You are on page 1of 9

MAKALAH

DIRODH
(BAGI UNTUNG DALAM PERDAGANGAN)

Diajukan untuk memenuhi tugas akhir semester satu dari mata kuliah Pendidikan
Agama Islam

Dosen Pembimbing : Muhamad Ramdan, S.Ag.

Disusun Oleh :

Teguh Panji L (09512013)

Kelas : 1-C

PENDIDIKAN MATEMATIKA
SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU
PENDIDIKAN
(STKIP) GARUT
Februari 2010
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas curahan nikmat
dan karunia-Nya sehingga makalah ini dapat selesai dengan baik, meskipun masih
jauh dari kesempurnaan. Shalawat serta salam semoga tetap terlimpahkan kepada
Rasulullah Muhammad SAW, beserta keluarganya. Dan semoga sampai kepada kita
selaku umatnya. Amin.
Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas semester satu berdasarkan
kesadaran betapa pentingnya sumber belajar yang dapat memandu kreativitas dan
pencapaian prestasi belajar saya khususnya dan teman mahasiswa umumnya, tanpa
harus bergantung pada sosok dosen di kampus.
Semoga dengan adanya makalah yang sederhana ini dapat memberikan
alternatif terbangunnya paradigma kreatif dan konstruktif terhadap proses
pembelajaran Agama Islam di kampus.
Akhirnya kami menyadari adanya kekurangan yang melekat pada pembuatan
makalah ini, untuk itu kritik dan saran dari dosen agama, teman mahasiswa dan
semua pihak yang berkompeten merupakan suatu hal yang berharga dan sangat
berarti dalam menyempurnakan karya ini ke arah yang lebih baik.

Februari 2010,

Penulis

DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR………………………………………………………........ i
DAFTAR ISI ……………………………………………………………………. ii

Dirodh (Bagi Hasil dalam Perdagangan)


A. Pengertian Dirodh …………………………………………………………… 1
B. Hukum Dirodh ………………………………………………………………. 1
C. Dirodh Sebagai Salah Satu Bentuk Peduli Terhadap Masyarakat Miskin…… 2
D. Rukun dan Syarat Dirodh …………………………………………………… 2
E. Beberapa Hal yang Perlu Diperhatikan dalam Dirodh ………………………. 3
F. Macam-Macam Dirodh ……………………………………………………… 3
G. Hikmah Dirodh ……………………………………………………………… 4

DAFTAR PUSTAKA ……………………………………………………………. 6

PEMBAHASAN
Dirodh (Bagi Hasil dalam Perdagangan)

Dirodh merupakan salah satu jenis muamalah yang juga sering terjadi dalam
masyarakat. Berikut akan di bahas beberapa masalah, yang meliputi pengertian
dirodh, hukum dirodh, dirodh sebagai bentuk kepedulian terhadap masyarakat
miskin, rukun dan syarat dirodh, hal-hal yang perlu diperhatikan dalam dirodh, dan
macam-macam dirodh.

A. Pengertian Dirodh

Manurut istilah dalam ilmu fiqh, dirodh adalah pemberian modal dari pemilik
modal kepada seseorang yang akan memperdagangkan modal itu, dengan ketentuan
bahwa untung dan rugi ditanggung bersama sesuai dengan perjanjian antara
keduanya pada waktu akad. Modal dalam dhirod itu bisa berupa uang, pakaian, alat
transportasi, dan modal dalam bentuk lain yang bisa dijadikan suatu sumber usaha.
Biasanya dirodh dilakukan pemilik modal (baik perorangan maupun lembaga)
dengan orang lain yang memiliki kemampuan dan kemauan untuk menjalankan suatu
usaha. Besar atau kecilnya bagian tergantung pada pemufakatan kedua belah pihak,
yang penting tidak ada pihak-pihak yang dirugikan.

Allah SWT berfirman dalam Al-Qur’an Surat Al-Muzzammil ayat 20 :


          ........... ………

Artiny : “……dan orang-orang yang berjalan di muka bumi mencari sebagian
karunia Allah,…….” (Q.S. Al-Muzzammil : 20)

B. Hukum Dirodh

Hukum melakukan dirodh itu dibolehkan (mubah), bahkan dianjurkan oleh


syara’ karena didalamnya terdapat unsur tolong-menolong dalam kebaikan.

