Professional Documents
Culture Documents
1. Deskripsi Umum
a. Penampilan
Merupakan pemeriksaan suatu gambaran tentang penampilan pasien dan kesan
fisik secara keseluruhan, seperti yang dicerminkan dari postur, pakaian, dan dandanan.
Pemeriksa dapat menilai segala hal mulai dari tubuh, postur, ketenangan, pakaian,
dandanan, rambut, kuku, dan sebagainya. Istilah umum yang digunakan untuk
mengggambarkan penampilan antara lain tampak sehat, sakit, agak sakit, seimbang,
kelihatan tua, kelihatan muda, kusut, seperti anak-anak, dan kacau. Tanda kecemasan
2
yang mungkin tampak juga harus dicatat, misalnya tangan yang lembab, keringat
pada dahi, postur tegang, atau mata melebar
Catat pula jenis kelamin pasien, usia, ras, dan latar belakang etnis. Perhatikan
juga postur, aktivitas pasien, pakaian pasien apakah sesuai usia atau tidak.Mencatat
waktu dan tanggal wawancara juga penting, terutama karena status mental dapat
berubah seiring waktu, misalnya pada delirium. Lihat bagaimana pasien pertama kali
muncul saat memasuki tempat periksa. Perhatikan apakah sikap ini telah berubah di
lain waktu, misalnya menjadi lebih santai. Jika kegelisahan jelas sebelumnya,
perhatikan apakah pasien masih tampak gugup. Rekam apakah pasien telah
mempertahankan kontak mata sepanjang wawancara atau menghindari kontak mata
sebanyak mungkin, memindai ruangan atau menatap lantai atau langit-langit.
Penampilan biasanya tidak termasuk pemeriksaan secara tradisional, tetapi
sangat penting untuk menilai adanya kemungkinan konflik, kepribadian, relasi objek,
fungsi ego, dan aspek lainnya yang secara psikodinamik menjadi tambahan untuk
menyampaikan kesan keseluruhan dari pasien secara pribadi. Pada penampilan,
perhatian terutama ditujukan kepada adanya keistimewaan atau keanehan hingga
sekecil-kecilnya sehingga orang ketiga akan mudah mengenali apa yang dilukiskan
secara rinci
b. Perilaku dan Aktifitas Psikomotor
Pengamatan ditujukan terhadap aspek kualitas dan kuantital aktivitas
psikomotor, seperti adanya manerisme, tics gerak-gerik, kejang, perilaku stereotipik,
ekopraksia, hiperaktivitas, agitasi, fleksibilitas, rigiditas, cara berjalan dan kegesitan.
Kegelisahan, telapak tangan basah, dan manifestasi fisik lainnya diamati. Perhatikan
pula adanya perlambatan psikomotor dan perlambatan dari pergerakan tubuh secara
umum, dan aktivitas tanpa tujuan.
c. Sikap terhadap pemeriksa
Sikap pasien terhadap pemeriksa dapat digambarkan sebagai sikap yang
kooperatif, bersahabat, penuh perhatian, berminat, jujur, merayu, defensive,
merendahkan, bingung, berbelit-belit, apatis, hostil, bercanda, menyenangkan,
mengelak, atau berhati-hati. Perhatikan pula kemampuan membentuk rapport selama
wawancara.
3
Dalam bicara, pasien mungkin cepat atau lambat, tertekan, ragu-ragu, emosional,
dramatik, monoton, keras, berbisik, bersambungan, terputus-putus, atau mengomel
4. Persepsi
Persepsi adalah daya mengenal kualitas, hubungan serta perbedaan suatu
benda, melalui proses mengamati, mengetahui dan mengartikan. Memindahkan stimuli
fisik menjadi informasi psikologik, sehingga stimulus sensoris berada dalam
genggamannya. Gangguan ini dapat berupa distorsi sensorik dan desepsi sensorik.
Bentuk-bentuk distorsi sensorik antara lain terjadi perubahan intensitas, perubahan
kualitas, perubahan bentuk / dismegalopsia. Sedangkan desepsi sensorik adalah
gangguan sensorik berupa munculnya persepsi baru dengan atau tanpa objek luar,
contohnya adalah halusinasi dan ilusi. Gangguan ini dapat melibatkan berbagai sistem
sensorik dalam tubuh kita antara lain penglihatan, pembauan, pendengaran, taktil dan
penciuman. Keadaan halusinasi dan onset dari halusinasi terjadi adalah penting karena
itu wajib untuk digali dan diketahui oleh para dokter psikiatri yang bersangkutan
5. Pikiran
Pikiran adalah suatu aliran gagasan, asosiasi dan simbol yang mengarah pada
tujuan, dimulai dari adanya masalah atau tugas dan mengarah pada kesimpulan yang
berorientasi kenyataan serta terjadi dalam urutan yang logis. Disini, gangguan pada
pikiran dibagi menjadi 2 yaitu gangguan proses pikir/ bentuk pikir dan gangguan isi
pikir. Contoh gangguan pada proses berpikir adalah adanya gangguan dalam hal
produktivitas, kontinuitas pikiran dan hendaya berbahasa. Sedangkan gangguan pada isi
pikir adalah terdapatnya preokupasi dan waham. Pada bagian ini pemeriksa dapat
menemukan adanya gangguan dalam hal berpikir antara lain terdapatnya waham yang
biasanya sering muncul pada orang dengan gangguan jiwa, juga dapat diketemukan
pula adanya pembicaraan yang tak berujung pangkal atau juga adanya suatu
ketidaksinambungan antara jawaban pasien dengan pertanyaan yang diberikan oleh kita
sebagai seorang psikiatri. Pasien juga dapat memberikan penjelasan seolah-olah bahwa
pikirannya dapat dibaca orang lain, sepreti disiarkan atau juga disedot sehingga
pikirannya menjadi kosong. Macam-macam keanehan ini dapat diperoleh oleh psikiatri
dengan cara mengadakan wawancara dan melakukan obsevasi dengan baik
a. Proses Pikir (bentuk pikir)
5
7. Pengendalian Impuls
Dinilai kemampuan pasien untuk mengontrol impuls seksual, agresif, dan impuls
lainya. Control impuls dapat dinilai dari informasi terakhir perilaku pasien yang
diobservasi selama wawancara.
8. Daya nilai dan tilikan
a. Daya nilai
Apakah pasien memahami akibat dari perbuatan yang dilakukan dan apakah
pemahamannyaini mempengaruhi dirinya.
8
b. Tilikan
Tilikan adalah derajat kesadaran dan pengertian pasien bahwa mereka sakit.
Pasien mungkin menunjukkan penyangkalan penyakitnya sama sekali atau mungkin
menunjukkan kesadaran bahwa mereka sakit tetapi melemparkan kesalahan pada
orang lain, faktor eksternal atau bahkan faktor organik yang lain.Tilikan dibagi
menjadi 6 derajat, yaitu:
bersamaan.
tilikan derajat 3 menyalahkan orang lain/faktor eksternal sebagai penyebab
sakitnya
tilikan derajat 4 sadar bahwa sakitnya disebabkan oleh sesuatu yang tidak