Professional Documents
Culture Documents
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Motivasi terbentuk dari adanya interaksi antara individu dengan situasi
yang dihadapi. Motivasi bukanlah sebuah sifat pribadi namun lebih ke dorongan
seseorang untuk bekerja atau mencapai suatu tujuan. Di dalam suatu organisasi,
seorang atasan dituntut untuk mampu memberikan motivasi bagi bawahannya
agar bekerja sesuai dengan tanggung jawabnya. Motivasi erat kaitannya dengan
pemenuhan kebutuhan individu, dimana semakin terpenuhi kebutuhan seseorang
dalam organisasi, maka semakin termotivasi seseorang untuk bekerja dengan
sebaik-baiknya.
Setiap orang dalam melakukan suatu tindakan pasti didorong oleh adanya
faktor tertentu. Motivasi biasanya timbul karena adanya kebutuhan yang belum
terpenuhi, tujuan yang ingin dicapai, atau karena adanya harapan yang diinginkan.
Motivasi kerja merupakan kombinasi kekuatan psikologis yang kompleks dalam
diri masing-masing orang. Setiap individu mempunyai motivasi sendiri yang
mungkin berbeda-beda.
Salah satu tugas menantang seorang manajer adalah menggaransi bahwa
tugas atau pekerjaan yang dilimpahkan pada anggota organisasi dikerjakan sesuai
dengan yang diinginkan. Umtuk mewujudkan tugas tersebut, para manajer harus
mampu mendesain suasana yang dapat memotivasi orang lain.
Setiap manajer dalam level manapun akan senantiasa dituntut untuk
berbuat sesuatu yang dapat mempengaruhi orang-orang yang dipimpinnya
termotivasi, sehingga para angota organisasi melakuka tugasnya melakukan
tugasnya dengan perasaaan gembira, tidak tertekan, dan dalam suasana kegairahan
yang tinggi. Sebaliknya semua anggoda dapat terpenuhi semua kebutuhannya.
Secara umum dapat dikatakan bahwa semakin terpenuhi kebutuhan seseorang
dalam organisasi, semakin termotivasilah ia.
"Setiap orang melakukan sesuatu tentu ada satu atau beberapa hal yang
ingin didapatkan. Meski ada juga yang melakukan sesuatu tanpa keinginan, ini
No. 1
hanya sebagian kecil. Ada pengorbanan yang dikeluarkan, ada pula hasil yang
ingin dicapai, begitu juga sebaliknya."
Di Organisasi juga berlaku demikian. Mungkin seseorang yang bergabung
dalam sebuah organisasi akan mengorbankan waktunya, tenaganya, pikirannya,
materinya yang dimilikinya, bahkan ada yang mengorbankan nyawanya untuk
sebuah organisasi. Mengapa demikian? Karena ada yang dituju dan hasil yang
diharapkan.
Terlibat aktif dalam organisasi akan mengembangkan kemampuan dan
kapasitas pribadi seseorang. Telah terbukti baik secara ilmiah maupun secara
realita dikehidupan sehari-hari, orang-orang yang matang dalam organisasi lebih
unggul dibandingkan mereka yang diam saja.
Dalam makalah ini lebih lanjut akan dibahas mengenai pengertian
motivasi, bagaimana proses terjadinya motivasi, apa saja faktor-faktor yang dapat
mempengaruhi motivasi, apa saja teori-teori motivasi, dan bagaimana hubungan
motivasi dengan organisasi.
1.2 Rumusan Masalah
Rumusan masalah yang akan dibahas pada makalah ini adalah:
1. Definisi Motivasi
2. Teori-Teori Motivasi Pada Zaman Dahulu
3. Teori-Teori Motivasi Kontemporer
4. Bagaimanakah proses terjadinya motivasi
5. Apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi motivasi
6. Penerapan Motivasi dalam Organisasi
7. Motivasi dan Kinerja
8. Motivasi dari Konsep Menuju Aplikasi
9. Memberikan Penghargaan Kepada Karyawan
10. Apa hubungan motivasi dengan organisasi
1.3
1.
2.
3.
