You are on page 1of 87

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1. Definisi
Konversi energi adalah cara untuk merubah energi dari satu sistem ke
sistem yang lain. Misalnya energi listrik diubah menjadi energi mekanik,
energi mekanik diubah menjadi energi listrik, energi elektromagnetik
diubah menjadi energi mekanik dan lain sebagainya.

1.2. Jenis dan Klasifikasi Energi


Dua jenis umum energi, yaitu :
- Energi transisional : peralihan/hasil, misalnya kerja.
- Energi tersimpan : laten, misal bentuk energi kinetik.
Klasifikasi utama :
- Energi mekanik
- Energi listrik
- Energi elektromagnetik
- Energi kimia (reaksi eksotermis)
- Energi nuklir
- Energi panas (termal)
BAB 1 PENDAHULUAN
Energi termal adalah bentuk energi dasar, artinya semua bentuk energi
lain dapat dikonversi secara penuh ke energi ini, tetapi pengkonversian
energi termal menjadi bentuk energi lain dibatasi oleh hukum kedua
termodinamika.

1.3. Sumber Energi


- Energi perolehan (income energy)
Energi yang mencapai bumi dari luar angkasa. Sumber energi perolehan
yang berguna hanyalah energi elektromagnetik dari matahari (energi
surya) dan energi potensial dari bulan yang menghasilkan aliran pasang.

Keuntungan :
• Sumber yang kontiyu/tak terhabiskan
• Bebas polusi
- Energi modal (capital energy)
BAB 1 PENDAHULUAN

Energi yang telah ada pada atau di dalam bumi. Energi modal berupa

energi atom dan panas bumi. Energi atom dilepaskan sebagai hasil reaksi

yang melibatkan atom-atom (reaksi nuklir, kinetik). Energi panas bumi

adalah energi panas yang terperangkap di bawah dan di lapisan padat

bumi. Energi panas bumi berbentuk uap panas, air panas, bahan bakar

fosil.

1.4. Produksi Energi Termal

Bentuk-bentuk energi dapat dikonversi menjadi energi termal.

Pengkonversian energi termal menjadi bentuk energi lain adalah terbatas

pada harga yang lebih kecil dari 100%.


BAB 1 PENDAHULUAN
1.4.1. Konversi energi mekanik
- Gesekan adalah hasil konversi energi mekanik menjadi energi termal.
- Proses-proses teknik banyak berkaitan dengan gesekan baik yang
menguntungkan maupun yang merugikan.
1.4.2. Konversi energi listrik
- Konversi menjadi energi termal muncul sebagai bentuk kerugian
sebesar IE atau I2R.
- Kerugian terjadi pada kawat yang dialiri arus IA dengan tahanan R Ω
sebagai hasil perbedaan potensial E V. besaran laju konversi adalah
Watt.

1.4.3. Konversi energi kimia


- Energi termal dihasilkan dari reaksi kimia eksotermis, yaitu reaksi
pembakaran.
BAB 1 PENDAHULUAN
- Contoh : produksi CO2 dari C
2 C + O2 → 2 CO + 2 Qc – c o
Qc-co = 110,38 kJ/(kg.mol c)
2 CO + O2 → 2CO2 + 2 Qco – co2
Qco-co2 = 283,18 kJ/(kg.mol.CO)
1.4.4. Konversi Energi Nuklir
Dikenal tiga reaksi utama yang menghasilkan energi termal, yaitu :
peluruhan radioaktif, fisi dan fusi.

1.4.5. Konversi energi elektromagnetik


Konversi energi elektromagnetik menjadi energi termal dilangsungkan
dalam beberapa jenis proses absorpsi.
BAB 1 PENDAHULUAN
- Absorpsi volumetrik : untuk radiasi energi tinggi (sinar x, sinar γ)
- Absorpsi permukaan : untuk beberapa bahan.
BAB 2 KONVERSI ENERGI PANAS
Pada prinsipnya energi mekanis adalah hasil konversi energi panas atau
konversi langsung energi listrik. Konversi energi panas ke energi mekanis
terjadi pada beberapa jenis mesin kalor yang bekerja berdasar siklus mesin
kalor termodinamika dengan efisiensi tertentu.

2.1. Siklus Daya Termodinamika


Setiap siklus termodinamika terdiri dari serangkaian proses termodinamika
yang mengembalikan fluida kerja ke keadaan semula. Fluida kerja
digunakan untuk produksi daya. Produksi daya, efisiensi dan peningkatan
potensi berbagai sistem dianalisis dari siklus termodinamik. Selama proses
berlangsung, satu sifat biasanya dalam keadaan konstan, seperti :
- Isotermis : temperatur (T) konstan
- Isobar : tekanan (P) konstan
- Isometris : volume (V) konstan
- Isentropis : entropi (s) konstan
- Adiabatis : tanpa perpindahan panas
- Throtling : entalpi konstan (h)
BAB 2 KONVERSI ENERGI PANAS
Proses adiabatis yang dapat dibalik (reversible) merupakan proses
isentropis.

2.2. Efisiensi
Gambaran keuntungan dari siklus termodinamika didefinisikan sebagai
rasio antara keluaran energi yang dikehendaki dibagi dengan energi yang
diberikan. Rasio tersebut adalah efisiensi termal (ηth)

keluaran energi yang bermanfaat


η =
th energi yang disuplai
keluaran daya
= (2.1)
laju masuk energi
BAB 2 KONVERSI ENERGI PANAS

Sumber Kalor QH (+)


TH
QL (-)

Perpindahan Kalor QH, kalor suplai

Keluaran bersih
Sistem
W

Perpindahan Kalor QL, kalor ditolak

TL
Penyerap Kalor

Gambar 2.1. Sistem Termodinamik Penghasil Daya (pada motor bakar)


BAB 2 KONVERSI ENERGI PANAS
W
Besar efisiensi termal, η th = (2.2.a)
QH
ΣW
Untuk sistem yang rumit, η th = (2.2.b)
ΣQ H
Sumber dan penyerap kalor adalah bagian sekeliling dimana sistem
menukar energi dengan perindahan kalor.
Menurut gambar 2.1, besar daya adalah :

W = Q H − QL
(2.3)

QH − QL
Sehingga, ηth =
QH
QL (2.4)
ηth = 1 −
QH
BAB 2 KONVERSI ENERGI PANAS
Persamaan (2.4) menggambarkan bahwa siklus daya adalah terbatas, yaitu
ditentukan oleh tingkat temperatur dimana energi kalor dapat diterima
atau ditolak.

2.3. Siklus mesin kalor Dapat Balik (Reversible)


Siklus daya yang secara total dapat-balik akan memeberi efisiensi termis
maksimum. Hal ini terjadi pada mesin kalor ideal atau yang paling efisien.
Menurut Hawkins, proses dikatakan reversibel bila :
- Proses dapat dibalik
- Benda kerja selalu dalam keadaan setimbang selama proses
- Tak ada transformasi energi sebagai akibat dari rugi-rugi gesekan.
Menurut Keenan, reversibel bila sistem dan elemen sekelilingnya dapat
dikembalikan secara menyeluruh ke keadaan semula sesudah menjalani
beberapa proses. Dalam prakteknya tidak ada proses reversibel. Semua
proses alami adalah irreversibel.
BAB 2 KONVERSI ENERGI PANAS
Beberapa fenomena yang menbuat setiap proses termodinamika menjadi
irreversible :
- Gesekan
- Ekspansi yang ditahan
- Pencampuran beberapa zat yang berbeda
- Perpindahan panas karena perbedaan temperatur yang nyata
Ada tiga siklus daya ideal yang merupakan siklus daya yang secara total
dapat-balik, yaitu siklus Carnot, siklus Ericson dan siklus Stirling.

