Professional Documents
Culture Documents
Tugas Akhir
Oleh:
Nama : Muhamad Afif
NIM : 5451303007
Prodi : Boga D3
Jurusan : Teknologi Jasa dan Produksi
iii
4) Tekstur: Sampel A 55,5% dengan kriteria kurang disukai, Sampel B 65%
dengan kriteria cukup disukai.
Rata-rata tingkat kesukaan sampel A 68% dengan kriteria disukai sedangkan
sampel B 65% dengan kriteria cukup disukai.
Berdasarkan uji laboratorium jenang dengan menggunakan tepung biji durian
mempunyai prosentase kandungan karbohidrat 38,57% dan kandungan lemak
6,41% .
Saran yang dapat diajukan adalah jenang yang dihasilkan sangat berminyak,
perlunya penelitian lanjutan dalam penggunaan jumlah santan kelapa.
iv
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
MOTTO
Allah tujuanku, Rasulullah Muhammad SAW tauladanku, Al Quran pedoman
hidupku, Jihad jalan hidupku dan Mati dijalan Allah keinginan akhir hidupku
PERSEMBAHAN
Atas kasih sayang dan pengorbanan yang tertoreh,
kupersembahkan karya ini kepada :
1. Bapak dan ibu tercinta yang selalu tiada henti-
hentinya memberikan kasih sayang pada anak-
anaknya
2. Sahabatku senantiasa memberikan semangat
dikala aku terpuruk
3. Saudara-saudara seiman dan sefitrah yang tiada
jemu menjadi cermin bagi diri yang selalu lalai
v
KATA PENGANTAR
Puji syukur bagi Allah SWT yang selalu memberikan rahmat dan hidayah-
Nya di setiap kita berada didalam kesulitan kepada umat manusia, sehingga saya
dapat menyelesaikan tugas akhir ini. Sholawat serta salam untuk Insan tauladan
umat manusia Rasulullah Muhammad SAW yang telah menyampaikan petunjuk
agama yang terdahulu yaitu agama yang diridhoi Islam dan semoga Allah
limpahkan pula kepada keluarga beliau, para sahabat, tabi-in dan para salafush
sholeh.
Saya ucapkan beribu terima kasih kepada semua pihak yang telah
membantu atas terselesainya tugas akhir ini, terkhusus kepada:
1. Prof. Dr. Soesanto, M. Pd, Dekan Fakultas Teknik Universitas Negeri
Semarang.
2. Dra. Dyah Nurani S, M.Kes, Ketua Jurusan Teknologi Jasa dan Produksi
Boga yang selalu membantu dalam menyelesaikan masalah studi.
3. Dra. Endang Setyaningsih, Dosen Pembimbing tugas akhir yang senantiasa
bersabar membimbing saya dalam menyelesaikan tugas akhir ini.
4. Dan semua pihak yang telah ikut membantu baik materiil maupun moril
dalam menyelesaikan tugas akhir ini yang tiada bisa saya sebutkan satu
persatu.
Tiada yang dapat saya lakukan selain berdo’a dan memohon kepada-Nya
Alah SWT membalas segala amal baik yang telah dilakukan dengan sebaik- baik
balasan, amin.
Penulis
vi
DAFTAR ISI
Halaman
vii
a. Hasil Pengamatan Penulisan ................................................... 27
b. Hasil Penilaian Panelis ............................................................ 28
c. Hasil Pengujian Kandungan Karbohidrat dan Lemak ............. 34
d. Hasil Analisa Data Prospek Produksi Jenang Dengan
Menggunakan Tepung Biji Durian .......................................... 35
e. Pembahasan ............................................................................. 36
BAB III PENUTUP ........................................................................................ 39
A. Simpulan ....................................................................................... 39
B. Saran .............................................................................................. 40
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 41
LAMPIRAN-LAMPIRAN .............................................................................. 42
viii
DAFTAR TABEL
Halaman
ix
DAFTAR GAMBAR
Halaman
x
BAB I
PENDAHULUAN
I. Latar Belakang
Indonesia merupakan negara yang kaya akan hasil buminya dan faktor
pertambangan, pertanian, perkebunan sampai kehutanan. Maka kita dapat
menjadikannya suatu kebanggaan menjadi warga negara yang mempunyai
akan hasil alamnya, tinggal bagaimana kita memanfaatkan dan tetap terjaga.