No. 2
BAB II
PEMBAHASAN
No. 3
4.
No. 4
2.
yakni teori X yang pada dasarnya negatif yaitu menganggap bahwa karyawan
tidak suka bekerja, malas, tidak menyukai tanggung jawab, dan harus dipaksa
untuk menghasilkan kinerja dan teori Y yang pada dasarnya positif yaitu
menganggap bahwa karyawan suka bekerja, kreatif, mencari tanggung jawab, dan
dapat berlatih mengendalikan diri). Teori X berasumsi bahwa kebutuhan tingkat
yang lebih rendah mendominasi individu, sedangkan teori Y berasumsi bahwa
kebutuhan tingkat tinggi yang lebih mendominasi individu.
3.
(3)
sebaliknya.
hubungan yaitu keinginan akan hubungan-hubungan antarpersonal
yang ramah dan akrab.
2.
No. 5
5.
No. 6
mengerjakan suatu tugas. terdapat empat cara untuk meningkatkan efektivitas diri
yakni:
a. Penguasaan yang tetap, yaitu perolehan pengalaman yang relevan dengan
tugas atau pekerjaan.
b. Contoh yang dilakukan oleh individu lain, lebih percaya diri karena anda
melihat individu lain melakukan tugas tersebut.
c. Bujukan verbal, lebih percaya diri karena seseorang meyakinkan anda
bahwa anda memiliki kemampuan untuk berhasil.
d. Kemunculan memicu keadaan bersemangat yang mendorong seseorang
untuk menyelesaikan tugas.
6.
Teori Penguatan
Teori ini bertentangan dengan teori penentuan tujuan, mengabaikan
keadaan internal dari individu dan memusatkan semata-mata hanya pada apa yang
terjadi pada seseorang bila ia mengambil suatu tindakan. Karena teori ini tidak
memperdulikan apa yang mengawali perilaku, teori ini bukanlah teori motivasi.
Tetapi ia memberikan analisis yang ampuh terhadap apa yang mengendalikan
perilaku. Kita tidak dapat mengabaikan fakta bahwa penguatan memiliki pengikut
yang luas sebagai piranti motivasional. Bagaimanapun, dalam bentuknya yang
murni, teori ini mengabaikan perasaan, sikap, pengharapan, dan variable kognitif
lainnya yang dikenal berdampak terhadap perilaku. Tidak diragukan bahwa
penguatan mempunyai pengaruh yang penting atas perilaku.
7. Teori Keadilan
Teori yang menyatakan bahwa individu membandingkan masukan dan
keluaran pekerjaan mereka dengan masukan/keluaran orang lain dan kemudian
berespons untuk menghapuskan setiap ketidakadilan. Peran yang dimainkan
keadilan dalam motivasi akan memicu individu untuk mengoreksinya. Untuk itu,
ada empat pembandingan acuan yang dapat digunakan karyawan/individu
tersebut:
a. Diri-di dalam yaitu pengalaman seorang karyawan dalam posisi yang
berbeda didalam organisasinya dewasa ini.
No. 7
distribusi
penghargaan-penghargaan.
Keadilan
interaksional
No. 8
2.4
Affiliation Motivation
Motivasi untuk berafiliasi merupakan suatu dorongan untuk
berhubungan dengan orang atas dasar sosial, bekerja dengan orang yang
cocok dan berpengalaman dengan perasaan sebagai komunitas.Orang
No. 9
dengan motif aliansi akan bekerja lebih baik apabila mereka dilengkapi
c)
2.5
No. 10
2. Rancangan tugas/pekerjaan
3. Pemberian pengakuan terhadap prestasi
4. Tingkat/besarnya tanggung jawab yang diberikan
5. Adanya perkembangan dan kemajuan dalam pekerjaan
6. Adanya kepuasan dari pekerjaan.
2.6
2.