Allah SWT berfirman dalam surat Al-Maaidah ayat 2 :


……………..         
    
Artinya : “……….dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan
dan takwa, dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan
pelanggaran. Dan bertakwalah kamu kepada Allah, Sesungguhnya Allah
Amat berat siksa-Nya.” (Q.S. Al-Maaidah : 2)
Dalam kenyataan hidup, ada beberapa orang yang memiliki modal, tetapi tidak
mampu atau tidak sempat mengembangkannya. Sementara itu, ada yang memiliki
kesempatan dan kemampuan berusaha,tetapi tidak memiliki modal. Islam ystem
kesempatan kepada keduanya untuk mengadakan kerja sama dalam bentuk dirodh.
Rasulullah SAW sendiri pernah melaksanakan dirodh yakni memperdagangkan
modal milik Siti Khadijah penduduk mekah ke negeri Syam (Syira). Juga Rasulullah
SAW bersabda : “Tiga perkara yang diberkahi Allah yaitu : jail-beli sampai batas
waktu, bagi untung (dirodh) dan mencampur sesawi dengan gandum untuk dimakan
agar memperoleh kekuatan.” (H.R. Ibnu Majah)

C. Dirodh Sebagai Salah Satu Bentuk Peduli Terhadap Masyarakat Miskin

Dalam kenyataan hidup sehari-hari, dirodh dapat membantu sebagian


masyarakat miskin dalam upaya mencukupi kebutuhan hidupnya. Modal yang
dipinjam tersebut dapat digunakan untuk usaha sesuai bakat dan kemampuan
peminjam. Bagi pemilik modal, dirodh merupakan bukti kepedulian kepada
masyarakat miskin. Rasulullah bersabda “Tidaklah seorang muslim ystem pinjaman
kepada muslim yang lain dengan dua kali pinjaman, kecuali perbuatan itu seperti
sedekah satu kali.” (H.R.Ibnu Majah )

D. Rukun dan Syarat Dirodh

Dirodh bisa berlangsung apabila terpenuhi Rukun dan Syarat.


Adapun ketentuan-ketentuan yang harus dipenuhi (rukun dan syarat) itu
adalah:

1. Pemilik modal (muqrid) dan yang menjalankan modal (muqtarid)


hendaknya sudah baligh (dewasa), berakal sehat dan jujur (amanah);
2. Uang atau barang yang dijadikan modal hendaknya diketahui jumlahnya
atau nilainya (lebih baik dalam bentuk tunai supaya nilainya jelas);
3. Jenis usaha harus sesuai kemampuan atau keahlian dari muqtarid dan
tempatnya sebaiknya disepakati bersama, tetapi jangan terlalu dibatasi
sehingga menyulitkan pihak yang menjalankan modal;
4. Besarnya keuntungan bagi muqrid dan muqtarid, hendaknya sesuai dengan
kesepakatan mereka pada waktu akad;
5. Muqtarid hendaknya bersifat jujur (amanah) dan tidak boleh menggunakan
modal untuk kepentingan sendiri atau orang lain tanpa ystem muqrid.

E. Beberapa Hal yang Perlu Diperhatikan dalam Dirodh

Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam masalah dirodh antara lain sebagai
berikut:
1. Penerima dan pemilik modal harus saling mempercayai dan dapat
dipercaya.
2. Penerima modal harus bekerja secara hati-hati. Dalam mencukupi
kebutuhan pribadi, hendaknya tidak menggunakan modal.
3. Perjanjian antara pemilik dan penerima modal hendaknya dibuat sejelas
mungkin. Jika dipandang perlu, dicarikan saksi yang disetujui oleh kedua
belah pihak.
4. Jika terjadi kehilangan atau kerusakan diluar kesengajaan penerima modal,
hendaknya ditanggung oleh sipemilik modal.
5. Jika terjadi kerugian, hendaknya ditutup dengan keuntungan yang lalu.
Jika tidak ada, hendaknya kerugian itu ditanggung oleh pemilik modal.