2.4. Siklus Carnot


Carnot adalah yang pertama memakai suatu siklus dalam penalaran
termodinamik, siklus itu secara eksternal dapat-balik.
BAB 2 KONVERSI ENERGI PANAS
sumber TH
T P
QH TH b c
Penukar kalor

b
b c TL
d
a QH

C E G
c
a Tc
a d

QL d
QL Penukar kalor

penyerap S Va Vd V
(a) (b) (c)

Gambar 2.2. Siklus Carnot


(a) sketsa perlengkapan
(b) diagram T-S
(c) diagram P-V
BAB 2 KONVERSI ENERGI PANAS
Proses melingkar Carnot terdiri dari empat proses reversibel :
1.1. b-c : ekspansi isotermal
Sistem dikontakkan dengan reservoir panas temperatur konstan TH dan
menyerap panas QH. Volume berubah dari Vb ke Vc. Sistem melakukan
kerja W2.
1.2. c-d : ekspansi adiabatik
Temperatur turun dari TH ke TL. Volume berubah dari Vc ke Vd dan
kerja ekspansi sebesar W’.
1.3. d-a: kompresi isotermal
Sistem dikontakkan dengan reservoir dingin temperatur konstan TL dan
memberi panas QL pada reservoir dingin. Sistem menerima kerja
kompresi sebesar W1 dan volume berkurang dari Vd ke Va.
1.4. a-b: kompresi adiabatik
Sistem menerima kerja kompresi sebesar W” hingga volume berkurang
dari Va ke Vb.
Untuk gas ideal, kerja pada tiap proses adalah :
Kerja ekspansi isotermal b-c
BAB 2 KONVERSI ENERGI PANAS
Vc
 Vc 
W2 = ∫ p.dv = m.R.TH .ln 
Vb  Vb 
Kerja ekspansi adiabatik c-d

W ' = − ∫ dU
d
(dQ = 0; dW = -dU)
c

= −m ∫ Cv dT
TL
dQ=dU+dW
T H

= − m.CV .(TL − TH )

= m.CV .(TH − TL )
Kerja kompresi isotermal d-a

Va
W1 = ∫Vd p.dV = m.R.TL .ln(
Va
)
Vb
BAB 2 KONVERSI ENERGI PANAS
Kerja kompresi adiabatik a-b
W" = − ∫a dU = − m ∫T Cv.dT = − m.Cv(TH − TL )
b TH

Kerja bersih proses melingkar Carnot

W = W2 + W '+W1 + W "
Vc Va
= m.R.TH .ln( ) + m.Cv.(TH − TL ) + m.R.TL .ln( ) − m.Cv.(TH − TL )
Vb Vd
Vc Vd
= m.R.TH .ln( ) − m.R.TL .ln( ) (2.5)
Vb Va
Dari proses ekspansi adiabatik c-d dan kompresi adiabatik a-b diperoleh :

TH.Vcγ-1 = TL.Vdγ-1 Vc Vd
(2.6) =
TH.Vbγ-1 = TL.Vaγ-1 Vb Va
Cp
γ =
Cv
BAB 2 KONVERSI ENERGI PANAS
Pada proses ekspansi isotermal b-c dan kompresi isotermal d-a, energi
dalam gas ideal adalah konstan, maka :
W2 = QH ; W1 = QL (2.7)
Kerja bersih siklus Carnot menjadi,
W = QH - QL (2.8)
Efisiensi termis,
W QH − QL
η th = =
QH QH
Vc Vd

m.R.TH . ln( ) m.R.TL . ln( )
= Vb Va
Vc
m.R.TH . ln( )
Vb
TH − TL T
= = 1− L
TH TH (2.9)
BAB 2 KONVERSI ENERGI PANAS
QL TL
Hubungan antara panas dan temperatur, = (2.10)
QH TH
2.5. Refrigerator Carnot

Proses melingkar Carnot adalah proses reversibel, maka proses dapat


dibalik. Proses yang dibalik ini disebut refrigerator Carnot.
TH QH TH
Reservoir panas
QH

W W

QL TL Reservoir dingin QL TL

(a) (b)

Gambar 2.3. (a) Siklus Melingkar Carnot


(b) Siklus Melingkar Carnot
BAB 2 KONVERSI ENERGI PANAS
Refrigerator Carnot menerima kerja luar W dan menyerap panas QL dari
reservoir dingin temperatur TL dan memberikan panas QH ke resservoir
panas temperatur TH.
Kerja yang diterima,
W = QH – QL (2.11)
Koefisien performance,
QL
c= (2.12)
W
QL
=
QH − QL
TL
= (2.13)
TH − TL

Dari persamaan (2.12) dan (2.13) diperoleh,


BAB 2 KONVERSI ENERGI PANAS
QL TL
= (2.14)
QH TH

Kesimpulan :

- Konversi secara kontinyu dari panas menjadi kerja hanya mungkin


terjadi pada mesin yang bekerja periodik.

- Direct cycle terjadi pada mesin-mesin panas sedang reserved cycle


terjadi pada pesawat pendingin dan pompa.

- Panas dari reservoir dingin tidak dapat diubah menjadi kerja.

- Efisiensi proses melingkar Carnot yang ideal tidak akan pernah


mencapai 1.
BAB 2 KONVERSI ENERGI PANAS
2.6. Siklus Ericson
Siklus Ericson adalah siklus mesin kalor yang dapat balik. Siklus ini terdiri
dari dua proses isotermis dapat-balik dan dua proses isobar dapat-balik.

T P
QH
1 2 4 1
TH Reg QH

Reg TL = c TH = c
p=c p=c
QL
TL
4 3 3 2
QL

S V
BAB 2 KONVERSI ENERGI PANAS
Regenerator
2

3
4 1

QL QH
Kompresor Turbin

Gambar 2.4. Siklus Tenaga dan Mesin Ericson


Peristiwa espansi dan kontraksi pada tekanan konstan memerlukan
renegerator dimana kalor yang dipindahkan dari fluida kerja selama
kontraksi dari 2 ke 3 adalah sama dengan kalor yang diterima fluida kerja
selama ekspansi dari 4 ke 1. hal ini dengan anggapan bahwa efektivitas
renegerator adalah 100%.
Efisiensi termal siklus Ericson sama dengan efisiensi termal siklus Carnot
yang berlangsung di antara temperatur TL- dan TH yang sama.
BAB 2 KONVERSI ENERGI PANAS
2.7. Siklus Strirling
Siklus Strirling juga suatu siklus mesin kalor dapat balik secara eksternal
yang terdiri dari dua proses isotermis dapat-balik. Siklus ini juga
menggunakan regenerator untuk perpindahan panas dapat-balik
dari/dan/ke fluida kerja selama proses isokhoris/isometris.

T P 1 QH
QH
1 2 TH = c
TH
Reg v=c Reg 2
4
TL
4 3 QL 3
QL

S V
BAB 2 KONVERSI ENERGI PANAS

Regenerator
2

3
4 1

QL QH

Kompresor Ekspander
isotermal eksotermal

Gambar 2.5. Siklus Tenaga dan Mesin Stirling

Efisiensi termal siklus Stirling sama seperti siklus Carnot dan Ericson
untuk temperatur kerja TH dan TL yang sama.
BAB 2 KONVERSI ENERGI PANAS
Regenerator
TH TL
3