No. 11
mengontrol, menilai lalu memotivasi diri sendiri. Namun, ada kalanya kesadaran
untuk memotivasi diri tidak muncul dalam diri seseorang, karena itu diperlukan
motivasi eksternal yang bisa berasal dari atasan, keluarga, rekan sejawat, guru dan
lainnya. Teori motivasi dipengaruhi oleh budaya dimana seseorang bertempat
tinggal dan berinteraksi. Karena itu, dalam sebuah organisasi atau perusahaan
perlukan adanya penciptaan budaya kerja yang bersifat universal, bisa diterima
dan dijalankan oleh anggota organisasi atau karyawan. Ada kalanya beberapa
organisasi atau perusahaan menciptakan budaya kerja yang benar-benar baru, dan
ada pula yang mengadopsi budaya yang sudah ada dalam masyarakat yang di
sesuaikan dengan tujuan dan kebijakan organisasi atau perusahaan.
Secara umum kita akan menginventarisasi apa saja yang didapatkan
kebanyakan orang di Organisasi, yaitu:
1. Kemampuan menentukan pilihan terbaik dan menentukan prioritas
Pilihan untuk berorganisasi secara maksimal sendiri adalah pilihan yang
berat. Mereka yang aktif berkecimpung dalam dunia organisasi biasanya
berhadapan dengan banyak masalah yang harus segera diselesaikan. Terkadang
masalah muncul seperti hujan deras, sangat banyak dan butuh penyelesaian
secepatnya. Disinilah satu lagi kita temukan keunggulan orang yang terbiasa
berorganisasi. Diantara sekian banyak masalah itu, yang mana yang harus
didahulukan? Yang mana harus segera diselesaikan, yang mana bisa ditunda
penyelesaiannya. Latihan-latihan dalam dunia organisasi untuk menyelesaikan
masalah umumnya sangat sering. Masalah bisa dicari, bahkan biasanya datang
sendiri. Semakin sering menyelesaikan masalah ini, maka intuisi untuk
menentukan prioritas akan semakin terasah.
MAKALAH MOTIVASI-MAKSI UNTIRTA
No. 12
No. 13
Uang/Materi
Jika kita berbicara di organisasi non komersial, memang sebaiknya uang
tidak menjadi tujuan dalam organisasi. Menjadikan uang sebagai tujuan masuk
organisasi dikatakan oleh banyak orang sebagai tujuan yang tidak baik. Kurang
etis. Namun tak mustahil, ada juga percikan materi yang bisa kamu dapatkan jika
profesional mengelola organisasi semacam ini. Misalnya organisasi siswa,
organisasi kemahasiswaan, organisasi massa, lembaga swadaya masyarakat, dll.
Buruknya, banyak organisasi yang berlabel kemanusiaan, nirlaba, dll malah secara
terselubung mengeruk keuntungan dari kegiatan organisasinya. Hal ini terjadi
karena penggerak organisasinya tentu menjadikan uang/materi sebagai tujuan.
Meski dalam organisasi nirlaba uang bukanlah tujuan, tapi banyak juga
anggotanya yang menggunakan proyek-proyek organisasi untuk mencari uang.
Istilah yang biasa digunakan yaitu Ngobyek.
Cara yang digunakan kebanyakan adalah memanfaatkan selisih harga
(mark up). Misalnya ada proyek pengadaan seragam. Si A dapat tugas untuk
memesan seragam tersebut. Di Konveksi X si A dapat harga 10.000 per pcs, di
konveksi Y si A dapat 8.000 per pcs, jumlah pesanan ada 1000 pcs. Lumayan kan,
dengan memesan di konveksi Y, si A dapat mengantongi paling kecil 400.000
rupiah. Ada yang bilang, mencari uang dalam organisasi nirlaba sah-sah saja. Ada
MAKALAH MOTIVASI-MAKSI UNTIRTA
No. 14
yang bilang hal tersebut tidak etis. Semua tergantung dari yang menjalaninya.
Baik dan buruk hanya penilaian seseorang. Hati nurani lah yang sebenarnya dapat
mengontrol perbuatan kita.
