You are on page 1of 5

AGUS~BOCAH NDESO

“BLABLABLA” ASLI MADIUN”


Karya : Shei
Agus Inggar Laksana, cowok sok cool plus sok gaul asal kediri itu kini tinggal
bersama bapak dan bunda angkat yang tak lain adalah om dan tantenya sendiri. Pasangan
Suami-istri tersebut mengangkat Agus menjadi anak karena mereka kurang beruntung ,
buah hati satu-satunya meninggal di usia muda. Dan Pasutri tersebut divonis tidak bisa
memiliki momongan lagi oleh dokter, jangan tanya kenapa?!
Mungkin, keberuntungan sedang berpihak pada Agus. Masa depannya jadi lebih
terjamin karena tak lagi tinggal dengan kakek-neneknya di dusun. Sudah 5 tahun Agus
diasuh mereka karena orangtua kandungnya telah meninggal dunia ketika Umroh.
“Mas Agus…BANGUN!!” Mbok Mirah menggedor-gedor pintu kamar Agus.
Namun, bocah ndeso itu tak kunjung terjaga dari tidurnya.
5 menit….
10 menit...
15 menit…
Mbok Mirah pun geram dan menggebrak pintu Agus itu dengan stick bisbol
kesayangannya, gini-gini, Mbok Mirah mantan atlet Bisbol terkenal se-kampungnya loh!!
“BRUAAAAK!!”
“MAK’eeeee……..” Agus berjingkat dari kasurnya, KAGET SETENGAH
MATI!!
“BANGUN!!” Mbok Mirah makin brutal, Agus pun terpaksa ‘melek’ dan
membuka pintu kamarnya.
“Iya..iya..Mbok..” Sahutnya ogah-ogahan.
“Udah hamper setengah enem mas…’ra sembahyang ta??” seloroh Mbok
Mirah sambil melotot, ex-atlit yang amat disiplin ini emang beda banget dibanding orang
awam. Ga salah, preman jalananpun kapok beroperasi di area komplek tempat tinggal nya
karena pernah babak belur dihajar wanita paruh baya itu, lagi-lagi dengan stick bisbol
andalannya.
“Cepetan!!ndang adhus!!” instruksi Mbok Mirah kemudian, melihat Agus
masih bersandar di tiang jemuran, ga segera mandi. Anak SMA itupun bergegas ke kamar
mandi daripada menunda-nunda lagi dapat yang berakibat fatal..
GA DIKASIH SARAPAN AMA Si Mbok!!
Ga kebayang kan!!
Tentu saja, Mbok Mirah ini semacam komandan yang ngatur everything in da
house. Jadi ga ada yang berani macam-macam sama Mbok Mirah…
Keren kan!
“ YA ALLAH…ono uwong kok judhes abiz!!” Agus ngedumel dengan logat
‘gado-gadonya’ seperti biasa.
***

“Silakan dinikmati..” Seloroh Mbok Mirah dengan membawa sepiring besar


Ayam Panggang plus aneka hidangan yang telah tertata di meja makan.
“Nyemmm” Agus tak kuasa menahan nafsu “binatang kelaparannya” untuk
segera menyantap semua makanan yang terhidang itu. Nalurinya untuk mengendus