TH 4 TL

TH 1 TL

TH TL
2

TH TL

Gambar 2.6. Motor Bakar Siklus Sirling yang Diidealkan


BAB 2 KONVERSI ENERGI PANAS
Walaupun siklus Carnot, Ericson dan Stirling adalah siklus ideal, namun
telah meletakkan pondasi pemahaman konversi energi panas ke energi
mekanik dan dipakai sebagai dasar rancangan mesin-mesin kalor (motor
bakar, turbin, refrigerator).
BAB 3 MOTOR BAKAR
Motor bakar (internal combustion engines) adalah sistem daya yang
menghasilkan energi dari proses pembakaran didalam ruangan.
Ø Motor bakar tidak bisa beroperasi dalam siklus mesin kalor dapat-balik
eksternal, tetapi didekati dengan siklus dapat-balik internal dimana
seluruh proses dapat-balik kecuali pemberian panas dan pengambilan
panas.
Ø Kelebihan motor bakar adalah mempunyai efisiensi termis tinggi
karena siklus operasi mesin yang bolak-balik (reciprocating).
Ø Kekurangan motor bakar adalah resiko pencemaran lingkungan
karena pembentukan oksida-oksida nitrogen, CO dan hidrokarbon tak
terbakar.
3.1. Siklus Otto
Siklus Otto adalah siklus daya termodinamika dasar dari motor bakar dengan
pembakaran nyala (spark ignition = SI) atau lebih dikenal dengan motor bensin.
Terdapat empat proses dalam siklus ini dan diplot pada koordinat P-V dan T-S
seperti gambar 3.1.
BAB 3 MOTOR BAKAR
P T
3 QH 3
S mak TH
QH V min
4 2 S mak
V min
2 V mak S min 4
S min QL TL V mak QL
1 1

S S
Gambar 3.1. Siklus Daya Otto
Siklus ini dikenal sebagai volume konstan, karena semua penambahan dan
penolakan kalor terjadi pada volume konstan. Secara teoritis suatu campuran
udara-bahan bakar ditekan (proses 1-2) secara dapat-balik dan adiabatis sampai
volume minimum (piston di titik mati atas). Campuran kemudian dibakar dengan
mencetuskan nyala api busi dan energi ditimbulkan dalam proses isometris
dapat-balik (proses 2-3, V = Vmin). Gas panas kemudian berekspansi dalam
proses adiabatis dapat-balik (proses 3-4, S = Smak), dan panas dibuang ke
atmosfir (langkah pembuangan dan pembilasan) dalam proses isometris dapat-
balik (proses 4-1, V = Vmak). Proses terakhir sebenarnya terjadi di atmosfir
karena gas bekas dibuang dan diganti dengan udara baru.
BAB 3 MOTOR BAKAR
Parameter penting siklus Otto ialah perbandingan kompresi, rv, yaitu
perbandingan antara volume maksimum dan minimum.
Vmak V1 V4
rv = = = (3.1)
Vmin V2 V3
Dengan pengandaian yang dinyatakan untuk siklus gas ideal, efisiensi siklus
Otto adalah :
T1 (1− γ)
η th = 1 − = 1 − rv (3.2)
T2
Harga efisiensi ini lebih rendah daripada siklus Carnot, karena T2 ≠ TH. Jika siklus
Otto secara total dapat-balik, efisiensi termis menjadi (1 – T1/T3) yang mempunyai
harga lebih tinggi dari (1 – T1/T2). Upaya memperbaiki efisiensi :
- Mempertinggi perbandingan kompresi
- Memakai fluida dengan γ tinggi
Upaya yang efektif adalah menaikkan rv.
BAB 3 MOTOR BAKAR
3.2. Siklus Diesel
Siklus Diesel merupakan siklus mesin kalor termodinamika yang ideal
untuk mesin pembakaran dalam dengan pengapian kompresi (compression
ignition = CI) yang biasa disebut mesin diesel.
Dalam sistem ini, udara ditekan sampai volume yang sangat kecil,
sehingga mempunyai tekanan dan suhu tinggi. Di dekat TMA, bahan bakar
disemprotkan ke dalam udara panas dan segera terbakar di dalam silinder.
Pengaruh kombinasi antara bahan bakar dan penambahan volume membuat
proses penambahan panas mendekat proses isobar.
Pada langkah tertentu (fuel-cutoff) pemberian bahan bakar dihentikan dan
piston meneruskan ekspansi secara adiabatis hingga mencapai titik mati bawah
(volume maksimum). Pada titik ini, langkah buang dan langkah isap
mengerjakan proses pembuangan panas pada volume konstan di atmosfir.
BAB 3 MOTOR BAKAR
P P mak 3 QH T
2 QH 3
S mak
P mak
4 2 S mak

S min V mak S min 4


QL V mak QL
1 1

S S
Gambar 3.2. Siklus Daya Diesel

Siklus ideal terdiri dari 4 (empat) proses :


- Proses 1-2 : proses kompresi adiabatis (S = Smin)
- Proses 2-3 : proses penambahan panas isobar
- Proses 3-4 : proses ekspansi adiabatis dapat-balik
- Proses 4-1 : proses pembuangan panas isometrik
BAB 3 MOTOR BAKAR
Dua parameter penting :
1. Perbandingan volume maksimum dan minimum (rv)
2. Perbandingan volume akhir pemberian bahan-bakar dan volume
minimum (rcf)

volume akhir injeksi bolak - balik


rcf = (3.3)
volume minimum

Efisiensi termis ideal :


γ
Cv ( T 4 − T 1 ) (r
cf − 1)
η th =1− =1− ( γ −1 )
(3.4)

C p (T 3 T 2 ) γ .rv ( rcf − 1 )

Karena hanya udara saja yang ditekan (proses 1-2) tidak terdapat persoalan
detonasi seperti siklus Otto dan sistem dapat dioperasikan pada rv yang lebih
tinggi. Upaya menaikkan efisiensi adalah dengan mengoptimukan rcf yang
menghasilkan kerja spesifik tinggi.
BAB 3 MOTOR BAKAR

3.3. Motor Bakar Torak


Motor bakar torak adalah mesin yang terdiri dari komponen utama piston
dan silinder dimana piston bergerak maju mundur (bolak-balik) di dalam
silinder. Secara termodinamik, motor bakar torak terdiri dari 2 jenis utama
berdasar sistem penyalaan bahan bakar, yaitu :
1. Mesin bensin/motor bensin berdasar siklus Otto
2. Mesin/motor disel berdasar siklus diesel

3.3.1. Istilah umum


Sejumlah peristilahan mesin torak didefinisikan pada gambar 3.3.
BAB 3 MOTOR BAKAR
Diameter
D
Pemasukan Pembuangan
Silinder Ruang sisa, c
Piston TMA
Cincin Langkah, L
Pena cincin
TMB

Batang hubung
Karter Pena engkol
Poros engkol Engkol

Gambar 3.3. Daftar Istilah Motor Bakar Aksi Tunggal


BAB 3 MOTOR BAKAR
- Diameter (bore)
Besarnya diameter silinder
- TMA (titik mati atas)
TMD (titik mati dalam)
TDC (top dead center)
- TMB (titik mati bawah)
TML (titik mati luar)
BDC (bottom dead center)
- Langkah (stroke)
Jarak terpanjang dimana piston bergerak satu arah
- Ruang sisa (clearance volume)
Volume minimum yang terbentuk dalam silinder apabila piston
berada pada TMA
- Katup isap (intake valve)
Untuk memasukkan udara atau campuran udara-bahan bakar ke
silinder
BAB 3 MOTOR BAKAR
- Katup buang (exhaust valve)
Untuk membuang hasil pembakaran
- Perpindahan piston (displacement volume)
Volume perpindahan piston dari TMA ke TMB
Beberapa susunan yang mungkin untuk silinder diilustrasikan pada gambar 3.4.