Salah satu hasil perkebunan yang banyak diminati oleh masyarakat dunia
adalah buah yang mempunyai ciri aroma, rasa dan bentuknya berduri, yakni
durian yang berasal dan wilayah Kalimantan dan Sumatera, hingga pada
akhirnya menyebar seluruh kawasan ASEAN.
Durian (Durio zibethinus murr) adalah termasuk dalam famili
Bombacaceae yang hanya terdapat pada daerah tropis. Di Indonesia durian
merupakan buah yang amat populer, bahkan di luar negeri terkenal dengan
sebutan “The King of Fruits” atau “Raja Buah”. Tiap pohonnya dapat
menghasilkan 80 sampai 100 buah, bahkan hingga 200 buah terutama pada
pohon yang tua. Tiap rongga buah terdapat 2 sampai 6 biji atau lebih
(Rukmana,1996). Buah durian berbentuk kapsul yang bulat, bulat telur atau
lonjong, berukuran panjang mencapai 25 cm, berwarna hijau sampai
kecoklatan, tertutup oleh duri-duri yang berbentuk pyramid lebar, tajam dan
panjang 1 cm (Rukmana,1996 &Verheij & Cononel, 1997).
Berat buah durian rata-rata 2 sampai 3 kg yang terdiri dari 20% sampai
30% daging buahnya, sedangkan bijinya 5% sampai 15%, sisanya bobot kulit
yang mencapai 60% sampai 75% dari bobot keseluruhan buah. Daging buah
matang (arilus) merupakan bagian yang dapat dikonsumsi dalam keadaan
segar, daging dan bijinya sangat bergizi karena kaya akan karbohidrat, protein,
lemak dan mineral (Verheij dan Coronel, 1997). Daging buah durian
61
2
strukturnya tipis sampai tebal, berwarna putih, kuning atau merah tembaga
(Rukmana, 1996).
Biji durian berbentuk bulat telur, berkeping dua, berwarna putih
kekuning- kuningan atau coklat muda. Kandungan patinya cukup tinggi,
sehingga berpotensi sebagai alternative pengganti bahan makanan. Di
Indonesia biji durian memang belum memasyarakat untuk digunakan sebagai
bahan makanan. Sedangkan di negara Thailand yang mempunyai julukan
gajah putih, biji durian sudah cukup memasyarakat untuk dibuat bubur dengan
diberi campuran daging buahnya. Bubur biji durian ini menghasilkan kalori
yang cukup potensial bagi manusia (Rukmana, 1996). Biasanya biji durian
dapat dikonsumsi setelah direbus atau dibakar, bahkan saat ini biji durian
dibuat tepung yang bisa digunakan sebagai bahan baku wajik dan berbagai
produk yang lainnya (Rukmana, 1996).
Komposisi kimia biji durian hampir sama dengan biji-biji yang termasuk
famili Bombacaceae yang lain, komposisi kandungan yang terdapat pada biji
durian yang dimasak kadar airnya 51,1 gram, kadar lemak 0,2 gram, kadar
protein 1,5 gram, dan kadar karbohidrat 46,2 gram. Menurut (Anonim, 2004)
Biji dari tanaman yang famili Bombacaceae kaya akan karbohidrat
terutama patinya yang cukup tinggi sekitar 42,1% dibanding dengan ubi jalar
27,9% atau singkong 34,7% menurut (Genisa dan Rasyid, 1994). Biji durian
apabila dipotong atau dikupas kulitnya biasanya mengeluarkan lendir,
lendirnya tidak berbau dan berasa serta larut dalam air dingin ataupun panas.
Lendirnya dapat membentuk suatu larutan kental yang disebut gum.
Pengubahan bentuk biji durian menjadi tepung akan mempermudah
pemanfaatan biji durian menjadi bahan setengah jadi yang fleksibel, karena
selain tahan lama daya simpannya juga dapat dipakai sebagai penganeragaman
pengolahan bahan makanan.
