You are on page 1of 9

MAGNOLIOPSIDA

“Bunga SOKA”

Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Pengganti Ujian Tengah Semester


Dosen : Ina Rosdiana, S.Si, M.Pd
Mata Kuliah : TAKSONOMI TUMBUHAN
(PHANEROGAME)

Disusun Oleh :

AEP MUHAMAD SYAEPUDIN


58461245

Tarbiyah / IPA- Biologi C / IV

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)


SYEKH NURJATI CIREBON
2010
BUNGA SOKA

A. Pendahuluan
     Soka (Ixora Sp.) merupakan tanaman hias yang cukup populer
di kalangan hobiis tanaman hias. Selain unik, bentuk dan jenisnya
pun beragam. Ada yang asli berasal dari dalam negeri yaitu Soka
Jawa (Ixora javanica), ada pula yang berasal dari luar negeri, dan
kini hadir soka baru yang disebut soka hibrida. Selain macamnya
beragam, tanaman hias ini mempunyai multifungsi. Artinya tidak
hanya untuk tanaman indoor saja nemun juga bisa untuk tanaman
outdoor terutama untuk pembatas pagar, maupun untuk mengisi sudut-sudut rumah. Dengan
multifungsi serta didukung penanganan yang relatif mudah membuatnya dapat disejajarkan
dengan tanaman hias lain seperti mawar, atherium, krisan dan lainnya. Bahkan dengan perawatan
yang teratur, tanaman ini bisa bertahan sampai beberapa tahun.
Di kalangan masyarakat, tanaman soka sering dijadikan sebagai tanaman hias. Para
penghobi tanaman hias sering menempatkannya di taman-taman sebagai tanaman outdoor karena
memang hakekatnya soka hidup di tempat terbuka, walaupun bisa juga difungsikan sebagai
tanaman hias dalam ruangan (indoor). Selain itu, rumpun bunga soka sering digunakan oleh
sebagian masyarakat untuk bunga tabur. Sebagai bunga tabur, bunga soka sering dicampur
dengan bunga mawar, bunga melati, bunga kenanga, bunga kanthil, dsb. Bunga tabur merupakan
bunga yang dipakai oleh sebagian masyarakat untuk ditaburkan di tempat-tempat tertentu,
misalnya di makam atau untuk kegiatan ritual tertentu. Ternyata kebutuhan bunga soka untuk
kegiatan-kegiatan tersebut relatif tinggi. Sementara itu pasokannya tidak seimbang. Hal itu
disebabkan para pengepul bunga soka harus berkeliling ke berbagai desa untuk mencari bunga
tersebut dari rumah ke rumah. Belum banyak orang yang mengebunkan bunga ini secara khusus
sebagai tanaman holtikultura.
Atas dasar diatas itulah penulis disini akan mengungkap peri kehidupan dari bunga
soka (ixora sp) ini. Tentu dari beberapa sumber atas dasar bahasan yang sama dan lebih rinci.
Adapun tujuan dari penyususnan Peri kehidupan dari salah satu spesies Magnoliopsida
ksususnya adlah bunga soka ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui dan mengidentifikasi dari mulai tumbuh sampai menjadi tanaman
dewasa dengan ciri sfesifikasi tanamannya, terutama salah satu spesies yang termasuk
kedalam kelas Magnoliopsida.
2. Sebagai bahan pembelajaran Mata Kuliah Taksonomi Phanerogami, khususnya mengenai
Tanaman Kelas Magnoliopsida beserta berbagai spesiesnya.
3. Sebagai Tugas Pengganti Ujian Tengah Smester.

B. Pembahasan

Soka lokal (lihat gambar) yang asli Jawa tingginya


bisa mencapai lebih dari 4m. Lingkar pangkal batang bisa
mencapai 40cm. Batang tumbuhan dikotil ini berwarna
gelap yang kadang-kadang disertai bercak-bercak oleh
lumut kerak yang banyak menempel pada batang, cabang,
dan ranting-rantingnya dengan akar tunggang. Kayunya
relatif keras. Bentuk daun lonjong dengan ukuran panjang maksimum 24,2cm dan lebar daun
bagian tengah 9,6cm. Warna bunga merah dengan susunan menggerombol. Sedang untuk soka
hibrida dalam segala hal, ukurannya lebih kecil. Kelebihan dari soka hibrida warna bunganya
lebih variatif dan mudah ditanam. Warna bunga soka hibrida ada yang berwarna merah, jingga,
merah muda, kuning, dsb.
Dalam uraiannya, http://free.vlsm.org menjelaskan bahwa soka ini di samping memiliki
bunga yang indah, juga berkhasiat sebagai obat luka baru dengan cara menumbuk halus batang
dan akarnya yang kemudian dioleskan ke bagian yang terluka. Sedang kandungan kimia dari
soka ini adalah saponim dan flavonoida.