Tegak V Sudut W

Sudut berhadapan

H
Radial
Piston berhadapan
Gambar 3.4. Berbagai Susunan Silinder
BAB 3 MOTOR BAKAR
3.3.2. Klasifikasi Langkah Daya
Berdasar jumlah langkah yang menghasilkan daya, MBT diklasifikasikan
sebagai siklus dua langkah (two stroke) dan empat langkah (four stroke). Mesin
siklus empat langkah membutuhkan empat langkah penuh untuk
menyempurnakan satu siklus. Keempat langkah tersebut ditunjukkan pada
gambar 3.5 dan terdiri dari langkah kompresi (1) dengan semua katup tertutup,
langkah kerja (2) dengan semua katup tertutup, langkah buang (3) dengan katup
buang terbuka dan langkah isap (4) dengan katup isap terbuka.
Campuran udara-
Gas keluar bahan bakar masuk

1. Kompresi 2.Ekspansi 3. Buang 4. Isap


Gambar 3.5. Motor Bakar Empat Langkah Penyalaan Api
BAB 3 MOTOR BAKAR
Kelebihan mesin siklus empat langkah yaitu :
- Penghematan bahan bakar
- Pelumasan lebih baik
- Pendinginan lebih mudah
Pada mesin ini, daya dihasilkan dalam dua kali perputaran poros engkol. Mesin
dua langkah mengkombinasikan empat langkah yang dibutuhkan mesin siklus
empat langkah hanya dalam dua langkah saja.
- Langkah kompresi
Campuran udara-bahan bakar dan dikompresi, menutup saluran
pemasukan lalu saluran pengeluaran. Campuran udara-bahan bakar
dan oli masuk karter.

- Langkah ekspansi
Energi pembakaran mengekspansi piston, saluran pengeluaran terbuka
sehingga gas terbuang. Kemudian saluran pemasukan terbuka
sehingga campuran udara-bahan bakar dan oli masuk silinder dari
karter (carter case).
BAB 3 MOTOR BAKAR
Prinsip kerja motor bakar 4 tak

Injektor api/busi

TC : Top Center
P
BC : Bottom Center
BAB 3 MOTOR BAKAR
• Langkah hisap (intake stroke)
- Piston bergerak dari Titik Mati Atas (TDC) menuju Titik Mati Bawah
(BDG)
- Campuran udara + bahan bakar masuk silinder. Untuk menaikkan massa,
katup inlet dibuka sebelum langkah dimulai dan ditutup setelah ahir
langkah
• Langkah kompresi (compression stroke)
- Katup hisap dan buang tertutup. Campuran dala silinder ditekan
- Mendekati ahir kompresi, pembakaran dimulai, tekanan dalam silinder
naik secara cepat
• Langkah keja (Power Stroke) atau langkah expansi
- Gas hasil pembakaran mempunyai tekanan dan temperatur tinggi
dan menekan piston bergerak menuju BDC, diteruskan oleh batang torak
memutar poros engkol (crank shaft)
Saat piston mendekati BDC, katup buang terbuka. Pembuangan gas
dimulai dan terjadi penurunan tekanan dalam silinder.
BAB 3 MOTOR BAKAR
• Langkah buang (exhaust stroke)
- Gas keluar silinder karena beda tekanan. Piston bergerak menuju TDC
mendorong gas. Saat mendekati TDC katup inlet dibuka dan katup buang
ditutup sesaat setelah piston sampai di TDC.
Poros engkol berputar 2 kali selama 4 langkah proses. Dan hanya terjadi
satu langkah usaha.
Spark plug

Saluran Saluran
pengeluaran pemasukan

Campuran udara-
crankcase bahan bakar

Gambar 3.6. Skema Motor Bakar Dua Langkah, Penyalaan Api


BAB 3 MOTOR BAKAR
Mesin dua langkah mempunyai keuntungan :
- Bagian-bagian yang bergerak sedikit
- Berat mesin dapat dikurangi (ringan)
- Operasi lebih lancar
Mesin ini menghasilkan daya hanya dalam sekali perputaran poros engkol.
BAB 3 MOTOR BAKAR
Motor 2 tak :
1. Langkah Kompresi
Dimulai denga penutupan katup pemasukan dan katup buang
campuran / udara dikompresi dalam silinder. Sementara campuran / udara
juga masuk ke dalam “crank case” (rumah poros engkol). Ketika piston
mendekati TDC mulai langkah pembakaran.
2. Langkah kerja / expansi
Gas hasil pembakaran mendorong piston menuju BDC, menghasilkan
kerja. Ketika piston hampir mencapai BDC, katup buang terbuka, sisa
gas keluar. Disusul pembukaan katup pemasukan, campuran / udara
dari crank case masuk ke dalam silinder (terjadi pembilasan).
• Pada motor 2 tak, poros engkol berputar 1 kali untuk tiap 2 langkah dan
menghasilkan 1 langkah usaha.
• Untuk mesin yang mempunyai ukuran sama, power yang dihasilkan
motor 2 tak lebih besar dibandingkan terhadap motor 4 tak.
BAB 3 MOTOR BAKAR
3.3.3. Efisiensi Volumetrik
Motor bakar torak sering disebut mesin perpindahan positif (positive
displacement) karena piston dan elemen-elemen gerak lainnya bergerak melalui
volume terbatas pada tiap siklus. Untuk motor bakar aksi tunggal (single acting)
besarnya perpindahan piston (PP) sebesar :
π 2
PP = ( D L)n (3.5)
4
dimana n adalah jumlah silinder.
Untuk motor bakar aksi ganda,
π
PP = 2D 2 − d 2 )L (3.6)
4
dengan d adalah diameter batang piston.
Laju isapan isian maksimum teoritis untuk siklus dua langkah,
V' = (PP)N (3.7)

N adalah putaran dalam tiap menit (spm).


Untuk siklus empat langkah
BAB 3 MOTOR BAKAR

V' = (PP)N/2 (3.8)

Secara aktual, setiap motor bakar menghisap lebih sedikit daripada volume fluida
kerja teoritis. Massa fluida aktual yang dihisap tiap siklus dibanding massa fluida
teoritis per siklus yang dihisap disebut efisiensi volumetrik (ηv).

m/spm
ηv = (3.9)
PP/Va
m : laju aliran massa aktual (udara yang disuplai)
Va : volume spesifik fluida pada kondisi sekitar
Persamaan efisiensi volumetris menjadi :
mVa
ηv = (3.10)
(PP)(spm)
BAB 3 MOTOR BAKAR
3.3.4. Unjuk Kerja Mesin
Ada beberapa faktor unjuk kerja yang umum untuk semua mesin dan penggerak
mula
- Bhp (brake horsepower), daya kuda rem
Daya yang diberikan ke poros penggerak oleh mesin. Biasanya daya ini
diukur dengan beberapa macam dinamometer seperti dinamometer listrik
(generator atau arus eddy), rem air atau rem gesek. Bhp diukur dengan
menentukan reaksi dinamometer dengan memakai rumus :
2πWRNd
Bhp = (3.11)
33.000
dimana W : gaya reaksi netto dinamometer (lbf)
R : jari-jari lengan dinamometer (ft)
Nd : kecepatan sudut dinamometer (rpm)
Satuan Bhp adalah kW atau dk atau hp.
1 kW = 1,341 hp
1 hp = 0,746 kW
BAB 3 MOTOR BAKAR
- Ihp (indecated horsepower), daya siklus fluida
Adalah daya yang diberikan kepada piston oleh fluida kerja. Daya ini
ditentukan dengan menggunakan diagram indikator. Bhp dan ihp
diilustrasikan dengan gambar 3.7.
mesin bhp
ihp rpm