Jenang merupakan salah satu makanan tradisional yang cukup lama
dikenal dan diminati oleh masyarakat, kita bisa menjumpai makanan ini di
daerah pantura tepatnya di Kudus, disana merupakan sentral pembuatan
makanan yang mempunyai ciri khas gurih dan manis. Umumnya jenang yang
2
3
kita ketahui terbuat dari tepung beras ketan, gula kelapa, dan santan, untuk
aromanya bisanya ditambah dengan essence coklat, pisang ambon dan durian.
Dalam pembuatan tepung biji durian sebagai bahan pengganti tepung beras
ketan adalah tepung biji durian.
II. Permasalahan
1. Bagaimana kualitas jenang dari tepung biji durian, baik rasa, warna, aroma
dan tekstur?
2. Bagaimana daya terima masyarakat (konsumen) terhadap jenang yang
terbuat dan tepung biji durian?
3. Berapa kandungan karbohidrat dan lemak jenang yang disukai?
4. Bagaimana analisis perhitungan ekonominya?
3
4
IV. Tujuan
Tujuan dan penyusunan Tugas Akhir ini adalah:
1. Mengetahui kualitas jenang dari tepung biji durian baik rasa, warna,
aroma, dan tekstur.
2. Ingin mengetahui tingkat kesukaan masyarakat terhadap jenang dari
tepung biji durian.
3. Mengetahui kandungan karbohidrat dan lemak pada jenang yang disukai.
4. Mengetahui analisis ekonomi jenang dari tepung biji durian.
V. MANFAAT
Adapun manfaatnya yaitu:
1. Mengembangkan, menerapkan pengetahuan dan teknologi makanan yang
diperoleh di bangku perkuliahan.
2. Memberikan informasi tentang penganekaragaman bahan makanan yang
ada.
4
5
5
BAB II
LANDASAN TEORI
A. DASAR TEORITIS
Landasan teori ini membahas tentang durian, tinjauan tentang biji durian,
tinjauan tentang jenang dari tepung biji durian.
1. Durian (Durio Zibethinus Murr)
Durian merupakan salah satu tanaman hasil perkebunan yang telah
lama dikenal oleh masyarakat yang pada umumnya dimanfaatkan sebagai
buah saja, sebelumnya hanya tanaman liar dan terpencar - pencar dihutan
raya " malesia " ( Setiadi, 1999 :2), tepatnya Asia Tenggara pada daerah
yang mempunyai iklim tropis basah terutama Indonesia. Pusat
keaneragaman genetiknya terdapat di Kalimantan Timur dan Kalimantan
Tengah, kemudian menyebar keseluruh ASIA hingga pada akhirnya
sampai wilayah Jawa.
Para ahli menafsirkan, dari daerah asal tersebut durian menyebar
hingga keseluruh Indonesia, kemudian melalui Muangthai menyebar ke
Birma, India, dan Pakistan. Adanya penyebaran sampai sejauh itu karena
pola kehidupan masyarakat saat itu tidak menetap (Setiadi, 1999 : 2).
Hingga pada akhirnya para ahli menyebarluaskan tanaman durian ini
kepada masyarakat yang sudah hidup secara menetap.
Di Indonesia varietas durian yang tumbuh sangat banyak jumlahnya
dengan sosok penampilan buah dan rasa yang bervariasi. Menteri
Pertanian telah melepas 28 varietas durian yang unggul, baik berdasarkan
pohon induknya, produksi dan kualitas buahnya, serta ketahanannya
terhadap penyakit (Hetty, 2004 : 3)
6
7
7
8
5. Durian simas
Bentuk buah lonjong, pangkal runcing, kulit berwarna kuning
kemerahan. Duri berbentuk seperti kerucut dengan susunan rapat. Buah
agak sukar dibelah. Bobot setiap buah sekitar 1,5 - 2 kg. Setiap buah
mempunyai 5 -7 juring dengan 20 - 30 pongge. Daging buah tebal,
kering berlemak, bertekstur halus, berwarna kuning menyala dan
beraroma harum, serta tidak begitu tajam. Biji berbentuk lonjong,
berukuran sedang.
