You are on page 1of 3

ANALISIS EKSISTENSIAL

Ketika bahasa itu timbul, bahasa itu mengenai pengalaman untuk bercerita fenomenologis. bahasa itu
udah cukup kaya. pengalaman itu adalah pengalaman yang subjektif.

ilustrasi :

seorang wanita, obesitas, belum


menikah. sudah bekerja, umurnya
±26thn.

badan : besar

ruang : kecil

karena ruang kecil, maka pengalaman


sedikit, sosialisasi kurang.

badan besar, tidak ada muka, merasa


malu untuk menunjukkan siapa dirinya

pembahasan : ketika bilang gambar


tidak besar, maka kita berpikir bahwa
gambar tersebut harus besar, sehingga
direduksi.

orang tidak punya muka, dia adalah


orang yang tidak berani ke tengah,
karena dia selalu di sudut. dia tidak
mau menggunakan ruangnya.

yang badannya ga ada ( gbr badan putus2) dia ga suka ama badannya.

klo badannya ga digambar = korban trafficking/ PTSD

dalam analisis eksistensial, reduksi eidetic dihilangkan. misalnya dalam psikoanalisa, gambar ayah dalam
HTP ditandai dominasi ayah. sedangkan dalam aneks, pohon adalah pohon. bukan suatu symbol
tertentu.

aneks terjadi karena kita menemukan hal2 di luar psikoanalisa dan sebagainya. missal : 99 orang dari
100 orang menggambar laki - laki dahulu, kecuali pada homo.

reduksi transcendental merupakan bagian paling sulit.

Dengan Analisa eksistensial dapat mengetahui apa yang dirasakan, bagaimana ia dengan dunianya,
bagaimana ia dengan ruangnya.
kasus I : gambar orangnya banyak, serupa, dibedakan dengan nama.

subjek adalah anak SMA, perempuan, anak bungsu, dibesarkan dalam keluarga yang taat beribadah,
keluhan sering pingsan, meskipun didiagnosis tidak ada gejala / kelainan fisik apapun.

Reduksi fenomenologis

bahwa wanita bukan sifat yang diukur, bukan ketidaksadaran.

Reduksi eidetis

esensi dari wanita itu sendiri adalah punya kandungan/ imanen

Reduksi transcendental

dunia wanita adalah dunia pemeliharaan.

analisis gambar :

- gambar banyak, menggambar sama


- hanya dibedakan dengan nama

adanya keinginan untuk beda dari orang lain, seringnya pingsan sebagai upaya dia untuk memisahkan
dirinya dari aturan yang ditekankan padanya. karena untuk menjadi autentik / sesuai dengan diri sendiri
sangat susah. karena manusia terikat dengan banyak hal, seperti mode, adat istiadat yang member
aturan dalam berperilaku.

catatan aneks 26 Mei 2010

kita itu dalam diri kita tidak bisa menjadi diri kita sendiri. ada hal yang menjadikan kita menjadi diri
sendiri. oleh karena itu, fenomena yang kita lihat sudah tercampur dengan prasangka – prasangka.

ketika orang mengatakan bahwa di Kartu IV (Rorschah) bahwa itu adalah raksasa atau kupu2, belum
berarti ia menceritakan itu adalah bapak. hanya saja hasil statistic menceritakan bahwa itu adalah kartu
bapak.

orang yang tulisannya gede dan tulisannya kecil. tulisan kecil menandakan bahwa ada usaha untuk
mengontrol diri.

reduksi ini menghindari diri dari prasangka2 teori2, baru mencari intinya apa, esensinya apa. misal,
esensi dari rumah itu apa? liat hubungannya dengan fungsinya, setelah cari esensi, barulah beri makna
mengenai apa yang akan kita teliti. memberi makna sebagaimana orang itu.

Maksud dari memaknakannya yakni, melihat bagaimana orang yan g kita teliti memaknakannya

analisa eksistensial adalah bercerita tentang bagaimana orang bereksistensi. memaknakan dunia itu
tergantung pada badannya. hal ini bisa karena ada bagian tertentu yang sama. sehingga hal ini yang
menyebabkan adanya kebersamaan.

kasus II

HTP ada dibagi 2, HTP dan K-HTP (kinesthetic – HTP) , yakni HTP yang ada gerakan.
menginterpretasikannya jangan dari gambar rumah dulu. yang dipermasalahkan adalah bagaimana S
mengalami dunianya. diliat dari mengada, yaitu sesuatu yang aktif, manusia bereksistensi dengan
badannya. karena badan adalah sumber dari makna.

analisis gambar :

- gambar terlihat banyak gerak, tapi aneh karena S menderita PTSD, org depresi biasanya
gerakannya sedikit
- buahnya jatuh, setelah dihitung jumlah buahnya ada 13, ( S diperkosa saat berumur 13 thn)
- gambar juga tampak besar (org depresi biasanya gbrnya kecil)
- jadi, org ini banyak gerakan, dan gbrnya besar
- gbr pada pohon lebih tebal, yang paling tebal adalah gbr buahnya – ada energy besar pada S
- secara keseluruhan, gbr dibuat dengan cepat – kontrol pada S sedikit.

dari hal di atas,menceritakan bahwa ada kemarahan pada diri S. akan tetapi marah pada siapa?
marah terhadap diri sendiri ( dilihat dari batang yang tebal). yang menyebabkan kemarahan
pada diri S karena ia merasakan kehilangan sesuatu pada dirinya (buah yang jatuh). Selain itu
ada kebencian S dengan rumah (gbr atap yang asal2an, dan terlihat tidak cocok sebagai tempat
berlindung).

You might also like