You are on page 1of 6

MANAJEMEN MODAL KERJA

ERLINA, SE.
Fakultas Ekonomi
Program Studi Akuntansi
Universitas Sumatera Utara

A. Pendahuluan
Dewasa ini pengolahan modal kerja suatu perusahaan sudah meliputi
berbagai fungsi yang tidak sekedar atau terbatas pada pengelolaan investasi
perusahaan dalam bentuk aktiva lancar. Ada dua masalah pokok dalam working
capital management dari suatu perusahaan yaitu :
a. Pengelolaan investasi perusahaan yang berupa aktiva lancar.
b. Pengelolaan penggunaan hutang lancar atau hutang jangka pendek
perusahaan.
Manajemen modal kerja meliputi beberapa aspek yang sering dijadikan
sebagai topik studi yang penting :
a. Sebahagian besar waktu manajer tersita untuk kegiatan yang berhubungan
dengan modal kerja.
b. Manajemen modal kerja sangat penting bagi perusahaan yang kecil.
Walaupun perusahaan ini dapat mengurangi investasi pada aktiva tetap
dengan cara leasing, tetapi perusahaan tidak dapat menghindari kebutuhan
akan kas, piutang dan pesediaan.
c. Adanya hubungan langsung antara pertumbuhan penjualan dengan
kebutuhan untuk membiayai aktiva lancar. Jika periode pengumpulan piutang
adalah 30 hari dan penjualan kredit perhari adalah Rp.100.000,-, maka
investasi pada piutang dagang Rp.3.000.000. Jika penjualan perhari
meningkat, maka investasi pada piutang juga akan meningkat dan juga
membutuhkan penambahan persediaan dan mungkin juga pertambahan kas.
Jika perusahaan dapat menahan kas sesuai dengan kebutuhan,
persediaan yang dibutuhkan untuk penjualan, mempertahankan piutang dagang
sesuai dengan jumlah yang diperlukan untuk kebijaksanaan kredit yang optimum
dan tidak menyimpan surat berharga, maka jumlah aktiva lancar yang sesuai
dengan prakiraan yang tepat merupakan jumlah optimum teoritis untuk
mencapai laba maksimum perusahaan.
Satu diantara manajemen modal kerja yang perlu mendapat perhatian
yang lebih penting adalah manajemen piutang. Perusahaan umumnya
mempunyai piutang dagang karena melakukan penjualan barang dagangannya
secara kredit. Semakin besar proporsi dan jumlah penjualan kredit, maka
semakin besar pula piutang dagang yang dimiliki oleh perusahaan.
Pada beberapa perusahaan, piutang dagang merupakan hal yang amat
penting, dan memerlukan analisis yang seksama, piutang harus dikelola dengan
efisien. Karena dengan memiliki piutang dagang, perusahaan juga menanggung
tambahan biaya.
Dalam mengelola piutang dagang ada 2 (dua) hal yang harus dianalisis
yaitu :
1. Kebijaksanaan Kredit dan Pengumpulan Piutang
2. Analisis untuk Para Langganan.
Kedua hal tersebut saling berkaitan. Kebijaksanaan kredit menyangkut
“trade off” antara laba yang diperoleh dengan penjualan yang menimbulkan
piutang di satu pihak, dan biaya yang ditanggung karena memiliki piutang
tersebut ditambah lagi adanya kemungkinan piutang itu tidak bisa dikumpulkan.

2002 digitized by USU digital library 1


Analisa kredit terhadap para langganan menentukan tingkat resiko yang bersedia
ditanggung oleh perusahaan. Sebaliknya tingkat resiko itu menentukan
kecepatan piutang berputar, besarnya investasi pada piutang dan jumlah piutang
yang tidak tertagih. Dengan demikian analisa kredit terhadap para langganan ini
mempengaruhi pula kebijaksanaan kredit yang akan diambil perusahaan.
Besar kecilnya piutang yang dimiliki perusahaan, disamping dipengaruhi
oleh kondisi perekonomian pada umumnya, juga dipengaruhi oleh kondisi
perekonomian pada umumnya, juga dipengaruhi oleh kebijaksanaan kredit yang
ditentukan oleh perusahaan. Sementara kondisi perekonomian pada umumnya
tidak bisa dipengaruhi oleh manajer keuangan, tetapi kebijaksanaan perkreditan
jelas bisa ditentukan oleh perusahaan.
Pengelolaan piutang dagang yang efisien perlu menilai kebijaksanaan
kredit ini dengan membandingkan antara resiko dan profitabilitas, yaitu harus
membandingkan antara besarnya tambahan resiko dengan besarnya tambahan
laba jika kebijaksanaan kredit diubah menjadi lebih lunak / ringan.