6. Durian sukun
Bentuk buah bulat panjang. Kulit berwarna kekuningan. Duri berbentuk
kerucut, kecil, dan rapat. Buah mudah dibelah. Bobot setiap buah sekitar
1,5 - 2,5 kg. Setiap buah mempunyai 5 juring dengan 5 - 10 pongge.
Daging buah sangat tebal, kering, berlemak, bertekstur halus, putih
kekuningan, beraroma harum dan berasa manis. Biji yang sempurna
hanya 1 pongge, terkadang tidak ada, sedang biji yang lain kempes. Biji
berbentuk lonjong.
7. Durian sunan
Bentuk buah bulat telur terbalik. Kulit berwarna kuning kecoklatan. Duri
berbentuk kerucut, kecil dan jarang. Buah mudah dibelah. Bobot setiap
buah sekitar 1,5 - 2,5 kg. Setiap buah 5 juring dengan 20 - 35 pongge.
Daging buah sangat tebal, kering, berlemak, bertekstur halus, berwarna
krem, beraroma harum dan tajam, serta berasa manis. Biji sempurna
hanya 1 -2 butir, sedangkan biji yang lainnya kempes. Biji berbentuk
lonjong dan berukuran kecil. Namun dalam hal ini yang digunakan
dalam penelitian adalah biji durian dari durian matahari, bijinya
sempurna sehingga dihasilkan daging biji durian yang banyak.
Sedangkan sebagai aroma dalam pembuatan jenang menggunakan
daging durian dari jenis simas, dagingnya tidak hanya tebal namun
mempunyai aroma yang harum sehingga menambah aroma pada jenang
yang cukup tajam yang merupakan spesies dari Durio zibethinus murr.
8
9
9
10
d. Pengupasan
Biji durian setelah ditiriskan, dikupas dengan menggunakan pisau
satu persatu. Dimaksudkan untuk menghilangkan kulit arinya.
e. Pengirisan
Biji durian yang telah dikupas kulit biji sampai tali bijinya, hingga
yang tersisa inti bijinya saja. Kemudian diiris - iris dengan
menggunakan pisau, pengirisan ini dimaksudkan untuk mempercepat
dalam pengeringan.
f. Pengeringan
Dari hasil pengeringan lansung dikeringkan dengan menggunakan
tenaga sinar matahari, proses pengeringan dilakukan sampai kering.
Karena dengan daging yang kering tersebut guna mempermudah
dalam proses penepungan pada biji durian.
g. Penepungan
Biji durian yang telah kering, dibuat tepung dengan menggunakan
alat penepung (grinder). Penepungan dilakukan sampai ukuran butir
kira - kira 80 mesh, dari 1 kg biji durian kering menghasilkan tepung
biji durian 500 gram.
h. Penyimpanan
Tepung biji durian agar tahan lama dalam penyimpanannya disimpan
dalam tempat yang rapat, tidak lembab suhunya. Apabila suhunya
lembab dan tidak rapat akan mengakibatkan kerusakan pada tepung
seperti ditumbuhi jamur atau kutu. Sehingga penyimpanannya dapat
dilakukan dalam kantong plastik, karung kain, kantong besar dan lain -
lain.
Untuk lebih jelasnya proses pembuatan tepung biji durian dapat dilihat
pada bagan berikut:
10
11
Biji Durian
Penyortiran
Penyucian sebanyak 4
Pengupasan
Pengirisan
Pengeringan selama 3
Penyimpan
11
12
12
13
b) Gula
Gula umumnya berupa sukrosa. Sukrosa adalah senyawa
disakarida yang tersusun atas molekul glukosa dan fruktosa,
apabila sukrosa terlarut dengan air akan terurai menjadi glukosa
dan fruktosa. Gula adalah senyawa organik yang penting dalam
bahan makanan, sebab gula mudah dicerna oleh tubuh sebagai
sumber kalori. Sedangkan pada konsentrasi tinggi gula berfungsi
sebagai pengawet karena dapat mencegah pertumbuhan
mikroorganisme (Winarno,1991).