makasih udah sempetin baca! ada kritik/ Saran? email ke onyezshei66@yahoo.com ya!
makanan pun tak terelakkan, alhasil, spatula yang semula tergantung manis di tangan
Mbok Mirah pun kini nyasar ke kepalanya.
“PLETAK”
“ADUOOH!!” Agus meringis menahan sakit.
“Diendus-endus..koyo kucing wae!!”
Bocah udik itupun manyun…
Tapi ceria kembali mengingat banyaknya makanan yang menunggunya untuk
segera disantap.
***
“ Gus!!Ente kudu liat ini-nih!!Bokep asli madiun!!” Sambut Akbar, si
troublemaker ketika melihat Agus baru memasuki ruang kelas. Ia mengacung-acungkan
CD-case biru muda bertuliskan XXX warna merah tua.
“Kalo pecel asli madiun sih, Agus doyan…kalo Bokep…apaan tu ya?” sahut
Agus polos, sepolos anak SD ingusan yang baru ‘mentas’ dari TK dan ga bisa bedain
mana angka tiga dan mana gambar burung.
“Caela….Bokep aja kagak tau!!Rud..sikaaat!!” Tian nyerocos yang langsung
ditimpali oleh anggota troublemaker lainnya, Rudi, “Gus, Bokep tu bagus
banget..membantu masa ‘pertumbuhan’…kita butuh ‘ginian’ biar cepet ‘gede’!!”
Agus manggut-manggut pura-pura paham, padahal juga masih ga tau Bokep tu
makanan jenis apa.
”Nih Gus..pemainnya PRO deh, bodynya ‘SUIT-SUIT’ macam Asia Carera,
Miyabi de-el-el deh!!” ujar Akbar semangat seraya membentuk body imaginer ala gitar
spanyol.
Agus kelihatan terbujuk, ia pun setuju untuk nonton bokep bersama di rumah
Rudi.
“Ya Wes…ntar sepulang sekolah kita rame-rame nyerbu rumah Rudi
wokeeeh!!!” Akbar mengomando, ketiga cecunguk lainnya manggut-manggut asal
sepakat saja.
“Aduh..lupa!nanti Agus masih ada urusan ama pak Hendrik!” Agus teringat
sesaat akan janjinya dengan Pak Hendrik, wali kelasnya.
Akbar dkk tampak merengut, takut Agus ga jadi ikutan ‘nonton bareng’ ama
mereka.
“Agus nyusul ajah yah!!”
“Oke kalo gitu! Gue catetin alamatnya si Rudi ya! Nih…” Tian pun mencorat-
coret sebentar secarik kertas yang dipungutnya lalu menyerahkannya pada Agus.
“Oke!”
***
Sesampainnya di ruang guru, Agus berbincang sebentar dengan wali kelasnya,
rupa-rupanya, Agus diberi beberapa buku catatan dari berbagai mata

pelajaran sejak awal semester, Yah, karena Agus terbilang siswa baru, jadi wali
kelasnya ga mau pusing kalau-kalau Agus ga bisa ngikutin pelajaran di kelas dengan
alasan baru pindah.
“Jadi, Agus disuruh mencatatat sebanyak ini, Pak?!” Agus melotot heran. Wali
kelasnya jadi serba salah, kalau dipikir-pikir, emang cukup banyak juga sih yang harus
dicatat.