6. Jabatan-posisi-kekuasaan
Dalam organisasi ada jabatan-jabatan strategis dan bergengsi. Banyak
sekali orang-orang ambisius yang menjadikan jabatan dan kekuasaan ini sebagai
tujuannya berorganisasi. Ada yang mengakuinya secara terang-terangan, ada yang
menyembunyikannya dalam lubuk hati. Dengan sebuah jabatan di organisasi,
terutama jabatan yang tinggi. Tentu seseorang akan punya kekuasaan-kewenangan
lebih besar dari lainnya yang hanya anggota biasa. Biasanya posisi-posisi ketua,
pemimpin, direktur, dan posisi teratas lainnya banyak menjadi incaran orang.
Namun ada juga yang secara sengaja tidak mengincar posisi tertinggi. Namun
malah menyasar posisi tertentu sesuai fungsinya. Barangkali orang seperti ini
sudah terobsesi, atau memang murni ingin belajar di posisi tersebut
7. Popularitas
Salah satu yang paling menarik minat orang untuk berorganisasi adalah
ingin dikenal orang lain. Dalam bahasa kerennya disebut popuparitas, atau
menjadi populer. Banyak dikenal orang, dimana saja memang menyenangkan.
Terasa seperti selebriti barangkali. Ini sah-sah saja untuk dijadikan motivasi dan
penyemangat dalam berorganisasi. Lagipula, sebenarnya orang yang aktif di
organisasi akan menjadi populis dengan sendirinya tanpa perlu digembargemborkan. Bukan diri seseorang saja yang dapat membuatnya populer.
Bagaimana kinerjanya selama di organisasi? Apa saja yang dia lakukan untuk
organisasi? ini menjadi penilaian tersendiri bagi banyak orang
Bersambung dengan jabatan dan kekuasaan, popularitas adalah salah satu
buntut dari jabatan. Semakin tinggi jabatan seseorang dalam dunia organisasi,
memungkinkan dia untuk semakin dikenal lebih banyak orang, dibanding mereka
yang berada dalam posisi rendah. Namun tak semua organisasi menganut sistem
semacam ini. Ada juga organisasi yang ketuanya bahkan tidak dikenal banyak
orang. Bahkan terkesan disembunyikan.
8. Latihan-belajar untuk mampu berbicara-menyampaikan pendapat, ide,
dan gagasan pada orang lain
No. 15
Banyak orang yang punya ide cemerlang, tapi ragu untuk menyampaikan
kepada orang lain. Biasanya terbentur oleh rasa percaya diri yang belum cukup,
atau kemampuan berbicara-menyampaikan pendapat yang dirasa masih kurang. Di
organisasi, kamu punya kesempatan yang luas untuk belajar bicara. Mulai dari
forum-forum kecil, sampai forum yang melibatkan ratusan, bahkan ribuan orang.
Mulai dengan tata bahasa yang kacau balau, sampai akhirnya kamu bisa
mengutarakan pendapat, ide, dan gagasan kamu dalam bahasa yang elegan. Di
organisasi lah tempatnya kamu akan ditempa. Pada saat pertama kali berbicara
didepan khalayak ramai, barangkali kamu merasa tidak percaya diri, kaki gemetar,
bahkan sampai berkeringat dingin dengan jantung dag dig dug.
Kamu sanksi pada diri sendiri. Dalam hati timbul pertanyaan, apakah yang
saya sampaikan dimengerti orang lain? apakah bahasa yang saya gunakan sudah
tepat sehingga dapat dimengerti orang lain. Di organisasi, kamu akan dilatih,
belajar terus menerus, sampai akhirnya percaya dirimu menjadi tinggi, sehingga
semua keraguan itu sirna dari pikiranmu. Dan akhirnya kamu pun mampu untuk
tampil kedepan, mengutarakan gagasan brilianmu.
9. Latihan dan belajar sendiri cara berdiplomasi, bernegosiasi, melobi, atau
mempengaruhi orang lain secara persuasif
Ini adalah soft skill yang langka. Tidak semua orang bisa melakukannya.
Pendekatan persuasif cenderung lebih efektif dalam menyelesaikan masalah.