1. Asal Muasal Bunga Soka


 Menurut beberapa sumber, tanaman soka berasal dari daerah Asia Tropis. Bahkan
disinyalir ada yang menyebutkan berasal dari negara Indonesia. Namun sejauh ini belum teruji
kebenarannya, yang pasti dengan ditemukannya jenis bunga soka kuno yaitu Ixora javanica di
pulau Jawa telah cukup menjadikannya alasan mengapa tanaman tersebut berasal dari negara
kita. Dugaan kuat mengenai asal usul tanaman ini lebih cenderung kepada negara India dan
China, dimana di dua negera tersebut memiliki beragam jenis tanaman Soka. Penyebaran
tanaman Soka ke seluruh wilayah negara bisa jadi tidak terlepas dari peran para pendeta
beragama Hindu yang membawanya kemana dia pergi. Termasuk salah satunya ke negara kita.
Perlu diketahui pula bahwa ini ada hubungannya dengan kepercayaan umat Hindu terhadap
bunga Soka dimana bunga ini merupakan simbol hidup bersuka hati, sehingga sering digunakan
sesaji untuk persembahan dewa Siwa dan Wisnu.
Bunga soka awalnya hanya sebagai tanaman liar type perdu. Dengan penampilan
bunganya yang memancar seperti kembang api dan hidup di hutan-hutan liar, tidaklah
mengherankan bila orang-orang Eropa menjulukinya dengan flame of the wood atau api dari
hutan. Mungkin karena penampilannya yang menarik tersebut mengundang orang untuk
membawanya ke rumah dan mmeliharanya sebagai tanaman hias. Dengan semakin
berkembangnya pengetahuan, jenis soka hibrida saat ini telah bermunculan dengan
menghadirkan warna-warna bunga yang lebih beragam dan meriah.

2. Morfologis dan Jenis


 Tanaman soka merupakan tanaman yang menghendaki penyinaran matahari penuh
teruatama untuk merangsang pembungaan. Meskipun jenisnya cukup beragam, secara umum
bentuk morfologis tanaman terutama bagian bunganya tidak berbeda jauh yaitu tersusun atas
beberapa bunga kecil yang masing-masing memiliki empat petal mahkota dalam satu tangkai
mirip payung terbuka. Bunga soka yang masih kuncup mirip jarum sehingga akan terkesan
gundukan jarum berwarna merah disaat belum mekar. Warna kelopak bunga ada yang merah,
merah muda, ungu , putih dan kuning. Namun di Indonesia jumlah soka berwarna merah lebih
banyak dibandingkan lainnya. Berbeda dengan bentuk bunganya, penampilan batang dan daun
bunga soka bisa bermacam-macam. Ada yang lebar, ada yang sempit, ada juga yang medium
tergantung asalnya. Soka Jawa lebih condong berdaun lebar dengan tandan bunga ramping dan
kuntum bunganya berwarna merah.
Jenis-jenis soka terbagi dalam dua macam yaitu soka biasa dan soka hibrida. Yang
tergolong soka biasa diantaranya : Ixora Coccinea, I. Lutea, I. Fulgen, I chinensis, I. Granifolia,
I. Amboinica. Sedangkan soka hibrida antara lain :I. Mocrothyrsa, I. American, I. Pitsanuloke
dan Soka bangkok.
Dengan beragam jenis yang ada, maka tidaklah salah bila kita ingin menata pekarangan
lebih asri dengan bunga soka.

3. Klasifikasi

Soka
Ixora coccinea L. Nama umum
Indonesia: Soka
Inggris: Burning Love, Jungle flame
Pilipina: Santan

Soka
Klasifikasi
Kingdom : Plantae (Tumbuhan)
Subkingdom : Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)
Super Divisi : Spermatophyta (Menghasilkan biji)
Divisi : Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)
Kelas : Magnoliopsida (berkeping dua / dikotil)
Sub Kelas : Asteridae
Ordo : Rubiales
Famili : Rubiaceae (suku kopi-kopian)
Genus : Ixora
Spesies : Ixora coccinea L.
Nama urnum/dagang : Soka
Nama daerah :
Sumatera : Kembang santen merah (Melayu)
Jawa : Soka beureum (Sunda) Soka (Jawa)
Maluku : Saya mami (Temate)
Deskripsi :
Habitus : Perdu, tinggi 1-4 m.
Batang : Tegak, berkayu, bulat, percabangan simpodial, putih kotor.
Daun : Tunggal, seling berhadapan, lonjong, pangkal meruncing, tepi rata,
ujung runcing, pertulangan menyirip, panjang 3-7 cm, lebar 3-5 cm,
hijau.
Bunga : Majemuk, berkelamin dua, kelopak bentuk corong, benang sari empat,
panjang 0,5 cm, kepala sari melekat pada mahkota, merah.
Buah : Buni, lonjong, merah.
Biji : Pipih, lonjong, putih.
Akar : Tunggang, coklat.
Khasiat :
Kulit batang dan akar Ixora coccinea berkhasiat sebagai obat luka baru Untuk obat luka
baru dipakai ± 5 gram kulit batang atau akar kering Ixora coccinea, dicuci dan ditumbuk sampai
lumat, ditambah 1/4 gelas air matang kemudian diperas dan disaring. Hasil saringan dioleskan
pada luka.