Gambar 3.7. Ilustrasi Bhp dan Ihp


- Fhp (friction horse power), daya kuda gesekan
Antara daya kuda poros dan daya kuda indikasi selalu terdapat sejumlah
kerugian gesekan, sehingga daya berguna lebih kecil dari pada daya
masukan. Fhp adalah perbedaan antara Ihp dan Bhp :
Bhp = Ihp – Fhp (3.12)
Catatan : untuk pompa dan kompresor,
Bhp = Ihp + Fhp
BAB 3 MOTOR BAKAR
- Efisiensi mekanis (ηm)
Adalah kemampuan mesin untuk meneruskan energi mekanis. Efisiensi
mekanis adalah perbandingan antara keluaran daya dan masukan daya.
Bhp Pb
ηm = = (3.13)
Ihp Pi
Pb = bmep = brake mean effective pressure
= tekanan efektif rata-rata rem
Pi = imep = indicated mean effective preesure
= tekanan efektif rata-rata indikasi
Efisiensi termal poros
Efisiensi termal keseluruhan suatu motor bakar dinyatakan sebagai :
2545
ηth = (British) (3.14)
(bsfc)(LHV )
= 3600 (SI) (3.15)
(bsfc)(LHV )
BAB 3 MOTOR BAKAR
bsfc = brake specific fuel consumtion
=konsumsi bahan bakar spesifik rem
satuan bsfc : lbm/j.hp atau kg/j.kW

pemakaian bahan bakar


bsfc = (3.16)
Bhp

LHV = lower heating value


= nilai pembakaran bawah
satuan LHV : Btu/lbm atau kJ/kg
konversi satuan

bsfc 1 lb/jhp = 0,6084 kg/jkW

LHV 1 Btu/lbm = 2,326 kJ/kg


BAB 4 TURBIN GAS
Turbin adalah pesawat yang mengubah energi mekanis yang tersimpan di dalam
fluida menjadi energi mekanis rotasional. Beberapa jenis turbin menurut fluida
kerjanya :
- Turbin uap
- Turbin gas
- Turbin air
- Turbin angin/kincir angin

4.1. Siklus Daya Turbin Ideal


Siklus daya Brayton adalah siklus daya termodinamika ideal untuk turbin gas
atau mesin turbojet. Siklus Brayton termasuk sistem yang dapat beroperasi
dengan pembakaran luar. Keuntungan sistem pembakaran luar antara lain :
- Kurang mencemari lingkungan dibanding sistem motor bakar. CHx dan CO
dapat dikurangi secara drastis dengan cara pembakaran dengan udara lebih
- Dapat memakai bahan bakar yang lebih rendah, misalnya batu bara, minyak
reisdu.
BAB 4 TURBIN GAS
Siklus daya Brayton adalah siklus empat proses yang ditunjukkan pada gambar
4.1. Diagram P-V dan T-S untuk sistem terbuka tidak ada aliran fluida dari turbin
ke kompresor (proses 4.1), sebab fluida kerja dibuang ke atmosfir setelah
melewati turbin.
Qa Siklus Tertutup
P
P mak T
3
2 Qa 3
S mak P mak
2 S mak

S min S min 4
Qr
4 1 P min
1 P min
Qr

S S
BAB 4 TURBIN GAS

Qa
Ruang Pembakaran

Qa
2 3 2 3
Kompresor Turbin Kompresor Turbin

W W

1 4 1 4
Atmosfir Atmosfir

Qr
Siklus Terbuka Siklus Tertutup

Gambar 4.1. Sistem dan Siklus Kerja Braytonideal


BAB 4 TURBIN GAS

Fluida kerja dikompresi secara adiabatis dapat-balik di kompresor (proses 1-2),


panas ditambahkan dalam proses isobarik dapat-balik (P = Pmak, proses 2-3) di
dalam ruang pembakaran atau penukar panas, gas panas berekspansi secara
adiabatis dapat-balik (isentropi S = Smak) di dalam turbin (proses 3-4), dan
kemudian panas dibuang dalam proses isobarik dapat-balik (proses 4-1,P =
P-min).
• Siklus terbuka :
- Fluida kerjanya udara atmosfir
- Pengeluaran panas di atmosfir
• Siklus tertutup :
- Fluida kerjanya bebas
- Pengeluaran panas di alat penukar panas
BAB 4 TURBIN GAS
Kebanyakan turbin gas bekerja pada siklus terbuka.
Parameter penting dalam siklus Brayton sederhana adalah angka perbandingan
tekanan kompresor (rp) yang merupakan perbandingan tekanan sistem
maksimum dan minimum.
P2
rp = (4.1)
P1
Panas masuk (Qa) dan pans keluar (Qr) diekspresikan :
Qa = Q2-3 = h3 – h2 = m.Cp (T3 – T2) (4.2)
Qr = Q4-1 = h4 – h1 = m.Cp (T4 – T1) (4.3)
Efisiensi siklus Brayton ideal,
network output + process heat delivered
εu = (4.3.a)
total heat input
W net + Q p
= (4.3.b)
Q in
Q (4.3.c)
= 1 − out
Q in
BAB 4 TURBIN GAS
Proses (1-2) dan (3-4) adalah isentropis dan P2 = P3 dan P4 = P1, maka :
(γ −1)/γ (γ −1)/γ
T2 P  P  T3 T4 T3
=  2  =  3  = ⇒ = (4.3.d)
T1  P1   P4  T4 T1 T2
sehingga persamaan (4.3.d) menjadi :
1 1
η th = 1− = 1 − (γ −1)/γ = 1 − rp(1− γ )/γ (4.3.e)
T2 /T1 rp
Menurut persamaan (4.3.e), kenaikkan rp dan γ dapat menaikkan
efisiensi dari siklus Brayton sederhana. Naiknya rp, menaikkan ηth dan suhu
pembuangan kompresor. Jika suhu masuk turbin dibatasi kondisi material,
kenaikan rp bisa menurunkan kerja spesifik siklus sehingga membutuhkan aliran
gas yang lebih banyak untuk mendapatkan daya keluaran yang sama. Jadi
efisiensi termal turbin gas tergantung pada temperatur maksimum gas yang
diijinkan pada sisi inlet turbin. Pemilihan bahan sudu turbin merupakan langkah
awal untuk mempertinggi efisiensi termis. Pelapisan sudu turbin dengan keramik
biasa dilakukan agar dapat beroperasi pada suhu tinggi.
BAB 4 TURBIN GAS

Dua aplikasi umum turbin gas adalah pada propulsi pesawat terbang dan
pembangkit daya listrik. Pada pesawat terbang, turbin gas memproduksi daya
yang cukup untuk menggerakkan kompresor dan generator yang menggerakkan
peralatan tambahan. Gas keluar dengan kecepatan tinggi memproduksi gaya
dorong (thrust). Kadang turbin gas dikopel dengan instalasi pembangkit daya
uap. Gas keluar turbin memberikan panas untuk memproduksi uap.
Pada pembangkit daya turbin gas, perbandingan kerja kompresor dan
kerja turbin (disebut rasio kerja balik, back work ratio) sangat tinggi. Hal ini
kurang menguntungkan apabila efisiensi adiabatis kompresor dan turbin rendah.
Berbeda dengan pembangkit daya uap dimana rasio kerja baliknya rendah.
Pembangkit dayadengan rasio kerja balik tinggi membutuhkan kapasitas turbin
yang besar untuk menyediakan daya yang diperlukan kompresor. Oleh karana itu
turbin yang dipakai dalam pembangkit daya turbin gas lebih besar kapasitasnya
dibanding turbin yang dipakai pada pembangkit daya uap untuk daya output
yang sama.
BAB 4 TURBIN GAS
Wbersih

Wturbin

Kerja balik
(back work)

Wkompresor
Gambar 4.2. Illustrasi Kerja Balik
4.2. Siklus Daya Turbin Aktual
Siklus turbin gas aktual berbeda dari siklus ideal Brayton dalam beberapa
hal. Penurunan tekanan selama penambahan panas dan pembuangan panas tidak
dapat dielakkan. Kerja masukan kompresor aktual berlebihan, dan kerja keluaran
turbin aktual kurang berkurang akibat irreversibilitas karena gesekan pada alat ini.
Oleh karena itu, perhitungan untuk kondisi aktual harus mempertimbangkan
efisiensi kompresor dan turbin :
BAB 4 TURBIN GAS

Ws h 2s − h 1
ηc = ≅ (4.4)
Wa h 2a − h 1
Wa h 3 − h 4a
ηT = ≅
(4.5)
Ws h 3 − h 4s
Penurunan tekanan selama
penambahan panas
: isobar
T : aktual
3 : ideal
2s 2a
4a
Qa 4s Penurunan tekanan selama
pembuangan panas
1
Qr