B. Kebijaksanaan Kredit
Kebijaksanaan kredit adalah suatu kebijaksanaan yang perlu
dipertimbangkan dalam memberi kredit kepada para langganan. Kebijaksanaan
kredit yang baik harus membandingkan antara resiko dan profitabilitas. Apabila
perusahaan menurunkan standar kreditnya, maka penjualan akan meningkat,
yang berarti terjadi peningkatan piutang, dan ini akan membawa keuntungan
yang besar. Tetapi dengan peningkatan piutang dagang ini berarti perusahaan
harus menanggung beban investasi pada piutang yang makin besar, ditambah
kemungkinan peningkatan piutang yang tidak bisa terkumpul.
Faktor-faktor yang harus diperhatikan dalam kebijaksanaan kredit adalah :
a. Standar Kredit
Penentuan standar kredit pada dasarnya merupakan trade off antara
peningkatan penjualan, dan peningkatan resiko tidak terbayarnya piutang.
Apabila perusahaan menjalankan standar kredit yang sangat longgar, artinya
hampir setiap pembeli diperkenankan membeli dengan cara kredit, maka bisa
diperkirakan bahwa penjualan memang akan meningkat, tetapi proporsi
piutang – piutang yang tidak terbayar akan meningkat pula. Secara ekonomis
pelonggaran standar kredit dibenarkan apabila penambahan biaya akibat
peningkatan piutang lebih rendah atau sama dengan penambahan
keuntungan laba akibat pertambahan atau peningkatan penjualan. Biaya-
biaya yang dianggap meningkat karena peningkatan piutang diantaranya
adalah opportunity cost yaitu biaya dana yang tertanam pada piutang
tersebut, dan juga biaya untuk bagian yang menangani penagihan piutang
tersebut.
b. Jangka Waktu Kredit
Cara ini ditempuh dengan memperpanjang waktu kredit dengan
harapan agar penjualan bisa meningkat. Karena yang ditingkatkan hanyalah
jangka waktu kredit, maka umumnya resiko tidak terbayarnya piutang tidak
banyak berubah. Misalkan semula jangka waktu kredit adalah 30 hari tanpa
potongan, kemudian diperpanjang menjadi 45 hari, juga tanpa potongan.
Dengan perubahan ini diperkirakan penjualan akan naik 10%. Untuk
menentukan apakah perubahan jangka waktu kredit bisa dibenarkan, maka
kita harus melakukan perhitungan sebagai berikut :
1. Hitung pertambahan keuntungan setelah ada kenaikan penjualan yaitu
dengan cara mengkalikan laba perunit dengan pertambahan unit yang
dijual.

2002 digitized by USU digital library 2


2. Hitung tingkat perputaran piutang setelah ada perubahan yaitu dengan
cara membagi 360 dengan 45.
3. Hitung jumlah piutang yang tertanam dengan cara membagi total
penjualan setelah ada perubahan kebijaksanaan dengan tingkat
perputaran piutang.
4. Hitung tambahan piutang
5. Hitung tambahan Investasi pada piutang yaitu dengan cara mengalikan
tambahan piutang dengan harga pokok penjualan.
6. Hitung keuntungan yang disyaratkan dengan cara mengkalikan tambahan
investasi pada piutang dengan tingkat bunga yang berlaku.
7. Jika tambahan keuntungan (point ‘a) lebih besar daripada keuntungan
yang disyaratkan (point ‘f’), maka kebijaksanaan kredit dengan mengubah
jangka waktu kredit yang dibenarkan.
c. Pemberian Potongan (Discount)
Faktor ketiga yang harus diperhatikan adalah pemberian potongan
kepada para pembeli. Apabila syarat penjualan adalah 2/10, n/30, maka itu
berarti bahwa perusahaan akan memberi diskon sebesar 2%, jika pembeli
membayar dalam jangka 10 hari setelah tanggal transaksi penjualan, dan
batas terakhir pembayaran adalah 30 hari. Perusahaan bisa memberikan
tambahan potongan untuk merangsang para pembeli untuk melakukan
pembelian, dan membayar lebih cepat.