Gula yang digunakan dalam penelitian ini adalah gula merah, gula
merah merupakan gula yang spesifik yang diperoleh dari tanaman
aren, kurma, palm, sagu, kelapa atau nipah yang dibuat secara
tradisional. Gula merah yang dihasilkan setelah mengalami proses
pemasakan akan berwarna coklat hingga coklat tua dan
mempunyai cita rasa yang khas.
Tabel 2. Komposisi gula kelapa
Komponen Jumlah
Kalori 386 Kal
Karbohidrat 76 gram
Lemak 10 gram
Protein 3,0 gram
Kalsium 76 mg
Phospor 36 mg
13
14
14
15
3. Sendok kayu
Sendok kayu berfungsi untuk mempermudah dalam pemasakan.
4. Loyang almunium
Loyang digunakan sebagai tempat untuk meletakkan mencetak
jenang yang sudah matang.
5. Wajan
Wajan berfungsi sebagai tempat dalam proses pembuatan jenang.
6. Kompor
Kompor berfungsi sebagai alat pemanas.
c. Cara Membuat Jenang
I. Tahap Persiapan
a) Menyiapkan semua peralatan dan sarana pendukung yang
diperlukan dalam pembuatan jenang. Adapun persiapan alat
dan sarana pendukungnya adalah : timbangan, kom adonan,
loyang, wajan, kompor.
b) Menyiapkan dan menimbang bahan yang digunakan dalam
pembuatan jenang.
II. Tahap Pelaksanaan
a) Santan kelapa dimasak sampai lemaknya (santan kental)
terangkat keatas, kemudian pindahkan lemak ( santan kental )
yang sudah terangkat ke wajan dan sisa perebusannya yakni
air, didinginkan untuk pengadonan tepung.
b) Membuat adoanan dengan menggunakan perebusan santan
dengan tepung biji durian, tepung beras ketan sampai
berambut.
c) Santan kental, gula kelapa, dan garam, dimasak sampai
mengkilap, kemudian didinginkan sebentar sambil adonan tadi
dimasukkan sampai rata.
d) Santan kental dan adonan yang sudah tercampur rata, dimasak
sampai kalis kira - kira membutuhkan waktu antara 5 sampai 6
jam.
15
16
16
17
4. Tekstur
Tekstur jenang yang baik yaitu kenyal, elastis dan tidak lengket
pada wajan. Faktor - factor yang mempengaruhi tekstur jenang
adalah pengaruh cara memasak, pengaruh lamanya memasak.
5. Keawetan
Keawetan dapat diartikan sebagai daya tahan simpan jenang
selama satu bulan tidak terjadi perubahan- perubahan pada sifat
jenang.
e. Faktor yang mempengaruhi kualitas jenang
Beberapa hal yang dapat mempengaruhi kualitas produk jenang yang
dihasilkan antara laian pemilihan bahan, pengukuran bahan dan
kebersihan pelaksanaan proses pengemasan.
a) Pemilihan bahan
Bahan - bahan dasar yang digunakan dalam pembuatan jenang
harus memenuhi kualitas baik.
b) Pengukuran bahan
Bahan yang digunakan untuk jenang tepung biji durian
sebelumnya harus ditimbang secara teliti dan tepat.
c) Kebersihan
Pada dasarnya kebersihan merupakan factor yang sangat penting
dalam pembuatan jenang tepung biji durian, karena mempengaruhi
hasil yang akan dicapai. Yang perlu diperhatikan dalam kebersihan
antara lain: kebersihan bahan, kebersihan alat, kebersihan tempat,
kebersihan tempat percobaan, kebersihan dan kesehatan orang
yang menangani.
d) Pelaksanaan Proses Pengolahan
Pelaksanaan proses pengolahan harus benar- benar diperhatikan
karena akan berpengaruh terhadap warna, tekstur, aroma dan rasa
yang dihasilkan, diantaranya:
• Pemasakan santan
• Pemasakan gula
17
18
• Pemasakan jenang
e) Pelaksanaan Proses Pengemasan
Proses pengemasan produk akan berpengaruh terhadap daya
simpannya. Pengemasan dalam hal ini pembungkus jenang tepung
biji durian dilakukan jika sudah benar - benar dingin.