S
Gambar 4.3. Siklus Turbin Gas Aktual
BAB 4 TURBIN GAS

Keadaan 2a dan 4a adalah kondisi keluaran aktual pada kompresor dan turbin
sedang keadaan 2s dan 4s menyatakan kondisi isentropik. Efisiensi termis,

Wnet (h 3 − h 4a ) − (h 2a − h 1 )
η th = = (4.6)
Qa h 3 − h 2a
4.3. Siklus Brayton Dengan Regenerasi
Pada turbin gas, temperatur gas keluar turbin lebih tinggi daripada
temperatur udara yang meninggalkan kompresor. Udara tekanan tinggi keluar
kompresor dapat dipanaskan sebelum masuk ruang pembakaran memakai alat
penukar kalor aliran berlawanan (counter flow heat exchanger) dengan gas
keluar turbin. Alat ini disebut regenerator atau recuperator.
BAB 4 TURBIN GAS
Regenator
Produk 6
pembakaran
3 4
2 5
R. pembakaran

W
1
Kompresor (a) Turbin
T Qa P=C
3
Regenasi P=C
5’
5 4
2 Gambar 4.4. Siklus Turbin Gas
6
6’ Regenerasi
1
Qr
(a) skematik
(b) diagram T-S
(b) S
BAB 4 TURBIN GAS

Efisiensi termal siklus Brayton bertambah dengan pemakaian regenerator. Hal ini
berkat adanya pengurangan panas masuk ke ruang bakar yang dibutuhkan pada
kerja keluaran yang sama. Dengan asumsi regenerator diisolasi sempurna dan
perubahan energi kinetik dan energi potensial diabaikan maka perpindahan panas
aktual dan maksimum dari gas keluar turbin ke udara adalah :
q regen, aktual = h5 – h2 (4.7)
dan q regen, maksimum = h5’ – h2 = h4 - h2 (4.8)
Efektifitas regenerator,

q regen, aktual h5 − h2
ε= = (4.9)
q regen, maksimum h4 − h2
Jika panas spesifik (Cp) dianggap konstan,

T5 − T2
ε= (4.10)
T4 − T2
BAB 4 TURBIN GAS
Konsekuensi pemasangan regenerator :
a. Penghematan bahan bakar
b. Jika ∈ tinggi, butuh ukuran yang besar sehingga penurunan tekanan juga
besar
Berdasar konsekuensi tersebut, dalam prakteknya efektifitas regenerator berharga
0,7 atau kurang. Efisiensi termal siklus Brayton ideal dengan regenerator adalah :

 T1 
η th =1− 
T  (
 pr )(γ −1)/γ
(4.11)
 3 
4.4.Siklus Brayton Dengan Intercoding dan Reheating
Kerja bersih siklus turbin gas adalah selisih antara kerja output turbin
dan kerja input kompresor. Kerja bersih dapat ditingkatkan dengan menambah
kerja turbin atau mengurangi kerja kompresor atau dengan keduanya. Kerja
kompresor dapat dikurangi dengan memasang intercooler antara dua buah
kompresor. Kerja turbin dapat ditingkatkan dengan menambah reheater antara
dua buah turbin.
BAB 4 TURBIN GAS
Ruang
intercoder pembakaran reheater

Tekanan Tekanan
2 konstan 3 4 5 6 konstan 7

W
1 Kompresor Kompresor Turbin Turbin 8
tingkat 1 tingkat 2 tingkat 1 tingkat 2
(a)
T P4= P5
P6= P7 Gambar 4.5. Turbin Gas Dua
5 Qa
Qa
7
Tingkat Dengan Intercooling
6 dan Reheating
4
2 8
3 (a) skematik
1

(b) diagram T-S


S
(b)
BAB 4 TURBIN GAS
Semakin banyak tingkat kompresor, kompresi menjadi isotermis. Semakin
banyak tingkat turbin, proses ekspansi menjadi isotermis.
Pada aliran stedi, kerja kompresi dan ekspansi berbanding lurus dengan volume
spesifik. Volume spesifik fluida kerja pada proses kompresi dipertahankan
serendah mungkin dan dibuat setinggi mungkin untuk proses ekspansi.

P
Proses politropik
D
P2 C Pengiritan kerja
karena intercooling
B A
Proses isotermal
intercooling
P1
1

V
Gambar 4.6. Perbandingan Kerja Input Kompresor Satu Tingkat (1AC) dan
Kompresor Dua Tingkat (1ABD) dengan Intercooling
BAB 4 TURBIN GAS
Pada kondisi ideal, efisiensi turbin,

Wnet (h 5 − h 6 ) + (h 7 − h 8 ) − (h 4 − h 3 ) − (h 2 − h 1 )
η th = = (4.12)
Qin (h 5 − h 4 ) + (h 7 − h 6 )

P2 P4 P5 P7
dan = , = (4.13)
P1 P3 P6 P8
Rasio kerja balik turbin gas dapat diperbaiki sebagai hasil intercooling dan
reheating. Bagaimanapun, hal ini tidak berarti bahwa efisiensi termis dapat pula
diperbaiki. Pada kenyataannya, intercooling dan reheating akan mengurangi
efisiensi termis kecuali kalau dipasang juga regenerator. Hal ini disebabkan
intercooling mengurangi temperatur rata-rata dimana panas ditambah (Qa) dan
reheating menambah temperatur rata-rata dimana panas dibuang (Qr).
BAB 4 TURBIN GAS
Regenerator
10

Intercoder
5 Reheater
9
Ruang
2 3 4 pembakaran 6 7 8

W
1 Kompresor Kompresor Turbin Turbin
tingkat 1 tingkat 2 tingkat 1 tingkat 2
(a)
P= C
T P=C
6 8
Qa P=C
Qregen Gambar 4.7. Turbin Gas Dua Tingkat
5
Qa 9 Dengan Intercooling, Reheating dan
7
4 2 Regenerasi
10 Qregen = Qsaved
3 Qr 1 (a) skematik
Qr
(b) diagram T-S
(b) S
BAB 4 TURBIN GAS
Efisiensi termal turbin,
Wnet Wturb.out − Wkomp.in
η th = =
Qin − Qprimer + Qreheat
(h − h 7 ) + (h 8 − h 9 ) − (h 4 − h 3 ) − (h 2 − h 1 )
= 6 (4.14)
(h 6 − h 5 ) + (h 8 − h 7 )

Bandingkan persamaan (4.14) dengan persamaan (4.12).


Pada proses ideal, seluruh proses adalah reversibel secara internal dan tidak
terjadi penurunan tekanan selama intercooling dan reheating (P2 = P3 dan P7 =
P8). Untuk sistem kompresi dan ekspansi dua tingkat, kerja input dapat
diminimalkan serta kerja output dapat dimaksimalkan jika tiap-tiap tingkat
kompresor dan turbin mempunyai perbandingan tekanan yang sama (persamaan
4.13).
2
P4 P4 /P3 P4 /P3 P2 /P1  P2 
rp = = = = =  
P1 P1 /P3 P1 /P2 P1 /P2  P1 
BAB 4 TURBIN GAS
sehingga, P2
= rp (4.15)
P1
dimana rp adalah perbandingan tekanan menyeluruh (overall pressure ratio).
4.5. Siklus Propulsi-Jet Ideal
Mesin turbin gas secara luas dipakai untuk pembangkit daya pada pesawat
terbang karena ringan dan kompal kontruksinya serta mempunyai perbandingan
daya-berat yang tinggi. Turbin gas pesawat terbang yang beroperasi pada siklus
terbuka disebut siklus propulsi-jet.
P dan T tinggi
4
T P = konstan Vinlet
Qin 2 Vexit
5 4 6
3
5
3 6
1
2 Qo ut
1 P = konstan

S
difuser kompresor R. bakar turbin nosel

Gambar 4.8. Diagram T-S Siklus Turbo-jet Ideal dan Komponen Dasar mesin
Turbo-jet
BAB 4 TURBIN GAS
Perbedaan propulsi-jet ideal dengan siklus Brayton sederhana ideal adalah bahwa
gas tidak diekspansikan ke tekanan udara sekitar. Gas keluar turbin mempunyai
tekanan cukup tinggi dan kecepatannya dipercepat oleh adanya nosel untuk
menghasilkan gaya dorong (thrust) yang mendorong pesawat (gambar 4.8).
Biasanya pesawat terbang mempunyai turbin gas yang beroperasi pada
perbandingan tekanan tinggi (10 sampai 25).
Pada kondisi ideal, kerja turbin diasumsikan sama dengan kerja kompresor.
Proses pada difuser, kompresor, turbin dan nosel dianggap isentropik. Pada
analisis siklus aktual, irreversibilitas pada tiap komponen harus dipertimbangkan.
Efek irreversibilitas adalah mengurangi daya dorong yang dihasilkan dari mesin
turbojet.

