You are on page 1of 2

ANGINA PEKTORIS YANG TIDAK STABIL

No. Dokumen

No. Revisi

Halaman
1 dari 2
Ditetapkan,

Direktur RS LNG Badak KSO BP

STANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL
(SPO)

Tanggal terbit

Dr. Zainuddin FS., MM


PENGERTIAN

TUJUAN

Angina pectoris yang tidak stabil adalah angina pectoris yang


terjadi pada penderita dengan high risk infark miokard sehingga
sekaligus merupakan high risk of death. Pada angina jenis ini
timbul serangan yang relative baru, baik pada saat istirahat
maupun bekerja dan serangan bertendensi kian lama meningkat.
Nyeri tidak langsung hilang pada pemberian nitrogliserin seperti
sebelumnya.Yang termasuk dalam golongan angina pectoris yang
tidak stabil adalah :
Angina dekubitus
Angina kresendo
Angina pre infark
Angina pectoris yang timbul untuk pertama kali
Insufiensi koroner akut.
Untuk pasien dengan :
Spasme pembuluh darah koroner.
Adanya penyumbatan sementara karena thrombus atau trombosit
yang teragregasi.

KEBIJAKAN
PROSEDUR

A. Gejala Klinik :
Faktor resipitasi tidak begitu jelas karena sakit dapat timbul
baik pada waktu istirahat, waktu tidur atau aktivitas minimal
dan dibutuhkan nitrogliserin yang lebih banyak untuk
menghilangkan angina ini.
Lamanya sakit dada jauh lebih lama pada angina biasa,
bahkan dapat sampai beberapa jam.
B. Pemeriksaan penunjang :
EKG : sering ditemukan adanya depresi segmen ST, tetapi
kelainan EKG pada angina yang tidak stabil masih revesible.

Exercise test tidak selalu perlu dilakukan bila kelainan EKG


telah jelas.
Exercise test ini kalau akan dilakukan harus setelah pasien stabil
atau paling sedikit 24 jam pasien sudah tidak menderita sakit
dada.
PENGOBATAN :
A. Perawatan di Rumah Sakit bed rest
- O2
- Pemantaun EKG
- Saat serangan : Nitrogliserin sublingual atau transdesmal.
Bila tidak perbaikan dapat diberikan nitrogliserin intravena
dengan dosis awal 5/kg/menit, dinaikan 5/kgr dalam interval
waktu 2-5 menit hingga rasa sakit hilang atau tekanan darah
sistolik turun 20mm Hg. Rata-rata maksimum pemakian
perinfus + 50/kgr/menit.
- Untuk mencegah timbulnya serangan dapat dipakai :
Isosobrid diniatre atau nitrogliserin salep atau retard/
sustained release.
Beta bloker, missal : propanolol dosis awal 20 mg
dapat dinaikan hingga dosis maksimal 300 mg/hari
dibagi tiap 4 jam hingga timbul bradikiardia (<50
denyut/menit) atau hipotensi (<90 100 mm Hg
Sistolik).
Antagonis Calcium Misal : Nifedipin 3x10mg/hari.
B. Terapi yang lebih agresif
- Dilakukan bila dengan pengobatan yang biasa tidak
berhasil.
- Dengan menggunakan intra aortic ballon pumping
dikontrol dengan monitor hemodinamik.
Bila telah stabil dapat dilanjutkan dengan arteriografi koroner
dan bila lesi stenotik telah ditemukan anatomis maka dapat
dilakukan operasi pintas atau PTCA.
UNIT TERKAIT

You might also like