18
19
b. Cara Membuat
1. Santan kelapa dimasak sampai lemaknya (santan kental) terangkat
keatas, kemudian pindahkan lemak (santan kental) yang sudah
terangkat ke wajan dan sisa perebusannya, didinginkan untuk
pengadonan tepung.
2. Membuat adonan dengan menggunakan sisa perebusan santan
dengan tepung sampai berambut.
3. Santan kental, gula kelapa, dan garam, dimasak sampai mengkilap,
kemudian didinginkan sebentar sambil adonan tadi dimasukkan dan
diaduk sampai rata.
4. Santan kental dan adonan yang sudah tercampur rata, dimasak
sampai kalis kira - kira membutuhkan waktu antara 5 sampai 6 jam.
5. Setelah kalis diangkat, kemudian di cetak dan setelah itu
didinginkan pada suhu kamar selama satu malam.
6. Kemudian dipotong dengan ukuran 1 X 3 X 3 , lalu dibungkus
dengan dikemas.
19
20
20
21
sampel yang dinilai tersebut meliputi rasa, warna aroma dan tekstur
dengan tingkatan sebagai berikut:
Sangat suka :5
Suka :4
Cukup suka :3
Kurang suka : 2
Tidak suka :1
Pelaksanaan Penilaian Uji Kesukaan
a. Waktu dan Tempat
Penilaian dilakukan dengan menggunakan uji kesukaan.
Pengujian ini dilaksanakan pada bulan Desember 2006,
bertempat di desa Plelen Utara dan Desa Gringsing Jalan Raya
Lama Rt/ Rw: 02/Ol Batang,
b. Bahan dan Alat
Bahan dan alat yang digunakan dalam penilaian subyektif
adalah:
Bahan
Bahan yang digunakan adalah jenang tepung biji durian dengan
perbedaan jumlah tepung biji duriannya, yaitu 50% dan 70%.
Alat
Alat yang digunakan adalah formulir penilaian uji kesukaan, alat
tulis dan air minum.
c. Langkah- langkah penilaian
1. Mempersiapkan panelis dalam ruangan
2. Membagikan dan memberi penjelasan singkat tentang cara
pengisian formulir.
3. Membagikan dua sampel jenang dengan perbedaan
penggunaan tepung biji durian.
4. Memberikan waktu pada panelis untuk melaksanakan
penilaian terhadap 2 jenis sampel .
21
22
22
23
320
= x100%
1600
= 20%
Jadi prosentase terendah adalah 20%
5) Prosentase interval
Prosentase interval = prosentase tertinggi – prosentase terendah
= 100% - 20%
= 80%
6) Prosentase Interval kelas
int erval kelas prosentase
Prosentase Interval kelas =
skor tertinggi
80%
=
5
= 16%
Jadi prosentase interval kelas adalah 16%
Berdasarkan interval kelas prosentase tersebut kemudian dibuat tabel
untuk menentukan kategori tingkat kesukaan.
Tabel 3. Interval kelas prosentase dan kategori tingkat kesukaan.
Interval Kelas Persentase (%) Kategori Tingkat Kesukaan Panelis
84% - 100% Sangat disukai
68% - 83% Disukai
52% - 67% Cukup disukai
36% - 51% Kurang disukai
20% - 35% Tidak disukai
23
24
24
25
25
26
Keterangan;
Y1 = Total pendapatan seluruhnya selama satu hari
Y2 = Total pendapatan seluruhnya selama 10 hari
X1 = Jumlah produksi selama satu hari
X2 = Jumlah biaya produksi selama 10 hari
26
27
c. Mencari BEP;
R–C=0
Keterangan;
R = Persamaan penerimaan
C = Persamaan biaya
(Katadinata, 1993: 17)
27
28
28
29
29
30
90
80
70
Persentase
60
50
40
30
20
10
0
Rasa Warna Aroma Tekstur
SAMPEL A
Remaja Putri Remaja Putr
Putri Ibu Rumah Tangga Bapak-Bapak
90
80
70
Persentase
60
50
40
30
20
10
0
Rasa Warna Aroma Tekstur
SAMPEL B
Remaja Putri Remaja Putr
Putri Ibu Rumah Tangga Bapak-Bapak
30
31
90
80
70
Persentase
60
50
40
30
20
10
0
Rasa Warna Aroma Tekstur
A B
31
32
Remaja Putra
Untuk golongan remaja putra dengan kode A dilihat dari aspek
rasa disukai, sedangkan aspek aroma cukup disukai, warna kurang
disukai dan tekstur tidak disukai oleh panelis. Untuk kode B aspek
yang dinilai disukai oleh panelis aroma, sedangkan rasa, aroma cukup
disukai dan warna kurang disukai oleh panelis.