2. Analisis Pelanggan
Setelah kita menentukan kebijaksanaan kredit yang akan meningkatkan
laba, maka langkah selanjutnya yang harus dilakukan dalam manajemen piutang
adalah melakukan analisis terhadap calon pelanggan. Evaluasi terhadap
pelanggan ini merupakan hal yang sangat penting untuk mengatasi kemungkinan
piutang yang tidak dapat ditagih. Untuk itu perlu langkah mengumpulkan
informasi lebih dahulu terhadap calon pelanggan dan menganalisi calon
pelanggan tersebut berdasarkan informasi yang kita terima.
Untuk mendapatkan informasi-informasi mengenai para calon pelanggan,
perusahaan memerlukan dana untuk keperluan itu. Untuk beberapa piutang
dagang yang berjumlah kecil, biaya yang dikeluarkan kemungkinan lebih banyak
jika dibandingkan dengan keuntungan potensial dari piutang dagang tersebut.
Jika hal ini yang dihadapi perusahaan, maka perusahaan harus puas dengan
informasi yang terbatas yang dipakai sebagai dasar mengambil keputusan kredit.
Jika calon pelanggan adalah perusahaan yang relatif besar, maka sumber
informasi utama dapat dilihat dari laporan keuangan perusahaan tersebut. Tetapi
sebahagian perusahaan tidak mau menunjukkan laporan keuangan kepada calon
supplier mereka, dan jika hal itu terjadi, maka informasi mengenai calon pembeli
seperti ini dapat kita peroleh dari perusahaan-perusahaan lain yang pernah
berhubungan dengan mereka.
Untuk menggambarkan mengenai kebijaksanaan kredit, maka diberikan
contoh berikut ini. PT. Wahyudi mempunyai penjualan tahunan sebesar Rp.72
juta, semuanya penjualan kredit. Harga jual produk Rp.20/unit, dengan biaya
variabelnya sebelum pajak Rp. 15/unit. Dengan pelonggaran kredit diharapkan
penjualan akan meningkat 20%. Tingkat keuntungan yang disyaratkan 20%
sebelum pajak. Rata-rata hari pengumpulan piutang sebelum pelonggaran 1
bulan dan sesudahnya menjadi dua bulan. Dari data tersebut, coba anda analisa
apakah pelonggaran kredit itu bisa diterima.

2002 digitized by USU digital library 3


Profitabilitas tambahan = 720.000 unit x Rp.5 = Rp. 3.600.000
Tk piutang sebelum pelonggaran= Rp.72.000.000/12 = Rp. 6.000.000
Tk piutang setelah pelonggaran = Rp.86.400.000/6 = Rp.14.400.000
Tambahan Piutang = Rp. 8.400.000
Tambahan Investasi Piutang = Rp. 8.400.000 x 0,75 = Rp. 6.300.000
Biaya Piutang = 0,2 x 6.300.000 = Rp. 1.260.000

Karena Tambahan keuntungan > dari biaya piutang, maka pelonggaran kredit
bisa dilakukan.

C. Soal dan Penyelesaian


1. Perusahaan Putri menjual barang dagangan secara kredit dengan syarat 1/30,
n/90. Penjualan bisa direalisir sekitar 100.000 unit perbulan dengan harga jual
Rp.100 perunit dan harga belinya Rp. 80 perunit. Piutang yang tidak terbayar
ditaksir 0,5 % dari penjualan. Dari pengalaman tidak ada yang memanfaatkan
discount.
a. Berapa keperluan dana untuk membelanjai piutang
b. Apabila biaya modal 20%, maka besarnya biaya modal yang ditanggung
adalah Rp...........
c. Perusahaan ingin mengubah syarat penjualan menjadi 3/30, n/90.
Diperkirakan 30% pembeli akan memanfaatkan discount. Berapa rata-rata
hari pengumpulan piutang dengan perusahaan tersebut ?
d. Apabila penjualan dianggap tidak berubah, berapa perusahaan bisa
menghemat keperluan dana untuk piutang?
d. Apakah persyaratan penjualan 3/30 net 90 lebih baik daripada 1/30 net 90?