Walaupun prosesnya butuh kesabaran dan perhitungan yang cermat Tidak melulu
masalah dapat diselesaikan dengan fisik, adu otot, senjata dan sebagainya. Kadang
perlu ada pendekatan-pendekatan yang lebih halus. Ingat, perjuangan bersenjata
saja takkan membuat Indonesia merdeka. Untuk masalah-masalah yang serius dan
sensitif, sedikit saja melakukan kesalahan, akan fatal akibatnya kedepan.
Bayangkan, masalah yang seharusnya dapat diselesaikan dengan cara negosiasi
tapi malah di selesaikan secara fisik, mubazir bukan? Tentu saja kerugian materi
dan tenaga dapat diminimalisir dengan cara pendekatan persuasif.
Di Organisasi, teknik bernegosiasi, diplomasi dan lobi dapat dipelajari
secara otodidak. Kamu dapat mempraktekkan langsung suatu konsep/pendekatan
yang sudah kamu rancang. Seiring berjalannya waktu dan seringnya kamu
menerapkan cara negosiasi yang baik, maka kamu akan semakin matang.
MAKALAH MOTIVASI-MAKSI UNTIRTA
No. 16
Terkadang jika terjadi suatu masalah yang melibatkan lebih dari satu pihak,
kesuksesan suatu kegiatan, atau suatu rencana sangat bergantung pada suksesnya
negosiasi. Banyak negosiator yang menjadi penentu kesuksesan suatu rencana.
Namun biasanya mereka bekerja di belakang layar. Tidak muncul di permukaan
No. 17
bisa menjadi pemimpin bagi orang lain disekitarnya. Di Organisasilah salah satu
tempat untuk mengasah jiwa kepemimpinan ini menjadi semakin matang.
akan
melatih
masing-masing
anggotanya
untuk
menghargai
pendapat/gagasan anggota lain. Sebab, meski ada seribu gagasan, tetap yang
MAKALAH MOTIVASI-MAKSI UNTIRTA
No. 18
terbaiklah yang harus dijadikan keputusan, dan kita harus dapat menerima jika
seandainya pendapat kita tidak disepakati oleh orang lain
2.8
memberikan
c.
No. 19
b.
c.
2.9
No. 20
b.
c.
penilaian kerja.
Bonus: memberi penghargaan kepada karyawan untuk kinerja saat ini
d.
e.
3.
4.
5.
2.10
bawahan
untuk
No. 21
bahwa
sebagai
3.
4.
No. 22
BAB III
PENUTUP
3.1
Kesimpulan
Motivasi merupakan dorongan untuk bertindak terhadap serangkaian
No. 23
sebagai pelajar. Ada beberapa proses yang dapat menimbulkan motivasi seseorang
yaitu diawali dengan adanya kebutuhan yang belum terpenuhi, adanya pencarian
cara-cara untuk memuaskan kebutuhan, kemudian perilaku yang mengarah pada
tujuan, evaluasi prestasi, imbalan atau hukuman, kepuasan, dan kembali lagi pada
kebutuhan yang belum terpenuhi.
Secara garis besar faktor-faktor yang mempengaruhi adanya motivasi
dibagi menjadi dua yaitu karakteristik individu dan faktor-fakor pekerjaan.
Secara garis besar pula teori-teori yang terdapat dalam motivasi terbagi
menjadi dua yaitu teori-teori awal tentang motivasi dan toeri-teori komtemporer
tentang motivasi.
Motivasi memiliki hubungan erat dengan organisasi. Hal ini dikarenakan
apabila anggota organisasi memiliki motivasi yang tinggi untuk mencapai tujuantujuan organisasi yang telah ditetapkan maka organisasi tersebut akan lebih mudah
untuk mencapai tujuan yang ingin dicapai.
3.2
Saran
Dengan adanya makalah ini kami berharap dapat membantu pembaca
No. 24
DAFTAR PUSTAKA
Organisasi
Perusahaan,
Edisi
kedua.
Yogyakarta:BPFE.1987.
Stephen P. Robbins, Timothy A.Judge. Perilaku Organisasi. Jakarta:Salembe
Empat.2015.
Wibowo. Perilaku dalam Organisasi. Edisi 1 cet.1. Jakarta: Rajawali Pers. 2013.
No. 25