You are on page 1of 2

Schaie & Willis (1991) menyatakan bahwa tidaklah mudah untuk mendefiniskan bahwa seseorang

sudah menjadi dewasa, karena tidak ada kondisi yang sama persis yang dapat diterapkan pada semua
orang. Hurlock (1990) mendefinisikan dewasa adalah individu yang telah menyelesaikan
pertumbuhannya dan siap menerima kedudukan dalam masyarakat bersama orang dewasa lainnya.

Vaillant (dalam Papalia, dkk, 1998) membagi fase dewasa menjadi tiga, yaitu masa pembentukan,
masa konsolidasi dan masa transisi. Masa pembentukan dimulai pada usia 20 sampai 30 tahun dengan
tugas perkembangan mulai memisahkan diri dari orang tua, membentuk keluarga dengan pernikahan, dan
mengmbangkan persahabatan. Masa konsolidasi, usia 30 sampai 40 tahun merupakan masa konsolidasi
karier dan memperkuat ikatan perkawinan, sedangkan masa transisi sekitar usia 40 tahun merupakan
masa meninggalkan kesibukan pekerjaan dan melakukan evaluasi terhadap hal yang telah diperoleh.

<!--[if !supportLists]-->1. Kehidupan keluarga<!--[endif]-->

Menurut teori perkembangan yang dikemukakan oleh Papalia, Old, dan Feldman (1998) masa usia menikah adalah usia
dewasa awal yaitu antara 20 hingga 40 tahunHal ini dapat diartikan sebagaimana fungsi perkembangan dewasa awal untuk
memasuki dunia pernikahan dan dan membina bahtera rumah tangga. Hal ini sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh
Huvigurst (dalam Hurlock, 1990) yang menyatakan bahwa tugas perkembangan yang menjadi karakteristik masa dewasa awal
adalah mulai memilih pasangan hidup dan mulai bekerja.

Pernikahan merupakan ikatan yang terbentuk antara pria dan wanita yang di dalamnya terdapat unsur keintiman,
pertemanan, persahabatan, kasih sayang, pemenuhan hasrat seksual, dan menjadi lebih matang. Pernikahan juga merupakan awal
dari terbentuknya keluarga dengan penyatuan dua individu yang berlainan jeni

jenis serta lahirnya anak-anak (Papalia & Old, 1998).

Vaillant (dalam Papalia, dkk, 1998) mengatakan bahwa masa dewasa awal ini merupakan masa adaptasi dengan
kehidupan, sekitar usia 20-30 individu dewasa awal mulai membangun apa yang ada pada dirinya, mencapai kemandirian,
menikah, mempunyai anak dan membangun persahabatan yang erat.

<!--[if !supportLists]-->2. Kehidupan pekerjaan dan karier<!--[endif]-->

Salah satu tugas perkembangan seseorang yang telah memasuki masa dewasa awal adalah memasuki dunia kerja dan
karier. Dalam proses perjalanan dalam fase ini, seseorang ditunutut untuk dapat menentukan jenjang karier yang tepat bagi
dirinya. Seorang individu dalam menjalani hidupnya ditengah fase ini diharapkan sudah memiliki pekerjaan yang layak dan
menjamin.

Ketika orang dewasa sudah memasuki dunia kerja, biasanya orang dewasa cenderung merasa tertekan oleh tuntutan
pekerjaan yang mereka jalani. Mereka biasanya kurang setia atau memiliki loyalitas terhadap perusahaan yang rendah dan
cenderung mencari pekerjaan lain yang dianggap lebih memuaskan dan lebih dapat menjamin atas kelangsungan hidupnya.

Terdapat beberapa aspek-aspek kerja yang harus diperhatikan pada seseorang yang telah memasuki fase dewasa,
diantaranya adalah usia, peran jenis kelamin, perilaku dan performance, dan bagaimana kecenderungan pekerjaan dalam
keluarga.

Dalam memasuki dunia kerja, seseorang yang memasuki fase usia dewasa awal harus malakukan tahap-tahap
penyesuaian pekerjaan, antara lain:

<!--[if !supportLists]--> <!--[endif]-->Pilihan pekerjaan

Individu dapat memilih bidang pekerjaan yang sesuai dengan bakat, minat, kompetensi dan faktor-faktor psikologis lainnya
supaya ketika bekerja kesehatan mental dan fisiknya dapat dikelola.

<!--[if !supportLists]--> <!--[endif]-->Stabilitas pilihan pekerjaan


Dalam memilih pekerjaan, individu harus melakukannya dengan mantap dan berpindah-pindah kerja masih dapat dilakukan
di usia awal dewasa dini.

<!--[if !supportLists]--> <!--[endif]-->Penyesuaian diri dengan pekerjaan

Proses menyesuaikan diri dengan jenis pekerjaan yang telah dipilih meliputi sifat dan jenis pekerjaan, melakukan adaptasi dengan
teman sejawat/kerja, pimpinan, lingkungan kerja dan aturan-aturan dalam dunia kerjanya

Di dalam aktivitas kerjanya, orang dewasa awal cenderung jarang untuk masuk kerja karena alasan kesehatan daripada
pekerja yang lebih tua. Mereka memiliki kemampuan aritmatika dan kemampuan lainnya yang lebih baik daripada pekerja yang
lebih tua.

<!--[if !supportLists]-->3. Dampak usia, seks, dan faktor keluarga terhadap perkembangan karier dan kepuasan kerja <!--[endif]-->

Dampak usia terhadap perkembangan karier adalah individu yang memasuki fase dewasa awal di dalam aktivitas
kerjanya, orang dewasa awal cenderung jarang untuk masuk kerja karena alasan kesehatan daripada pekerja yang lebih tua.
Mereka memiliki kemampuan aritmatika dan kemampuan lainnya yang lebih baik daripada pekerja yang lebih tua. Mereka
cenderung gesit dan cekatan dalam bekerja sehingga mampu mencapai tahap pekerjaan yang mapan atau telah mencapai puncak
karier, akan tetapi mereka kurang bijaksana dalam bekerja.

Kepuasan pada suatu pekerjaan memiliki kaitan yang erat dengan proses kehidupan, indikasi-indikasi kepentingan ini
berkaitan dengan aspek kesetiaan (loyalitas) dan kesehatan. Ketika orang yang bekerja mengalmi ketidakpuasan dengan hasil
pekerjaannya, keadaan ini seringkali dipengaruhi oleh sejenis stressor yang kuat. Adapun sterssor-stressor tersebut dapat berupa:

<!--[if !supportLists]--> <!--[endif]-->Masalah seksual

<!--[if !supportLists]--> <!--[endif]-->Kurangnya dukungan dari keluarga

<!--[if !supportLists]--> <!--[endif]-->Gaji yang kecil

<!--[if !supportLists]--> <!--[endif]-->Pekerjaan yang monoton

<!--[if !supportLists]--> <!--[endif]-->Bekerja dalam waktu yang terlalu lama

<!--[if !supportLists]--> <!--[endif]-->Ada masalah dengan atasan

<!--[if !supportLists]--> <!--[endif]-->Tidak ada pembagian yang jelas dalam pekerjaan

<!--[if !supportLists]--> <!--[endif]-->Adanya target produksi, dll.

You might also like