F. Macam-Macam Dirodh

Dirodh dapat dilakukan oleh perorangan,dapat pula dilakukan oleh organisasi


atau lembaga lain dengan nasabahnya. Dalam kehidupan modern, dirodh dapat
berupa kredit candak kulak, KPR, dan KMKP.
1. Kredit Candak Kulak
Kredit candak kulak ialah pinjaman modal yang diberikan kepada para
pedagang kecil dengan ystem pengembalian sekali dalam seminggu dan tanpa
tanggungan atau jaminan. Biasanya kredit candak kulak dilakukan oleh KUD. Kredit
jenis ini bertujuan untuk membantu masyarakat kecil agar dapat memiliki jenis usaha
tertentu, misalnya berjualan makanan ringan,membuat tempe kedelai, atau usaha lain
yang memerlukan biaya ystem e ringan. Dengan cara seperti ini, diharapkan mereka
pada saat nanti dapat terangkat dari masyarakat prasejahtera menjadi sejahtera dan
tidak menggantungkan nasibnya kepada orang lain.
2. Kredit Pemilikan Rumah (KPR)

KPR bertujuan untuk membantu masyarakat yang belum memiliki rumah.


Bank menyediakan fasilitas berupa perumahan, dari yang bertipe sederhana hingga
mewah .Masyarakat yang berminat untuk memiliki rumah tersebut diwajibkan
membayar uang muka yang besarnya bervariasi, sesuai dengan tipe rumah yang
diinginkan. Selanjutnya, pada jangka waktu tertentu orang itu membayar angsuran
sesuai dengan perjanjian yang dibuat kedua belah pihak. Dengan demikian,
diharapkan masyarakat tidak terlalu berat untuk memiliki rumah.
3. Kredit Modal Karya Permanen (KMKP)

KMKP dilaksanakan baik oleh bank ystem maupun bank swasta. Pada saat
ini, kredit jenis ini sudah tidak ada, yang ada sekarang adalah KUK (Kredit Usaha
kecil). Kredit ini hanya melayani masyarakat yang sudah mampu sehingga lebih
bersifat pengembangan usaha yang sudah ada. Oleh sebab itu sasaran yang dibina
juga terbatas.

G. Hikmah Dirodh

Apabila ystem dirodh yang diajarkan islam ini betul-betul diterapkan dalam
masyarakat, tentu akan mendatangkan banyak hikmah, antara lain :
1. Terwujudnya tolong menolong sebab tidak jarang orang yang punya modal
tetapi tidak punya keahlian berdagang atau sebaliknya punya keahlian
berdagang tetapi tidak punya modal.
2. Salah satu perilaku ibadah yang lebih mendekatkan diri pada rahmat Allah
karena dapat melepaskan kesulitan orang lain yang sangat membutuhkan
pertolongan.
3. Bagi yang mengdirodhkan akan diberikan pahala dan kemudahan oleh Allah
baik urusan dunia maupunurusan akhirat.
4. Terciptanya kerjasama antara pemberi modal dan pelaksanaan yang pada
akhirnya dapat menumbuhkan dan memperkembangkan perekonomian
ummat.
5. Terbinanya pribadi-pribadi yang taaluf (rasa dekat) antara keduanya.
6. Yang memberikan pinjaman modal akan mendapat unggulan pahala hingga
delapan belas kali lipat bisa dibandingkan dengan sedekah hanya sepuluh
kali.
7. Mewujudkan persaudaraan dan persatuan khususnya antara kelompok kaya
(pemilik modal) dan kelompok miskin (yang menjalankan modal).
8. Mengurangi atau mungkin menghilangkan pengangguran.
9. Memberikan pertolongan pada fakir miskin (yang menjalankan modal) untuk
dapat hidup mandiri.

DAFTAR PUSTAKA
Fadly. 2007. Bab Mudharabah. http://alislamu.com/index.php?option=com_
content&task=view&id=269&Itemid=22 (diakses tanggal 2 Februari 2010)

Khofifi, Muhammad. 2007. Syirkah Mudarabah. http://khofif.wordpress.com/


2009/01/15/qirad-atau-syirkah-mudarabah/ (diakses tanggal 2 Februari 2010)

Syamsuri, Drs., H. 2005. Pendidikan Agama Islam SMA Jilid 2. Jakarta: Erlangga.

You might also like