Daya dorong yang dihasilkan,


F = (mV)exit – ( mV)inlet
= m(Vexit – Vinlet) (N) (4.16)
dimana m adalah laju aliran massa udara yang melewat mesin.
BAB 4 TURBIN GAS

Tenaga yang dihasilkan dari thrust disebut tenaga/day propulsi (Wp),


Wp = (F) Vpesawat = m (Vexit – Vinlet) Vpesawat (4.17)
Efisiensi propulsi, Wp
ηp = (4.18)
Q in
Qin adalah energi panas bahan bakar selama pembakaran. Efisiensi propulsi
adalah ukuran keefisienan energi pembakaran yang dapat dikonversikan ke
energi propulsi.
BAB 5 PEMBANGKIT TENAGA UAP
Siklus daya gas (pada bab 4) fluida kerja tetap berada dalam satu fase.
Siklus daya uap mempunyai fluida kerja yang mengalami perubahan fase dari
uap ke cairan dan sebaliknya. Perubahan dari uap ke cairan terjadi di kondenser
dan dari cairan ke uap terjadi di boiler (ketel uap). Air adalah fluida kerja yang
umum dipakai dalam siklus daya uap meskipun ada beberapa fluida yang dapat
dipakai, misalnya air raksa, potasium, sodium dan amonia.

5.1. Siklus Rankine Ideal


Siklus ideal termodinamika dasar uap ialah siklus Rankine. Siklus ini
tidak mempertimbangkan irreversibilitas pada komponen-komponennya yaitu
pompa, boiler, turbin uap dan kondenser.
Empat proses dalam siklus Rankine adalah :
1-2 : kompresi isentropik di pompa
2-3 : P = konstan, penambahan panas di boiler
3-4 : ekspansi isentropik pada turbin
4-1 : P = konstan, pembuangan panas dikondenser
BAB 5 PEMBANGKIT TENAGA UAP
Qin

Boiler AIR
T
2 3 Wturb, out
Wpompa, in Turbin
Qin 3
cair
Pompa 4 Wturb, out
Qout 2 Cair + uap
uap
1 Kondenser 1 Qout 4

Wpompa, in
S
Gambar 5.1. Skema dan Diagram T-S Siklus Ideal Rankine
Air pada kondisi cairan jenuh (satured liquid) masuk pompa di titik 1
dan dikompresi secara adiabatik sampai ke tekanan operasi boiler/ketel (titik 2).
Air masuk boiler dalam keadaan bertekanan dan meninggalkan boiler pada
kondisi uap panas lanjut (superheated vapor) di titik 3. Boiler adalah sebuah
alat penukar kalor yang besar dimana terdapat sumber panas dari pembakaran
gas, reaktor nuklir, dan sumber lain. Boiler sering disebut steam generator.
BAB 5 PEMBANGKIT TENAGA UAP
Uap panas lanjut masuk turbin dimana uap diekspansi secara isentropik dan
menghasilkan kerja lewat poros yang terhubung ke generator listrik. Tekanan
dan temperatur selama proses ini turun sampai titik 4 dimana uap masuk
kondenser. Dalam keadaan ini uap berada pada campuran cairan jenuh-uap
dengan kualitas tinggi. Kemudian campuran cairan uap dikondensasikan pada
tekanan konstan. Uap keluar kondenser dalam keadaan cairan jenuh dan
selanjutnya masuk ke pompa.
Pada gambar 5.1, luasan di bawah kurva 2-3 menggambarkan panas yang
ditransfer ke air di boiler dan luasan di bawah kurva proses 4-1 menggambarkan
panas yang dibuang di kondenser. Selisih kedua luasan tersebut adalah kerja
bersih yang dihasilkan selama siklus.
Analisis Energi
- Pompa (Q = 0) Wpompa, in = h2 – h1 (5.1)
atau Wpompa, in = V (P2 – P1) (5.2)
- Boiler (W = 0) Qin = h3 – h2 (5.3)
- Turbin (Q = 0) Wturb, out = h3 – h4 (5.4)
- Kondenser (W = 0) Qout = h4 – h1 (5.5)
BAB 5 PEMBANGKIT TENAGA UAP
- Efiisensi termal, Wnet Qout
η th = = 1− (5.6)
Qin Qin
dimana Wnet = Qin – Qout = Wturb, out – Wpompa, in (5.7)
h1 = hf pada P1 dan V ≅ V1=V1/2 pada P1 (5.8)
hf adalah entalpi cairan jenuh, Vf adalah volume spesifik cairan jenuh.
5.2. Siklus Daya Uap Aktual
Siklus daya uap aktual terjadi akibat irreversibilitas pada tiap komponen.
Sumber irreversibilitas adalah gesekan fluida dan panas yang hilang ke
lingkungan. Gesekan fluida menyebebkan penurunan tekanan pada boileh,
kondenser dan pipa-pipa penghubung, sehingga untuk kompensasinya, air harus
dipompa pada tekanan yang cukup. Akibat adanya panas hilang, maka lebih
banyak panas yang dibutuhkan oleh boiler untuk mempertahankan kerja output.
Hal yang penting adalah irreversibilitas pada pompa dan turbin. Sebagai
hasil irreversibilitas adalah kebutuhan kerja input yang besar pada pompa dan
kecilnya produk kerja output pada turbin.
BAB 5 PEMBANGKIT TENAGA UAP
T Siklus ideal T
Penurunan tekanan
di bolier
3 3
Irreversibilitas
Irreversibilitas turbin 2a
pompa 2 Siklus aktual 2s

4
1 1
Penurunan tekanan di kondenser 4s 4a

S S
(a) (b)

Gambar 5.2. Siklus Daya Uap Rankine


(a) Pergeseran Siklus Aktual dari Siklus Ideal
(b) Efek Irreversibilitas Pada Pompa dan Turbin
Perbedaan keadaan aktual pompa dan turbin dari keadaan isentropik adalah :
Efisiensi pompa, Ws h 2s − h 1
ηp = = (5.9)
Wa h 2a − h 1
Efisiensi turbin, Wa h 3 − h 4a
ηT = = (5.10)
Ws h 3 − h 4s
BAB 5 PEMBANGKIT TENAGA UAP
5.3. Siklus Rankine Ideal Dengan Reheat
Reheating adalah upaya untuk memperbaiki efisiensi termal. Reheating
adalah cara untuk menyelesaikan permasalahan berlebihnya uap (moisture) di
dalam turbin akibat tingginya tekanan boiler. Uap panas (steam) diekspansikan
di turbin dalam dua tingkat kemudian antara tingkat turbin dilakukan reheat.