Untuk lebih jelasnya perbedaan tingkat kesukaan panelis
golongan remaja putra hasil percobaan dapat dilihat pada gambar di
bawah ini:
90
80
70
Persentase
60
50
40
30
20
10
0
Rasa Warna Aroma Tekstur
A B
32
33
90
80
70
Persentase
60
50
40
30
20
10
0
Rasa Warna Aroma Tekstur
A B
33
34
d. Bapak-Bapak
Dari golongan bapak-bapak memilih jenang dengan kode A pada
urutan pertama disukai karena aspek warna, rasa dan aspek aroma dan
tekstur dinilai cukup disukai. Dilanjutkan kode B pada urutan kedua
karena aspek aroma disukai, aspek tekstur cukup disukai, aspek warna
tidak disukai dan aspek rasa kurang disukai.
Untuk lebih jelasnya perbedaan tingkat kesukaan panelis
golongan bapak-bapak hasil percobaan dapat dilihat pada gambar di
bawah ini:
90
80
70
Persentase
60
50
40
30
20
10
0
Rasa Warna Aroma Tekstur
A B
34
35
35
36
3. Pencapaian BEP
1) Persamaan biaya (C) = Rp 3.500X – Rp 15.624.249,-
2) Persamaan penerimaan ( R ) = Rp 4.500x
3) BEP
R–C=0
Rp 4.500,- - (Rp 3.500x – Rp 15.624.249,-) = 0
Rp 4.500x – Rp 3.500x + Rp 15.624.249,- = 0
- Rp 1000x = Rp 15.624.249,-
X = Rp 15.624.249,-
= Rp 1.000
= 15.624,2 atau 15.625
e. Pembahasan
l. Pembahasan hasil pengamatan penulis dan panelis
Hasil pengamatan penulis terhadap jenang dengan menggunakan
tepung biji durian selama pembuatan hingga hasil jadi. Maka menurut
penulis jenang dengan kode sampel A yang cukup disukai oleh panelis.
Pembahasan lebih lanjut sebagai berikut:
a. Rasa dari jenang menggunakan tepung biji durian yang dihasilkan
manis dan agak terasa khas biji durian, hal ini disebabkan karena
perbandingan yang digunakan pada sampel A yaitu 50 % sehingga
tidak membawa pengaruh yang nyata terhadap rasa jenang.
Sedangkan sampel B yaitu 70% rasa yang dihasilkan cukup manis
dan terasa khas tepung biji duriannya, hal ini disebabkan karena
dalam penggunaan tepung biji durian lebih banyak dibandingkan
sampel A sehingga jenang pun cukup disukai oleh panelis.
36
37
37
38
38
BAB III
PENUTUP
Berdasarkan hasil percobaan dan pembahasan pada bab II, maka dapat
diambil kesimpulan dan saran sebagai berikut;
A. Simpulan
6
39
40
B. Saran
Berdasarkan hasil percobaan dan pembahasan yang dilakukan, saran
yang dapat penulis kemukakan adalah sebagai berikut;
1. Dari hasil percobaan diketahui bahwa tepung biji durian dapat
dimanfaatkan sebagai bahan pembuat jenang dengan prosentase 50%.
Sehingga diharapkan adanya tindak lanjut dalam penggunaan biji durian
sebagai bahan makanan yang layak dikonsumsi.
2. Jenang yang dihasilkan sangat berminyak, sehingga perlunya penelitian
lanjutan dalam penggunaan jumlah santan.
40