You are on page 1of 13

ANALISA BUDIDAYA KAKAO GUYUP SANTOSO

HINGGA MAMPU MENEMBUS PASAR INTERNASIONAL


DAN MEMBUKA BISNIS BARU KAMPOENG COKELAT

Fanda Puspitasari 201310360311068


Yuni Yanti
201310360311069
Dhea Kartini Mohammad 201310360311074
Muhammad sahrul munir201310360311126

Latar Belakang Masalah


Sementara kakao telah diperkenalkan oleh orang orang Spanyol ke Indonesia
tahun 1560. Tahun 1806 1880, tanaman kakao mulai ditanam di Pulau Jawa.
Dimana penanaman tersebut adalah sebuah percobaan penanaman kakao di kebun
kopi milik orang orang Belanda yang tinggal di Jawa Tengah. di Indonesia
mengalami perkembangan yang pesat, tercatat ada 29 perkebunan kakao yang
tersebar di tanah jawa. Dimana 9 perkebunan kakao diantaranya ada di Jawa Timur.
Tahun 2011, Pemerintah mengeluarkan kebijakan pengiriman ekspor bahan
mentah berupa biji kakao kering. Sehingga lambat laun juga mendorong untuk
membuat dalam bentuk jadi sebelum akhirnya diekspor. Kakao menjadi salah satu
komuditas andalan ekspor nasional dari sektor perkebunan setelah kelapa sawit dan
karet. Kakao, bagian dari sektor yang sangat potensial untuk dikembangkan, dan
merupakan bahan dasar pembuatan makanan dan minuman cokelat yang digemari
oleh masyarakat dunia.
Permintaan dunia akan kebutuhan kakao semakin meningkat, sehingga
berdampak pada target peningkatan produksi kakao petani dan otomatis berdampak
pada minat investor akan industri pengelolahan kakao di Indonesia.

Rumusan Masalah

Bagaimana
Budidaya
Kakao Guyup
Santoso
Hingga
Mampu
Menembus
Pasar
Internasional
dan Membuka
Bisnis
Kampoeng
Cokelat?

Teori atau Konsep

Konsep Ekspor

Konsep Ekspor
Teori Basis Ekonomi

Ekspor merupakan salah satu faktor terpenting dari Gross Nasional Product (GNP),
sehingga dengan berubahnya nilai ekspor maka pendapatan masyarakat secara
langsung juga akan mengalami perubahan. Menurut Irham dan Yogi, mendefinisikan
ekspor sebagai berikut: Menjual barang-barang ke luar negeri untuk memperoleh
devisa yang akan digunakan bagi penyelenggaraan industri/pembangunan di negaranya.
Tujuan ekspor negara memperoleh keuntungan dan pendapatan nasional naik, yang
pada gilirannya menaikkan jumlah output dan laju pertumbuhan ekonomi. Dengan
tingkat output yang lebih tinggi sehingga lingkaran kemiskinan dapat dipatahkan dan
pembangunan ekonomi dapat ditingkatkan.
Menurut Arsyad teori basis ekonomi menyatakan bahwa faktor penentu utama
pertumbuhan ekonomi suatu daerah berhubungan langsung dengan permintaan akan
barang dan jasa dari luar daerah. Teori basis ekonomi berupaya untuk menemukan dan
mengenali aktivitas basis dari suatu wilayah, kemudian meramalkan aktivitas itu dan
menganalisis dampak tambahan dari aktivitas ekspor tersebut. Konsep kunci dari teori
basis ekonomi adalah bahwa kegiatan ekspor merupakan mesin pertumbuhan. Tumbuh
tidaknya suatu wilayah ditentukan oleh bagaimana kinerja wilayah itu terhadap
permintaan akan barang dan jasa dari luar.

Pembahasan

Sejarah
Guyub
Santoso

Proses
Produksi Biji
Kakao

Sistematika
Pengiriman
Biji Kakao

Analisa
SWOT

Guyub Santoso merupakan wujud keuletan dari Bapak


Kholid Mustofa yang bertempat di desa Pelosorejo Kecamatan
Kademangan, Kabupaten Blitar. Sejarah awal usaha ini dimulai
pada tahun 2004 yang dipelopori oleh Bapak Kholid Mustofa
(Pimpinan Guyub Santoso) sampai membuka kampoeng
cokelat.
Hal tersebut berawal ketika Bapak Kholid Mustofa
mengalami kerugian besar akibat bisnis peternakan ayam
beliau terjangkit virus flu bururng pada tahun 2004. Kondisi ini
merupakan titik awal munculnya inisiatif untuk melirik bisnis
baru dengan merawat 120 pohon kakao milik keluarganya
yang sudah ditanami sejak tahun 2000 dan hasil biji kakou ini
kemudian dijual ke sumber pucung Malang dengan harga
7000 per kg.