3 Turbin tekanan T Reheating


rendah Turbin tekanan
Turbin tekanan tinggi 3 5
tinggi
Turbin tekanan
rendah
Boiler 4
Reheater
4
6 2
5
Kondenser 1 6
2
Pompa

1 S

Gambar 5.3. Siklus Rankine Ideal Dengan Reheat


BAB 5 PEMBANGKIT TENAGA UAP
Total panas input,
Qin = Qprimer + Qreheat
= (h3 – h2) + (h5 – h4), (5.11)
Panas yang dibuang,
Qout = h6 – h1 (5.12)
Kerja turbin keluar,
Wturb, out = Wturb, 1 + Wturb, 2
= (h3 – h4) + (h5 – h6) (5.13)
Efisiensi termal dapat dihitung dari persamaan (5.6).
5.4. Siklus Rankine Ideal dengan Regenerasi
Prinsip regenerasi adalah usaha mempertinggi temperatur cairan yang
meninggalkan pompa sebelum cairan masuk boiler. Cairan atau air pengisi
boiler sering disebut feedwater. Air pengisian dipanaskan dengan mengalirkan
sebagian uap dari turbin ke suatu alat yang disebut regenerator, dimana terjadi
perpindahan panas antara uap dan air.
BAB 5 PEMBANGKIT TENAGA UAP
Keuntungan regenerasi :
- Memperbaiki efisiensi siklus
- Menjaga korosi boiler akibat adanya udara dalam air pengisian.
Pemanas air pengisian (feedwater heater) adalah sebuah alat penukar kalor
dimana kalor ditranfer dari uap panas ke air pengisian baik dengan mencampur
aliran kedua fluida (open feedwater heater) atau tanpa pencampuran (closed
feedwater).

Open feedwater heater


Sebuah pemanas air pengisian terbuka (open feedwater heater)
mempunyai kotak pencampur dimana uap dipisah dari turbin dan dicampur
dengan air pengisian setelah keluar dari pompa . Idealnya, campuran keluar
pemanas sebagai cairan jenuh pada tekanan pemanas.
BAB 5 PEMBANGKIT TENAGA UAP
5

Turbin 5

1 -y 4
y 6 7
Boiler y 6
Kondenser 2 3
Open
1 -y
FWH
4 2 1 7
3

1
Pompa II Pompa I

Gambar 5.4. Skema dan Diagram T-S Open Feedwater Heater pada
Siklus Rankine Ideal
Analisis energi,
Untuk tiap kilogram uap yang keluar boiler
qin = h5 – h4 (5.14)
qout = (1 – y) (h7 – h1) (5.15)
Wturb, out = (h5 – h6) + (1 – y) (h6 – h7) (5.16)
Wpoma, in = (1 –y) Wpompa I,in + Wpompa II, in (5.17)
BAB 5 PEMBANGKIT TENAGA UAP
Dimana y = m6/m5 (fraksi uap yang dipisah dari turbin)

Wpompa I, in = V1(P2 – P1)

Wpompa II, in = V3(P4 – P3)

Semakin termal siklus Rankine, semakin bertambah jika pemakaian pemanas air
pengisian semakin banyak. Beberapa pembangkit tenaga uap memakai pemanas
air pengisian sebanyak 8 buah.

Closed Feedwater Heater

Sebagian panas dari turbin dipakai untuk memanaskan air dari pompa pertama.
Perpindahan panas terjadi tanpa adanya percampuran. Diagram skematik dan
diagram T-S seperti gambar berikut :
BAB 5 PEMBANGKIT TENAGA UAP
6 T
Turbin
6
y 7 8
Qin Boiler 1-y
Kondenser 54
9
Qout 2 y 7
3
CFWH
5 Mixing 9
Chamber 1-y
2 1 1 8
3
4
Pompa II Pompa I S

Gambar 5.5. Diagram Skematik dan T-S Sistem CFWH


Analisis energi,
Untuk tiap kilogram uap yang keluar boiler,
qin = h6 – h5
qout = (1 – y) (h8 – h1)
Wturb, out = (h6 – h7) + (1 – y) (h7 – h8)
Wpompa, in = (1 –y) Wpompa I + Wpompa II
Wpompa I = V1(P2 – P1)
Wpompa II = V3(P4 – P3)
Keseimbangan energi di CFWH
Ein = Eout
Yh7 + (1 – y)h2 = (1 – y)h9 + yh3
BAB 5 PEMBANGKIT TENAGA UAP
h9 − h2
y=
(h 7 − h 2 ) + (h 9 − h 3 )
5.5. Cogeneration
Pada siklus turbin uap, terdapat sejumlah panas terbuang (Qout). Panas ini dapat
dimanfaatkan untuk proses pemanasan yang sering dibutuhkan dalam industri,
misal untuk produksi uap panas (steam). Cogeneration adalah sebuah siklus
turbin uap yang dapat memproduksi sekaligus tenaga listrik (dari turbin) dan
energi panas dari kondenser yang dipakai untuk proses pemanasan.

Turbin 20 kW

Boiler
Proses
120 kW pemanasan

100 kW

Pompa

Gambar 5.6. Sistem Cogeneration Ideal


BAB 5 PEMBANGKIT TENAGA UAP
Keterangan :
- Untuk energi yang masuk boiler sebesar 120 kW, dapat diproduksi energi
listrik 20 kW dan energi sisa 100 kW dipakai untuk proses pemanasan.
- Fungsi kondenser pada siklus Rankine ideal diganti oleh alat penukar kalor.
- Kerja pompa siklus cogeneration dapat diabaikan, Wpompa ≈ 0 karena sangat
kecil.
Idealnya semua energi yang diterima uap di boiler dipakai untuk menghasilkan
energi listrik dan proses pemanasan, jadi tidak ada panas terbuang.
Dikenal faktor utilisasi :

network output + process heat delivered


εu =
total heat input
W net + Q p
=
in Q
Q out
= 1− (5.18a)
Q in
BAB 5 PEMBANGKIT TENAGA UAP
Qout adalah panas yang terbuang pada proses pemanasan dan pada pipa instalasi.
Biasanya faktor utilisasi sistem cogeneration aktual adalah 70%.

5.6. Combined Gas-Vapor Power Cycles


Siklus tenaga uap dan gas dapat dikombinasikan. Kombinasi ini lazim disebut
combined cycle atau hybrid cycle. Keuntungan aplikasi ini adalah :
- Panas yang ditambah (Qin) dapat setinggi mungkin dan panas yang
dibuang (Qout) serendah mungkin.
- Produk pembakaran turbin gas mempunyai suhu rendah karena dipakai
untuk memanaskan boiler sehingga menurunkan polusi udara/lingkungan.
BAB 5 PEMBANGKIT TENAGA UAP
Qin 7
T
R. Bakar
8 3
6 7
Siklus 6
Gas
9
5
2
5 Kompresor Turbin gas
Heat exchanger
9 8 mg 1 4
Exhaust gas
ms 3
2 S
Siklus
Pompa Uap
Turbin uap
4
Qout
1
Kondenser

Gambar 5.7. Diagram Skema dan T-S Cobined Cycle


BAB 5 PEMBANGKIT TENAGA UAP
Kesetimbangan energi di Heat exchanger :
Qo – Wo = Σ me he - Σ mi hi
Σ me he = Σ mi hi
mg hg + ms h3 = mg h8 + ms h2
ms (h3 - h2) = mg (h8 - h9)

ms h8 − h9
= =y
mg h3 − h 2
y adalah rasio laju aliran massa uap dan gas.
Kerja bersih,
BAB 5 PEMBANGKIT TENAGA UAP
Wnet = Wnet, gas + y Wnet, uap
↓ ↓
Wout – W-in Wout – W-in
[(h7 – h8) – (h6 – h5)] [(h3 – h4) – (h2 – h1)]
↓ ↓ ↓ ↓
turbin kompresor turbin pompa
Efisiensi termal,

Wnet
ηth =
qin

You might also like