ini.

Sumber:

http://newspaper.pikiran-rakyat.com/prprint.php?mib=beritadetail&id=69650

selasa, 14/4/2009, 1:03 PM

You might also like