Kandungan kimia :
Kulit batang dan daun Ixora coccinea mengandung saponin, flavonoida dan tanin.
4. Budidaya Bunga Soka
Bunga soka banyak sekali jenisnya, ada yang merah cerah dan warna coklat kemerah-
merahan. Bunga soka termasuk bunga berbatang kayu yang keras sehingga dengan mudah kita
dapat membudidayakannya.
Ada berbagai cara mudah membudidayakan bunga soka yaitu dengan cara pencakokkan,
dengan cara stek dan direndam dalam botol dimana masih-masing mempunyai kekurangan dan
kelebihan.
Dengan cara mencangkok, ambilah batang yang tua, hindari pencangkokan pada batang
yang utama yang menjadi center pandangan mata, agar taman kita tetap terlihat apik.
Kupas kulit badang soka sepanjang 1 cm, bersihkan sampai ketemu kayu/lendir kayu yang agak
sedikit lengket, biarkan selama 1 hari atau bisa langsung (Bila ada semprot obat perangsang
akar).
Selanjutnya siapkan plastik atau sabut kelapa untuk membungkus batang yang akan
dicangkok dengan tanah secukupnya, kemudian bungkus dengan plastik atau sabut kelapa yang
apik & Rapih.
Dengan cara stek, potong batang soka yang agak tua terus tanjabkan/tanamkan pada
tanah yang gembur/subur, siran dengan air secukupnya, dalam waktu 3 - 4 minggu.
InsyaAllah akan tumbuh akar baru dan tunas baru. Cara lain yang mudah yaitu dengan
merendam potongan batang soka yang akan di stek kedalam botok air sedalam 5 - 7 cm.
Di kalangan masyarakat, tanaman soka sering dijadikan sebagai tanaman hias. Para
penghobi tanaman hias sering menempatkannya di taman-taman sebagai tanaman outdoor karena
memang hakekatnya soka hidup di tempat terbuka, walaupun bisa juga difungsikan sebagai
tanaman hias dalam ruangan (indoor). Selain itu, rumpun bunga soka sering digunakan oleh
sebagian masyarakat untuk bunga tabur. Sebagai bunga tabur, bunga soka sering dicampur
dengan bunga mawar, bunga melati, bunga kenanga, bunga kanthil, dsb. Bunga tabur merupakan
bunga yang dipakai oleh sebagian masyarakat untuk ditaburkan di tempat-tempat tertentu,
misalnya di makam atau untuk kegiatan ritual tertentu. Ternyata kebutuhan bunga soka untuk
kegiatan-kegiatan tersebut relatif tinggi. Sementara itu pasokannya tidak seimbang. Hal itu
disebabkan para pengepul bunga soka harus berkeliling ke berbagai desa untuk mencari bunga
tersebut dari rumah ke rumah. Belum banyak orang yang mengebunkan bunga ini secara khusus
sebagai tanaman holtikultura. Itulah sebabnya bunga soka dapat dibudidayakan seperti berkebun
bunga soka.
C. Kesimpulan
Dari sedikit uraian mengenai peri kehidupan bunga soka ini maka dapat disimpulkan
sebagai berikut:
1. Bunga soka (Ixora sp) merupakan salah satu spesies dari kelas Magnoliopsida dan
merupakan ordo rubiales.
2. Bunga soka merupakan tanaman hias yang popular, sehingga banyak yang
membudidayakannya.
3. Adapun Deskripsi singkat dari Bunga Soka diantaranya adalah :
Habitus : Perdu, tinggi 1-4 m.
Batang : Tegak, berkayu, bulat, percabangan simpodial, putih kotor.
Daun : Tunggal, seling berhadapan, lonjong, pangkal meruncing, tepi rata,
ujung runcing, pertulangan menyirip, panjang 3-7 cm, lebar 3-5 cm,
hijau.
Bunga : Majemuk, berkelamin dua, kelopak bentuk corong, benang sari empat,
panjang 0,5 cm, kepala sari melekat pada mahkota, merah.
Buah : Buni, lonjong, merah.
Biji : Pipih, lonjong, putih.
Akar : Tunggang, coklat.

REFERENSI
http://free.vlsm.org
http://www.tanindo.com
tanindo.com
Redaktur Achmad Zulfikar Tuesday, March 3, 2009
Tjirosoepomo, Gembong. 2005. Morfologi Tumbuhan. Yogyakarta : Gajah Mada
University Press.

You might also like