makasih udah sempetin baca! ada kritik/ Saran? email ke onyezshei66@yahoo.com ya!
“Yah, mau bagaimana lagi, Le…!” Ujar beliau pasrah.
“HORE!!” Agus memekik, “Makasih ya pak…Agus jadi punya alasan biar ga
disuruh mbok Mirah beres-beres kamar!” komentarnya lugu.
Pak Hendrik jadi keki.
“Yowes…sakarepmu, Le…” Pungkas beliau dan menyuruh Agus segera
hengkang karena Pak Hendrik ga pengin terjadi sesuatu hal yang tidak diinginkan, Agus
minta tambahan catatan, misalnya.
Setelah beranjak dari ruang guru, Agus dihadang sekawanan cewek yang
terkenal sebagai Preman Ayu.
Mau dijuluki apa lagi kalau bukan Preman Ayu, parasnya cantik-cantik, tapi
tingkahnya mirip Preman, geng Anggi cs emang Geng yang aneh….
Para Preman Ayu tersebut adalah kru majalah yang hobi nyebarin angket
keseluruh penjuru sekolah, kalau ada siswa yang nolak ngisi…siap-siap aja tampang
mereka menghiasi halaman ‘WANTED’ dan bakal jadi bahan gunjingan satu sekolah
gara-gara gosip ga jelas yang direkayasa.
“Gus, isi angket ini ya..” pinta Lena sok imut, padahal, kucing aja masih lebih
manis dibanding dia.
“Apa ini?” Agus heran melihat kata-kata asing yang tercetak di lembar tersebut.
“Udah..diisi aja!pake protes segala!” sahut Jessi galak. Agus jadi ciut, dan ngisi
angket tersebut dengan seksama.
“Mo itu apa?” Agus nanya dengan tampang lugu banget, maklum, bocah ndeso
macam dia ga paham banget dengan kosakata anak metropolitan.
“Mo itu mau…kayak gini ‘aku mau ke WC’ jadi ‘gue mo ke belakang’ paham?”
Anggi menerangkan, tapi juga membatin, ‘Geblek amat ni anak….’
“Oooh…kalo Kongkow itu hewan yang gede-item itu ya?” Agus asal mangap
aja, tiba-tiba ia menderita sakit kepala sebelah akibat dijitak Jessi.
“Itu Kingkong dodol!!Kongkow itu nongkrong..istilah laennya..cangkruk gitu
deh!” Jelas Jessi dengan gemas.
Agus manggut-manggut..pikirnya, lumayan deh dapat les bahasa gaul gratis dari
mereka!
“Nih..selese..”
Akhirnya, neraka dunia pun berhasil dilalui oleh geng Anggi cs. Lain kali,
mereka bakal berpikir sejuta kali untuk minta Agus supaya ngisiin angket mereka.
“Makasih ya, Gus…” Ujar Anggi sambil tersenyum simpul, tiba-tiba Agus
terkena serangan jantung.
Bernapas aja udah sesulit membayar utang.
Ada apa gerangan?

“iki jenege tresna ing sak-delengan” oceh Agus ngawur yang kalau
diterjemahkan ke bahasa manusia menjadi ‘cinta pada pandangan pertama’ gitu deh..
“Anggi…Ai Lap Yu…” jeritnya dalam hati, dan hanya bisa memandangi
punggung sang pujaan hati sampai hilang ditengah parkiran.
“Yah..udah ngilang..Agus pulang juga deh..”
Bocah udik itupun memutuskan untuk pulang sendiri naik angkot daripada
nunggu jemputan supir. Bukan apa-apa sih, tapi si Agus emang ga punya supir kok!
***

makasih udah sempetin baca! ada kritik/ Saran? email ke onyezshei66@yahoo.com ya!
Agus sekarang benar-benar sedang berada dirumah, menyalin berbagai catatan
yang diberikan Pak Hendrik tadi.
IA BENAR-BENAR MELUPAKAN JANJINYA DENGAN PARA
TROUBLEMAKER ITU!!
***
Setelah lama menyalin, pundak Agus jadi pegal-pegal, dan yang aneh, tiba-tiba
ia bersin. Padahal sakit pundak kan ga ada hubungannya dengan flu!
“Hatsyiiiim!!!”
“Gus, udah malem…kamu tidur sana, daripada flumu makin parah..” Bundanya
menyarankan. Agus menggut-manggut dan berkomentar, “Agus ga kena flu kok, Bun,
mungkin ada yang bicarain Agus…”
“Aneh-aneh kamu ini!ya udah, Bunda tidur dulu, jangan kemaleman ya
tidurnya!!” pungkas Bunda kemudian dan segera beranjak ke kamarnya.
“Mas Agus, mbok nemu kertas di saku mas nih, penting ga? Kalo enggak, mbok
rendem sekalian,” Tanya mbok Mirah dengan mengenakan seragam lengkap, mau nyuci
aja pake gaya!
“Coba Agus liat mbok…”
DAN..
AGUS PUN MENYADARI KEBODOHANNYA!!
“MASYAALLAH GUSTI!!Agus lupa mau nonton bokep dirumah Rudi!!”
Pekiknya heboh, mbok Mirah langsung ambil ancang-ancang mau menggetok Agus
dengan stick bisbolnya, “HEEH!!Mas Agus tau ga bokep itu apa??”
“Ga tau mbok…Agus disuruh mereka ikutan nonton gitu..tapi kelupaan…”
jawabnya polos, mbok Mirah lalu mengacung-acungkan pemukul kayu yang
digenggamnya, “Bokep itu pilm porno mas!!DOSA!! Ga boleh nonton begitu!nanti
dicolok matanya ma malaikat baru tau rasa!!”
“I..iya mbok…Agus paham, tongkatnya diturunin doonk!!” Agus memohon,
tapi mbok Mirah tetep kukuh bakal menggetok Agus kalo sampe ikutan nonton Blue Film
tersebut.
“Janji ga ikutan nonton??”
“I..iya….”
“OKE!!Awas kalo ga nepatin!!” mbok Mirah pun kembali ke ‘alamnya’
Agus terbengong..
Bingung mau ngapain, kalo ga datang, ntar dikatain ga setia kawan.