Proses
Produksi Biji
Kakao

Sistematika
Pengiriman
Biji Kakao

Analisa
SWOT

Proses pertama dilakukan dengan penanaman bibit kakao yang tiap


tahunnya semakin bertambah sebesar 1 juta bibit kakao dengan lahan sebesar
4500 hektar.. Proses untuk menjadi biji kakao melalui berbagai proses untuk
mendapatkan hasil biji kakao yang berkualitas.
pertama; pengeraman buah yang bertujuan untuk memperoleh keseragaman
kematangan buah serta memudshkan pengeluaran biji buah kakao itu sendiri
selama 1 minggu.
Kedua; pemecahan buah untuk mendapatkan biji kakao yang bagus dilakukan
dengan menggunakan pemukul kayu.
Ketiga; proses fermentasi, untuk melepaskan lender dari permukaan kulit biji
dan biji yang dihasilkan bermutu dan beraroma baik serta tahan terhadap hama
dan jamur.
Keempat; perendaman dan pencucian selama 3 jam, yang dilakukan untuk
menghentikan proses fermentasi dan memperbaiki penampilan biji sehingga
biji tampak bulat dan warna yang cokelat cerah

Proses
Produksi Biji
Kakao

Sistematika
Pengiriman
Biji Kakao

Analisa
SWOT

Kelima; pengeringan yang dilakukan dengan penjemuran dan menggunakan


mesin atau kombinasi keduanya selama 1 minggu sampai kondisi biji benar
benar kering.
Keenam; sortasi biji. Dengan pemisahan biji yang baik dan biji yang cacat
(pecah), kotoran, kulit daun.
Ketuujuh; pengemasan dan penyimapanan biji yang dilakukan didalam wadah
yang bersih dan kuat sperti karung goni.
Dengan luas lahan 4500 hektar, kapasitas produksi biji kakao oleh
Gapoktan ini mencapai 1550 ton per tahun, dengan 4-5 ton per hari,
sedangkan kondisi musim baik bisa sekitar 11-13 ton per hari.

Sistematika
Pengiriman
Biji Kakao

Analisa
SWOT

Usaha ini memang lebih memprioritaskan pada permintaan lokal biji kakao,
mengingat lokal masih sangat membutuhkan biji kakao dalam pengelolaan
cokelat sehingga hasil dari budidadaya biji kakao ini, 60% di distribusikan ke
lokal dan 40% ke luar negeri. pengiriman biji kakao ini, sampai merebah ke
Malaysia, Eropa, Singapore, sesuai dengan permintaaan mereka. Permintaan biji
kakao juga datang dari timur tengah, tetapi permintaan tersebut ditolak. Kapasitas
ekpor biji kakao ini dilakukan dengan sistem kontrak dengan pihak yang
bersangkutan.
Dalam sekali pengiriman biji kakao, minimal 1 kontainer dan itu pun bisa
sampai 200 ton ataupun 10 kontainer ke luar negeri secara rebutan. Harga
kontrak biji kakao per kg baik lokal maupun ekspor kerapkali berubah
menyesuaikan dengan harga dunia dan itu bersifat flexible. Sedangkan
pengiriman lokal minimal 7 ton dan itu rutin setiap bulannya. Proses pengiriman
ekspor ini dilakukan melalui Bank BCA dengan sistem LC (Letter of Credit) dan
pengiriman tersebut sudah ada kesepakatan dengan eksportir dalam sistem
kontrak yang telah disepakati sebelumnya.

Analisa
SWOT

Memasuki era Masyarakat


Ekonomi ASEAN (MEA)

Kekuatan (Strenght)
Kelemahan (Weakness)

SWOT
Peluang (Opportunity)
Ancaman (Threat)

Memasuki era Masyarakat


Ekonomi ASEAN (MEA)

Perintis Guyup Santoso dengan tegas mengatakan bahwa mereka akan


menyambut dengan senang hati dan sangat terbuka untuk kedatangan MEA
ditengah tengah usaha mereka. Karena mereka menganggap bahwa MEA akan
dapat dijadikan sebagai batu loncatan dalam mengembangkan usahanya lebih
besar lagi.
MEA merupakan peluang atau kesempatan emas bagi mereka untuk
memberitahukan kepada dunia bahwa usaha budidaya kakao Guyup Santoso
dengan inovasi baru Kampoeng Coklat adalah Home Industri Indonesia dengan
produksi biji coklat dan produksi olahan coklat dengan kualitas yang tidak perlu
diragukan

Kesimpulan
Jadi dapat disimpilkan bahwa usaha budidaya kakao ini merupakan
usaha berkelanjutan yang mampu meningkatkan perekonomian masyarakat
setempat dengan memberdayakan warga sekitar terutama dalam
peningkatan taraf hidup petani kakao, yang tidak lepas dari prinsip
founding father, Bapak Kholid Mustofa bahwa kualitas yang baik akan
menentukan hasil yang baik pula.
Untuk itu Guyup Santoso selalu konsisten dengan kualitas
produksinya hingga mampu merenggut peminat dari luar negeri. Selama
perjalanannya dari awal perintisan tentunya mengalami berbagai macam
halangan dan rintangan, dimana hal tersebutlah yang menyebabkan Guyup
Santoso memiliki banyak pengalaman dalam pengembangan usahanya
hingga mampu memanfaatkan kesempatan dengan membuka bisnis baru
kampoeng cokelat

Terima Kasih

You might also like