Jawab
a. Penjualan dicapai dalam setahun = 12 x 100.000 x Rp. 100
= Rp. 120.000.000
Perputaran Piutang = 360/90 = 4 x
Piutang Rata-rata = Rp. 120 juta/4 = Rp. 30.000.000
Dana untuk membelanjai piutang = 0,8 x Rp. 80 Juta
= Rp. 24 Juta
b. Biaya Modal yang harus ditanggung = 20% x Rp. 24 Juta
= Rp. 4,8 Juta
c. Hari pengumpulan piutang = (0,3 x 30) + (0,7 x 90)
= 72 Hari
d. Perputaran piutang = 360/72 = 5 kali
Piutang Rata-rata = Rp. 120 Juta/5 = Rp. 24.000.000
Dana yang diperlukan = 0,8 x Rp. 24 = Rp. 19.200.000
Penghematan Dana = Rp. 24.000.000 – 19.200.000
= Rp. 4.800.000
e. Penghematan biaya dana = 20% x Rp. 4.800.000
= Rp. 960.000
Diskon yang diberikan = Rp. 1.080.000

2. Agung Wahyudi, SE, MBA, manajer kredit yang baru di PT. Deivy begitu kaget
memperoleh informasi bahwa perusahaan menjual dengan syarat kredit net 90,
sedangkan syarat kredit untuk industri ini adalah net 30. Dengan penjualan
kredit tahunan sebesar Rp. 2.500 juta, piutang dagang rata-rata saat ini adalah
95 hari penjualan. Agung memperkirakan bahwa dengan memperketat syarat

2002 digitized by USU digital library 4


kredit menjadi 30 hari, maka penjualan akan berkurang menjadi Rp. 2.375 juta,
akan tetapi piutang rata-rata akan menjadi 35 hari penjualan dan rasio kerugian
karena piutang ragu-ragu menurun dari 3% menjadi 1% fari penjualan. Rasio
biaya variabel untuk PT. Deivy adalah 85%. Jika biaya kesempatan atas dana
yang berlaku untuk PT. Deivy adalah 18%, apakah perubahan kebijakan tersebut
perlu dilakukan.

Jawab
Kebijaksanaan Sekarang Kebijaksanaan
Usulan
Penjualan Rp. 2.500.000.000 Rp. 2.375.000.000
Biaya (VCR=85%) 2.125.000.000 2.018.750.000
Resiko Kerugian Piutang Saksi 3% 1%
Pengumpulan Piutang 95 Hari 35 Hari
Biaya Dana 18% 18%

6.849.300 (1-0.03)
NPV sekarang = --------------------------- -- 5.821.900
(1,00005)95
= Rp. 513.800

6.506.800 (1-0.01)
NPV usulan = --------------------------- -- 5.821.900
(1,00005)35
= Rp. 799.200

Karena NPV usulan > NPV sekarang, maka pewrubahan kebijakan perlu diadakan.

3. PT. Agung sedang mempertimbangkan untuk mengubah syarat kredit dari 2/15
net 30 menjadi 3/10 net 30 dengan tujuan mempercepat penagihan. Pada saat
ini 60% pelanggan mengambil potongan tunai 2%. Dengan syarat baru, jumlah
tersebut diharapkan meningkat menjadi 70%, mengurangi periode penagihan
dari 25 hari menjadi 22 hari. Kerugian karena piutang saksi diperkirakan akan
meningkat dari 1% menjadi 2%. Akan tetapi pemberian potongan tunai tersebut
diperkirakan akan meningkatkan penjualan kredit dari Rp.800 juta menjadi Rp. 1
Milyard pertahun. Rasio biaya variabel perusahaan 80% dan biaya atas piutang
dagang 15%. Apakah kebijaksanaan baru dapat diterima.
Jawab

Kebijaksanaan Sekarang Kebijaksanaan Usulan


Penjualan Rp. 800.000.000 Rp. 1.000.000.000
Biaya (VCR=85%) 640.000.000 800.000.000
Resiko Kerugian Piutang Saksi 1% 2%
Pengumpulan Piutang 25 Hari 22 Hari
Biaya Dana 15% 15%
Persentase potongan tunai 2% 3%

2002 digitized by USU digital library 5


0,6(800 jt/365) (1-0,02) 0,4(800 Jt/365) (1-0,01) 0,8 (800 Jt)

NPV sekarang = ------------------------------- + ---------------------------- - ---------------

(1,00041)15 (1,00041)40 365

= Rp. 381.270

0,7(1 M/365) (1-0,03) 0,41(1 M/365) (1-0,02) 0,8 (1 M)

NPV sekarang = ------------------------------- + ---------------------------- - ---------------

(1,00041)10 (1,00041)50 365

= Rp. 450.020

Karena NPV usulan > NPV sekarang, maka perubahan kebijakan perlu dilakukan

2002 digitized by USU digital library 6

You might also like