Dengan langkah bak kucing (garong), Agus menyelundup keluar rumah,


sekedar pengen nengok sahabat-sahabat barunya.
YUP!
Akhirnya Agus sampai juga dirumah Rudi, tapi, betapa kagetnya ia ketika
mendapati ketiga sahabatnya sedang bertelanjang dada dibawah tiang listrik. Iya kalo ga
dalam keadaan terikat tamper segitu gedenya.
“Kalian diculik ya?!!” Tanya Agus setengah panik setengah geli melihat
kelakuan si kucing garong..ups, teman-temannya itu.
“Diculik gudhulmu! Kita lagi di strap tau!!” Akbar angkat bicara.
“Hah?siapa yang nyetrap??”
“Pak RT…” Rudi bersuara

makasih udah sempetin baca! ada kritik/ Saran? email ke onyezshei66@yahoo.com ya!
“Lha..ngapain juga Pak RT nyetrap-nyetrap segala?” Agus masih penasaran.
“Ya…kita ketauan nonton bokep!!”
‘ALHAMDULILAH GUSTI…’Agus membatin.
“Eit..tapi, ngapain kalian ngajak Pak RT nonton bokep? Cari mati ya!!”
“Duh, Gus!!Lo bego banget sih! Namanya ketauan, berarti ‘ga sengaja diketahui
oleh orang lain’ DUDUL!!” Tian gemes dengan kelemotan Agus yang kian merajalela.
“Ow…”
“Sebenernya gini…kita kahn janjian nontonnya dirumah Rudi…” Akbar
mencoba menjelaskan.
“Nah…aku juga lupa gus…” Rudi ikut menyahut.
“Kalo bapaknya si Rudi tuh ketua RT!!!” Tian menjadi pemungkas pengakuan
ketiganya.
“HAH??!! WEKEKEKEKEK……………..”Agus terpingkal sampai sakit perut.
Tiba-tiba, muncul Pak Sugianto, Bapaknya si Rudi sekaligus ketua RT
setempat.
“Bagaimana? Enak?” sindir beliau sembari memelintir kumis ala tanduk
kerbaunya itu.
“ Ngopi sih enak,pak…” Akbar menyahut.
“Apalagi sambil ngerokok…” Rudi menimpali.
“Trus disambi nonton bokep…ups…” Tian keceplosan.
“Baik..kalau begitu, silakan dinikmati satu jam lagi…” ujar Pak RT lalu
hengkang dari tempat tersebut.
“Yah..PAK!! AMPUUN !!!” mereka memekik putus asa, yah masuk angin, yah
laper, yah digigitin nyamuk..pokoknya ga enak banget diiket malem-malem dibawah
tiang listrik kayak gitu.
“WEKEKEKE……” Agus makin geli melihat penderitaan ketiganya bertambah
panjang.
“Sialan Lu GUS!!” semprot Tian diiringi umpatan Rudi dan Akbar.
TAMAT!!

makasih udah sempetin baca! ada kritik/ Saran? email ke onyezshei66@yahoo.com ya!

You might also like